Kekuatan Penuh Luka

Liburan yang hanya sepekan itu diisi oleh Maya dengan berdiam di rumah. Melakukan pekerjaan rumah dan membaca buku sebagai hiburannya.

...***...

Hari ini adalah hari pertama semester 2, diawali dengan upacara bendera. Seperti biasa, pekan pertama masuk kelas di semester 2 akan diisi dengan pembahasan ujian semester 1. Untuk kelas 3 yang akan mengikuti ujian kelulusan, pembahasan ujian menjadi sebuah kewajiban.

Jam pertama di kelas 3-7 diisi sesuai jadwal mata pelajaran kelas, Biologi. Sebuah mata pelajaran yang menjadi kelemahan seorang Maya Anggraini sehingga nilainya tidak pernah lebih dari angka 7.

"Maya, kamu sebenarnya bisa, kan, dalam Biologi? Nilai kamu bisa melebihi 6,3 kan?" tanya Pak Sam, Guru Biologi, tegas. Ia tidak habis pikir mengapa Maya yang juara sekolah nilai Biologinya rendah. Maya yang ditegur hanya bisa diam. Sekeras apapun ia belajar, Biologi tetap sulit baginya.

"Jangan mentang-mentang kamu pinter terus kamu menyepelekan pelajaran saya," lanjut Pak Sam dengan nada meninggi. Pak Guru ganteng itu menunjukkan raut wajah yang kesal. "Kamu tahu? Bahkan Rima saja mengalahkan kamu. Saya kecewa sama kamu, Maya," ujar Pak Sam lagi setelah mengatur emosinya.

"Maaf, Pak," ucap Arkan seraya mengangkat tangannya. Ia merasa kasihan terhadap Maya yang dimarahi di depan teman-teman sekelas. Dilihatnya Pak Sam menoleh ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Pak Sam melunak setelah mengetahui Arkan yang mengangkat tangan. Ya, siapapun di kelas 3-7 sudah tahu bahwa Arkan adalah salah satu kesayangan Pak Sam. Tentu, karena nilainya yang tinggi di Biologi sehingga tidak mengecewakan Pak Sam.

"Pak, bagaimana kalau kami sekelas mengadakan ujian ulang dengan soal yang berbeda?" Arkan mengusulkan.

"Kenapa kamu mengusulkan hal seperti itu?" tanya Pak Sam.

"Supaya lebih yakin saja, Pak," jawab Arkan. Bagaimanapun, aneh kalau Maya nilainya di bawah Rima. Arkan membatin dan ditunjukkan dalam raut wajah yang dipahami oleh Pak Sam. Pak Sam mengiyakan dan mereka kemudian menjalani ujian kecil yang berisi 10 soal.

Setelah selesai, Pak Sam mengoreksi dan mendapati bahwa Arkan dengan nilai tertinggi dan sempurna sementara Maya berada di peringkat yang sama dengan Ramdan, tepat di bawah Arkan. Rima? Ia berada di peringkat terbawah karena hanya 2 soal yang jawabannya benar.

"Hmm, saya sudah melihat jawaban-jawaban kalian. Maya, kamu jangan sombong dan teruslah belajar Biologi," ujar Pak Sam.

Mendengar itu, Maya hanya bisa meminta maaf dalam hatinya. Jam pelajaran pertama selesai dan mereka beristirahat. Maya berdiri di koridor lantai 2, menatap lapangan voli di bawah.

Sebenarnya sedang ada kelompok siswa yang sedang bermain voli tapi tidak diindahkan olrh Maya. Ia tidak fokus melihat pertandingan voli di bawah karena masih memikirkan ucapan Pak Sam.

Bagaimana caranya supaya aku bisa memahami Biologi? Maya membatin tidak mengerti.

"Sudah, nggak usah dipikirin, May. Nilai kamu nggak merah, kok," ucap Riana yang baru saja menghampirinya, menenangkan Maya. Maya mendapati senyum tulus Riana, menular sehingga ia membalas senyum sahabatnya itu.

SETT!! Tiba-tiba sebuah bola voli melesat di samping Maya. Arah datangnya dari lapangan voli di bawah. Untunglah hanya mengenai dinding.

"Maaf!" teriak Herryl dari bawah. Ternyata Herryl dan kawan-kawannya yang bermain. Maya tidak menjawab tapi kembali ke kelasnya, tepatnya ke kursinya. Riana mengikuti sahabatnya itu.

"Kak May, maaf tadi nggak sengaja," ujar Herryl yang sudah berada di depan pintu. Di tangannya ada bola voli yang tadi melesat. Sepertinya Herryl baru saja mengambil bola di koridor.

"Udah sana," jawab Maya, mengusir Herryl dari kelasnya.

"Tapi..." sahut Herryl, merasa aneh dengan sikap Maya.

"Cepat pergi," ucap Maya menegaskan kembali. Herryl menatap Maya yang raut wajahnya tidak dalam kondisi good mood kemudian pamit. Pergi dari kelas 3-7.

Sementara Riana menatap kasihan pada Herryl yang diusir. Riana kemudian menoleh ke arah Maya. Maya seperti tidak bersemangat.

"May, kamu kenapa?" tanya Riana.

"May kepikiran kata-kata Pak Sam ..." Maya segera menoleh ke arah Riana.

"May nggak mau Geng Red Hot melihat kami dan malah jadi ribut, Ri," jawab Maya.

Mendengar jawaban Maya, Riana menepuk bahu sahabatnya itu. Menyalurkan kekuatan untuk Maya agar tabah menghadapi masalah Biologi dan Geng Red Hot.

"Tapi bukannya kamu bisa pakai jurus karatemu untuk melawan mereka? Dan kabarnya catatan sikapmu juga akan aman, kan, May?" tanya Riana memastikan. Lalu, kenapa Maya masih mengkhawatirkan kedua hal itu?

"Kita tinggal sebentar lagi di SMA, Ri. Apa iya May mau membuat luka di hati mereka karena May? Nggak, Ri. May mau damai saja," jawab Maya. Ya, bila mereka ribut dan Maya melawan, mereka akan malu karena gagal menaklukkan Maya. Kalau Maya tidak melawan dan ketahuan pihak sekolah, maka Bu Yuniar akan mencatat Geng Red Hot dalam kasus sekolah. Selalu merugikan pihak Geng Red Hot dan Maya tidak tega bila itu terjadi.

...***...

Herryl kembali ke lapangan tapi dia tidak bermain lagi. Ada Hardi yang melewatinya.

"Ryl, ini laporan kegiatan kemarin," ujar Hardi seraya menyerahkan map biru berisi laporan ujian kenaikan sabuk sabtu lalu.

"Baik, Kak, saya terima laporannya, ya." Herryl menerima map biru itu segera.

"Mengenai Maya..." ucap Hardi menggantung, membuat Herryl jadi penasaran.

"Ya, Kak?" tanya Herryl.

"Dia sudah sabuk biru. Jadi, kamu hati2 sama dia mulai sekarang," jawab Hardi sambil tertawa, menyebabkan Herryl ikut tertawa kecil.

"Tapi, 'kan, jurus karate nggak bisa dipakai sembarangan, Kak," sahut Herryl kemudian sambil tertawa meledek.

"Bisa aja kamu cari celah, seperti yang diharapkan dari Ketua OSIS," balas Hardi lagi sambil tertawa. Mereka berdua tertawa bersama.

"Ryl," panggil Hardi lagi. Mendengar Herryl menyahut, ia melanjutkan,"Maya udah bisa jaga dirinya sendiri. Kita nggak perlu jagain lagi."

Herryl terkesiap mendengar kalimat Hardi barusan.

"Kak Hardi tahu?" tanya Herryl memastikan.

"Nggak perlu panggil Kak lagi, kita kan seumuran. Selama ini aku diam saja karena kukira kamu lupa, Ryl. Tapi melihat sikapmu selama pekan ujian kemarin dan class meeting, aku tahu kamu belum berubah. Masih Herryl yang kukenal," jawab Hardi menjelaskan analisanya. Mereka sudah duduk di kursi batu depan kelas 2-4. Kebetulan saat itu hanya ada mereka berdua. Herryl kembali tersenyum.

"Kamu juga belum berubah, Di. Masih sedewasa dulu. Tapi, dia.." ucap Herryl.

"Dia masih kecil saat itu. Umurnya aja lebih muda setahun dari kita, 'kan?" ucap Hardi mengingatkan Herryl. Dilihatnya Herryl mengangguk, mengiyakan.

"Terima kasih, Di, sudah menjaganya selama ini," ujar Herryl.

"Aku baru menjaganya selama SMA, Ryl. Sejak SD sampai SMP kita bertiga terpisah," elak Hardi.

"Jadi, selama ini dia bertahan sendiri?" tanya Herryl. Hardi mengangguk. Sebuah senyum terbit di wajah Herryl. "Dia memang kuat, mampu menjaga dirinya sendiri. Kita dulu salah, sudah meremehkan kemampuannya," lanjut Herryl lagi.

"Dia tetap butuh penjaga. Ingat insiden sama Geng Red Hot? Kebayang kalau kamu nggak ada?" tanya Hardi lagi menolak hipotesa Herryl.

"Iya juga. Dia nggak mau menyakiti orang meski punya kemampuan itu. Eh, iya, Maya sendiri ingat kamu di TK?" tanya Herryl kemudian. Hardi mengangguk, membuat Herryl bertanya lagi,"ingat aku?"

Herryl harus menelan kecewa karena Hardi menggeleng.

"Mungkin aku ini pantas dilupakan, ya?" ucap Herryl sambil tertawa getir.

"Nggak. Tetap jadi Herryl yang kami kenal, oke? Aku pergi dulu," ucap Hardi sambil menepuk bahu teman kecilnya itu, memberi kekuatan.

...-bersambung-...

Oke, masa lalu mulai kelihatan. Gimana dengan Maya?

Terpopuler

Comments

sry rahayu

sry rahayu

ayo may, ingat donk

2022-05-31

0

ce_ngOh

ce_ngOh

kacian

2021-09-24

0

Tutik Sriwahyuni

Tutik Sriwahyuni

ya iya dong Ryyl kan dr temen PG terus masuk Tk jd temen lg, ya wajar dong inget... jangan sedih, Maya itu sebenarnya inget kok ama kamu, inget kejailan-kejailan kamu sih 🤣

2021-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Ujian Semester 1
3 Kenalan Baru
4 Ujian Hari Ke-2
5 Masa Lalu?
6 Bertemu Geng Red Hot
7 Buah Bibir?
8 New Ark?
9 New Ark
10 Impian Ada di Tengah Peluh
11 Senyum yang Penting Bagiku
12 Percaya pada Mimpi Terbaik
13 Kegembiraan yang Misterius
14 Bertarunglah! Musuh terhebat adalah diri sendiri
15 Kekuatan Penuh Luka
16 Bangkitlah dan Terus Belajar
17 Never Ending Dream
18 By Your Side
19 Kencan?
20 Masa Depan yang Mendekat
21 I Lay My Love on You
22 Shape of My Heart
23 Drowning
24 Dari Balik Benua
25 Adrian van Coen
26 Kriminologi?
27 The Uneasiness I Feel
28 Karena Aku Ingin Menghapus Ketidaknyamanan Ini
29 Seperti Musim yang Meluap
30 Burung Hantu Kesayangan
31 Born to Make You Happy
32 More Than Words
33 Riana Gemas
34 Ke Oxford?
35 Puzzle of My Heart
36 Tak Membiarkanmu Sendirian
37 Hari Esok: Alasan untuk Berada di Sisinya
38 Hal Penting yang Disebut "Tujuan"
39 Tak Takut Apapun?
40 Feelings in My Heart
41 I Do Miss You
42 Reaching for A Love That Seems So Far
43 Apakah Sesuatu yang Penting itu Hancur?
44 Three Little Words
45 Bersama Keberanian dan Senyuman yang Kupeluk
46 Terus Berjuang dengan Senyumanmu
47 Menjaga Keyakinanmu
48 Masa Depan yang Ingin Kulindungi
49 My Heart is in Your Hand
50 Hati yang Terhubung Langit Dunia
51 Menuju Hiatus?
52 Lady Oscar?
53 Memantaskan Diri
54 Menjaga dengan Caraku
55 Berhenti Meragu
56 Say it Straight from My Heart
57 Ruang Rindu yang Mengalir Lembut
58 Every Little Thing
59 Genki Desuka?
60 Menapaki Mimpi
61 Mimpi yang Terlihat: Masa Depan Dirimu
62 Suatu Saat Kau Pasti Akan Sampai
63 Will Never Stop It
64 Can't Read the Future
65 Tanpamu: Teraniaya Sunyi
66 Metafora Semangat dan Kesuraman
67 Menyesap Rasa Tanpa
68 Melabuhkan Impian
69 Mengangkasa tanpa sayap?
70 Menyapa Rasa
71 Mencinta Penjaga
72 Banyak Jalan Menuju Roma
73 Toga: Batas Dunia Baru
74 Perjalanan ke Balik Benua?
75 Waktu untuk Hidupmu
76 Makan Malam?
77 Menggenggam Cahaya
78 Bergenggaman Menyatukan Langkah
79 Gerbang Timur: The Cold Summer
80 Menyeruakkan Asa
81 My One and Only
82 Menumpuk Rindu, Awal Sebuah Mimpi
83 Meraba Penyemangat
84 Bersama Keberanian yang Mendebarkan
85 Mencemburui Rasa
86 Luahan Rasa: Senyatanya Impian
87 Mencecap Rengkuhan
88 Menapaki Cita Tiga Masa
89 Meragui Ikatan?
90 Reuni Tak Terduga
91 You Change My World
92 Jamuan Spesial
93 Jaga Punggungku, Ya
94 Kegundahan Tuan Muda
95 Gulana dalam Keterjagaan
96 Mencoba Percayai Keajaiban
97 Show Me The Meaning of Being Lonely
98 Shinjiru Unmei
99 Jelang Puncak Asa
100 Senyatanya Satu Rasa
101 Extra Part: Aku Mau
102 Q n A
103 Herryl Universe?
104 Hari Spesial
105 Selamat Hari Ibu
106 Kapsul Waktu
107 Kisah Baru
108 Tentang Renjanasa dan Herryl
109 Kejutan Setahun
110 Perlakuanmu
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Perkenalan
2
Ujian Semester 1
3
Kenalan Baru
4
Ujian Hari Ke-2
5
Masa Lalu?
6
Bertemu Geng Red Hot
7
Buah Bibir?
8
New Ark?
9
New Ark
10
Impian Ada di Tengah Peluh
11
Senyum yang Penting Bagiku
12
Percaya pada Mimpi Terbaik
13
Kegembiraan yang Misterius
14
Bertarunglah! Musuh terhebat adalah diri sendiri
15
Kekuatan Penuh Luka
16
Bangkitlah dan Terus Belajar
17
Never Ending Dream
18
By Your Side
19
Kencan?
20
Masa Depan yang Mendekat
21
I Lay My Love on You
22
Shape of My Heart
23
Drowning
24
Dari Balik Benua
25
Adrian van Coen
26
Kriminologi?
27
The Uneasiness I Feel
28
Karena Aku Ingin Menghapus Ketidaknyamanan Ini
29
Seperti Musim yang Meluap
30
Burung Hantu Kesayangan
31
Born to Make You Happy
32
More Than Words
33
Riana Gemas
34
Ke Oxford?
35
Puzzle of My Heart
36
Tak Membiarkanmu Sendirian
37
Hari Esok: Alasan untuk Berada di Sisinya
38
Hal Penting yang Disebut "Tujuan"
39
Tak Takut Apapun?
40
Feelings in My Heart
41
I Do Miss You
42
Reaching for A Love That Seems So Far
43
Apakah Sesuatu yang Penting itu Hancur?
44
Three Little Words
45
Bersama Keberanian dan Senyuman yang Kupeluk
46
Terus Berjuang dengan Senyumanmu
47
Menjaga Keyakinanmu
48
Masa Depan yang Ingin Kulindungi
49
My Heart is in Your Hand
50
Hati yang Terhubung Langit Dunia
51
Menuju Hiatus?
52
Lady Oscar?
53
Memantaskan Diri
54
Menjaga dengan Caraku
55
Berhenti Meragu
56
Say it Straight from My Heart
57
Ruang Rindu yang Mengalir Lembut
58
Every Little Thing
59
Genki Desuka?
60
Menapaki Mimpi
61
Mimpi yang Terlihat: Masa Depan Dirimu
62
Suatu Saat Kau Pasti Akan Sampai
63
Will Never Stop It
64
Can't Read the Future
65
Tanpamu: Teraniaya Sunyi
66
Metafora Semangat dan Kesuraman
67
Menyesap Rasa Tanpa
68
Melabuhkan Impian
69
Mengangkasa tanpa sayap?
70
Menyapa Rasa
71
Mencinta Penjaga
72
Banyak Jalan Menuju Roma
73
Toga: Batas Dunia Baru
74
Perjalanan ke Balik Benua?
75
Waktu untuk Hidupmu
76
Makan Malam?
77
Menggenggam Cahaya
78
Bergenggaman Menyatukan Langkah
79
Gerbang Timur: The Cold Summer
80
Menyeruakkan Asa
81
My One and Only
82
Menumpuk Rindu, Awal Sebuah Mimpi
83
Meraba Penyemangat
84
Bersama Keberanian yang Mendebarkan
85
Mencemburui Rasa
86
Luahan Rasa: Senyatanya Impian
87
Mencecap Rengkuhan
88
Menapaki Cita Tiga Masa
89
Meragui Ikatan?
90
Reuni Tak Terduga
91
You Change My World
92
Jamuan Spesial
93
Jaga Punggungku, Ya
94
Kegundahan Tuan Muda
95
Gulana dalam Keterjagaan
96
Mencoba Percayai Keajaiban
97
Show Me The Meaning of Being Lonely
98
Shinjiru Unmei
99
Jelang Puncak Asa
100
Senyatanya Satu Rasa
101
Extra Part: Aku Mau
102
Q n A
103
Herryl Universe?
104
Hari Spesial
105
Selamat Hari Ibu
106
Kapsul Waktu
107
Kisah Baru
108
Tentang Renjanasa dan Herryl
109
Kejutan Setahun
110
Perlakuanmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!