CHAPTER 11

"Kamu gak sedingin yang kubayangkan ya. Aslinya juga suka cerita-cerita." Aku duduk di tumpukan batu.

"Iya lah. Kan aku udah bilang, aku dinginnya sama orang lain doang. Nanti juga kamu bakal tau." Han menyusul duduk di sebelahku. "Pindah yok. Duduk di jembatan sana aja."

Kami pun pindah duduk di jembatan. Di sana cukup ramai.

Kebetulan malam itu adalah malam minggu. Wajar kalau di tempat itu ada orang yang berpasang-pasangan duduk di jembatan itu.

"Eh.... Jadi gimana Nat?" Han menatapku dengan tatapan serius.

"Ha, gimana apanya Han?" Aku membalas tatapan Han dengan bingung.

Aku bisa melihat, Han gemetaran. Aku pun merasa heran melihatnya.

"Jadi pacar aku mau gak?" ucapnya lantang.

Aku tersentak dibuatnya.

"Loh?"

"Nat. Ini gak kecepatan kok. Setelah ketemu kamu waktu itu, aku sebenarnya pengen jalan lagi sama kamu, tapi aku harus ke sini. Kita memang baru beberapa kali bertemu. Kita juga saling kabar-kabaran di chat kok. Apa itu kurang?"

Aku hanya tersenyum melihat tingkah Han yang seolah salah tingkah meski berusaha tegas.

"Hahaha. Kamu serius Han?"

Han hanya mengangguk.

Aku memperhatikan pasangan-pasangan yang ada di sekitar kami.

"Jadi gimana nih? Diam-diam aja." Han menyenggol bahuku.

Aku mengangguk setuju. Han pun memelukku.

"Hey. Malu dilihat orang." Aku menepuk punggung Han.

"Udah gak pa pa. Mereka juga pacaran kok." Dia kembali memelukku.

Kemudian Han merangkulku dari samping.

Malam sudah sangat larut. Han pun mengantarku ke rumah pak Naban. Ketika tiba di depan rumah, pak Naban tiba-tiba ke luar dan bertemu dengan kami.

"Pak." Han membungkuk menyapa pak Naban.

"Hey, sini kau dulu bujang." Pak Naban melambai memanggil Han.

Dengan langkah berani, Han menyusul pak Naban. Aku pun menemani Han. Kami duduk di teras rumah.

"Kau anak siapa kau bujang?" tanya pak Naban dengan logat Bataknya.

"Saya anak angkatnya ayah Laurent di rumah sebelah, pak," jawab Han sopan.

Karena merasa ngantuk, aku pun pamit tidur duluan. Pak Naban bercerita-cerita dengan Han sampai subuh. Untungnya, Han masih kuat melek.

Aku terbangun ketika kudengar dari kejauhan terdengar musik orgen dari tempat acara nikah. Acara semalam ternyata belum selesai hingga pagi ini.

Ketika aku hendak beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, aku terkejut melihat Aci dan Blester berdua dalam kamar mandi melakukan sesuatu yang aku sendiri berpikir bahwa itu tidak wajar.

Ternyata Blester yang bertato berbeda dengan wanita lain, sama seperti Aci. Mereka Lesb*an. Aku mengatupkan mulut tak menyangkah. Aku pun pura-pura tak mengetahui apapun di harapan mereka.

~~

Setelah selesai mandi dan sarapan, rombonganpun di minta untuk berkumpul karena akan jalan-jalan ke air terjun.

Betapa senangnya mendengar hal itu.

Aku dan tiga sahabatku kembali bersama-sama. Kami menaiki angkutan yang sama. Di perjalanan, aku melihat Han yang sedang memanen sawah bersama ayahnya. Aku melambai dan dibalas olehnya dengan senyum lebar.

Jalanan becek dan berlumpur. Nyaris saja kami mengalami kecelakaan karena ban angkutan kami masuk ke jalan berlobang cukup besar. Untung saja, supirnya bisa mengatasi hal tersebut.

Dari pintu masuk, kami bisa mendengar suara air terjun yang jatuh menimpa bebatuan besar. Kulubuk namanya. Air terjunnya mengalir dari ketinggian yang cukup tinggi. Airnya jernih dan segar. Tanpa berpikir panjang, setibanya di air terjun, kami langsung menyebur.

Bersama dengan teman-teman lain, kami menyelam dalam genangan air yang jernih itu.

Ketika sedang asyik berenang, seseorang seolah melintas di depanku. Aku mencoba mengabaikannya. Mungkin saja hanya halusinasiku saja.

"AAAAAAAAAAAAA!!!!! TOLOOOONG!" Seseorang berteriak.

Aku pun mencari tahu asal suara itu. Aku tak melihat orang berteriak di sekitarku padahal suara teriakan itu sangat dekat.

"Guys, kalian dengar suara minta tolong gak?" Aku mendekati teman-temanku.

Mereka hanya geleng-geleng.

"Paling halusinasi kamu aja Nat," ucap Jobes.

"Masa sih, kok aku ngerasa ada yang aneh yah. Ah paling halusinasi aku aja. Bodo ah" Aku menyelam melihat ke dalam air.

.....

Tiba-tiba melihat seseorang seolah mendekatiku dengan gerakan yang sangat cepat dan sigap. Wajahnya sangat seram. Wanita dewasa dengan pakaian hitam dan rambut panjang terurai. Tangannya seolah akan mencekik leherku.

Aku langsung ke luar dari air dan menepi di pinggir air dengan napas yang terengah-engah.

Aku berusaha menenangkan diri agar yang lain tidak panik.

Usai mengganti pakaian, aku duduk memandangi yang lain berenang. Teman-temanku tiba-tiba minta berfoto bersama. Seseorang memotret kami menggunakan ponselku.

Kami kembali ke rumah. Perasaanku saat itu menjadi sangat tidak tenang. Mulai dari sebuah mimpi hingga halusinasi yang tidak masuk akal bagiku.

Ketika melihat istri pak Naban duduk di ruang tamu, aku mendekatinya.

"Bu. Aku boleh tanya sesuatu gak?" Aku melihat ibu dengan ragu-ragu.

"Iya. Tanyakan saja." Ibu tersenyum ramah.

"Air terjun kulukubuk itu angker ya bu?"

Ibu tersentak mendengar perkataanku.

Dia hanya diam lalu mengalihkan pembicaraan. Aku menjadi semakin penasaran.

~~

Usai makan malam, pak Naban membuka mulut tentang air terjun yang baru saja kami datangi.

Aku terkejut dan merinding mendengar cerita Pak Naban. Ternyata tempat itu memiliki kekuatan mistis.

Aku kembali ke kamar lalu berbaring usai mematikan lampu kamar.

Dalam kamar itu terdapat tiga buah ranjang bertingkat. Aku tidur di ranjang paling bawah lalu Aci dan paling atas dipakai oleh Blester.

Malam itu, aku tak melihat Aci dan Blester di dalam kamar. Dengan sedikit rasa takut, aku ke luar dan berjalan menuju teras.

"Permisi!" Seseorang mengetuk pintu.

Aku pun segera membuka pintu. Aku melihat Han berdiri di depanku.

"Pak Naban sama ibu ada?"

"Ada. Di dalam." Aku mempersilakan Han masuk.

Usai meminta izin, Han pun mengajakku jalan-jalan ke luar. Aku berpamitan lalu pergi.

Ternyata Han membawaku ke rumah orang tua angkatnya. Kami berkenalan dan menikmati beberapa cemilan malam itu.

Hari sudah pukul setengah sepuluh. Han bermaksud mengantarku pulang. Kami memutuskan untuk berbincang sebentar di suatu tempat.

Han menggenggam tanganku dengan lembut. Kami duduk di bawah sebuah pohon besar lalu bercerita-cerita.

Han merangkul dan perlahan menciumku. Aku mencoba menolaknya karena takut dilihat warga.

"Gak pa pa Nat. Tenang aja. Gak bakal ada yang lihat kok." Han tersenyum.

Aku pun mengizinkan Han menciumku.

Tiba-tiba terdengar suara tangis seorang wanita tidak jauh dari tempat kami duduk.

Aku berhenti mencium Han demikian dengan Han.

Aku berusaha mencari tahu asal suara tangis itu. Dari balik pohon besar, aku dan Han melihat dua orang sedang berdiri berhadapan. Namun tak terlihat jelas karena di sana sangat gelap.

Aku dan Han perlahan secara diam-diam mendekat ke arah orang itu.

"Sepertinya mereka sedang bertengkar deh," bisikku pada Han.

Mataku terbelalak melihat dua orang itu. Aku mengenal mereka.

"Apa yang sedang terjadi antara mereka?" ucapku.

Han melihatku heran.

"Kamu kenal sama mereka?"

"Iya Han. Mereka satu tempat menginap denganku. Benar deh, mereka sedang berantem."

"Tapi kamu harus bisa jujur sama aku dong. Kalau kamu udah bosan, bilang. Jangan main di belakang aku. Ngerti gak sih." tegas Aci.

"Siapa yang bosan, kamu tuh yang belum bisa nerima aku sepenuhnya. Kamu masih berhubungan sama laki-laki itu. Buktinya kalian masih kontekan. Yah kan?" balas Blester.

"Kamu jangan salah paham dulu dong. Semua nya gak sama kayak dugaanmu. Kami memang masih kontekan tapi untuk urusan bisnis bukan yang lain. Kamu jangan nuduh gitu lah. Aku gak suka kalau kamu gini terus sama aku."

"Alah, udah deh mending kita gak usah terusin semua ini. Kamu gak usah ngeles lagi." Blester mendorong tangan Aci lalu pergi meninggalkannya.

Aku berlari menyusul Aci. Dia terlihat sedang menangis.

"Ci, kamu gak pa pa?" Aku merangkulnya.

"Nat? Kok kamu bisa ada di sini?" Dia mengusap air matanya.

Han datang menyusulku.

"Yok, kita pulang aja. Udah malam," ucapku lalu melirik Han.

Han mengangguk setuju dengan keputusanku untuk pulang ke rumah.

Author butuh banget nih,

1. support reader

2. like

3. komen

4. vote

5. love para reader.

supaya author makin semangat buat ceritanya...

Episodes
1 1. Guide randomku
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10~ ON THE WAY
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15 CHAPTER 14~ FIX DO
16 CHAPTER 15~
17 CHAPTER 16~ JAKARTA
18 CHAPTER 19
19 CHAPTER 17
20 CHAPTER 18
21 CHAPTER 19
22 CHAPTER 20
23 CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24 CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25 CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26 CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27 CHAPTER 24~ Keliling Kota
28 FREE TIME
29 CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30 CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31 CHAPTER 27
32 CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33 CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34 CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35 CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36 CHAPTER 32~ PUNCAK
37 CHAPTER 33
38 CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39 CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40 CHAPTER 36 ~ Panik
41 CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42 CHAPTER 38~ PUTUS
43 Free time
44 CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45 Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46 CHAPTER 41
47 CHAPTER 42
48 CHAPTER 43
49 CHAPTER 44
50 CHAPTER 45
51 CHAPTEE 46
52 CHAPTER 47
53 CHAPTER 48
54 CHAPTER 49
55 CHAPTER 50
56 CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57 CHAPTER 52
58 CHAPTER 53
59 CHAPTER 54
60 CHAPTER 55
61 CHAPTER 56
62 CHAPTER 57
63 CHAPTER 58
64 CHAPTER 59
65 CHAPTER 60
66 CHAPTER 61
67 CHAPTER 62
68 CHAPTER 63
69 CHAPTER 64
70 CHAPTER 65
71 CHAPTER 66
72 CHAPTER 67
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Guide randomku
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10~ ON THE WAY
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15
CHAPTER 14~ FIX DO
16
CHAPTER 15~
17
CHAPTER 16~ JAKARTA
18
CHAPTER 19
19
CHAPTER 17
20
CHAPTER 18
21
CHAPTER 19
22
CHAPTER 20
23
CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24
CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25
CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26
CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27
CHAPTER 24~ Keliling Kota
28
FREE TIME
29
CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30
CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31
CHAPTER 27
32
CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33
CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34
CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35
CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36
CHAPTER 32~ PUNCAK
37
CHAPTER 33
38
CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39
CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40
CHAPTER 36 ~ Panik
41
CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42
CHAPTER 38~ PUTUS
43
Free time
44
CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45
Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46
CHAPTER 41
47
CHAPTER 42
48
CHAPTER 43
49
CHAPTER 44
50
CHAPTER 45
51
CHAPTEE 46
52
CHAPTER 47
53
CHAPTER 48
54
CHAPTER 49
55
CHAPTER 50
56
CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57
CHAPTER 52
58
CHAPTER 53
59
CHAPTER 54
60
CHAPTER 55
61
CHAPTER 56
62
CHAPTER 57
63
CHAPTER 58
64
CHAPTER 59
65
CHAPTER 60
66
CHAPTER 61
67
CHAPTER 62
68
CHAPTER 63
69
CHAPTER 64
70
CHAPTER 65
71
CHAPTER 66
72
CHAPTER 67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!