CHAPTER 5

"Ger..., bangun. Kita mau balik lagi loh. Kamu masih mau di sini apa?" Aku menggoyangkan bahu Gerri.

Meski sudah berusaha, namun dia masih belum bangun.

"Aku tinggal ya," ucapku sambil mengemasi barang-barangku.

"Nat...." Gerri membuka mata lalu menoleh ke arahku.

"Apa...?" Aku memperhatikan Gerri.

"Sini deh, ada yang mau aku bilang." Gerri melambai dengan memelas.

Aku mendekatinya lalu duduk di sebelahnya.

"Sini! Lebih dekat lagi."

Aku mendekat. Tiba-tiba saja Gerri mengecup pipiku dan secara refleks, aku mendorong tubuhnya agar menjauh dariku. Gerri pun segera memelukku dengan kuat.

Aku berusaha melepas pelukannya namun usahaku sia-sia. Sebab pelukannya cukup erat.

"Ger..., jangan aneh-aneh deh. Lepasin!" Aku berusaha melepaskan pelukannya.

"Bentar doang Nat. Galak amat." Gerri memelukku semakin erat.

"Udah deh gak usah bertingkah. Buruan bangun trus siap-siap. Kita mau balik nih."

"Yah.... Kok cepat banget sih Nat. Emang kamu gak mau semalaman lagi sama aku?"

"Ha-ha-ha. Di tempat lain kan bisa Gerri. Buruan! Aku tinggal nih?"Gerri bergegas bangun lalu bersiap-bersiap.

Setelah beberapa lama kemudian, kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat wisata lainnya.

Aku berjalan di depan diikuti Gerri dari belakang.

"Nat, istirahat dulu boleh gak? Aku laper banget nih."

"Hm. Yah udah. Istirahat dulu." Aku duduk lalu mengeluarkan roti dan minuman dari tas.

Gerri langsung menyantap makanan itu dengan layapnya. Aku hanya memandanginya sambil geleng-geleng kepala.

Beberapa menit kemudian, aku dan Gerri melanjutkan perjalanan. Aku melangkah dengan penuh semangat.

Aku dan Gerri berhenti di sebuah home stay dekat dengan pantai. Hari sudah cukup sore.

"Ger, kita nginap di sini dulu ya."

"Yah udah gak pa pa. Btw, kok kamu bisa tau tempat ini sih?"

"Yah ya lah Ger. Tadi aku sempat search sih tempat-tempat di sini. Hehehehe." Aku menatap Gerri dengan tatapan meledek.

"Hm.... Kirain beneran tau. Dasar." Gerri mencubit hidungku.

Aku berjalan mendekati pantai. Lalu berlari ke air dan berenang.

Dari daratan, Gerri sedang menikmati minumannya dengan kacamata hitam yang dikenakannya. Dia duduk mengahadap ke arah laut.

"GER!!! BURUAN NYEBUR. SINI!" Aku melambai ke arah Gerri.

Dia hanya geleng-geleng mengacuhkanku.

"Yah ampun. Ngeselin banget sih." Aku menyelam.

Ketika aku muncul ke permukaan laut, aku melihat Gerri tak berada di tempat tadi.

Tiba-tiba air menyemburku.

"GERRI!!!" Aku berenang berusaha mendapatkan Gerri.

"Ayo kejar sampai dapat." Gerri menyelam.

Aku masih berusaha mendapatkannya. Gerri menyelam terlalu lama. Tiba-tiba muncul mengejutkanku. Aku terkejut. Air menyiprat ke arahku.

Aku dan Gerri main siram-siraman air. Tiba-tiba suasana terasa sepi, air seakan berhenti mengalir. Angin berhembus sangat pelan.

Aku dan Gerri saling menatap. Perlahan tubuh kami mendekat hingga hanya sejengkal jarak antara kami.

Gerri perlahan menyentuh pinggangku. Sedangkan aku dengan kedua tanganku menyentuh bagian belakang lehernya.

Gerri dengan lembut menarik tubuhku hingga menyentuh tubuhnya. Wajahku dan wajahnya saling mendekat dan semua mengalir dengan sendirinya.

Bibir Gerri menyentuh bibirku. Perlahan kami seolah ditelan oleh laut. Kami menyelam sambil dengan beberapa aksi romantis dewasa di dalamnya. Gerri dan aku dengan penuh gairah melepas semua perasaan kami.

Tiba-tiba Gerri dengan perlahan menurunkan celanaku, namun aku dengan segera menghentikan aksinya.

Aku melempar senyuman menggoda ke arah Gerri lalu berlari ke tepi pantai.

Gerri mengejarku lalu memelukku. Kami terjatuh di pasir dan berguling-guling. Saling beradu mulut dan saling meraba.

Seketika aku tersadar bahwa kami berada di ruang terbuka.

Aku menyudahi semua aksi lalu kembali ke home stay. Dengan handuk yang meliliti tubuhku, aku berjalan ke arah kamar.

Lagi-lagi aku dan Gerri berada dalam satu kamar. Ketika aku sedang menikmati air yang menyirami tubuhku, Gerri menggeser pintu kamar mandi lalu masuk mendekatiku.

Saat itu, aku hanya mengenakan pakaian dalam saja. Sedangkan Gerri mendekat dengan celana pendeknya.

Gerri memeluk tubuhku dengan lembut kemudian mengecup bagian tubuhku.

Gerri beraksi dengan penuh hasrat. Kami diguyur air dari atas. Seolah alunan musik mengiringi pergerakan Gerri terhadapku.

Setelah itu, aku perlahan mengambil handuk lalu meninggalkan Gerri di kamar mandi. Aku keluar dari kamar mandi lalu tiba-tiba saja Gerri datang dari kamar mandi kemudian mendorong tubuhku ke atas kasur.

Dia mendekat lalu menimpa tubuhku yang masih mengenakan handuk.

Gerri mencoba melepas ikatan handuk namun aku berhasil menghindar.

"Ger, aku mau ganti pakaian dulu. Kamu keluar dulu yah." Aku mengedipkan mata ke arahnya.

Gerri pun tanpa membantah langsung keluar dari kamar.

Malam sudah tiba. Aku dan Gerri duduk di teras home stay sambil menikmati makan malam.

Tiba-tiba dua pasang kekasih datang mendekati kami. Mereka berjalan sambil saling merangkul.

"Hey, Gerri. It's you?!" Seorang lelaki menepuk pundak Gerri.

"Hey men." Gerri merangkul kawannya. Disusul seorang laki-laki bule dengan kekasihnya.

"Gerri, ini kekasihmu?" Cowok bule tersebut duduk bersama kami.

"Hahahaha. Bro." Gerri menatapku sambil mengedipkan matanya.

Kami pun berkenalan. Kami bercerita-cerita dan kemudian, kawannya Gerri mengeluarkan beberapa botol minuman lalu membaginya kepada kami.

Kawannya satu lagi membuka tutup botol lalu menuangkannya ke gelas-gelas.

"Ayok guys. Join the party." Lelaki itu meradu gelasnya dengan kami.

Kami menikmati malam sambil minum-minum dan bermain beberapa permainan. Kemudian disusul dengan acara menari bebas.

Malam semakin larut. Kami semua terlena dalam rasa mabuk. Teman-teman Gerri satu persatu kembali ke kamar mereka.

Aku masih sempat melihat Gerri menopangku ke

kamar. Aku terjatuh di atas kasur disusul oleh Gerri.

Aku melihat ke arah Gerri dengan pandangan kabur. Seakan aku tak bisa melihat dirinya dengan begitu jelas. Meski demikian, aku masih bisa melihat gerakan-gerakannya.

Aku berbaring di atas kasur. Kulihat Gerri menyelimutiku dengan selimut. Kemudian berbaring di samping usai mematikan lampu.

Mungkin Gerri tidak begitu mabuk sehingga dia masih bersikap stabil. Gerri memelukku dari belakang lalu berbisik.

"Selamat tidur," ucapnya lalu mengecup keningku.

Tangah malam, aku terbangun. Aku merasa mual lalu bergegas berjalan cepat ke toilet.

"HUEK...." Aku menunduk.

Aku membasuh mulutku dengan air kran. Kemudian kembali ke kamar. Tiba-tiba perutku terasa mual lagi. Dengan cepat, aku berlari ke toilet lalu muntah.

"Nat.... Kamu gak pa pa?" Gerri mendekatiku.

Aku masih belum menjawab pertanyaan Gerri. Kepalaku terasa pusing dan lagi-lagi merasa mual. Aku pun terkapar di lantai toilet.

"Nat...?" Gerri mengelap mulutku dengan bajunya kemudian menggotongku ke kamar. Dia membaringkanku di atas kasur lalu menyelimutiku.

Aku bisa merasakan seketika wajahku di basuh dengan kain yang sangat lembut. Entahlah memang kainnya yang lembut atau basuhannya yang lembut.

Aku terbangun dengan kepala yang sedikit masih pusing. Kulihat sekitarku, Gerri masih tertidur di atas sofa di kamar.

"Loh.... Bukannya dia tidur di sini semalam?" Aku memperhatikan Gerri.

Aku berdiri lalu berjalan ke arah jendela. Kubuka gorden jendela lalu menatap ke luar. Pemandangan pantai yang begitu indah. Sinar matahari yang begitu terang.

Aku berjalan mendekati Gerri. Duduk di sampingnya sambil memperhatikannya tidur.

"Hey...." Gerri terbangun.

"Hai...." Aku berjalan ke kamar mandi.

Drrttttt.... Drrttttt.... Drrtttttt....

"Hallo...?" Aku mengangkat telpon.

"Hallo sayang. Kamu udah di mana?" Mamaku terdengar sangat mencemaskanku.

"Di home stay ma, kenapa sih ma?"

"Kenapa gimana? Mama kwatir sama kamu sayang. Kamu baik-baik saja kan?"

"Iya ma. Aku baik-baik aja kok."

"Kapan kamu balik sayang?"

"Aduh ma..., aku pasti balik kok."

"Hm.... Papa kamu sedang sakit sayang."

"Papa sakit apa ma?" Aku mengernyitkan alisku.

Setelah beberapa lama telponan dengan sang mama, Gerri mendekat.

"Ada apa Nat?" Gerri menghelus bahuku.

"Itu..., papa sakit."

"Yah udah.... Mending kamu balik ke rumah kamu deh."

"Ntar aja Ger."

"Yakin. Paling mama sama papa kamu kangen tuh sama kamu."

"Hm...."

Aku berjalan ke luar menuju teras home stay. Sambil menikmati teh hangat, aku memandangi ke sekelilingku. Tiba-tiba hujan deras turun.

"Yah.... Padahal kan tadi cerah banget. Kok tiba-tiba hujan sih." Aku pindah duduk. "Gak jadi nih ke pulau." Aku berjalan ke kamar duuduk di samping jendela.

Aku mengambil ponselku lalu melihat-lihat gambar pemandangan yang seharusnya hari itu juga bisa kulihat secara langsung. Sayang sekali tertunda perjalanannya.

Aku memandang ke luar. Ombak terlihat semakin besar dan sepertinya badai baru saja datang. Ditambah hujan lebat yang belum juga redah. Langit mendung dan gelap.

"Huh!" Aku menyandarkan kepala ke dinding.

"Galau amat neng." Gerri mencolek sikuku.

"Resek yah kamu."

"Hahaha. Tenang aja. Paling bentar lagi cuaca membaik."

"Iya Ger."

Episodes
1 1. Guide randomku
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10~ ON THE WAY
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15 CHAPTER 14~ FIX DO
16 CHAPTER 15~
17 CHAPTER 16~ JAKARTA
18 CHAPTER 19
19 CHAPTER 17
20 CHAPTER 18
21 CHAPTER 19
22 CHAPTER 20
23 CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24 CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25 CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26 CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27 CHAPTER 24~ Keliling Kota
28 FREE TIME
29 CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30 CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31 CHAPTER 27
32 CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33 CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34 CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35 CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36 CHAPTER 32~ PUNCAK
37 CHAPTER 33
38 CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39 CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40 CHAPTER 36 ~ Panik
41 CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42 CHAPTER 38~ PUTUS
43 Free time
44 CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45 Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46 CHAPTER 41
47 CHAPTER 42
48 CHAPTER 43
49 CHAPTER 44
50 CHAPTER 45
51 CHAPTEE 46
52 CHAPTER 47
53 CHAPTER 48
54 CHAPTER 49
55 CHAPTER 50
56 CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57 CHAPTER 52
58 CHAPTER 53
59 CHAPTER 54
60 CHAPTER 55
61 CHAPTER 56
62 CHAPTER 57
63 CHAPTER 58
64 CHAPTER 59
65 CHAPTER 60
66 CHAPTER 61
67 CHAPTER 62
68 CHAPTER 63
69 CHAPTER 64
70 CHAPTER 65
71 CHAPTER 66
72 CHAPTER 67
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Guide randomku
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10~ ON THE WAY
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15
CHAPTER 14~ FIX DO
16
CHAPTER 15~
17
CHAPTER 16~ JAKARTA
18
CHAPTER 19
19
CHAPTER 17
20
CHAPTER 18
21
CHAPTER 19
22
CHAPTER 20
23
CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24
CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25
CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26
CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27
CHAPTER 24~ Keliling Kota
28
FREE TIME
29
CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30
CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31
CHAPTER 27
32
CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33
CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34
CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35
CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36
CHAPTER 32~ PUNCAK
37
CHAPTER 33
38
CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39
CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40
CHAPTER 36 ~ Panik
41
CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42
CHAPTER 38~ PUTUS
43
Free time
44
CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45
Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46
CHAPTER 41
47
CHAPTER 42
48
CHAPTER 43
49
CHAPTER 44
50
CHAPTER 45
51
CHAPTEE 46
52
CHAPTER 47
53
CHAPTER 48
54
CHAPTER 49
55
CHAPTER 50
56
CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57
CHAPTER 52
58
CHAPTER 53
59
CHAPTER 54
60
CHAPTER 55
61
CHAPTER 56
62
CHAPTER 57
63
CHAPTER 58
64
CHAPTER 59
65
CHAPTER 60
66
CHAPTER 61
67
CHAPTER 62
68
CHAPTER 63
69
CHAPTER 64
70
CHAPTER 65
71
CHAPTER 66
72
CHAPTER 67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!