Kinar dan Nina menunggu di depan pintu lift karena lift masih mengantri. Pintu lift terbuka dan ternyata yang keluar dari dalam lift adalah Irsyad, Kinar berusaha membuang pandangannya ke arah lain, ia tidak ingin pandangan nya bertemu dengan Irsyad
"Kalian mau kemana?"tanya Irsyad dengan melirik ke arah istri nya
"Tau nih pak, istri bapak rada aneh"jawab Nina dengan melirik ke arah kinar
"Apa ada urusan mendadak?"sejak kapan Irsyad jadi perhatian
"Iya"sahut Kinar pelan tanpa melihat suami nya yang sedang memandang nya secara intens
"Dengan siapa!?"Kinar menarik tangan Nina untuk masuk ke dalam lift
"Dengan saya dong pak, Kinar kan lagi sama sama saya!!"
"Sebenar nya apa yang sedang terjadi dengan Kinar? Apa dia merasa sakit hatiku ketika aku jalan sama Susan? Ah kenapa aku jadi bingung dengan perubahan sikap nya?"
"Kamu kenapa Kin?"
"Nanti aku akan cerita semua nya sama kamu, sekarang ikut dengan ku"
"Kemana?"
"Jangan banyak tanya"Kinar memasuki mobil nya di ikuti dengan Nina
"Sebenar nya kita mau kemana Kin?"
"Ke dokter kandungan"
"Kamu hamil?"Kinar menganggukkan kepala
"What's"!!!
"Tidak usah terkejut"
"Apa kah suami mu tau?"Kinar menggelengkan kepala
"Kamu harus memberitahu nya kin"
"Belum waktu nya"
"Karena dia masih jalan dengan kekasih nya?"
"Mungkin"Nina menatap penuh iba ke arah Kinar
"Jangan menatap ku seperti itu"
"Ah,, Kinar"
Sebenar nya dari tadi pagi Kinar sudah merasa haru ketika ia mengetahui, kalau diri nya kini sudah berbadan dua, ada makhluk kecil yang tumbuh di rahim nya. Di usap nya perut nya dengan pelan, Nina hanya memandang nya dengan penuh haru
"Kita akan kerumah sakit mana Kin?"
"Kita ke klinik saja ya Nin?"
"Kok klinik? Di Jakarta begitu banyak rumah sakit Kin, terus kenapa kamu memilih Klinik sih? Lagian Klinik itu jauh"
"Aku hanya tidak ingin mas Irsyad mengetahui kehamilan ku Ni"
"Suami kamu berhak tau Kin, itu anak nya"
"Tapi tidak sekarang Nin"
"Sampai kapan?" Kinar menatap Nina"Terserah kamu saja"hampir membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke klinik harapan ibu, ada keraguan di hati Kinar, ia takut kalau irsyad tau tentang kehamilan nya
"Kamu kenapa?"
"Aku ragu nin"
"Ragu? Apa yang membuat mu menjadi ragu?"
"Aku ragu periksa di sini"
"Kita sudah jauh jauh kemari Kin, masak iya kita harus pulang dengan sia sia"Nina menarik tangan Kinar dengan pelan
"Daftar dulu"Kinar mendaftar kan nama nya dan menunggu nomor antrian, Nina masih memegang tangan Kinar yang begitu dingin, Nina ingin memberi nya semangat, Kinar tersenyum dan membalas pegangan tangan Nina dengan cara mengeratkan tangan nya.
"Kinar Abdul Malik"
Seorang dokter wanita yang sudah paruh baya yang akan memeriksa nya, setidak nya Kinar senang melihat dokter nya sudah separuh baya, karena Kinar yakin kabar kehamilan nya tidak akan tersebar di keluarga nya atau keluarga suami nya
"Apa kabar mbak Kinar?"ramah benar ini dokter
"Baik dokter?"
"Ini anak ke,,,?"
"Pertama, maksud nya anak pertama dokter"jawab Kinar dengan gugup
"Anak pertama, kenapa suami nya tidak ikut?"
"Untuk kejutan dok"bohong Kinar dengan tersenyum
"berbaringlah"Kinar menatap Nina, dan Nina menganggukkan kepala
"Jangan khawatir ini tidak akan menyakiti calon bayi mbak Kinar"sungguh Kinar merasa malu
"Maaf dokter saya belum,,,"dokter tersenyum ke arah kinar
"Itu biasa terjadi untuk ibu yang hamil pertama kali nya mbak, benar sekali, mbak Kinar memang lagi hamil lima Minggu"Kinar tersenyum bahagia, kini ia mengandung benih dari suami yang tidak mencintai nya
"Terima kasih dok"
"Ini resep nya dan jangan lupa di minum ya?"
"Iya dok, dan terima kasih banyak dok, kalau begitu kami permisi dok"
"Iya sama sama mbak, tolong di jaga kandungan nya mbak Kinar"Kinar menganggukkan kepala sambil tersenyum, Nina menuntun Kinar keluar dari ruangan dokter kandungan. Sebelum pulang Kinar menebus resep obat yang ditulis oleh dokter kandungan
"Kita langsung kembali ke kantor Kin?"
"Makan mie ayam dulu Nin"
"Kamu beneran lagi ngidam Kin?"
"Mungkin"Kinar menyetir mobil nya dengan kecepatan sedang, dan tiba tiba Kinar merasa perut nya terasa mual
"Hoek"
"Kamu kenapa Kin?"
"Perut aku mual Nin"
"Berhenti, berhentikan mobil nya biar aku yang nyetir"Kinar memarkirkan mobilnya di pinggir jalan untuk bergantian menyetir mobil nya
"Mulai sekarang kamu kemana mana jangan nyetir mobil sendiri"
"Kamu pikir, aku ini istri nya tuan muda?"
"Bukan begitu, mulai besok aku yang akan menjemput mu, dan katakan ke pasa suami mu, kalau mobil kamu itu lagi rusak"
"Sampai kapan?"
"Sampai suami kamu tau, kalau kamu sedang hamil anak nya"
"Nin,,,"Panggil Kinar pelan
"Aku khawatir dengan keadaan mu, karena kamu suka mual tiba tiba"
"Baiklah"jawab Kinar dengan menarik nafas
kling wa masuk,
Kinar mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang mengirim pesan singkat
Di kantor Irsyad begitu khawatir kenapa Kinar dan Nina begitu lama sekali, bukan kah mereka berdua hanya makan mie ayam tapi kenapa hampir tiga jam mereka juga tidak kunjung pulang, Apa telah terjadi sesuatu?
"Aku akan mengirim pesan singkat, tapi apa yang akan aku katakan? Harus kah aku mengatakan kalau aku khawatir? Tidak, jika aku mengatakan seperti itu apa kata nya? Pasti dia akan mentertawakan ku karena pesan singkat ku"batin Irsyad berkecamuk,
Akhirnya Irsyad mengirim pesan singkat, yang membuat Kinar menyadari, kalau Irsyad memang tidak akan pernah mencintai nya sedikit pun
"Beli mie ayam di Malang? Kamu pikir karena kamu istri saya, kamu bisa pergi sesuka mu?"pesan dari Irsyad, Kinar tidak membalas pesan dari nya tapi mengabaikan nya
"Siapa Kin? Suami kamu?"
"Hm"
"Kenapa tidak kau balas pesan ku"kembali masuk pesan dari Irsyad
"Apakah kau cemburu? Dan apakah kau marah aku bersama dengan Susan?"pesan masuk kembali, Kinar hanya mampu tersenyum kecut
"Kenapa kau harus marah? Susan adalah wanita pujaan ku, wanita yang aku harapkan menjadi ibu dari anak anak ku"kali ini pesan dari irsyad mampu membuat Kinar menangis
"Kamu kenapa Kin?"Nina begitu khawatir ketika melihat Kinar menangis
"Aku memang bego nin, bego!!"Kinar memukul kepala nya dengan berulang kali
"Hai, jangan menyakiti diri mu, itu bahaya buat calon bayi mu"Kinar menangis tersedu sedu, kali ini hati Kinar benar benar sakit, pesan wa dari Irsyad mampu membuat hati nya yang sedang terharu menjadi terluka
"Kenapa kamu menangis? Apa yang terjadi?"Nina kelihatan begitu penasaran, namun Kinar tidak akan mengatakan apapun tentang pesan singkat ini
"Kenapa aku tidak memakai alat untuk mencegah kehamilan Nin?"
"Ya ampun Kin, sangking nikmat nya Lo pasti sampai lupa"Nina tertawa terbahak bahak, Kinar hanya diam dengan menundukkan kepala, mobil berhenti tepat di warung mie ayam,
"Makan lah, setelah itu minum vitamin nya, agar bayi yang ada di dalam perut mu sehat dan kuat, dia juga butuh nutrisi agar dia tumbuh dengan baik di rahim mu "Kinar tersenyum dan mulai mengaduk mie ayam dan memakan nya
"Jangan buru buru Kin, nanti kamu tersedak"Nina mengingatkan kinar, tapi Kinar tidak menghiraukan perkataan Nina, ia hari ini hati nya benar benar sakit, setelah selesai makan, Kinar langsung meminum vitamin nya
"Kamu jangan mengatakan apapun tentang kehamilan ku pada siapapun Kin"kata Kinar dengan mengusap bibir nya dengan tissue
"Kamu jangan khawatir"Kinar membayar pesanan nya dan juga Nin. Kini mereka berdua sudah siap untuk kembali ke kantor, sementara di dalam mobil Kinar lebih banyak diam.
"Mobil mu aku yang bawa, kamu jangan khawatir, biar aku yang menghadapi suami egois mu itu"sedikit pun Kinar tidak bergeming
mobil diparkirkan Nina, Kinar menatap Nina yang berjalan menuju ke arah nya.
Nina menatap Kinar yang mata nya kelihatan sembab, Nina masih penasaran kenapa Kinar menangis sampai sebegitu nya, tidak mungkin, karena Kinar mengetahui diri nya tengah hamil tapi mungkin bisa jadi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Susetiyanti RoroSuli
kok ada ya suami yg spt itu ?
2023-05-06
1
ani surani
irsyad, loh sadis bgt 😡😡😡😡😡
2023-03-05
0