Aku keluar dari kamar mandi, usai mandi. Meski sudah malam, aku menyempatkan diri untuk membersihkan diri.
Kreeeeeekkkkkkk.
Han membuka pintu perlahan. Tentu saja aku tersentak kaget melihat kehadirannya. Aku yang masih mengenakan handuk tentunya menjadi sangat was-was dan malu.
Han menutup pintu perlahan, lalu berjalan mendekatiku.
Aku pun menjalan mundur menghindarinya.
Dengan lembut, Han menarik tanganku hingga tubuhku bersentuhan dengan dada bidangnya.
Matanya menatap lekst pada wajahkku lalu beralih pada arah bibirku.
Bukan main, dia langsung mendaratkan bibirnya ke bibir lalu ********** perlahan dengan lembut.
Deg....
Deg....
Degukan ini lebih kencang dibanding sebelumnya.
Han membuat bungkam dengan banyak kata yang ingin ku teriakkan.
Bagaimana tidak, aku masih mengenakan handuk, dan dia asal menyambar saja? Batinku.
Tangan Han tak berhenti hanya di pipiku saja, berangsur ke leherku lalu perlahan ke tengkukku, hingga aku mendesah kegelian dan merinding.
"Hmmmmm." Aku mendesah lantara tangannya yang tak berhenti menghelus bagian tengkukku.
Han masih ******* bibirku dengan penuh hasrat dan sesekali memainkan lidahnya beradu dengan lidahku.
Aku mulai memejamkan mata, ketika ciuman Han belum juga berhenti. Nafasku menjadi tersengal-sengal bahkan sulit untuk bernapas karena terhalang oleh hidung mancung Han.
Gerakan yang cukup lambat. Han meraih ujung handuk lalu perlahan menariknya. Hingga tubuhku hanya tersisa pakaian dalam saja.
Han mendekap tubuhku lalu dengan perlahan membaringkanku di atas kasur yang begitu rapi. Hingga keberadaan ku dan Han mengacak nya.
Hanya masih ******* bibirku. Aku sendiri tak bisa menahannya sehingga menanggapi aksi panas sang kekasih.
Berhenti dari bibirku, Han mengecup lembut leherku hingga meninggalkan tada merah di leherku.
Dengan kondisi dada yang telanjang, tentu saja, Han langsung me****s dua gunung kembar yang ada di hadapan matanya.
"Aghhhhhhhhhh," desahku.
Han masih terdiam menikmati setiap bagian tubuhku.
Dia melepas kaosnya lalu meradukan dadanya ke dadaku hingga terasa ada dua bukit yang mengganjal menyentuh dadanya yang bidang itu.
Tangannya beralih ke bagian pahaku hingga aku mendesah semakin keras namun justru meningkatkan hasrat dan aksi Han padaku.
Mulutnya tengah asyik meng****t pa****aku hingga sesekali aku merdesah kesakitan.
Dengan tubuh yang polos, Han kini berada di atasku. Tangannya meraba-raba lembut punggungku hingga aku merasakan seolah tubuhku memanas dan....
"Aaghhhhhhhhhh, Hannnnnnn," desahanku tak membuat Han berhenti sama sekali.
Perlahan jari-jemarinya menyusup masuk ke dalam celana dalamku hingga menyentuh bagianku dengan lembut. Membuat mata ku memejam perlahan.
Aku segera menahan tangannya agar tidak melanjutkan aksinya.
Menyadari itu, Han kembali mencium bibirku dan ********** dengan penuh hasrat. Tanganya masih menyentuh lembut bagian belakangku hingga aku merasa tak tahan lagi untuk membendung hasratku.
Drttttttt drtttttt.
Mendengar itu, berhenti sudah aksi sang Han. Dia langsung mendengus kecewa. Ketika aku berhenti merespon lumatannya.
Aku mendorong tubuh Han lalu segera mengenakan handuk. Berjalan mengambil ponselku lalu menjawab panggilan.
Han duduk lalu mengenakan kaosnya. Dengan senyum tipisnya, dia pun mencium pipiku lalu keluar ketika dia tahu, bahwa Panca yang menelponku.
"Hallo?"
"Kamu di mana Nat?" Panca terdengar seolah mengkwatirkan sepupunya ini.
"Aku di rumah Ha-" belum sempat menyelesaikan kata-kata, Panca menyambar,
"Aku jemput kamu ya, tunggu di sana."
**
mohon maaf, kalau ada salah2 kata
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments