Dua Menjadi Satu

Genta dan Maurine saling bertatapan. Genta mencium pipi Maurine lembut san berisik di telinga Maurine.

"Aku mencintaimu," bisik Genta.

Maurine tersenyum, memeluk Genta. Genta mencium bahu Maurine, tangannya menyusup masuk kedalam piaman Maurine.

Maurine merasa aneh dengan setiap sentuhan Genta. Namun sentuhan-sentuhan itu semakin lama membuatnya semakin nyaman dan candu. Satu persatu kancing piama Maurine terlepas dan akhirnya piama Maurine tertanggal.

Genta menatapi lekuk indah tubuh istrinya. Genta menatap Maurine yang tersenyum malu. Genta menciumi setiap inci tubuh Maurine, menyentuh dengan sentuhan sangat lembut. Bibir dan tangan tidak berhenti beraksi, jejak bibir ada di mana-mana.

Genta kembali menatap Maurine, mencium kedua kelopak mata Maurine. Tangan kekarnya menyusuri punggung Maurine.

"Umh...."

Satu erangan lolos saat Genta mencium bibir Maurine. Tangannya meremat sesuatu yang menggunung. Maurine merasa darahnya mendidih, jantungnya terus berdebar karena Genta.

Permainan luar usai. Genta memposisikan Maurine senyaman mungkin. Genta tak ingin menyakiti Maurine, awalnya ragu apakah harus melakukannya sekarang atau tidak.

Maurine menatap Genta, Genta menatap Maurine. Maurine tersenyum dan meangangguk, tanda setuju untuk di Genta bisa menjelajahinya.

Genta memulai pergerakannya, Maurine mencakar bahu Genta merasakan nyeri dan sakit. Air mata Maurine berlinang, Maurine mengerang pelan.

"Mmmmmm...."

Mendengar erangan Maurine, Genta menghentikan pergerakannya. Genta menyeka air mata Maurine, menunggu Maurine terbiasa dengan gerakannya.

Maurine menatap Genta, Genta melanjutkan pergerakannya. Gerakan yang sangat lembut dilakukan Genta. Melihat jalan sudah mulai mulus, Genta mulai memacu pergerakannya. Gerakan perlahan menjadi lebih cepat, membuat keduanya berkeringat.

Deru napas mereka saling beradu, tatapan mata penuh perasaan menenggelamkan mereka dalam lautan cinta. Genta bekerja dengan begitu keras, begiti juga Maurine.

Semakin lama, semakin memanas. Semakin lama semakin dalam dan cepat. Genta menghentikan aksinya, meminta Maurine memegang kendali. Maurine awalnya ragu namun Genta menuntunnya dengan baik.

Maurine belajar dengan cepat, kali ini Gentalah yang mendapat serangan dari Maurine. Maurine membuat diri sendiri kembali berkeringat. Gerakannya terhenti, Maurine sudah menyelesaikannya. Maurine mulai lemas, ini pertama kalinya dia harus berlari dan memacu. Melihat Maurine mulai lemas, Genta kembali memegang kendali. Genta bermain ingin sampai puncak kemenangan akhir.

Lama memacu Genta juga sampai pada garis akhir. Genta mencium kening Maurine dan memeluk Maurine erat. Napas kembang kempis, keduanya saling mengatur napas mereka.

"Terima kasih sayang," bisik Genta sangat lembut.

Genta melepas pelukannya dan langsung mencium lembut bibir Maurine. Genta melepaskan diri dari Maurine, berbaring di samping Maurine.

"Apa aku menyakitimu?" tanya Genta menatap Maurine.

Maurine menatap Genta, "Sedikit menyakitnya diawal," jawab Maurine.

"Maaf," kata Genta menarik Maurine masuk dalam pelukannya.

"Ya," jawab Maurine.

"Ingin mandi bersama?" tawar Genta.

"Hm," jawab Maurine mengangguk.

Genta melepas pelukan dan bangun, Genta lalu menggendong Maurine, membawa Maurine ke kamar mandi.

"Aku akan membantumu mandi, ayo kita berendam."

Maurine tersenyum malu, tidak menyangka jika pada akhirnya dia dan Genta akan melakukannya.

***

Siang harinya....

Maurine dan Genta ingin pergi makan siang bersama. Maurine keluar dari dalam rumah dengan terus memegang pinggangnya.

"Ouchhh, rasanya sungguh menyakitkan. Bagaimana tidak, aku dikerjai di dua tempat berbeda oleh Genta. Nafsunya sungguh membara," batin Maurine.

"Apa masih sakit?" tanya Genta menatap Maurine, Genta merasa bersalah.

"Tentu saja masih. Menyebalkan," batin Maurine.

"Haha, begitulah. Kau sangat buas," jawab Maurine tertawa canggung.

Wajah Genta memerah, " Maaf...," ucap Genta lirih, "sepertinya aku sangat bernafsu tadi."

"Ahh, sadar juga ternyata. Hm," batin Maurine tersenyum.

"Iya, tidak masalah. Sebagai gantinya, belikan aku puding cokelat yang lezat," ucap Maurine.

"Apapun aku belikan, ayo...," ajak Genta menggandeng tangan Maurine.

Genta dan Maurine masuk kedalam mobil bersama-sama. Mobil melaju perlahan meninggalkan rumah, mereka pergi untuk mencari makan siang.

***

Di Toko kue....

Usai makan siang, Genta mengajak Maurine ke toko kue. Ada banyak macam kue kering, roti dan masih banyak lainnya. Puding buah dan juga es krim.

Maurine memesan puding coklat dengan potongan buah segar diatasnya. Sedangkan Genta hanya memesan sepotong roti isi keju.

"Tidak ingin membungkus, kue disini terlenal enak."

"Hm, biarkan aku coba dulu. Jika enak aku akan bungkus untuk Bibi Anna dan Alvian."

"Kau perhatian sekali," kata Genta.

"Tentu saja, mereka baik terhadapku."

"Jadi..., apakah aku juga tergolong orang baik? maksudku orang yang tergolong baik padamu," tanya Genta.

Maurine tersenyum, "tentu saja kau baik, kau sangat baik padaku Genta. Terima kasih," ucap Maurine.

"Makanlah pudingmu," pinta Genta.

"Kau juga, makanlah rotimu."

Genta mengangguk, memakan roti isi kejunya dengan lahap. Maurine menikmati puding cokelatnya.

"Mmmhhh, enak sekali. Aku suka," seru Maurine sembari mengunyah puding.

Seseorang berjalan dan menghampiri Maurine. Seorang itu berdiri di samping Maurine lalu menyapa Maurine.

"Bukankah kau Maurine?" sapanya.

Maurine merasa tidak asing dengan suara yang menyapanya. Maurine meletakan sendok dan memalingkan kepala menatap seseorang di sampingnya. Seseorang di sampingnya tersenyum tipi, Maurine melebarkan mata menatap seseorang itu.

"Kau...," kata Maurine.

"Ya, aku. Apa kabar? Aku sudah lama tidak melihatmu datang mencari Mamamu dan meminta uang. Apa itu artinya kau...," seseorang itu melirik Genta, "adalah peliharaan seseorang?" ejaknya merendahkan Maurine.

"Siapa wanita ini? datang-datang langsung menikam," batin Genta. Genta melirik Maurine, terlihat raut wajah Maurine yang kesal.

Maurine mencengkram tangannya sendiri di pangkuannya. Maurine kesal namun malas untuk meladeni ucapan seseorang itu.

"Kau diam? apa artinya itu 'ya'?" katanya tersenyum mengejek.

"Nona, bisakah kau pergi? Kau sangat cerewet dan mengganggu," kata Genta.

"Norry pergilah, jangan ganggu aku."

"Kau sama saja seperti Mamamu. Sama-sama sampah," kata Norry.

Brakkkkkk....

Maurine menggebrak meja dan berdiri dari duduknya. Maurine menatap Norry, mendekati Norry.

"Kau bisa sesukamu menghinaku, jangan hina Mamaku!" Sentak Maurine.

"Waah, kau kesal? marah? Hahaha..., rupanya gertakanku sudah kau lupakan Murine sayang. Ingatlah dari mana kau berasal, Mamamu itu berhasil merayu Papaku dan menjadi Nyonya rumah di rumah kami. Kau berpikir aku setuju? Tidak, wanita rendahan dan sampah tidak bisa masuk dalam keluarga terhormat. Kau dan juga Mamaku, adalah parasit!" Sentak Norry.

Plakkkkkk....

Satu tamparan keras berhasil mendarat di wajah Norry. Norry meraba wajahnya, ingin membalas tamparan Maurine namun di hadang oleh Genta. Genta memegang tangan Norry dan langsung menepis tangan Norry.

"Kau berani sekali," kata Genta.

"Kau siapa? ini bukan urusanmu," kata Norry.

"Aku siapa kau tidak perlu tahu. Jika kau berani menyentuhnya lagi, aku tidak akan segan." Kata Genta.

"Oh, kau mau jadi pahlawan untuknya. kau tidak tahu siapa aku? aku adalah putri dari keluarga Sharloz. Papaku, adalah Nicky Sharloz. Dari mana asalmu, dan seberapa kaya kau? pria murah," ejak Norry.

"Ka...," kata-kata Maurine terputus saat Genta menngangkat tangannya sebagai isyarat.

"Oh, Nona Sharloz. Jika begitu apa yang kau harapkan? kau begitu angkuh dan sombong. Ini peringatan untukmu, karena kau sudah menyinggungku. Jangan salahkan aku jika aku kejam," ucap Genta.

Genta menarik tangan Maurine dan pergi begitu saja. Genta kesal, melihat Norry sama seperti melihat Felicia yang angkuh dan sombong.

***

Hallo semua..

Terima kasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..

Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..

Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..

Jangan lupa berikan vote juga ya..

Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,

•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)

•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)

•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)

(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)

•Pangeran Vampir (End)

•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)

•Vampir "Sang Abadi" (End)

•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)

•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)

•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)

•Suami Pengganti (End)

•Oh My Husband (End)

•The Hit Man In Love

•Jatuh Cinta Pada Tetangga

•Menjadi Istri Simpanan

•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar

Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..

Terimakasih..

Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..

Untuk yang ingin follow ig saya juga silakan..

ig: dea_anggie

Line id: dea_anggie

Fb: dea anggie

Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia

❤❤❤❤❤

Bye bye..

Salam hangat,

"Dea Anggie"

Terpopuler

Comments

Tuti Hamisyah

Tuti Hamisyah

next

2021-09-24

0

Leny Wilia

Leny Wilia

asli teks teki jln cerita nya

2021-09-24

1

Lusia Tanti

Lusia Tanti

waoooo..... penasaran 🤗🤗

2021-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!