"Herryl sudah cerita masalahmu tempo hari, May. Jawaban Ibu juga sama seperti tadi pada Herryl. Sepertinya, Herryl belum bilang sama kamu, ya?" ujar Bu Yuniar.
"Gimana mau bilang, Bu, Kak Maya menghindar terus," celetuk Herryl curhat.
"Kamu..." ucap Maya terputus. Raut wajahnya berubah kesal karena Herryl bisa seterbuka itu pada Bu Yuniar perihal masalah mereka berdua.
"Sudah, sekarang Maya nggak menghindar lagi, kok. Iya, kan, Nak?" jawab Bu Yuniar menenangkan.
"Saya permisi, Bu," ucap Maya kemudian berdiri dan berjalan keluar ruangan tanpa mempedulikan Herryl. Herryl menghela nafas kemudian pamit pada Bu Yuniar, mengejar Maya.
"Kak May," panggil Herryl sambil mengejar Maya. Ketika sudah dekat, diraihnya tangan Maya sehingga Maya harus berhenti.
"Apa?"
"Galak banget sih sama pacar sendiri," celetuk Herryl yang membuat mata Maya membulat. Bukan hanya Maya, beberapa siswa mendengar ucapan Herryl kemudian berbisik-bisik.
"May bukan pacar kamu," ucap Maya menolak.
"Kak May calon pacar aku berarti?" sahut Herryl lagi. Maya semakin kesal dengan ucapan Herryl sehingga tangannya terulur hendak menjewer telinga lelaki di depannya.
Niatan Maya gagal karena Herryl bisa mengelak.
"Cabut ucapanmu tadi," perintah Maya dengan nada ketus.
"Nggak mau," ucap Herryl sambil mengacungkan buku arsitek yang Maya bawa. Maya ingat dia tidak membawa buku itu tadi ke bawah.
"Sini bukunya," ujar Maya sambil berusaha mengambil buku itu. Kapan dia ambil?
"Ambil kalau bisa," jawab Herryl dengan nada jahil.
"Kamu berani ambil dari tas May?"
"Kak Riana yg ambil," jawab Herryl membuat Maya terdiam. Riana? Kesempatan itu digunakan Herryl untuk lari sehingga mau tidak mau Maya harus mengejarnya. Kembali mereka berlari di koridor lalu naik ke lantai 2.
Maya harus berhati-hati agar tidak menabrak siapapun saat mengejar Herryl. Seperti biasa, teriakan bersahutan menghiasi acara kejar-kejaran yang mereka lakukan.
Nggak ada cara lain, batin Maya. Ia bersiap-siap dan mempercepat larinya. Saat sudah berpapasan dengan Herryl, diraihnya buku tersebut kemudian meneruskan larinya sampai ke kelas 3-7.
"Ri," panggil Maya sambil menuju kursinya.
"Eh, May," sapa Riana sedikit takut demi melihat raut wajah Maya yang murka.
"Kenapa buku ini kamu kasih ke Herryl?" tanya Maya sebelum ia mengambil botol minumnya.
"Katanya, buat dibawa ke Bu Yuniar. Katanya bisa bantu kamu," jawab Riana.
"Anak itu..." ucap Maya.
"Kenapa, May?" tanya Riana.
"Dia sudah memanipulasi kamu, Ri. Dia memang bawa buku itu ke ruangan Bu Yuniar, tapi cuma untuk diacungkan ke Maya di luar ruangan," jawab Maya menjelaskan.
"Maaf, May."
"Nggak apa-apa, Ri," jawab Maya menenangkan. Bagaimanapun, Riana tidak sepenuhnya bersalah.
"May mau istirahat dulu, ya," ujar Maya sambil menelungkupkan kepalanya di atas tangan, tidur di meja. Karena kelelahan, Maya tidak peduli lagi dengan suara berisik di sekitarnya.
Saat jam pulang sekolah, Herryl ke kelas 3-7. Ia mendapat kabar dari Riana kalau Maya belum juga bangun.
"Nitip, ya," ucap Riana. Herryl mengangguk.
"Jangan modus, lo, anak kemaren sore," pesan Ramdan mengingatkan. Sepertinya ia masih kesal dengan Geng Red Hot dan Herryl.
"Siap, Kak," jawab Herryl. Mereka semua membiarkan Herryl duduk di samping Maya yang sedang tidur. Herryl ikut menangkupkan kepalanya menghadap Maya.
"Selelah itukah? Kamu masih belum ingat aku, ya?" tanya Herryl sambil menatap wajah Maya yang tidur. Ia kemudian merasakan semilir angin dari jendela kelas, ikut tertidur.
......***......
"Kyaaa!!" teriak Maya sambil mendorong wajah Herryl yang begitu dekat di depannya. Ia melihat sekeliling dan tidak mendapati siapapun di kelas selain mereka berdua.
Herryl yang tidak siap kemudian jatuh dari kursinya.
"Aduh! Brutal amat nih cewek," ucap Herryl sambil meringis kesakitan.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Maya ketakutan. Siapa yang tidak takut hanya berdua dengan lelaki di dalam kelas?
"Kak Riana nyuruh saya nemenin Kak Maya tidur," jawab Herryl yang tidak menyadari kalimatnya ambigu. Maya tanpa menunggu lagi segera menjewer telinga Herryl.
"Kamu nyadar nggak kalau ucapan kamu tadi ambigu?" ucap Maya kesal.
"Aduh, aduh, ambigu gimana, sih, Kak?" tanya Herryl menahan sakit.
"Beruntung nggak ada orang di sini yang dengar kata-kata kamu tadi," ujar Maya sambil melepas jewerannya.
"Iya, maaf," jawab Herryl. Maya kemudian membereskan tasnya, bersiap pulang. Melihat itu, Herryl ikut bersiap.
"Ayo," ajak Herryl.
"Eh?"
"Pulang bareng, yuk," Herryl memperjelas ajakannya.
"Sesantai itukah Ketua OSIS?" tanya Maya sinis.
"Saya Ketua OSIS, bukan Ketua Panitia Class Meeting, Kak," jawab Herryl santai. Telak, Maya keki dibuatnya.
Maya akhirnya berjalan pulang dengan Herryl di sampingnya. Sepanjang perjalanan, Maya memilih diam.
"Kak, mampir dulu, yuk," ucap Herryl sambil menunjuk sebuah kedai mini di pinggir jalan yang mereka lalui.
"Nggak usah, terima kasih," jawab Maya menolak. Ia harus menghemat uang sakunya sementara Herryl mampir ke kedai mini itu.
Maya melanjutkan perjalanannya tanpa mempedulikan Herryl.
TEP! Maya berjengit karena pipinya mendadak ditempeli sesuatu. Saat ia menoleh, didapatinya Herryl memegang sekaleng minuman isotonik yang dingin sambil memamerkan seringaian usilnya.
"Kamu lagi," rutuk Maya.
"Nih, minum dulu," ucap Herryl sambil menyodorkan kaleng tersebut. "Saya traktir," lanjut Herryl ketika melihat Maya ragu menerima kaleng tersebut. Mereka berdua duduk di halte kemudian Herryl meminum bagiannya sementara Maya hanya diam memandangi kaleng biru miliknya.
"Kenapa?" tanya Herryl. Maya masih diam saja. Ia ragu apakah pantas membicarakannya dengan Herryl atau tidak, mengingat mereka tidak sedekat Maya dengan Riana.
"Sewaktu tim saya menjuarai lomba debat nasional di kelas 1, semua orang bersorak. Saya sendiri hanya diam, ditemani minuman ini. Saking bahagianya sampai saya bingung mengekspresikan kegembiraan saya, sebuah kegembiraan yang misterius," cerita Herryl.
Mendengar hal itu, Maya tanpa ragu menenggak minuman miliknya. Selesai minum, Maya melanjutkan perjalanannya. Melihat Maya yang kembali bersemangat, Herryl tersenyum.
...***...
Pagi ini merupakan puncak class meeting, saatnya mengumumkan pemenang semua lomba yang diadakan selama 4 hari. Berbagai performa diadakan di tengah lapangan voli.
Geng Red Hot unjuk kebolehan berupa modern dance. Thalita dan teman-temannya meliuk dan bergerak seirama dengan musik yang dinyalakan panitia. Patut diacungi jempol memang karena mereka semua sudah terbiasa mengikuti berbagai kompetisi.
Putri sang juara kelas 3-5 menyanyikan sebuah lagu. Suaranya sangat merdu, diiringi gitar oleh teman sekelasnya yang Maya tidak tahu siapa.
^^^Bunga-bunga bermekaran dan kota berubah^^^
^^^Aku tak sempat memperhatikannya^^^
^^^Kau ada untukku^^^
^^^Kau menyelamatkanku^^^
^^^Sekarang ucapan terima kasih^^^
^^^Mungkin akan menyelimuti kita^^^
^^^Itu hanya hal kecil^^^
^^^Tapi saya bisa menemukannya^^^
^^^hanya mendengar suaramu^^^
^^^Membuatku senang telah hidup hari ini^^^
^^^Senyumanmu sangat berharga bagiku…^^^
^^^Hanya mengucap terima kasih^^^
^^^Membuatku bahagia *)^^^
Selesai berbagai performa, salah seorang panitia segera berdiri di tengah lapangan, mengumumkan para pemenang lomba.
"Seperti kita ketahui, voli putra kemarin dimenangkan oleh 3-1. Perwakilannya dipersilakan," ujar panitia tersebut.
Maya dan Riana melihat Hardi maju sambil dielu-elukan oleh rekannya.
"Kemudian voli putri oleh 3-2."
"Lomba melukis ada 3 pemenang, juara 3 yaitu Adinda dari kelas 1-5. Juara 2 adalah Kak Maya dari 3-7, dan juara 1 kita adalah Kak Ramdan dari kelas 3-7."
"May, itu kamu," ucap Riana sambil menutup mulutnya tak percaya. Maya menggenggam tangannya, masih tidak percaya.
"Ayo, May," ajak Ramdan. Maya mengikuti di belakang Ramdan, menuju tengah lapangan.
Panitia menyebutkan beberapa pemenang dari berbagai lomba dan membagikan hadiah. Setelah selesai, mereka membubarkan diri, kembali ke kelas masing-masing untuk menunggu jam pulang sekolah.
...-bersambung-...
*) penggalan (terjemahan) lagu "Arigatou no Uta" by V6
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
suka banget sama ceritanya thor
2022-08-01
0
sry rahayu
lanjut..
2022-05-31
0
Nova Septiarini
caranya herryl buat cari perhatian maya dengan keusilan nya yg nantinya bikin maya kangen deh...😊😊😊
2021-10-12
0