CHAPTER 9

Malam ini, dengan penuh penasaran dan gugup, aku membuka akun kompetisi tersebut di akun instagram. Ketika aku memeriksanya, belum ada pengumuman.

Beberapa menit kemudian, Jobes mengirimkan aku pesan. Ketika melihatnya, aku langsung berteriak kegirangan sambil melompat-lompat.

Jobes juga mengirimkan tiket sebagai hadiah dari kompetisi itu. Kami mendapat lima tiket dan perjalanannya akan dimulai dua hari lagi.

"Bisa tidur nyenyak ini." Aku merebahkan tubuhku dengan perlahan.

Perkuliahan pagi ini sudah dimulai. Dosen pemngampu menjelaskan materi. Kami memperhatikannya sambil mencatat bagian tertentu dari penjelasannya.

"Oke semua. Saya akan memberikan kalian tugas. Tugasnya adalah kalian membuat laporan observasi terhadap kehidupan lingkungan sosial di daerah kalian. Tugasnya dikirim ke email saya paling lama seminggu lagi ya. Saya tidak mau ada keterlabatan. Bagi yang melewati deadline tugas, akan mendapatkan sanksi." Dosen tersebut memperhatikan kami dengan tatapan tajam. "Perkuliahan hari ini saya cukupkan. Jangan lupa menyelesaikan tugas yang saya berikan. Selamat siang." Beliau keluar dari kelas.

Kelas menjadii riuh dengan keributan mahasiswa yang sibuk membahas tugas tadi. Aku dan sobat-sobatku hanya diam dengan tenang.

"Sambil jadi sukarelawan, kita bisa sambik melakukan observasi dong." Bagus melirik kami.

"Siap-siap aja sih guys," balas Auna.

Aku dan yang lain hanya mengangguk setuju.

Hari keberangkatan sudah tiba. Aku dan kawan-kawanku berkumpul di bandara.

"Bidadari mana?" Aku mencari-cari keberadaannya.

"Belum datang kayaknya. Paling masih di jalan Nat." Jobes menepuk pundakku yang terlihat cemas.

Pengumuman keberangkatan terdengar. Aku menjadi sangat cemas jika Bidadari tidak jadi ikut.

Untung saja Bidadari segera tiba dan kami pun berangkat.

Aku duduk bersebelahan dengan Jobes. Auna dengan Bidadari. Sedangkan Bagus bersebelahan dengan seorang pria bertubuh kekar dengan tato yang memenuhi sekujur tubuhnya kecuali bagian wajahnya, sehingga Bagus merasa ketakutan.

Pesawat mendarat di kabupaten daerah tujuan. Aku dan yang lain turun sambil menatap kagum dengan pemandangan yang kami saksikan langsung.

Ketika mendapat pesan dari penyelenggara kompetisi, kami pun langsung berkumpul di suatu tempat.

"Ini kita udah sampai ya guys?" bisik Bidadari.

"Sepertinya sih," balas Bagus.

Setelah mendengarkan petunjuk, kami pun mengikuti ke arah yang rombongan lain tuju.

Aku dan sahabat-sahabatku berjalan di barisan paling akhir. Sambil berjalan, Bidadari menikmati beberapa makanan. Sesekali Bagus dan Auna mencomot makanan Bidadari.

Akhirnya kami tiba di sebuah pantai yang sangat luas dan indah. Tempat itu diramaikan oleh lima puluh orang dari kami dan beberapa dari pengunjung.

"Karena kapal yang sudah dibooking mengalami beberapa renovasi, perjalanan ditunda dulu. Besok kita akan berangkat ke daerah 3T nya. Mohon bersabar ya," ucap seorang pemandu.

"Untuk hari ini, kita akan bermalam di sini dulu. Tim kami akan menyiapkan beberapa tenda dan makan untuk kalian," ujar ketua panitia pelaksana.

"Kira-kira berapa ya pengeluaran mereka untuk kegiatan seperti ini?" tanya Bidadari.

"Lumayan banyak deh." Bagus melihat kesekelilingnya.

"Yang aku tau sih, perusahaan yang melaksanakan kegiatan ini sedang merayakan hari jadi perusahaannya dan puncak kejayaan perusahaan ini. Infonya sih, kegiatan ini sudah menjadi program tiga tahun sekalu yang mereka adakan. Dan..., biayanya gak mereka doang yang nanggung. Dibantu dan bekerja sama dengan perusahaan lain. Ini proposal yang lulus negosiasi sih. Hehehe," jelasku.

Kami masih duduk di atas pasir sambil menunggu tenda selesai didirikan dengan beberapa makanan segar yang dibagikan.

"Enak ya kita. Udah jalan-jalan gratis, dikasi makanan enak, pelaksananya ganteng-ganteng. Ih.... Pengen deh yang itu." Bagus menunjuk ketua panitia yang sibuk mengarahkan timnya.

Kami hanya menatap geli ulah Bagus. Kemudian menertawakannya. Mungkin merasa sedang dibicarakan, pria itu pun menoleh ke arah kami. Dia mulai berjalan mendekati kami.

"Duh. Dia mulai mendakat nampaknya. Aku jadi grogi nih." Bagus berbalik.

"Sepertinya dia bakal mendekat ke kita deh," ucap Auna dengan suara pelan.

"Sans aja guys. Kita kan gak buat kesalahan. Napa musti takut sih." Jobes menatap pria itu dengan penasaran.

"Kalian!" Pria itu menunjuk ke arah kami sembari berlari pelan.

Kami tersentak lalu berdiri perlahan.

"Kalian boleh ke tenda yang itu yan" Dia menunjuk tenda yang sudah selesai didirikan.

"Ah.... Iya mas. Terima kasih." Aku tersenyum ke arah pria itu.

Kami pun bergegas menuju tenda tersebut.

"Duh, kirain dia bakal marah karena kita omongin tadi." Bagus mengibaskan rambutnya yang pendek itu.

"Kita? Lo aja kali yang dari tadi ngomongin dia." Bidadari menepuk punggung Bagus.

Aku meletakkan tas di tepi tenda kemudian merebahkan tubuhku dengan sehelai kain menutupi bagian tubuhku. Aku memejamkan mata.

Bisa kurasakan angin menghembus dengan hangatnya. Tenang saja, tenda tidak didirikan tepat di tepi lautnya, sehingga tidak akan membuat tenda diterpa angin dengan sangat kencang.

"Hallo. Permisi!" Seseoranng berseru sambil menggoyangkan lenganku.

Aku terbangun. Betapa kagetnya aku ketika melihat sekelilingku tak ada orang selain aku dan orang yang membangunkan aku.

"Yang lain pada ke mana ya." Aku segera duduk.

"Yang lain sedang berkumpul di sebelah sana. Buruan gih, kamu ke sana. Susul mereka." Pria itu menunjuk ke arah balik batu besar.

Aku berdiri lalu berjalan ke arah itu. Langkahku terhenti ketika aku tak menemukan jalan untuk menuju ke lokasi tersebut.

Aku menepuk bahu seorang pria yang melewatiku,

"Mas, ini jalannya ke mana ya?"

Aku pun mengekornya dari belakang. Akhirnya tiba di tempat perkumpulan.

Aku menemukan keberadaan sahabat-sahabatku itu ketika mereka melambai ke arahku. Aku duduk bersama mereka.

"Kenapa gak ada yang bangunin aku sih." Aku melihat mereka dengan tatapan kesal.

"Hehehe. Udah kok Nat. Kamunya susah bangun. Yah udah kita tinggalin aja. Ya gak guys." Auna tersenyum.

"Hmmmmmmmm," balasku netral.

Aku kembali berbaring di dalam tenda. Bidadari dan Auna sibuk menatap layar ponsel mereka. Bagus dan Jobes berada di tenda lain.

Menjelang malam, aku dan yang lain bergegas mandi di sumur yang ada di tempat itu. Jarak dari tempat berkemah cukup jauh dan melewati hutan kecil sehingga kami pergi berkelompok dengan anak-anak lain.

Usai mengganti pakaian dan rapu-rapi, aku, Auna dan Bidadari duduk memandangi laut. Kemudian, kami melihat sepertinya ada yang sedang berenang di laut dangkal itu.

Aku memperhatikan orang itu. Aku hendak menyusul orang itu karena pikirku dia akan menenggelamkan dirinya. Ternyata orang itu hanya berenang saja. Kemudian berjalan ke tepi.

"Woi Bagus!" Aku menunjuk ke arah orang itu.

Benar saja. Itu adalah Bagus. Dia hanya melambai melihat kami.

"Mandi laut habis itu, apa gak gatel-gatel yah," ucap Auna geli.

"Ntahlah. Paling anunya berkarat. Hahahaha," balasku iseng.

Auna dan Bidadari tertawa serentak mendengarkan perkataanku.

Episodes
1 1. Guide randomku
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10~ ON THE WAY
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15 CHAPTER 14~ FIX DO
16 CHAPTER 15~
17 CHAPTER 16~ JAKARTA
18 CHAPTER 19
19 CHAPTER 17
20 CHAPTER 18
21 CHAPTER 19
22 CHAPTER 20
23 CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24 CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25 CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26 CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27 CHAPTER 24~ Keliling Kota
28 FREE TIME
29 CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30 CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31 CHAPTER 27
32 CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33 CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34 CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35 CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36 CHAPTER 32~ PUNCAK
37 CHAPTER 33
38 CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39 CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40 CHAPTER 36 ~ Panik
41 CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42 CHAPTER 38~ PUTUS
43 Free time
44 CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45 Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46 CHAPTER 41
47 CHAPTER 42
48 CHAPTER 43
49 CHAPTER 44
50 CHAPTER 45
51 CHAPTEE 46
52 CHAPTER 47
53 CHAPTER 48
54 CHAPTER 49
55 CHAPTER 50
56 CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57 CHAPTER 52
58 CHAPTER 53
59 CHAPTER 54
60 CHAPTER 55
61 CHAPTER 56
62 CHAPTER 57
63 CHAPTER 58
64 CHAPTER 59
65 CHAPTER 60
66 CHAPTER 61
67 CHAPTER 62
68 CHAPTER 63
69 CHAPTER 64
70 CHAPTER 65
71 CHAPTER 66
72 CHAPTER 67
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Guide randomku
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10~ ON THE WAY
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15
CHAPTER 14~ FIX DO
16
CHAPTER 15~
17
CHAPTER 16~ JAKARTA
18
CHAPTER 19
19
CHAPTER 17
20
CHAPTER 18
21
CHAPTER 19
22
CHAPTER 20
23
CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24
CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25
CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26
CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27
CHAPTER 24~ Keliling Kota
28
FREE TIME
29
CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30
CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31
CHAPTER 27
32
CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33
CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34
CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35
CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36
CHAPTER 32~ PUNCAK
37
CHAPTER 33
38
CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39
CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40
CHAPTER 36 ~ Panik
41
CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42
CHAPTER 38~ PUTUS
43
Free time
44
CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45
Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46
CHAPTER 41
47
CHAPTER 42
48
CHAPTER 43
49
CHAPTER 44
50
CHAPTER 45
51
CHAPTEE 46
52
CHAPTER 47
53
CHAPTER 48
54
CHAPTER 49
55
CHAPTER 50
56
CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57
CHAPTER 52
58
CHAPTER 53
59
CHAPTER 54
60
CHAPTER 55
61
CHAPTER 56
62
CHAPTER 57
63
CHAPTER 58
64
CHAPTER 59
65
CHAPTER 60
66
CHAPTER 61
67
CHAPTER 62
68
CHAPTER 63
69
CHAPTER 64
70
CHAPTER 65
71
CHAPTER 66
72
CHAPTER 67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!