Hari berganti, Maya semakin tenggelam dalam latihan-latihan soal ujian akhir. Meski sudah dipastikan ia akan diterima di Universitas Angkasa, Maya tidak langsung berpangku tangan dalam belajar. Baginya, ia hanya memiliki otak untuk digunakan dalam belajar.
Sudah jam istirahat dan seorang pengurus OSIS datang ke kelasnya. Gadis manis yang saat itu datang juga sewaktu class meeting.
"Kak Maya, mohon maaf mengganggu waktu Kakak. Ini surat undangan dari Yayasan," ucap Tiara, nama siswi tersebut. Tangan putihnya menyodorkan sebuah amplop dengan kop yayasan yang menaungi sekolah mereka dan penerimanya tertulis nama Maya Anggaraini. Maya menerima amplop tersebut sambil mengucapkan terima kasih. Merasa tugasnya selesai, Tiara pamit untuk pergi.
"Undangan apa, May?" tanya Riana yang duduk di sampingnya. Maya mengedikkan bahunya kemudian membuka amplop tersebut, mengeluarkan serta membaca surat undangan yang ada di dalamnya.
"Surat undangan seminar. Wow!" pekik Riana takjub. Bagi siswa SMA seperti mereka, undangan seminar adalah sesuatu yang mewah. Mereka membayangkan hanya orang-orang pintar saja yang duduk sebagai peserta dan pembicara dalam sebuah seminar. Polos sekali, bukan?
"Undangan untuk besok. Jadi, nggak libur?" tanya Maya pada dirinya sendiri. Riana tersenyum mendengarnya.
"Nggak apa-apa, May. Cuma peserta seminar, kok, yang ke sekolah," jawab Riana.
Beraktivitas di hari libur di tempat yang sama dengan hari sekolah. Bukan sesuatu yang menyenangkan sepertinya. Khususnya untuk Maya yang terbiasa menggunakan hari liburnya untuk tidur lebih lama dibanding hari sekolah.
"Iya, Ri. Kapan lagi dapat kesempatan begini, kan?" sahut Maya yang akhirnya ikut mengembangkan senyum untuk sahabatnya.
Bel tanda masuk berbunyi dan mereka bersiap menerima pelajaran dari Pak Handoyo. Para siswa kelas 3-7 sangat antusias bila jam pelajaran Pak Handoyo dimulai. Mengapa? Selain cara mengajar Pak Handoyo yang menyenangkan, mereka juga bebas menceritakan isi hati mereka pada wali kelas kesayangan tersebut. Bahkan, pernah 2 jam pelajaran Pak Handoyo gunakan seperempatnya untuk mengajar. Selebihnya? Mendengar curhatan para muridnya. Ikatan yang tercipta antara siswa dan wali kelasnya itu tidak muncul begitu saja, tapi berkat upaya Pak Handoyo dan keterbukaan para siswa.
Selesai pelajaran Pak Handoyo, para siswa kelas 3-7 bersiap ke laboratorium Fisika, belajar dengan Bu Wiwit yang dikenal galak. Maya seketika teringat kejadian terakhirnya bersama Herryl dan Bu Wiwit. Tangan yang pernah digenggam Herryl ia amati, seolah kejadian itu baru saja terjadi. Dan entah kenapa ia merasa malu ketika mengingat itu.
Sesampainya di laboratorium, para siswa duduk berkelompok. Maya, Riana, bersama kelompok mereka. Bu Wiwit kemudian mengabsen mereka satu per satu.
"Maya Anggraini," panggil Bu Wiwit sambil memegang pulpen bersiap mencentang kolom kehadiran siswanya.
"Saya, Bu," sahut Maya sambil mengangkat tangan kanannya. Bu Wiwit melihat ke arahnya kemudian mencentang kolom kehadiran Maya.
"Oh, kamu pacarnya Herryl," seloroh Bu Wiwit yang sontak ditimpali siswa lain dengan gerrrrrr. Bagaimana dengan Maya? Tentu saja ia terkejut ditanya seperti itu. Bahkan wajahnya pias karena mendapati pandangan mata teman-temannya kini tertuju padanya.
"Bu.. bukan, Bu. Itu..." Elak Maya gugup. Hhh, bahkan namanya saja sudah mengusikku. Kapan, sih, Herryl membiarkanku hidup tenang? Batin Maya kemudian. Kesal.
"Nggak apa-apa kalau iya," ucap Bu Wiwit lagi yang semakin membuat Maya terpojok oleh celetukan demi celetukan temannya.
Bu Wiwit melanjutkan absen dan mengajarkan praktik tekanan udara. Masing-masing kelompok menyiapkan bahan sesuai dengan petunjuk yang diberikan: gelas, air, dan lilin.
"Baik, kita akan membuktikan apakah suhu mempengaruhi tekanan udara," ujar Bu Wiwit.
Pelajaran fisika yang menegangkan tapi menyenangkan itu berakhir dan mereka bisa pulang. Ya, para siswa menyukai percobaan yang dilakukan tapi juga takut bila jawabannya salah karena Bu Wiwit tidak akan segan memberi nilai C.
"Bu Wiwit aja tahu, ternyata Maya bisa dapat Ketua Osis," celetuk salah seorang siswa yang ditimpali siswa lainnya. Maya hanya diam mendengarnya. Tidak ada gunanya membela diri, toh ia bukan siswa populer yang akan didengarkan oleh siswa lain. Maya hanya berjalan kembali ke kelasnya untuk mengambil tas lalu pulang.
"Kirain bakalan sama ketua karate. Mereka kan dekat," celetuk siswa lainnya yang sempat terdengar oleh Maya.
Tok! Tok! Di depan kelas berdiri lelaki tinggi berkulit putih, Arkan sang ketua kelas. Ia baru saja mengetukkan penghapus papan ke whiteboard di depan kelas.
"Teman-teman, saran saya, kita mulai fokus sama ujian. Oke?" perintah Arkan. Ia dan Ramdan menyadari efek buruk yang bisa saja terjadi kalau pembicaraan tidak penting itu terus berlanjut.
"Iya, paham. Kita juga ogah kalo geng Red Hot ngerusuh di kelas kita kayak tempo hari," sahut salah satu siswa.
"Oke, makasih kalau sudah paham," jawab Arkan menyudahi pembicaraan sekilas itu. Maya melempar tatapan terima kasih pada Arkan yang dibalas senyum dan anggukan oleh Arkan. Akhirnya seluruh siswa kelas 3-7 berkemas untuk pulang.
Maya dan Riana pulang bersama. Saat di koridor lantai 1, seseorang memanggil Maya sehingga Riana mengajak Maya untuk menghentikan langkahnya.
"Kak Maya!" Suara Herryl yang lantang membuat Maya dan Riana menoleh.
"Yah, dia lagi," keluh Maya. Melihat raut wajah sahabatnya, Riana tertawa kecil. Dilihatnya Herryl menghampiri kedua kakak kelasnya itu.
"Kak, sudah terima undangan besok?" tanya Herryl setelah sampai di depan Maya. Maya melihat ke arah Riana. Dilihatnya Riana mengangguk.
"Ya." Maya singkat menjawab, berharap Herryl segera pergi dari hadapannya.
"Syukurlah. Kami tunggu, ya, Kak," ucap Herryl lagi yang membuat Maya memutar bola matanya.
"Sudah? May mau pulang," tanya Maya sejurus kemudian.
"Ada satu lagi," jawab Herryl sambil mendekatkan wajahnya sehingga membuat Maya mundur selangkah. "Dandan yang cantik, ya, besok kita kencan setelah seminar," lanjutnya sambil tersenyum simpul. Mendengar itu, Maya membulatkan matanya.
BUKK!!!
Seketika Herryl mundur sambil memegangi perutnya yang ditinju oleh Maya. Herryl tidak mengira respon Maya seperti itu.
"Makan tuh kencan," rutuk Maya.
"Aduh! Ganas amat sih," keluh Herryl kesakitan sementara Riana yang menyaksikan kejadian itu hanya menutup mulutnya, terkejut.
"Ayo, Ri," ajak Maya pada sahabatnya, meninggalkan Herryl yang kesakitan.
Maya berjalan lebih dulu sementara Riana menyusul.
"Maaf, ya, Ryl. Kamu juga, sih, iseng," ucap Riana sebelum pergi dan melihat Herryl mengangguk, menandakan ia sudah memaafkan ulah Maya.
Sepeninggal Maya dan Riana, Herryl ke ruang koperasi. Niatnya menenenangkan perutnya yang sedikit nyeri. Koperasi yang juga sering menjadi tempat berkumpul pengurus OSIS hari ini sedikit ramai karena persiapan acara esok hari.
"Dipukul lagi?" Tanya Kak Andi ketika melihat Herryl sedikit meringis saat datang.
"Iya, Kak."
"Anak karate kamu isengin, sih." Tak ayal komentar Kak Andi membuat ketua klub karate yang sedang di sana, Hardi, menoleh.
"Siapa?" Tanya Hardi was-was.
"Siapa lagi yang berani sama Ketua OSIS, Di?" Celetuk Kak Andi. Hardi geleng-geleng.
"Maaf, ya, Ryl," ucap Hardi.
"Biarin, Di. Dia perlu digituin biar bener. Suka kok nggak bilang. Malah iseng," sahut Kak Andi lagi.
"Iya juga, sih, Kak. Nanti keburu aku ambil, nyesel kamu," sahut Hardi semakin meledek. Meski meledek, disodorkannya botol minum air putih pada Herryl.
"Apa, sih, Kak? Orang lagi sakit malah diledekin," elak Herryl sambil menerima minuman dari Hardi.
"Sudah, minumnya yang tenang," ucap Hardi lagi.
"Kamu sabar banget, Di, punya adik kelas macam Herryl," rutuk Kak Andi lagi. Masih sambil merapikan catatan koperasi.
"Namanya Kakak kelas, senpai, kewajibannya mengayomi adik kelas. Ya, kan, Ryl?" Tanya Hardi sambil menekankan kata 'kakak kelas' pada Herryl di sampingnya.
"Bilang sama Kak Maya, tuh, kayak begitu," sahut Herryl.
"Kamunya nggodain, kok," balas Kak Andi tidak mau kalah. Sontak Hardi dan Kak Andi tertawa mendengarnya.
...-bersambung-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
MaLovA
semangatt eyiiil😁😁
2021-09-16
0
Tutik Sriwahyuni
😅😅😅 kena jurus lg kan Ryyl 😅
2021-08-10
2
mO_On
yg deket ama maya bukan cowok biasa² euy😌
2021-06-10
6