Nina berlari ke arah kinar dan memeluk nya,
"Kamu baik baik saja kan?"
"aku baik baik saja"jawab Kinar dengan mengusap punggung nina
"Aku takut terjadi sesuatu pada kamu"
"Itu tidak akan terjadi, percaya lah pada ku"kata Kinar dengan melepaskan pelukan Nina
"Kalau begitu, aku kembali keruangan ku, pulang nya aku jemput"
"Tidak perlu, aku akan pulang sekarang"
"Kamu mau naik apa?"
"Aku akan naik taksi saja Nin"
"Sekarang?
"Iya"Nina menggandeng tangan kinar yang kelihatan lemas
"Cika, kalau ada yang mencari saya, katakan kalau saya pulang duluan"Cika menatap Kinar yang wajah nya kelihatan pucat
"Iya Bu"
"Kamu tidak apa apa naik taksi?"
"Jangan terlalu mengkhawatirkan ku nin"Nina hany tersenyum,begitu sampai di lobi Nina memanggil taksi
"Kamu harus hati hati, dan kalau ada apa apa telpon aku ya"kata Nina ketika Kinar sudah masuk di dalam taksi, Kinar menganggukkan kepala, Nina menutup pintu taksi dan memandang taksi yang di tumpangi Kinar sampai menghilang.
Dengan langkah berat Nina masuk kedalam ruangan nya, tapi langkah nya terhenti
"Mana Kinar?"sungguh tidak ada sisi lembut nya sama sekali.
"Pulang pak"
"Pulang? Apa dia sakit?"Nina mendengar nada khawatir di pertanyaan suami sahabat nya itu
"Hanya sedikit pusing pak"
"dari mana kau dan Kinar, sehingga datang ke kantor terlambat?"pandangan Irsyad penuh selidik
"Sari,,,, dari,,,"Nina ragu untuk memberitahunya, karena ia takut salah bicara
"Kenapa kamu begitu takut untuk memberitahu kan kepada saya, Kinar istri saya"
"Sari rumah sakit pak"
"Rumah sakit, ngapain kalian ke rumah sakit?"
"Kinar demam pak"Irsyad terdiam mendengar kalau Istri nya sedang demam, karena Irsyad tidak melihat Kinar sedang demam, kalau memang Kinar demam, kenapa dia masih sempat menyiapkan semua nya untuk diri nya
"Baiklah"kata Irsyad sambil berlalu dari hadapan Nina, sungguh Nina dapat bernafas lega sekarang.
Kaki nya begitu lemas ketika Kinar masuk ke dalam apartemen, diletakkan tas nya dan ia mulai membersihkan rumah yang berantakan, piring dan gelas kopi bekas sarapan irsyad masih tergeletak begitu saja, piring menumpuk di tempat cucian, ia mulai mencuci nya, dan setelah itu ia mulai menyapu lantai yang berdebu, baru lah ia mulai mengepel, sebelum mengepel bel berbunyi, dengan cepat ia membuka dan
"Tante"Kinar langsung memeluk nya
"Apa kabar sayang?"
"Baik Tan, silahkan masuk"Tatit memandang wajah Kinar begitu dalam
"Apa yang sedang terjadi Kin? Muka kamu kenapa pucat dan sembab?"Kinar hanya tersenyum
"Masuklah Tan kita bicara di dalam"Kinar membawa Tatit di meja pantry"Tante duduk di sini dulu ya, aku akan menyelesaikan pekerjaan ku terlebih dulu"Tatit tidak menyangka, ternyata kinar yang manja bisa melakukan semua nya tanpa di bantu oleh asisten rumah tangga, begitu selesai Kinar mendekati mami mertua nya
"Tante mau minum apa?"
"Apa saja"sahut tatit dengan melirik Kinar, meskipun kelihatan pucat aura kecantikan tetap kelihatan. Segelas jus di suguhkan ke Tatit
"Kamu hari ini tidak masuk kantor Kin?"
"Baru saja pulang Tan"
"Suami kamu tidak ikut pulang?"Kinar tertawa mendengar pertanyaan Tatit
"Masih di kantor Tan"sahut Kinar dengan mengusap pergelangan tangan nya
"Eh tangan kamu kenapa? Apa yang terjadi?Apa Irsyad yang melakukan nya? Dan ini"Tatit menyentuh punggung tangan kinar yang di perban kecil"Kamu habis di rawat inap?"
"Mas Irsyad tidak sengaja melakukan nya tan, ini bekas suntikan penghilang rasa nyeri tan"jawab Kinar dengan mengusap tangan nya"Aku mau masak untuk makan malam tan, Tante tunggu di ruang tv saja ya"kata Kinar dengan membawa Tatit ke ruang tv dan tidak lupa dengan membawa segelas jus nya.
Setelah itu Kinar kembali ke dapur, meski pun Kinar merasakan mual dan pusing, ia berusaha untuk menahan nya, karena ia tidak ingin mami mertua nya mengetahui kalau diri nya sedang hamil.
Untuk menghilang kan rasa bosan Tatit duduk di karpet permadani, untuk mencari majalah agar tidak ia merasa tidak bosan, dan alangkah terkejut nya ia mendapatkan alat testpack dan gambar hasil USG, dengan langkah sedikit lari ia menuju ke arah Kinar
"Kamu hamil?" deg Kinar begitu terkejut, tangan nya langsung berhenti yang sedang memotong sayuran.
"Tidak"jawab Kinar dengan membalikan badan ke arah mertua nya
"Jangan berbohong pada mami Kinar"terlambat mami mertua nya sudah memegang hasil testpack dan USG, Kinar menarik nafas, Tatit memegang pergelangan tangan nya dengan lembut dan di ajak nya duduk di kursi meja pantry
"Kamu hamil?"tanya nya sekali lagi, Kinar menganggukkan kepala"Kenapa kamu menutupi nya sama mami Kin? Kamu tau mami mengharapkan kabar bahagia ini sudah lama"
"Maaf kan aku tan, ini semua sengaja aku lakukan"
"Kenapa?
"Aku hanya ingin mas irsyad berubah sikap nya sebelum mengetahui kehamilan ku Tan"
"Kenyataan nya?
"Sudah lah tan"sahut Kinar dengan memegang tangan Tatit"Aku mohon Tan, jangan Tante beritahu hal ini kepada mas Irsyad dan keluarga ku"
"Kenapa Kinar?
"Aku mohon Tan"
"Sudah berapa Minggu usia kehamilan mu?
"Baru enam Minggu Tante"
"Dan kamu melakukan pekerjaan ini semua sendiri?"
"Aku baik baik saja Tan, percayalah"
"Tapi mami khawatir"jawab Tatit dengan mengusap perut kinar"Baik baik di perut mami kamu ya sayang"
"Berjanji lah Tante, kalau Tante tidak akan mengatakan pada siapa pun"Kinar memohon
"Baiklah, tapi kamu janji kalau kamu akan menjaga calon cucu mami, dan panggil mami Kinar"
"Iya,,pasti mam"
"Nah itu bagus"
"Kamu sudah selesai masak nya?
"Sedikit lagi mam"mendengar Kinar memanggil dengan sebutan itu mami ia merasa sangat bahagia.Tatit mengembalikan testpack dan hasil USG di tempat semula. Kinar masih sibuk dengan masakan nya begitu selesai Kinar menyusun semua nya di meja makan. Selesai
"Kinar sudah sore mandi lah, pamali wanita hamil mandi malam malam"
"Mami"panggil Kinan dengan manja, tidak berapa lama Kinar selesai mandi Irsyad pun pulang
"Mami"
"Kenapa lama sekali?"
"Banyak pekerjaan mi"jawab Irsyad dengan melihat Kinar masih dengan wajah sembab nya, meski tidak separah pagi tadi
"Mami sudah lapar, kamu tau ternyata istri kamu jago banget masak"Kinar pura pura tidak mendengar nya, karena ia sibuk membuatkan jus
"Kenapa mami tidak makan duluan"
"Kinar tidak mau"Irsyad melihat ke arah istri nya, mami nya hanya tersenyum
"Cepatlah turun mami sangat lapar"
"Iya mi"hanya membutuhkan waktu sepuluh menit Irsyad sudah turun menuju meja makan
"Apa yang kamu lakukan dengan istri kamu?"Irsyad langsung berhenti mengunyah makanan nya begitu juga dengan Kinar
"Mi"panggil Kinar"Aku sudah mengatakan pada mami, kalau mas Irsyad tidak sengaja mi"
"Mami hanya ingin tau jawaban dari suami kamu"
"Jawa,,,"belum lagi Kinar selesai bicara sudah di potong dengan mertua nya
"Kamu diam Kinar, mami perlu jawaban dari Irsyad"Kinar terdiam
"Jawaban nya sama mi"
"Apa?"
"Aku tidak sengaja melakukan nya mi"suara Irsyad begitu berat mengatakan nya
"Kalau kamu berbuat seperti ini, kamu bukan seperti manusia Irsyad, kalau kamu tidak ingin Kinar di sini lebih baik mami membawa Kinar ke rumah mami"
"Mi"panggil Kinar
"Diam lah Kinar!!!"bentak Tatit, Irsyad memandang Kinar dengan tatapan dingin
"Kinar istri ku mi, jadi aku berhak melakukan apapun"
"Dan perlu juga kamu ketahui, selain Kinar istri kamu, dia juga menantu mami Irsyad, apa kamu lupa? Dan mami mau besok kamu membawakan asisten rumah tangga di apartemen kamu"
"Itu berlebihan mi"Kinar hanya diam, selera makan hilang begitu saja, ketika ia menyaksikan ibu dan anak sedang bertengkar, Kinar hanya mengusap wajah pucat nya dengan kedua tangan nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Firtrian Delli
membosankan byk iklan yg tak bermutu baca novel jd tak seru termasuk novel tak bermutu byk iklan
2023-04-07
1