Senyum yang Penting Bagiku

Pagi ini Maya membawa buku latihan soal. Ia tidak memiliki cukup tabungan untuk mengikuti kegiatan semacam bimbingan belajar di luar sekolah. Bos Bapak yang baik hati kemudian memberikan buku tebal yang berisi kumpulan soal ujian SMA selama beberapa tahun.

"May, lo bawa apa?" tanya Ramdan sambil duduk menghadap Maya di belakangnya. Maya menunjukkan buku bersampul tosca tersebut pada Ramdan. Ramdan menerima dan membukanya sekilas.

"Sesuai yang diharapkan dari juara sekolah, gue pinjem boleh?" tanya Ramdan lagi.

"Nggak," jawab Maya menolak sambil tersenyum. Saat itulah Riana yang baru datang dan Arkan bergabung.

"Apa, nih?" tanya Riana.

"Buku kumpulan soal," jawab Ramdan.

"Wiih, tumben Ramdan punya buku kayak gitu," ledek Riana.

"Yeee, ini punya Maya, tahu," elak Ramdan. Sementara Arkan sudah serius membuka halaman demi halaman bukunya.

"Ini keren. Kita kerjain bareng-bareng, yuk," ajak Arkan yang diiringi jawaban 'haaa' dari Riana dan Ramdan.

"Ide bagus. Kita lihat yang nilainya tertinggi siapa," jawab Maya bersemangat. Arkan telah membangunkan jiwa bersaingnya.

"eee..eee..i...iya, deh," jawab Ramdan dan Riana. Mereka berdua paham bahwa Arkan dan Maya akan memaksa kalau ditolak.

"Permisi. Apakah ada Kak Maya Anggraini?" ucap seorang siswi manis di depan kelas. Seketika Maya mengangkat tangannya, menjawab pertanyaan siswi tersebut.

OSIS lagi. Ada apa? batin Maya. Siswi tersebut menghampiri Maya.

"Begini, Kak. Hari ini ada lomba melukis dan nama Kakak terdaftar sebagai peserta. Saya hanya ingin menginformasikan pelaksanaan lomba dimulai pukul 8 di kelas 2-7. Perlengkapan sudah kami siapkan, Kak. Kemudian Kak Ramdan, apakah ada di sini?" tanya siswi tersebut setelah menjelaskan maksud kedatangannya.

"Ya, gue," jawab Ramdan.

"Kakak juga terdaftar, kan? Kami tunggu kehadiran Kakak berdua, terima kasih, saya permisi," ucap siswi tersebut.

"Yah, nggak jadi ngerjain soal, kita," celetuk Arkan kecewa.

"Gue baru tahu lo ikutan lomba, May," ucap Ramdan. Dilihatnya Maya hanya mengedikkan bahu.

Siapa yang mendaftarkan? Maya membatin heran. Ia tidak merasa sudah mendaftar untuk lomba itu.

"Gini aja, sambil nunggu May lomba, kalian boleh, kok, ngerjain soal-soal di buku ini. Gimana?" usul Maya kemudian.

Usul tersebut telah menerbitkan sumringah di wajah Arkan, ada mata berbinar mendengarnya.

"Beneran? Boleh, May," ucap Arkan penuh semangat.

"Kenapa gue bisa temenan sama freak soal macam Arkan, ya?" rutuk Ramdan yang disambut tawa Riana dan Maya.

"Eh, iya, Dan. Teknis lomba nanti kayak apa?" tanya Maya.

"Lo daftar tapi nggak baca aturannya? Yuk, ikut gue," jawab Ramdan keheranan. Ia beranjak keluar kelas diikuti oleh Maya. Bukunya sudah dipeluk erat oleh Arkan yang begitu bahagia bisa mengerjakan soal.

Maya berjalan di samping Ramdan yang menjelaskan sebagian aturan lomba. Ramdan memang suka sekali dunia lukis sehingga setiap kegiatan terkait lukis selalu ia ikuti.

"Tema nanti dikasih tahu pas mau mulai lombanya. Dadakan gitu. Kita dikasih waktu sekitar 1 jam buat melukis," ujar Ramdan merinci.

"Sekarang beda lagi, cowoknya?" celetuk Thalita sinis saat mereka bertiga berpapasan.

"Baik banget, lo, hafal cowok mana aja yang jalan bareng Maya," balas Ramdan. Setelah itu Ramdan mengajak Maya menuju papan pengumuman, di mana aturan lomba terpampang di sana.

Mereka tidak peduli ada raut muka sangat kesal karena diabaikan oleh musuhnya, Maya.

Saat Ramdan dan Maya sedang membaca aturan, mereka didatangi Karen dan Windy.

"Lo berani ngelawan Thalita? Gede juga nyali lo," ujar Karen ketus. Maya memilih diam. Tidak ada untungnya bila ia meladeni Geng Red Hot.

"Gue nggak ngelawan. Gue cuma mau baca aturan lomba," jawab Ramdan.

"Terus ngapain si culun ini di sini?" balas Windy sambil sedikit mendorong bahu Maya dengan telunjuk kanannya.

"Emang ada aturannya harus lapor kalian dulu kalo mau ngapa-ngapain? Emak gue aja bukan, lo," balas Ramdan lagi. Windy mendengar itu hendak mendorong Ramdan tapi ditahan oleh Agnia yang baru datang.

"Kita ke Thalita aja, yuk," ajak Agnia. Akhirnya Windy dan Karen mengikuti maunya Agnia. Maya kembali membaca aturan lomba di papan.

"Kelas 2-7, ya? Kita ke sana sekarang, Dan?" tanya Maya. Melihat Ramdan mengangguk, Maya berjalan ke arah barat papan pengumuman, menuju kelas 2-7 bersama Ramdan.

Begitu mereka sampai di depan kelas 2-7, ternyata banyak orang berkerumun. Setelah ikut menunggu, Ramdan dan Maya dipersilakan duduk sesuai nomor peserta.

Maya duduk di baris pertama. Panitia membagikan lembar kertas gambar ke meja tiap peserta. Berdasarkan jumlah siswa yang hadir, total peserta berjumlah 82 orang. Karena tidak muat, lomba ini menggunakan 3 ruang kelas.

"Baik, tema kali ini adalah tokoh yang disukai. Perlengkapan sudah kami siapkan di meja teman-teman," ucap gadis yang tadi datang ke kelas 3-7 tempat Maya dan Ramdan.

Setelah dinyatakan bahwa lomba dimulai, maka para peserta mulai menggunakan peralatan di meja mereka, menyapukan pensil, pensil warna, dan spidol di atas kertas.

Maya membuka kotak peralatan di mejanya dan matanya terpaku pada selembar kertas kecil. Diambilnya kertas tersebut agar dapat ia lihat isinya.

...SEMANGAT, YA, LOMBANYA....

Tulisan itu memberi semangat pada Maya. Maya tersenyum lalu menyimpan kertas tersebut di saku bajunya. Detik berikutnya Maya sudah menekuni lembar kertas gambar miliknya. Ia tarik garis lengkung, lurus, dan membentuk tokoh yang sangat ia suka.

...***...

POV Maya

“May?” panggil Adrian. Aku diam, berusaha tidak mempedulikannya dan fokus pada tugas Seni. Adrian terus saja berdiri di depan mejaku sampai aku selesai mengerjakan tugas.

“Apa?” tanyaku masih dengan nada kesal.

“Gue kira menggambar akan jadi terapi, May, termasuk meluruhkan amarah dalam diri kita. Iya?”

“Eh?”

“Tapi lo nggak begitu. Masih saja marah meski gambar lo bagus.”

“Siapa yang...”

“Sini gue lihat.” ucap Adrian seraya mengambil kertas gambarku. “Iya sih bagus dari jauh, tapi kalau dilihat dari dekat garisnya kaku banget. Kalau nggak bisa, sini guel ajarin,” lanjutnya seraya mengamati gambarku.

...***...

Selesai. Maya menggambar bocah berkacamata yang sedang mengolah bola. Detektif yang tak pernah ia lewatkan seri terbarunya, motivator utama ia belajar.

"Hm, Conan, ya?" ujar seseorang sambil berdiri di depan meja Maya. Maya mendongak dan mendapati sosok Ketua OSIS berdiri di hadapannya. Maya berusaha mengabaikan Herryl, segera membereskan peralatan di meja kemudian mengumpulkan kertas gambar miliknya ke meja panitia.

"Terima kasih, Kak. Pengumumannya siang ini, ya,"" ujar gadis panitia ketika Maya meletakkan kertas gambar di meja panitia. Maya mengangguk lalu pamit keluar, meninggalkan Herryl yang masih berdiri di depan mejanya.

Maya sedang berjalan menuju kelasnya ketika Herryl memanggilnya. Berpura-pura tidak mendengar panggilan itu, Maya terus saja berjalan sampai akhirnya Herryl berlari mengejar lalu berdiri di depan Maya ketika sudah melampauinya. Tanpa disengaja Maya malah menabraknya.

"Aduh," ucap Maya. Ditatapnya Herryl di depannya. Duh, dia lagi, batin Maya. Kepalanya kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri membuat Herryl heran.

"Kenapa?" tanya Herryl akhirnya karena heran dengan sikap Maya yang absurd.

"Ngecek Geng Red Hot ada apa nggak," jawab Maya. "Malas harus berurusan sama mereka cuma gara-gara kamu," lanjutnya lagi yang menerbitkan senyum jahil di wajah Herryl.

"Jadi, aku penting buatmu?" goda Herryl. Mendengar itu, mata Maya menyipit.

"Nggak," jawab Maya mengelak. Herryl masih tersenyum jahil.

"Kalau nggak penting, kenapa sampai peduli, apa Geng Red Hot lihat apa nggak," goda Herryl lagi, membuat Maya sedikit kikuk.

"Aku... cuma nggak mau cari masalah. Permisi," jawab Maya sambil bergeser agar bisa lewat, pergi dari tempat itu.

Tapi Herryl masih menahannya dengan ikut bergeser. Lelaki itu sedikit membungkuk dengan kedua tangannya memegang bahu Maya. Herryl menatap lekat mata Maya yang masih terkejut dengan sikapnya.

"Soal catatan kepribadian? Aman, kok," jawab Herryl menenangkan. Setelah itu Herryl berbalik meninggalkan Maya.

...-bersambung-...

Hai semua. Sudah update yaaa.

Terpopuler

Comments

Nana_Ratna

Nana_Ratna

baguslah punya temen kaya gini, jadi motivasi..kbawa rajin😁

2022-09-06

0

sry rahayu

sry rahayu

herryl slalu ada di dekat maya ni...

2022-05-31

0

Nova Septiarini

Nova Septiarini

duh...sayang herryl adek kelas thor😁
Tp gpp yg penting sikapnya gentle😄😄😄

2021-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Ujian Semester 1
3 Kenalan Baru
4 Ujian Hari Ke-2
5 Masa Lalu?
6 Bertemu Geng Red Hot
7 Buah Bibir?
8 New Ark?
9 New Ark
10 Impian Ada di Tengah Peluh
11 Senyum yang Penting Bagiku
12 Percaya pada Mimpi Terbaik
13 Kegembiraan yang Misterius
14 Bertarunglah! Musuh terhebat adalah diri sendiri
15 Kekuatan Penuh Luka
16 Bangkitlah dan Terus Belajar
17 Never Ending Dream
18 By Your Side
19 Kencan?
20 Masa Depan yang Mendekat
21 I Lay My Love on You
22 Shape of My Heart
23 Drowning
24 Dari Balik Benua
25 Adrian van Coen
26 Kriminologi?
27 The Uneasiness I Feel
28 Karena Aku Ingin Menghapus Ketidaknyamanan Ini
29 Seperti Musim yang Meluap
30 Burung Hantu Kesayangan
31 Born to Make You Happy
32 More Than Words
33 Riana Gemas
34 Ke Oxford?
35 Puzzle of My Heart
36 Tak Membiarkanmu Sendirian
37 Hari Esok: Alasan untuk Berada di Sisinya
38 Hal Penting yang Disebut "Tujuan"
39 Tak Takut Apapun?
40 Feelings in My Heart
41 I Do Miss You
42 Reaching for A Love That Seems So Far
43 Apakah Sesuatu yang Penting itu Hancur?
44 Three Little Words
45 Bersama Keberanian dan Senyuman yang Kupeluk
46 Terus Berjuang dengan Senyumanmu
47 Menjaga Keyakinanmu
48 Masa Depan yang Ingin Kulindungi
49 My Heart is in Your Hand
50 Hati yang Terhubung Langit Dunia
51 Menuju Hiatus?
52 Lady Oscar?
53 Memantaskan Diri
54 Menjaga dengan Caraku
55 Berhenti Meragu
56 Say it Straight from My Heart
57 Ruang Rindu yang Mengalir Lembut
58 Every Little Thing
59 Genki Desuka?
60 Menapaki Mimpi
61 Mimpi yang Terlihat: Masa Depan Dirimu
62 Suatu Saat Kau Pasti Akan Sampai
63 Will Never Stop It
64 Can't Read the Future
65 Tanpamu: Teraniaya Sunyi
66 Metafora Semangat dan Kesuraman
67 Menyesap Rasa Tanpa
68 Melabuhkan Impian
69 Mengangkasa tanpa sayap?
70 Menyapa Rasa
71 Mencinta Penjaga
72 Banyak Jalan Menuju Roma
73 Toga: Batas Dunia Baru
74 Perjalanan ke Balik Benua?
75 Waktu untuk Hidupmu
76 Makan Malam?
77 Menggenggam Cahaya
78 Bergenggaman Menyatukan Langkah
79 Gerbang Timur: The Cold Summer
80 Menyeruakkan Asa
81 My One and Only
82 Menumpuk Rindu, Awal Sebuah Mimpi
83 Meraba Penyemangat
84 Bersama Keberanian yang Mendebarkan
85 Mencemburui Rasa
86 Luahan Rasa: Senyatanya Impian
87 Mencecap Rengkuhan
88 Menapaki Cita Tiga Masa
89 Meragui Ikatan?
90 Reuni Tak Terduga
91 You Change My World
92 Jamuan Spesial
93 Jaga Punggungku, Ya
94 Kegundahan Tuan Muda
95 Gulana dalam Keterjagaan
96 Mencoba Percayai Keajaiban
97 Show Me The Meaning of Being Lonely
98 Shinjiru Unmei
99 Jelang Puncak Asa
100 Senyatanya Satu Rasa
101 Extra Part: Aku Mau
102 Q n A
103 Herryl Universe?
104 Hari Spesial
105 Selamat Hari Ibu
106 Kapsul Waktu
107 Kisah Baru
108 Tentang Renjanasa dan Herryl
109 Kejutan Setahun
110 Perlakuanmu
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Perkenalan
2
Ujian Semester 1
3
Kenalan Baru
4
Ujian Hari Ke-2
5
Masa Lalu?
6
Bertemu Geng Red Hot
7
Buah Bibir?
8
New Ark?
9
New Ark
10
Impian Ada di Tengah Peluh
11
Senyum yang Penting Bagiku
12
Percaya pada Mimpi Terbaik
13
Kegembiraan yang Misterius
14
Bertarunglah! Musuh terhebat adalah diri sendiri
15
Kekuatan Penuh Luka
16
Bangkitlah dan Terus Belajar
17
Never Ending Dream
18
By Your Side
19
Kencan?
20
Masa Depan yang Mendekat
21
I Lay My Love on You
22
Shape of My Heart
23
Drowning
24
Dari Balik Benua
25
Adrian van Coen
26
Kriminologi?
27
The Uneasiness I Feel
28
Karena Aku Ingin Menghapus Ketidaknyamanan Ini
29
Seperti Musim yang Meluap
30
Burung Hantu Kesayangan
31
Born to Make You Happy
32
More Than Words
33
Riana Gemas
34
Ke Oxford?
35
Puzzle of My Heart
36
Tak Membiarkanmu Sendirian
37
Hari Esok: Alasan untuk Berada di Sisinya
38
Hal Penting yang Disebut "Tujuan"
39
Tak Takut Apapun?
40
Feelings in My Heart
41
I Do Miss You
42
Reaching for A Love That Seems So Far
43
Apakah Sesuatu yang Penting itu Hancur?
44
Three Little Words
45
Bersama Keberanian dan Senyuman yang Kupeluk
46
Terus Berjuang dengan Senyumanmu
47
Menjaga Keyakinanmu
48
Masa Depan yang Ingin Kulindungi
49
My Heart is in Your Hand
50
Hati yang Terhubung Langit Dunia
51
Menuju Hiatus?
52
Lady Oscar?
53
Memantaskan Diri
54
Menjaga dengan Caraku
55
Berhenti Meragu
56
Say it Straight from My Heart
57
Ruang Rindu yang Mengalir Lembut
58
Every Little Thing
59
Genki Desuka?
60
Menapaki Mimpi
61
Mimpi yang Terlihat: Masa Depan Dirimu
62
Suatu Saat Kau Pasti Akan Sampai
63
Will Never Stop It
64
Can't Read the Future
65
Tanpamu: Teraniaya Sunyi
66
Metafora Semangat dan Kesuraman
67
Menyesap Rasa Tanpa
68
Melabuhkan Impian
69
Mengangkasa tanpa sayap?
70
Menyapa Rasa
71
Mencinta Penjaga
72
Banyak Jalan Menuju Roma
73
Toga: Batas Dunia Baru
74
Perjalanan ke Balik Benua?
75
Waktu untuk Hidupmu
76
Makan Malam?
77
Menggenggam Cahaya
78
Bergenggaman Menyatukan Langkah
79
Gerbang Timur: The Cold Summer
80
Menyeruakkan Asa
81
My One and Only
82
Menumpuk Rindu, Awal Sebuah Mimpi
83
Meraba Penyemangat
84
Bersama Keberanian yang Mendebarkan
85
Mencemburui Rasa
86
Luahan Rasa: Senyatanya Impian
87
Mencecap Rengkuhan
88
Menapaki Cita Tiga Masa
89
Meragui Ikatan?
90
Reuni Tak Terduga
91
You Change My World
92
Jamuan Spesial
93
Jaga Punggungku, Ya
94
Kegundahan Tuan Muda
95
Gulana dalam Keterjagaan
96
Mencoba Percayai Keajaiban
97
Show Me The Meaning of Being Lonely
98
Shinjiru Unmei
99
Jelang Puncak Asa
100
Senyatanya Satu Rasa
101
Extra Part: Aku Mau
102
Q n A
103
Herryl Universe?
104
Hari Spesial
105
Selamat Hari Ibu
106
Kapsul Waktu
107
Kisah Baru
108
Tentang Renjanasa dan Herryl
109
Kejutan Setahun
110
Perlakuanmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!