Menginap di Rumah Mama

Dengan langkah terburu buru Kinar masuk ke dalam mobil nya dan langsung tancap gas, kini Kinar terlalu sering berolahraga jalan kaki dengan terburu buru, Kinar akan berbicara dengan kedua orang tua nya dan kedua orang tua Irsyad agar ia di pindahkan di bagian lain. Sekarang Kinar sudah merasa tidak nyaman dengan kehadiran Susan di ruangan Irsyad, bahkan ia selalu melihat mereka berciuman di depan umum. Begitu sampai rumah Astri Mama nya ia langsung masuk, dan dia melihat Astri sedang duduk santai di depan TV

"Eh, kamu datang?"

"Ya"sahut nya sedikit malas

"Kamu kenapa? Kamu baik baik saja kan?"

"aku sedang tidak baik ma"jawab nya dengan manja, Astri tersenyum melihat leher Kinar yang penuh dengan warna merah dan kehitaman

"Kamu bertengkar?"

"Bertengkar?"tanya nya"Tidak ma, dia tidak akan membiarkan ku tidur dengan tenang ma"

"Bagus, itu artinya mama akan punya cucu dari kamu"

"Ma"panggil nya manja dengan menyandarkan kepala nya di pundak Astri"Aku ingin tidur ma, dan tolong jangan ganggu ya ma"

"Nama nya juga pengantin baru Kin"teriak Astri ketika Kinar sudah sampai di lantai atas

"Tapi tidak gitu juga ma, lagian,,,"Kinar tidak meneruskan kata kata nya, Astri tersenyum melihat tingkah putri sulung nya

"Dasar Irsyad ngapain juga dia membuat tanda merah di leher ku, bahkan belum lagi hilang tanda ini dia menambah nya kembali"Kinar sedikit gusar, sudah satu bulan mereka menikah dan Irsyad tidak pernah membiarkan tidur malam nya dengan tenang, dia selalu menyatukan tubuh nya pada Kinar.

Tanpa mandi terlebih dahulu Kinar langsung tidur dengan pulas, rasa nya sungguh nyaman, karena selama satu bulan ia tidak pernah tidur di kasur sungguh menyedihkan, ia di kejutkan dengan suara ponsel panggilan masuk

"Irsyad,,untuk apa dia menelpon ku? Bukan kah aku tadi sudah minta izin pada nya, tapi dia menjawab itu tidak perlu"

"Kenapa tidak kau angkat?"pesan masuk, Kinar tidak membalas nya hanya membaca nya

"Sebenar nya mau mu apa!!!"pesan masuk lagi dari sang suami, dari tulisan nya Kinar tau kalau dia sedang marah

"Bukan kah tadi pagi aku sudah mengatakan pada mu, kalau aku izin pulang terlambat tapi setelah aku pikir aku tidak pulang"pesan terkirim

"Kemana kau pergi!!!"

"Kamu tidak perlu tau, bukan kah ini yang kamu harapkan dengan hubungan kita? Jadi biarkan aku istirahat"pesan Kinar kirim dan ponsel langsung di non aktifkan.

Di rumah Irsyad uring uringan, berusaha menelpon ke nomor Kinar, tapi nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan

"Kau membuat ku marah Kinar, dan sekarang aku benar benar sangat marah"

"Lihat apa yang akan aku perbuat pada mu"

Rasa nya Kinar masih kurang tidur malam nya, tapi Kinar harus ke kantor

"ma,,,,"

"Ya ampun Kinar, kamu itu sudah dewasa dan sudah menjadi seorang istri, tapi sikap mu seperti anak kecil"

"Aku berangkat ma"

"Tunggu dulu Kinar, kamu belum sarapan sayang"

"Aku akan sarapan di kantor ma"sahut nya dengan mencium pipi Astri, setelah itu ia langsung menancap gas mobil nya, begitu sampai kantor, ia memarkirkan mobil nya, mobil Irsyad sudah terparkir, tumben dia datang cepat, kali ini Kinar masuk kedalam ruangan nya dengan santai

"Cika apa Bu Kinar sudah datang"Irsyad menelpon sekretaris nya

"Sudah pak"

"Suruh dia ke ruangan saya sekarang"

"Baik pak"telpon terputus"Aneh banget pak bos kenapa tidak langsung saja menelpon ke Bu Kinar?"sekretaris nya tersenyum dengan menggelengkan kepala"Mungkin lagi bertengkar, kalau mereka bertengkar kenapa tato di leher Bu Kinar tidak hilang malah makin parah?"

tok,,tok,,tok

"masuk"

"Maaf Bu, pak Irsyad memanggil bu Kinar agar keruangan nya"

"Kenapa dia tidak menelpon saya?"

"Saya tidak tau Bu, kalau begitu saya permisi Bu"cika keluar, sebelum keruangan Irsyad, ia merapikan rambut nya yang sedikit berantakan

tok,,,tok,,tok

Kinar mengetuk daun pintu ruangan irsyad

"Masuk"handle pintu di putar

"Kenapa kau tidak mengangkat ponsel mu? Dan kenapa kau tidak pulang? Kemana kau pergi?"Kinar tersenyum

"Kenapa kau tersenyum?"

"Aku kemaren sudah minta izin pada mu mas, tapi kamu bilang aku tidak perlu minta izin"

"Kapan aku mengatakan nya?"

"Kamu lupa? Oh tidak, ternyata sekarang seorang Irsyad Abdul Malik menjadi seorang pelupa, apa kata dunia"ejek Kinar dengan tersenyum

"Sejak kau hadir di kehidupan ku"Kinar langsung terdiam

"Apa kehadiran ku benar benar membuat mu terganggu?"

"Sangat, sangat terganggu"

"Kalau begitu bebaskan aku dari pernikahan ini"Irsyad menatap Kinar

"Aku tidak mengatakan nya"

"Baiklah"Ucap Kinar pelan"Maaf kalau kehadiran ku sudah mengganggu mu, dan maaf membuat mu menjadi tidak nyaman"Kinar melangkah keluar dengan wajah gusar, Cika sekretaris Irsyad memandang nya dengan pandangan curiga

Kinar tidak pernah berpikir sejauh itu, kalau kehadiran nya benar benar menganggu Irsyad, lalu apa yang harus ia lakukan? Harus kah ia kembali kerumah orang tua nya? Ah tidak, ke rumah orang tua nya itu lebih tidak mungkin

Hari ini Kinar pulang lebih cepat, tidak seperti biasa nya, begitu sampai apartemen ia menyiapkan makan malam hanya dengan menu stik daging sapi, itu menu kesukaan nya, dan tidak lupa dengan secangkir teh, karena kalau malam irsyad mau nya minum teh dan kalau pagi kopi, Kinar mendapatkan semua ini dari bibi yang bekerja di rumah Tatit mertua nya. Kinar lebih memilih di kamar mandi bawah, karena ia yakin jika ia mandi di kamar mandi suami nya, ia akan di usir secara kasar dan itu akan sangat menyakitkan bagi nya

Setelah selesai, Kinar tidur di sofa ruang TV, rasa nya bukan badan nya saja yang terasa sakit tapi otak nya juga sakit. Kinar mendengar suara langkah kaki, sudah bisa Kinar tebak kalau itu adalah langkah kaki suami nya, Irsyad melihat sesaat ke arah istri nya yang sudah tertidur, setelah itu dia menuju kamar nya. Ketika dia turun hanya memakai celana boxer dan kaos oblong yang pas dengan tubuh nya, dia duduk di meja makan dan menyantap makan malam yang sudah aku siapkan.

Begitu selesai dia berjalan ke arah Istri nya dan duduk di sebelah Kinar yang benar benar sudah tertidur dengan pulas. Alasan dia saja untuk melihat acara tv, sudah pasti dia punya maksud tertentu, di pindah kan tubuh mungil Kinar di bawa dengan lantai yang beralaskan karpet permadani. Dasar Irsyad, dia tidak membiarkan Kinar tidur dengan tenang seperti malam yang sudah sudah, dia menyatukan tubuh nya pada Kinar dan setelah selesai dia meninggalkan nya begitu saja. Tubuh Kinar sudah biasa menjadi santapan malam suami nya

Seperti biasa, Kinar selalu menyiapkan sarapan pagi dan setelah kopi untuk nya sebelum berangkat ke kantor, tapi pagi ini hanya ada roti tawar. Sampai kapan Kinar akan seperti ini? Rumah tangga nya benar benar tidak seperti layak nya. Barang kali tidak akan ada pertengkaran yang berlebihan dalam rumah tangga. Jika suami dan istri selalu bisa duduk bersama untuk saling menatap dengan rasa cinta, merelakan kedua pasang telinga untuk mendengar kan, melatih dua lidah untuk tidak saling menyakiti, menjaga dua hati untuk selalu dan terus menerus saling menyayangi. Tapi semua nya itu tidak akan mungkin

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-07-13

0

Rasipah

Rasipah

kayak pelacur istrinya kenapa gak protes ke orang tua

2023-04-07

0

Kusmia Mia

Kusmia Mia

jan bisa ditutupi tadinya....lebay bnget bodohnya.

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Menolak
2 Sah
3 Cuek
4 Menyesal
5 Menatap Ku
6 Seperti Biasa
7 Rumah Baru
8 Masih Rumah Baru
9 Menginap di Rumah Mama
10 Tanda Tanda
11 Makan Mie Ayam
12 Diam
13 Masih Diam
14 Infus
15 Kehadiran Mami Nya
16 Masih Kehadiran Mami nya
17 Sedikit Kecewa
18 Masih Sedikit Kecewa
19 Ada Yang Berubah
20 Masih Ada yang Berubah
21 Istirahat
22 Bertengkar
23 Masih Bertengkar
24 Makan Bersama
25 Cemburu
26 Ketahuan
27 Masih Ketahuan
28 Merasa Bersalah
29 Masih Merasa Bersalah
30 Benarkah
31 Masih Benarkah
32 Marah Besar
33 Kecewa
34 Masih Kecewa
35 Masih Kecewa
36 Khawatir
37 Di Jenguk
38 Pulang
39 Masih Pulang
40 Lelah
41 Masih lelah
42 Menghindar
43 Masih Menghindar
44 Masih Menghindar
45 Masih Menghindar
46 Takut Kehilangan
47 Di izin kan pulang
48 Masuk Kantor
49 Bertemu klien
50 Masih Bertemu Klien
51 Menamparnya
52 Marah Besar
53 Merasa Iri
54 Begitu Khawatir
55 Masih Begitu Khawatir
56 Mengatakan Semuanya
57 Bingung
58 Merasa Lebih Baik
59 Mulai Dari Awal
60 Menangis
61 Masih Menangis
62 Penyesalan Yang Begitu Dalam
63 Keadaan Telah Berubah
64 Merasa Heran
65 Masih Merasa Heran
66 Jangan Menyerah
67 Masih Jangan Menyerah
68 Kebiasaan Baru
69 Resign
70 Kembali ke Jogja
71 Hotel
72 Berkunjung
73 Hilangkan Rasa Ego
74 Penyesalan
75 Jatuh
76 Masih Jatuh
77 Merawat
78 Masih Merawat
79 Gelisah
80 Masih Gelisah
81 Masih Gelisah
82 Masih Gelisah
83 Marah nya Seorang Ibu
84 Ada Yang Berbeda
85 Terkejut
86 Masih Terkejut
87 Masih Terkejut
88 Penyesalan Terdalam
89 Cinta Yang Tumbuh
90 Terlalu Mual
91 Begitu Marah
92 Tidak Sengaja
93 Emosi
94 Terheran Heran
95 Senyum Kemenangan
96 Kasih Sayang Seorang Ibu
97 Keegoisan Seorang Ayah
98 Menyerah
99 Belum Cukup Puas
100 Terasa Sesak
101 Bahagia
102 Rasa Penyesalan
103 Pertemuan
104 Masih Pertemuan
105 Mulai Berani
106 Rasa Takut
107 Rasa Khawatir
108 Masih Rasa Khawatir
109 Penasaran
110 Mimpi
111 Menyesal
112 Rindu
113 Masih Rindu
114 Belajar Ikhlas
115 Berusaha Menerima
116 Tentang Takdir
117 Iba
118 Rasa Bahagia
119 Masih Tidak Percaya
120 Masih Tidak Percaya
121 Merajuk
122 Cemburu
123 Masih Cemburu
124 Sensitif
125 Masih Sensitif
126 Masih Sensitif
127 Cemburu
128 Bertengkar
129 Ini lah
130 Takdir
131 Wajah Bahagia
132 Kabar Bahagia
133 Khawatir
134 Takut
135 Sakit Hati Kembali
136 Masih Sakit Hati Kembali
137 Masih Sakit Hati Kembali
138 Berusaha Untuk Percaya
139 Rindu Tak Sampai
140 Masih Meragukan nya
141 Rasa Bahagia itu Indah
142 Di Goda
143 Terharu dan Bahagia
144 Masih Terharu dan Bahagia
145 Bahagia atau sedih
146 Iri
147 Hari Bahagia
148 Masih Hari Bahagia
149 Rasa Bahagia
150 Marah, Kecewa dan sakit hati
151 Bucin
152 Terharu
153 Sangat Khawatir
154 Masih sangat khawatir
155 Khawatir Bercampur Marah
156 Terluka
157 Tidak Sabar
158 Masih Tidak Sabar
159 Menahan Rindu
160 Marah Besar
161 Masih Marah Besar
162 Kecewa, Terluka, Sakit hati
163 Tidak akan sanggup
164 Masih Tidak Akan Sanggup
165 Terharu
166 Nyesak
167 Masih nyesak
168 Candu
169 Iba
170 Masih Iba
171 Rindu
172 Geram Plus Emosi
173 Malu
174 Bahagia atau Sedih
175 Masih Bahagia atau Sedih
176 Curhat
177 Berkunjung
178 Benarkah selingkuh
179 Memberikan Penjelasan
180 Merasa Iri
181 Cemburu
182 Masih Cemburu
183 Cemburu Tak Jelas
184 Merasa Malu
185 Gelisah
186 Seperti Mimpi
187 Masih Seperti Mimpi
188 Memberikan semangat
189 Satu Nasib
190 Berusaha kuat
191 Terkejut
192 Masih Terkejut
193 Tidak Percaya
194 Antrian Panjang
195 Yang kedua kali nya
196 Masih yang kedua kali nya
197 Terlalu sakit
198 Penasaran
199 Tidak Menyangka
200 Bingung
201 Antara sedih dan bahagia
202 Rasa Cemas dan khawatir
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Menolak
2
Sah
3
Cuek
4
Menyesal
5
Menatap Ku
6
Seperti Biasa
7
Rumah Baru
8
Masih Rumah Baru
9
Menginap di Rumah Mama
10
Tanda Tanda
11
Makan Mie Ayam
12
Diam
13
Masih Diam
14
Infus
15
Kehadiran Mami Nya
16
Masih Kehadiran Mami nya
17
Sedikit Kecewa
18
Masih Sedikit Kecewa
19
Ada Yang Berubah
20
Masih Ada yang Berubah
21
Istirahat
22
Bertengkar
23
Masih Bertengkar
24
Makan Bersama
25
Cemburu
26
Ketahuan
27
Masih Ketahuan
28
Merasa Bersalah
29
Masih Merasa Bersalah
30
Benarkah
31
Masih Benarkah
32
Marah Besar
33
Kecewa
34
Masih Kecewa
35
Masih Kecewa
36
Khawatir
37
Di Jenguk
38
Pulang
39
Masih Pulang
40
Lelah
41
Masih lelah
42
Menghindar
43
Masih Menghindar
44
Masih Menghindar
45
Masih Menghindar
46
Takut Kehilangan
47
Di izin kan pulang
48
Masuk Kantor
49
Bertemu klien
50
Masih Bertemu Klien
51
Menamparnya
52
Marah Besar
53
Merasa Iri
54
Begitu Khawatir
55
Masih Begitu Khawatir
56
Mengatakan Semuanya
57
Bingung
58
Merasa Lebih Baik
59
Mulai Dari Awal
60
Menangis
61
Masih Menangis
62
Penyesalan Yang Begitu Dalam
63
Keadaan Telah Berubah
64
Merasa Heran
65
Masih Merasa Heran
66
Jangan Menyerah
67
Masih Jangan Menyerah
68
Kebiasaan Baru
69
Resign
70
Kembali ke Jogja
71
Hotel
72
Berkunjung
73
Hilangkan Rasa Ego
74
Penyesalan
75
Jatuh
76
Masih Jatuh
77
Merawat
78
Masih Merawat
79
Gelisah
80
Masih Gelisah
81
Masih Gelisah
82
Masih Gelisah
83
Marah nya Seorang Ibu
84
Ada Yang Berbeda
85
Terkejut
86
Masih Terkejut
87
Masih Terkejut
88
Penyesalan Terdalam
89
Cinta Yang Tumbuh
90
Terlalu Mual
91
Begitu Marah
92
Tidak Sengaja
93
Emosi
94
Terheran Heran
95
Senyum Kemenangan
96
Kasih Sayang Seorang Ibu
97
Keegoisan Seorang Ayah
98
Menyerah
99
Belum Cukup Puas
100
Terasa Sesak
101
Bahagia
102
Rasa Penyesalan
103
Pertemuan
104
Masih Pertemuan
105
Mulai Berani
106
Rasa Takut
107
Rasa Khawatir
108
Masih Rasa Khawatir
109
Penasaran
110
Mimpi
111
Menyesal
112
Rindu
113
Masih Rindu
114
Belajar Ikhlas
115
Berusaha Menerima
116
Tentang Takdir
117
Iba
118
Rasa Bahagia
119
Masih Tidak Percaya
120
Masih Tidak Percaya
121
Merajuk
122
Cemburu
123
Masih Cemburu
124
Sensitif
125
Masih Sensitif
126
Masih Sensitif
127
Cemburu
128
Bertengkar
129
Ini lah
130
Takdir
131
Wajah Bahagia
132
Kabar Bahagia
133
Khawatir
134
Takut
135
Sakit Hati Kembali
136
Masih Sakit Hati Kembali
137
Masih Sakit Hati Kembali
138
Berusaha Untuk Percaya
139
Rindu Tak Sampai
140
Masih Meragukan nya
141
Rasa Bahagia itu Indah
142
Di Goda
143
Terharu dan Bahagia
144
Masih Terharu dan Bahagia
145
Bahagia atau sedih
146
Iri
147
Hari Bahagia
148
Masih Hari Bahagia
149
Rasa Bahagia
150
Marah, Kecewa dan sakit hati
151
Bucin
152
Terharu
153
Sangat Khawatir
154
Masih sangat khawatir
155
Khawatir Bercampur Marah
156
Terluka
157
Tidak Sabar
158
Masih Tidak Sabar
159
Menahan Rindu
160
Marah Besar
161
Masih Marah Besar
162
Kecewa, Terluka, Sakit hati
163
Tidak akan sanggup
164
Masih Tidak Akan Sanggup
165
Terharu
166
Nyesak
167
Masih nyesak
168
Candu
169
Iba
170
Masih Iba
171
Rindu
172
Geram Plus Emosi
173
Malu
174
Bahagia atau Sedih
175
Masih Bahagia atau Sedih
176
Curhat
177
Berkunjung
178
Benarkah selingkuh
179
Memberikan Penjelasan
180
Merasa Iri
181
Cemburu
182
Masih Cemburu
183
Cemburu Tak Jelas
184
Merasa Malu
185
Gelisah
186
Seperti Mimpi
187
Masih Seperti Mimpi
188
Memberikan semangat
189
Satu Nasib
190
Berusaha kuat
191
Terkejut
192
Masih Terkejut
193
Tidak Percaya
194
Antrian Panjang
195
Yang kedua kali nya
196
Masih yang kedua kali nya
197
Terlalu sakit
198
Penasaran
199
Tidak Menyangka
200
Bingung
201
Antara sedih dan bahagia
202
Rasa Cemas dan khawatir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!