Begitu di ke rumah orang tua nya, Kinar langsung masuk, rumah kedua orang tua nya begitu sunyi. Biasa nya kalau jam segini hanya Astri seorang yang berada di rumah, karena papa nya pasti di kantor.
"Ma,,, mama" Kinar menyusuri ruangan, tapi ia tidak menemukan Astri
"Mama kemana kok tidak ada? Bi,,bibi,,,,!!"
"Iya non"
"Mama kemana bi?"
"Kata nya bulan madu gitu non"
"Ha"Kinar begitu terkejut mendengar jawaban Mumun"Bulan madu bi? Yang nikah siapa yang bulan madu siapa?" bi Mumun hanya tersenyum
"Kata nya di rumah sunyi non, biasa nya ada yang di marah, ada yang berteriak, sekarang udah tidak ada non"
"Kalau memang rumah ini sunyi setelah aku menikah, kenapa mama sama papa menikah kan aku bi?"
"Kalau itu ma bibi tidak tau non" Kinar berlalu dari hadapan Mumun
"Mau kemana non?
"Mau tidur bi"dengan malas Kinar menuju kamar nya dan membaringkan tubuh di ranjang keistimewaan nya
"Aku menyesal ma, sebenar nya mama sama papa bahagia tidak sih melihat aku menikah dengan pria yang mama jodohkan ke aku?" Kinar menarik nafas nya, dan ia pun tertidur, Kinar memang memiliki hobi tidur dari dulu, orang orang kalau libur suka jalan jalan, beda dengan nya, ia lebih suka menghabiskan waktu dengan tidur di rumah, Kinar terbangun ketika mendengar suara ponsel nya yang berdering, panggilan masuk dari Tatit sang mertua
"Halo"suara di seberang sana
"Ya"sahut Kinar dengan malas, karena rasa kantuk masih menyerang nya, kini waktu tidur nya sudah mulai berkurang
"Kamu lupa?"
"Lupa?"tanya Kinar
"Iya apa kamu sudah lupa kalau kamu sudah menikah? Dan kamu harus tinggal di rumah mami"untuk sesat Kinar benar benar lupa kalau ia sudah menikah, dan sekarang status nya sudah memilik suami
"Maaf Tan, aku benar benar lupa"
"Cepat lah pulang, Irsyad suami kamu sudah pulang"
"Iya tan"Kinar bangkit dan menyusun baju nya yang ia bawa hanya beberapa stel, dan setelah itu ia turun
"Bi!"
"Iya non"
"Aku pulang dulu ya bi"
"Kemana non?"
"Kerumah suami ku bi"
"Iya non, iya"rasa nya Kinar begitu berat meninggalkan rumah ini, karena ia sudah merasa nyaman tinggal di rumah kedua orang tua nya, ah kenapa ia harus sedih to ia bukan pindah ke luar negri
Mobil Kinar melaju dengan pelan menuju rumah mertua dimana suami nya tinggal, begitu ia sampai Kinar langsung masuk dengan menenteng tas nya, dan rumah ini sama juga sunyi karena kedua adik Irsyad tidak tinggal di sini, tapi di luar kota meneruskan studi nya, Kinar menarik nafas nya sebelum ia masuk ke dalam kamar Irsyad, ia melihat Irsyad sedang tidur di ranjang ke sayangan nya, ia membuka lemarinya dan
"Jangan menaruh apa pun di dalam lemari ku"alangkah terkejut nya Kinar,,lemari dan ranjang nya tidak ingin berbagi pada Kinar, baiklah ia meletakkan tas nya di lantai setelah itu ia keluar
"Kamu mau kemana?"Kinar menghentikan langkah nya
"Jika tidak ingin berbagi ranjang dan lemari pada ku, untuk apa aku tinggal di kamar ini"
"kamu istri ku"
"Lalu?"tanya Kinar dengan membalikan badan nya ke arah suami nya
"Aku capek jadi kamu pijit kan kaki ku"perintah nya, sebenar nya Kinar ingin menolak tapi, ah sudah lah ia mendekati Irsyad dan memijit kaki nya dengan pelan
"Kamu sudah makan apa belum?"tumben dia bertanya seperti itu"Jangan gr kamu, aku bertanya seperti itu karena pijitan tangan mu seperti sedang mengelus ku, sehingga membuat gairah ku naik"
Deg suara jantung Kinar, benar dengan cepat dia membalikan tubuh nya dan seketika dia melakukan nya tanpa merasa canggung atau pun malu, ini kedua kali nya dia melakukan nya, rasa nyeri di pangkal paha nya masih terasa di tambah lagi ini, Kinar merasa heran dengan sikap nya yang cuek dan mengesalkan, tapi dia menginginkan tubuh nya, setelah itu Kinar menarik selimut untuk menutupi tubuh nya
"Kamu jangan menganggap ku kalau aku mencintai mu"kata nya pelan, Kinar melirik ke arah nya"Karena aku tidak ingin melampiaskan semua nya pada ke kasih ku,karena aku tidak ingin merusak nya"
"Jadi kamu melakukan ini pada ku karena kamu ingin merusak ku?"tanya Kinar pelan"Kalau kamu saja tidak ingin berbagi ranjang dan lemari kenapa kamu mau berbagi,,,,,"
"Itu hak dan kewajiban mu sebagai istri, masalah ranjang dan lemari aku belum terbiasa berbagi dengan orang lain"
"Kamu menganggap ku orang lain?"ada rasa sakit menjalar di hati Kinar"Aku sekarang paham, jadi tidak perlu kamu mengatakan lagi"Kinar bangkit menuju kamar mandi,d i sana ia menangis dan ia tidak menghiraukan leher nya yang jenjang penuh tanda merah kehitaman.
"Cepatlah aku juga ingin ke kamar mandi"
"Iya, aku tau karena kamu juga tidak ingin kan berbagi kamar mandi pada ku"Kinar keluar dengan hanya memakai handuk, dan rambut nya yang basah di biar kan tergerai begitu saja, ia tidak perduli memakai baju di hadapan Irsyad, bukan kah dia sudah melihat semua sebelum nya? Setelah selesai ia turun dan duduk di sofa di depan tv,
"Kamu sudah pulang?"tanya Tatit
"Sudah Tan"sahut Kinar dengan malas
"Kamu kenapa?"
"Lagi gak mood Tan"
"Kenapa?"
"Mama sama papa pergi bulan madu"
"Mereka yang bulan madu kenapa kamu yang sewot"
"Bukan begitu maksudku Tan, yang menikah siapa yang bulan madu siapa?"
"Jadi kamu ingin berbulan madu?
"Tidak"
"Teruuss?"tanya Tatit dengan menggoda menantu nya dengan tersenyum
"Aku hanya takut Tan, ketika mama sama papa pulang mereka akan memberi ku seorang adik"Tatit langsung tertawa ngakak
"Masak iya?"
"Bisa saja kan tan?"
"Mudah mudahan"
"Mudah mudahan apa tan?"
"Itu benar"
"Apaan sih Tante"
"Biar kamu semangat membuat cucu buat mami"aku tersenyum malu
"Sedang di usahakan Tan, tapi Allah yang menentukan"jawab Kinar pelan dengan melihat ke arah suami dingin nya yang sedang melangkah menuju ke arah nya, ketika dia ingin duduk di sebelah Kinar dengan buru buru Kinar bangkit
"Mau kemana?"
"Haus Tan"itu hanya alasan Kinar untuk menghindar dari Irsyad, dengan langkah tergesa gesa ia menuju lemari pendingin, dan ia menuangkan air ke dalam gelas, dalam sekali teguk langsung habis
"Kamu tidak sedang marahan dengan suami kamu kan?"
"He, tidak"
"Kenapa kesan nya kamu seperti sedang menghindari nya?"
"Itu hanya perasaan Tante saja"
"Perasaan mami saja atau filing mami memang benar?"Kinar terdiam dengan menatap Tatit, memang filing seorang ibu itu tidak bisa di bohongi, sepintar apapun kita berusaha menutupi nya mereka akan tetap mengetahui nya
"Tante bisa saja"
"Eh tunggu, kenapa tato kamu semakin banyak dan semakin hitam?"
"Jangan menggoda ku Tante"
"Mudah mudahan cepat jadi cucu mami di sini ya"Tatit mengusap perut Kinar dengan lembut"Mami ingin menimang cucu, jika mereka hadir pasti rumah ini sangat ramai"Kinar hanya tersenyum, ia melihat kesedihan di wajah Tatit, mudah mudahan Tante, meski mas Irsyad belum menerima ku tapi dia sudah menanam benih nya di rahim ku. Batin Kinar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-07-13
0
Siti Jufrah
semoga suami mu mencintai mu
2021-07-10
1