Irsyad sampai di kantor dia celingukan seperti mencari sesuatu
"Bukan kah Kinar sudah berangkat dari tadi? Lalu kenapa dia tidak berada di kantor?"
"Bapak mencari sesuatu?"
"Oh iya, dimana Bu Kinar?"Cika menarik nafas nya yang terasa begitu berat, seakan dari pertanyaan Irsyad mereka bukan seperti sepasang suami istri.
"Tadi Bu Kinar izin pak, kalau beliau sedang ada urusan dan akan kembali ke kantor sedikit siang pak"
"Dengan siapa dia pergi?"
"Dengan mbak Nina pak"
"Terima kasih"Irsyad meninggalkan Cika yang berdiri mematung, seakan dia merasa kalau dia bukan seorang sekretaris tetapi juga perantara menyampaikan pesan
"Apa dia menganggap ku ponsel yang selalu menyampaikan pesan"gumam Cika.
Nina memapah Kinar yang memang benar benar kelihatan sangat lemas seperti tidak memiliki tulang, untuk berdiri sendiri saja Kinar tidak mampu, begitu masuk ke dalam klinik, Kinar langsung di bawa ke ruang IGD karena melihat kondisi nya yang benar benar lemas
"Suami nya dimana mbak?"tanya dokter yang pertama kali menangani Kinar, Dokter Puspa
"Keluar kota dokter"
"Bagaimana bisa kondisi nya seperti ini"dokter Puspa melihat pergelangan tangan Kinar yang memar dan bengkak, Nina hanya diam dengan menatap Kinar
"Suster pasangkan infus, suntikan vitamin, dan jangan lupa beri obat penghilang mual, pusing, dan tambahkan obat penambah tenaga"
"Baik dokter"
"Bagaimana dengan kondisi kakak saya dokter?"tanpa sadar Nina menangis
"Jangan khawatir, kakak kamu hanya butuh istirahat, dia hanya kelelahan"setelah mendengar penjelasan dokter Puspa, Nina sedikit merasa lega. ia mengikuti Kinar yang di dorong menuju ruang inap.
"Aku yakin bukan pisik mu saja yang lelah, tapi hati mu bahkan lebih lelah"kata Nina dengan memegang tangan Kinar yang sedang tertidur"kamu harus kuat Kin, harus"Nina memandangi Kinar yang masih tertidur
"Sus, kenapa kakak saya tertidur terus?"
"Jangan khawatir mbak, kakak anda memang sedang istirahat mohon jangan di ganggu, karena setelah ini kakak anda akan baik baik saja"lagi dan lagi Nina merasa lega mendengar kalau sahabat nya hanya tertidur dan tidak terjadi apa apa, hampir empat jam Kinar tertidur bahkan sudah tiga botol infus masuk ke dalam tubuh nya, namun Nina tetap setia menemani nya bahkan sedikit pun tidak beranjak dari kursi yang ia duduki
"Kamu sudah bangun?"tanya Nina dengan tersenyum, Kinar menganggukkan kepala, mata nya begitu sembab dan merah
"Kita pulang yuk?"ajak Kinar dengan merapikan rambut nya yang berantakan
"Tunggu sebentar lagi dokter Puspa datang, jika di izinkan pulang, maka kita akan pulang"Kinar melihat tangan nya yang terpasang infus sedikit bengkak, tidak berapa lama dokter datang
"Gimana keadaan nya mbak Kinar? Apakah sudah enakan?"
"Sudah dokter, apakah saya di izin kan pulang dokter?"
"Tentu mbak, tentu"jawab dokter Puspa dengan tersenyum, senyum manis terukir di wajah Kinar yang sembab, suster membuka jarum infus di tangan Kinar dan di perban dengan Hansaplast agar tidak mengeluarkan darah efek dari jarum infus. Dengan sabar Nina menggandeng tangan kinar
"Kamu tunggu di sini, aku mau menebus obat dulu"kata Nina dengan membantu Kinar untuk duduk di kursi tunggu, Kinar hanya menganggukkan kepala. ia memegang pergelangan tangan nya yang terasa masih sakit.
"Yuk,,kita pulang?"ajak Nina dengan membantu Kinar berdiri dan berjalan menuju parkiran
"Pasti suami dingin mu akan marah kin?"kata Nina ketika sudah berada di dalam mobil, namun Kinar hanya diam
"Jangan kamu hiraukan"jawab Kinar pelan
"Tapi Kin,,,"Nina ragu
"Jangan khawatir Nin, aku ada di pihak kamu"Nina tersenyum"Terima kasih untuk semua nya hari ini Nin"
"Untuk apa?"Kinar melihat Nina
"Kamu sahabat ku yang terbaik Nin"
"Kamu juga sahabat ku yang terbaik Nin"mereka saling tersenyum, begitu sampai kantor, Nina ikut masuk ke dalam ruangan Kinar
"Kamu mau makan?*
"Tidak aku masih kenyang"
"Kamu harus makan Kin, kalau kamu tidak makan bagaimana kamu akan minum obat"Kinar menatap Nina dengan air mata jatuh di pipi nya yang sembab, sungguh ia merasa terharu dengan kebaikan Nina
telpon berdering di meja Cika
"Ya pak"
"Apa Bu Kinar sudah datang?"
"Sudah pak"
"Kalau begitu suruh mereka ke ruangan saya sekarang!!"
"Baik pak"telpon terputus
tok,,tok,,tok,,
"Masuk"pintu terbuka dan ternyata Cika
"Ada apa Cika?"tanya Nina yang melihat ke arah Kinar yang wajah nya kelihatan sembab
"Maaf Bu Kinar,p ak Irsyad menyuruh ibu dan mbak Nina agar keruangan beliau"Nina dan Kinar saling memandang
"Hadehhh"lenguh Nina, dengan lembut Kinar mengusap punggung sahabat nya
"Jangan khawatir"
Nina memegang erat tangan kinar,bsungguh Nina merasa akan terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan
tok,,,tok,,tok
"Masuk"terdengar suara yang begitu dingin, dengan tangan gemetar Nina memegang lengan Kinar,
Rasa marah yang sudah memuncak bahkan ingin menelan Kinar bulat bulat hilang sesaat di kepala Irsyad, dan betapa terkejut nya ketika melihat keadaan Kinar yang sungguh menyedihkan, muka nya begitu sembab, rambut nya berantakan dan baju nya, ya ampun apa yang terjadi.
"Silahkan duduk"Irsyad lebih terkejut melihat pergelangan tangan Kinar yang merah kebiruan dan juga bengkak, dan di tambah lagi perban kecil di punggung tangan nya, itu menandakan kalau itu bekas jarum infus
Dengan kedua tangan nya Kinar mengusap wajah nya yang sembab, dan menyibakkan rambut nya yang berantakan
"begitu parah kah luka yang di alami Kinar atas perbuatan ku? Kenapa aku menjadi kasar? Bukan hati nya saja yang aku lukai, tapi pisik nya juga"batin Irsyad
"Kalian dari mana?"begitu lunak suara Irsyad meskipun terdengar dingin
"Dari,,,,"jawab Nina dengan gugup, dengan cepat Kinar membungkam mulut Nina dan menggelengkan kepala, Irsyad menatap Kinar begitu nanar
"Kamu boleh keluar Nina"
"Terima kasih pak"Nina menatap ke arah sahabat nya, yang di lakukan Kinar hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, Nina menutup pintu.tinggallah Irsyad dan Kinar
"Kau dari mana? Dan kenapa jam segini baru datang? Kantor ini punya peraturan jadi tidak seenak kau saja"Kinar tetap diam dengan mengusap wajah nya yang sembab, Irsyad menarik nafas, sebenar nya di hati Irsyad ada rasa kasihan dan iba pada Kinar tapi keegoisan nya mampu mengalah kan rasa itu.
"Percuma aku berbicara pada mu, karena aku sedang berbicara pada patung"ucap Irsyad, Kinar bangkit dan berjalan menuju pintu
"Aku belum selesai bicara Nyonya Kinar"Kinar menghentikan langkah nya dan tetap membelakangi Irsyad
"Katakan pada ku dari mana kalian?
"Kamu ingin tau kemana aku pergi?"Kinar menghapus air mata nya yang jatuh begitu saja"Seandainya kematian itu mudah, maka aku akan kesana. Kenapa kamu sekarang selalu ingin tau apa yang aku lakukan? Bukan kah kamu tidak perduli pada ku?"Kata Kinar dengan menghapus air mata nya.
"Kin,,,,"panggil Irsyad lembut, dengan cepat Kinar mengangkat jari nya menandakan cukup atau berhenti, dengan langkah santai ia memasuki ruangan nya dan Nina sudah menunggu nya di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Rahma Inayah
mau dgn.tubuh nya alsan istri hrs melayani nafkah bathim suami tp.istri di buat spt binatang gk ada harga drnya suami mcm.apa km irsyad
2023-05-26
0
Phoa Moy
thor bikin nangis baca cerita ini,jangan lemah peran ceweknya,pergi kemana biar ada harga dirinya
2023-02-21
1