CHAPTER 13~ NYARIS MATI

Aku merebahkan tubuhku di atas sofa. Perasaanku menjadi tak menentu. Kuakui, Vinsen adalah cinta pertamaku dan my first kiss.

"Kenapa dia melakukan itu ke aku, padahal dia sudah memiliki istri dan calon anak. Dasar laki-laki buaya!" Aku menghentakkan kaki hingga menendang guling.

Panca membuka pintu kamarku. "Woy! Ngapain teriak-teriak?"

"Ihhhhh. Ngapain sih. Kepo banget deh. KELUAR! Atau aku buka celana nih?" Aku mencoba menggertak Panca.

Dia bergegas keluar.

"GALAK AMAT SIH!" Panca bersorak di depan pintu kamar.

"Oh ya, seharian aku gak ketemu Kak Siti. Jangan-jangan dia pulang kampung lagi." Aku beranjak dari kamar lalu mencari kak Siti ke dapur.

"KAK SITI," teriakku.

Aku mencari kak Siti ke kamarnya, namun tak menemukannya.

Ketika aku memeriksa ponselku, ternyata Kak Siti sudah mengirimkan pesan. Dugaanku ternyata benar. Dia pulang kampung.

Aku melihat Panca yang sedang serius menonton di ruang tengah. Aku pun mendekatinya lalu melempar bantal sofa ke wajahnya.

"Woy! Usil banget sihhhh. Aku kejar nih!" Dia berusaha menggertakku.

"COBA AJA KALAU BISA!" teriakku dari dalam kamar.

Panca mengambil bantal yang jatuh lalu meletakkannya di pangkuannya.

Malam itu, usai mandi dan bersih-bersih, aku mengajak Panca makan di luar.

"Yok!"

"Mau ke mana, wanita serigala?"

"Makan di luar, manja!"

"Eits. Tunggu dulu. Kamu gak masak?"

"Malas ah."

"Yah udah." Panca menarikku.

Kami berjalan ke dapur lalu dia menyuruhku duduk. Pancamu memasak untuk makan malam.

"Cocok nih."

"Cocok apaan?"

"Jadi pembantu aku," jawabku lalu tertawa mengejeknya.

"Uhhhhhhh." Dia mengangkat tangannya menggertakku seolah akan menjitak kepalaku.

"Enak nih. Kamu jago masak juga rupanya." Aku mengangkat kaki kanan sambil menikmati omlet yang dibuat Panca.

Dia merapikan rambutnya, "Iya iya dong. Cheff Panca."

Aku menghabiskan makannya lalu berlari.

"JANGAN LUPA CUCI PIRINGNYA YA!"

"Dasar cewek. Suka banget malas-malasan. Udah aku yang masakin, disuruh cuci piring lagi, huft."

Di kamar Nat.

"Woi, Nat. Kamu kenapa sih? Suntuk kayaknya. Galau karena pacarnyaa selingkuh? Ups." Panca membungkam mulutnya dengn tangan.

"Pan, denger deh. Aku mau cerita sama kamu."

Panca duduk di sampingku.

"Jangan bilang.... Kamu udah punya pacar Nat?" Dia menatapku.

"Hm. Emang kamu, jomblo terus. Eh tapi yang tadi bukan pacar aku. Dia kenalan aku."

"Tapi udah berasa pacaran kan?" Panca menggodaku.

"Ishhhh. Apaan sih."

"Udah Nat. Aku udah tau kok. Paling cowok itu ada alasan tertentu, cuma belum sempat ngejelasin. Lagian kalian para cewek suka bilang 'aku gak butuh penjelasan', cowok bisanya cuma diam dan mendam sendiri. Kalian sih, egois banget. Huh!"

Aku menyandarkan kepala di pundak cowok bawel itu.

"Iya sih Pan. Padahal..., aku sayang banget sama dia, tapi ternyata dia udah punya istri sama calon anak...," ucapku pelan.

"Kasihan banget sih kamu. Udah, ntar kita cari yang lain."

Aku menepuk kepalanya.

"Enak aja. Aku tuh bukan jomblo kayak kamu ya. Sok sok-an mau nyariin, emang kamu sendiri punya pacar?"

"Ihhhh. Eh, aku memang masih jomblo, tapi di luaran sana, cewek-cewek ngantri kali, pengen jadi pacar aku. Akunya aja yang pemilih."

"Idih.... Songong nya...."

Dia hanya tersenyum angkuh.

"Eh. Betewe, ngapain kamu di sini? Sono ke kamar mu. Aku mau tidur, sana!"

"Aku maunya tidur di sini Nat." Panca berbaring di atas kasurku.

"Ihhhh. Apaan sih. Emang kamu mau aku tiduri? Hahahahaha." Aku perlahan mendekati Panca.

"Ihhhhhhhhh. Geli banget. Mending aku cabut deh. Baiiii!"

Prakkkkk!

Panca menutup pintu.

Aku hanya geleng-geleng melihat tingkahnya.

Aku menarik selimut, tiba-tiba Panca membuka pintu lalu berlari.

Aku dengan langkah berat menutup pintu lalu menguncinya.

Aku mematikan lampu lalu tidur.

Tok tok tok!

Aku perlahan bangun.

"Nat, bangun! Kamu gak ngampus ha?" sorak Panca.

Aku meraih ponsel lalu melihat jam. Aku segera bangun lalu mandi.

Aku merapikam kerah kemejaku, "Aku berangkat duluan ya Pan."

Panca melambai, "Eits, sarapan dulu Nat."

"Duhhhhh. Gak sempat Pan. Aku buru-buru banget nih. Aku sarapan di luar aja deh. Dahhhh."

Panca berlari mengejarku lalu tiba-tiba....

Panca dengan memaksa memasukkan roti panggangnya ke mulutku.

"Ihhhh. Maksa banget sih. Heran," ucapku kesal sambil mengunyah roti.

Panca hanya tersenyum.

Aku pun berjalan ke luar lalu berangkat ke kampus.

"Hai, guys...," sapaku pada empat sahabatku yang terlihat sibuk menatap layar ponselnya.

Mereka hanya diam ketika aku menyapa mereka

Aku menyenggol pundak Bagus, "pada kenapa sih? Kok diam-diaman?"

Aku masih tak mendapatkan jawaban.

Beberapa lama kemudian, dosen masuk. Perkuliahan dimulai.

"Natasia Nouban, nanti tolong datang ke ruangan saya!" ketus dosen tersebut dengan tatapan tajam.

Usai perkuliahan, aku menemui dosen ke ruangannya.

"Permisi, bu. Saya Natasia yang diminta menemui ibu."

"Silakan masuk."

Aku masuk ke dalam ruangan lalu berdiri di depan dosen itu.

"Ada apa ya bu?"

"Saya tidak mau panjang lebar ya. Ini absen kamu sudah banyak loh. Dalam seminggu juga kamu tidak mengikuti perkuliahan lain. Kamu niat kuliah tidak sih?" ucap dosen itu sekaligus dosen PA ku.

Aku mengangguk, "iya bu."

"Ini peringatan terakhir dari kampus. Kalau kamu absen lagi, mata kuliah apapun, orangtua kamu akan dipanggil dan kamu akan segera di DO. Mengerti ya."

"Baik bu. Saya mengerti."

"Silakan keluar."

Aku langsung keluar. Ketika melihat kampus sudah sepi, aku pun langsung pulang.

"Anak-anak itu kenapa sih, kok diam-diaman. Pada sariawan atau sakit gigi, heran." Aku memasang helm.

Aku berhenti di sebuah mini market lalu membeli minuman dingin. Kemudian kembali ke motor.

Dalam perjalanan pulang, ponselku bergetar. Aku berusaha meraih ponselku dari dalam tas dengan kondisi mengendarai motor.

Bip! Bip! Bip!

Mobil mengklakson.

BRUKKKKKKKK!!!!! BRAKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!

Nyiuuuuuuu nyiuuuuuuuuuuu nyiuuuuuuuuuu.

Ambulan mendekat.

Aku perlahan membuka mata. Kepalaku terasa sakit dan seluruh tubuhku terasa pegal.

Aku mencoba menggerakkan tubuhku. Kulihat sekitarku. Semua berwarna putih.

"Nat, kamu udah sadar? Jangan gerak-gerak dulu."

Aku melihat Panca duduk di sebelahku. Aku menyentuh kepalaku dan ternyata kepalaku dililiti perban.

"Kok kamu bisa di sini?" tanyaku pelan.

"Tadi ada yang nelpon ke telpon rumah, aku jawab, makanya aku tau kamu di sini. Lagian, mainnya ekstrim-ekstrim sih. Pakek nabrak mobil. Tadi sempat stending gak?"

Aku tertawa pelan, "sempat kok. Ha ha ha."

"Ntar ajarin aku ya."

Hari itu aku dirawat di rumah sakit. Dengan tubuh yang sangat lemas. Kedua sikuku tergores dan di baluti perban.

Lukanya cukup parah, hingga aku sulit menggerakkan tanganku. Kakiku tidak begitu tergores karena saat itu aku mengenakan celan jeans tebal panjang. Hanya saja sedikit pegal.

"Motor aku gimana?"

"Udah ku jual ke bengkel. Hahaha. Tenang aja, aman kok. Kamunya aja yang gak aman."

"Trus sekarang dia di mana?"

"Di rumah. Udah aku antarin. Kap nya doang lecet. Gak usah kwatir. Dia tidak terlalu membutuhkan rawat inap. Hehehe."

Begitulah Panca. Dia berusaha mencandaiku agar suasana tidak menegangkan.

"Kamu pulang aja, aku gak pa pa kok di sini," seruku.

"Gak ah. Malas di rumah. Bosssssann. Lagian di sini, wifinya kencang deh. Aku bisa nge-game sampai subuh." Dia menjulurkan lidah.

Malam itu, kak Siti datang membawa pakaianku dan membantuku mengganti pakaian.

"Kak, biar Panca yang suapin. Kakak istirahat aja." Panca meraih piring dari tangan kak Siti.

Dia pun menyuapiku sambil mencandaiku.

"Kamu kalau mau apa-apa, bilang ya Nat. Aku tidur di sofa dulu. Ngantuk banget nih."

"Katanya mau nge-game sampai subuh, baru jam setengah sepuluh, udah ngantuk. Payah."

"Makanya, jangan cepat-cepat sembuh. Tambah seminggu lagi rawat inapnya. Biar aku bisa ng-game." Panca berkedip.

Episodes
1 1. Guide randomku
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10~ ON THE WAY
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15 CHAPTER 14~ FIX DO
16 CHAPTER 15~
17 CHAPTER 16~ JAKARTA
18 CHAPTER 19
19 CHAPTER 17
20 CHAPTER 18
21 CHAPTER 19
22 CHAPTER 20
23 CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24 CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25 CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26 CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27 CHAPTER 24~ Keliling Kota
28 FREE TIME
29 CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30 CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31 CHAPTER 27
32 CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33 CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34 CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35 CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36 CHAPTER 32~ PUNCAK
37 CHAPTER 33
38 CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39 CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40 CHAPTER 36 ~ Panik
41 CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42 CHAPTER 38~ PUTUS
43 Free time
44 CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45 Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46 CHAPTER 41
47 CHAPTER 42
48 CHAPTER 43
49 CHAPTER 44
50 CHAPTER 45
51 CHAPTEE 46
52 CHAPTER 47
53 CHAPTER 48
54 CHAPTER 49
55 CHAPTER 50
56 CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57 CHAPTER 52
58 CHAPTER 53
59 CHAPTER 54
60 CHAPTER 55
61 CHAPTER 56
62 CHAPTER 57
63 CHAPTER 58
64 CHAPTER 59
65 CHAPTER 60
66 CHAPTER 61
67 CHAPTER 62
68 CHAPTER 63
69 CHAPTER 64
70 CHAPTER 65
71 CHAPTER 66
72 CHAPTER 67
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Guide randomku
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10~ ON THE WAY
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15
CHAPTER 14~ FIX DO
16
CHAPTER 15~
17
CHAPTER 16~ JAKARTA
18
CHAPTER 19
19
CHAPTER 17
20
CHAPTER 18
21
CHAPTER 19
22
CHAPTER 20
23
CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24
CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25
CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26
CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27
CHAPTER 24~ Keliling Kota
28
FREE TIME
29
CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30
CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31
CHAPTER 27
32
CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33
CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34
CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35
CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36
CHAPTER 32~ PUNCAK
37
CHAPTER 33
38
CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39
CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40
CHAPTER 36 ~ Panik
41
CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42
CHAPTER 38~ PUTUS
43
Free time
44
CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45
Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46
CHAPTER 41
47
CHAPTER 42
48
CHAPTER 43
49
CHAPTER 44
50
CHAPTER 45
51
CHAPTEE 46
52
CHAPTER 47
53
CHAPTER 48
54
CHAPTER 49
55
CHAPTER 50
56
CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57
CHAPTER 52
58
CHAPTER 53
59
CHAPTER 54
60
CHAPTER 55
61
CHAPTER 56
62
CHAPTER 57
63
CHAPTER 58
64
CHAPTER 59
65
CHAPTER 60
66
CHAPTER 61
67
CHAPTER 62
68
CHAPTER 63
69
CHAPTER 64
70
CHAPTER 65
71
CHAPTER 66
72
CHAPTER 67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!