CHAPTER 3

"Udah siap, Nat?" Gerri berdiri di teras menungguku.

"Udah kok, Ger. Yok." Aku menggendong ranselku.

"Bu, kita pamit dulu ya." Gerri mencium tangan ibunya.

"Iya, kalian hati-hati ya." Ibu menepuk pundakku.

"Yok." Gerri mengangkat sebagian barang lalu meletakkannya dalam mobil.

Mobil melaju perlahan kemudian mulai melaju kencang. Aku memandangi sisi jalanan dari balik jendela yang terbuka.

Tak begitu lama, aku dan Gerri tiba di suatu tempat.

"Yok." Gerri membuka pintu mobil lalu berjalan keluar.

"Udah nyampek Ger?" Aku menyusul keluar.

"Udah Nat. Tinggal mendaki sedikit, kita nyampek kok." Gerri menurunkan barang-barang dari dalam mobil.

"Oke." Aku mengambil ranselku dari kursi belakang lalu membantu Gerri mengangkat sebagian barang.

"Let's go." Gerri menunjuk ke arah jalan.

Aku mengiringinya dari belakang.

"Ger, ada banyak orang juga ya. Aku kira cuma kita berdua aja." Aku melihat kesekeliling jalan.

"Iya Nat. Kalau akhir pekan gini, memang banyak orang yang mendaki. Makanya rame."

"Wah, bagus dong. Gak bakal kesepian kita." Aku berjalan dengan bersemangat.

Kami melanjutkan perjalanan.

"Huh! Akhirnya nyampek juga." Gerri meletakkan barang-barang lalu menggerak-gerakan badannya karena pegal.

Aku meletakkan tasku lalu duduk di atas tanah dengan tubuh yang lelah. Bagaimana tidak lelah. Kami mendaki bukit yang cukup tinggi dan juga licin. Perjalanan lumayan jauh.

"Nat, sini deh. Aku mau nunjukin sesuatu ke kamu. Buruan." Gerri melambai ke arahku.

"Kenapa sih Ger?" Aku menyusul Gerri.

"Wow.... Ini indah banget Ger." Aku memandangi pemandangan di bawah bukit itu.

Laut dan sungai serta di tebing bukit itu terdapat sebuah rumah yang sangat unik. Pemandangan yang sangat indah.

Gerri tersenyum melihatku. Aku pun membalas senyumannya.

Beberapa lama kemudian....

"Mau balik ke tenda atau mau di sini dulu?"

"Eh..., duluan aja Ger. Ntar aku nyusul."

Gerri berjalan meninggalkanku.

Beberapa lama kemudian, dia terlihat mendirikan tenda.

Aku masih terpaku memandangi pemandangan di bawah tebing itu.

"Gak sia-sia aku datang ke sini." Aku tersenyum.

Setelah beberapa lama duduk, aku berdiri menyusul Gerri. Saking lamanya, ketika aku kembali,Gerri sudah mendirikan tendaku dan menyediakan makanan.

"Mau mandi dulu atau mau makan dulu?"

"Makan dulu deh. Udah laper banget nih. Hehehe." Aku duduk di depan tenda lalu bergegas menyantap nasi dan lauk yang disediakan Gerri.

Malam sudah tiba. Aku duduk di dekat api unggun sambil memperhatikan bintang-bintang di langit. Langit terang dengan bintang dan bulan.

Gerri datang dan duduk di sampingku. Di tempat itu tak hanya kami berdua. Kebetulan tempat kami itu memang tempat untuk kemping. Memang sudah lokasinya di sana.

Di sebelah tenda kami, terlihat sepasang orang yang sedang asyik menonton dari laptop. Sesekali mereka tertawa.

Karena mengantuk, aku pun memutuskan untuk kembali ke tenda. Gerri juga kembali ke tendanya.

Malam sudah cukup larut.

Tiba-tiba aku mendengar suara air jatuh di atas tenda.

"Astaga, hujan. Mana deras banget lagi." Aku berdiri lalu bergegas menggeser tas dan barang-barang lain agar tidak terkena hujan.

Ketika sedang sibuk memindahkan barang-barang, tiba-tiba terdengar bunyi guntur.

DUAR!!!!!!

Aku tersentak berteriak.

"A!!!!" Aku jongkok dengan menutup kedua telingaku.

Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam tendaku.

"Nat." Gerri mendekapku. "Udah, Nat. Jangan takut. Ada aku kok," lanjutnya.

Hujan semakin derat turun di dalam tenda.

"Kita ke tenda aku aja yok." Gerri mengantarku ke tendanya. "Kamu tunggu di sini dulu ya. Aku ambil barang-barang mu dulu." Gerri bergegas berlari ke tendaku lalu tak lama dia kembali.

Pakaiannya sudah basah kuyup. Aku mengambil handuk lalu melemparkan ke arah Gerri.

"Kamu udah gak pa pa?"

"Iya Ger. Cuma kaget aja kok."

"Syukurlah kalau gitu." Gerri mengusap wajahnya dengan handuk.

Tiba-tiba dia melepas bajunya di depanku.

"Eh! Kamu mau ngapain?" Aku segera menutup mataku.

"Mau ganti baju, Nat. Kenapa?"

"Iya, gak di depan aku juga kali Ger." Aku berbalik.

"Hahaha. Kenapa Nat? Bilang aja pengen lihat."

"Dih. Sorry yah."

Lima menit kemudian.

"Udah, Nat. Udah selesai kok."

Aku kembali berbalik.

Gerri sudah mengganti pakaiannya.

"Yah udah. Kamu tidur gih. Udah larut." Gerri duduk di sebelahku.

Aku berbaring membelakangi Gerri dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

"Selamat tidur."

"Selamat ridur," balasnya.

Aku membalikkan badan. Seketika aku berhadapan dengan wajah Gerri yang terlihat terlelap. Aku memandangi wajahnya.

Kalau dipandang-pandang..., dia manis juga ya, gumamku. Sesekali aku tersenyum malu membayangkan tentang Gerri.

Aku terbangun. Ketika membuka mata, aku tak menemukan Gerri di sana. Aku pun segera berdiri lalu keluar dari tenda. Kutemukan Gerri sedang memperbaiki tendaku yang bocor.

"Hai." Aku berjalan mendekatinya.

"Eh, hai. Gimana tidurnya, nyenyak?"

"Iya. Nyenyak kok."

"Bagus lah. Nih tendanya udah bagus. Gak bocor lagi."

"Thanks ya Ger."

"Sama-sama."

Usai sarapan, aku pergi ke kali untuk mencuci pakaian. Betapa kagetnya aku ketika kulihat di sungai itu terlihat seseorang yang mirip dengan Vinsen.

Aku hendak menghampiri orang itu, namun langkahku terhenti ketika Gerri memanggil namaku.

"Hey. Kenapa?" Gerri menepuk pundakku.

"Eh. Ger.... Gak pa pa kok."

Aku dan Gerri kembali berjalan ke tepi kali. Aku meletakkan pakaian di atas bebatuan lalu menyiramnya dengan air. Sedangkan Gerri juga melakukan hal yang sama denganku.

"Eh-eh!" Aku bergegas meraih pakaian yang terbenam ke dalam air.

"Kenapa, Nat?"

"Kainnya tenggelam Ger." Aku melompat kecil kwatir.

Gerri bergegas menyelam mencari kain itu.

"Huft.... Aku cari lagi ya." Gerri kembali menyelam.

Aku menjadi cemas ketika Gerri tidak muncul.

"GER! Gerri, kamu di mana. Jangan becanda dong. Ger?" Aku berusaha mencari-cari keberadaan Gerri.

Aku mulai ketakutan dan sangat mencemaskan Gerri. Kucoba menyelam menyusulnya, namun aku tak menemukannya.

Aku naik ke darat lalu berdiri memperhatikan ke sekeliling kali.

"GERRI!!!!" Aku berteriak sekwncang-kencangnya. Air mataku mulai keluar perlahan. "Ger...." Aku tersungkur dengan perasaan takut dan cemas.

"BAAAAAAHHHHH!" Gerri menyipratkan air ke arahku.

"Gerri, ini gak lucu tau!" Aku terkejut sejadi-jadinya dengan perasaan lega juga.

"Hahaha. Maaf Nat. Lagian kamu dari tadi, mukanya tegang banget. Hahaha, maaf yah." Gerri hanya menertawakanku.

Malam itu aku kembali ke tendaku usai mengantarkan barang-barang dari tendanya Gerri. Aku membuka ponselku melihat-lihat foto perjalanan yang sudah banyak kukunjungi.

"Woah.... Ngantuk banget nih. Tidur dulu deh." Aku mematikan ponsel lalu berbaring.

Aku merasa seseorang berbaring di belakangku. Aku berbalik. Betapa terkejutnya aku melihat seorang Gerri berbaring dekat denganku. Aku menepuk pundak Gerri perlahan.

"Ger.... Gerri...." Aku menggoyankan bahu Gerri agar dia terbangun.

Beberapa saat kemudian Gerri terbangun dengan memelals.

"Kenapa sih Nat?"

"Kenapa..., kenapa. Harusnya aku yang nanya. Kamu kenapa tidur di sini?" Aku menatap Gerri kesal.

"Tendanya roboh Nat."

"Masa sih?" Aku mengernyitkan alis lalu bergegas keluar untuk memeriksanya.

"Roboh dari mana?" Aku kembali ke tenda? "Gerri! Kamu balik gih ke tenda kamu. Orang tenda kamu baik-baik aja kok. Buruan sana." Aku menarik lengan Gerri.

Aku kembali berbaring di tempat tadi dengan beberapa jarak dari Gerri.

Tak beberapa lama memejamkan mata, Gerri mendekat dari belakangku. Perlahan meletakkan tanganya di pinggangku. Aku menggerakkan tubuhku agar Gerri menjauhkan tangannya.

"Kamu apa-apan sih Gerr?" Aku berbalik ke arah Gerri.

Niatku ingin membentaknya dan menyeretnya keluar dari tendaku, namun niat itu tiba-tiba hilang ketika kulihat Gerri yang pucat.

"Gerr, kamu kenapa. Kamu sakit? Kok pucat gini?" Aku menyentuh wajahnya. Memastikan dia tidak sedang demam.

"Aku gak pa pa Nat." Dia meraih tanganku.

"Aku ambilin obat dulu deh." Aku hendak berdiri namun Gerri mencegahku.

"Aku cuma pengen berduaan denganmu kok. Setelah itu aku akan baik-baik saja." Gerri meletakkan tanganku ke pipinya.

"Gerrr, jangan becanda dong. Ntar kalau ada apa-apa sama kamu, kan tanggung jawab aku."

"Udh gak pa pa Nat." Gerri memeluk tubuhku lalu tiba-tiba mengecup pipiku.

Malam itu, aku pun membiarkan Gerri tidur di tendaku sambil memelukku.

Episodes
1 1. Guide randomku
2 CHAPTER 1
3 CHAPTER 2
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 4
6 CHAPTER 5
7 CHAPTER 6
8 CHAPTER 7
9 CHAPTER 8
10 CHAPTER 9
11 CHAPTER 10~ ON THE WAY
12 CHAPTER 11
13 CHAPTER 12
14 CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15 CHAPTER 14~ FIX DO
16 CHAPTER 15~
17 CHAPTER 16~ JAKARTA
18 CHAPTER 19
19 CHAPTER 17
20 CHAPTER 18
21 CHAPTER 19
22 CHAPTER 20
23 CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24 CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25 CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26 CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27 CHAPTER 24~ Keliling Kota
28 FREE TIME
29 CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30 CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31 CHAPTER 27
32 CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33 CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34 CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35 CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36 CHAPTER 32~ PUNCAK
37 CHAPTER 33
38 CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39 CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40 CHAPTER 36 ~ Panik
41 CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42 CHAPTER 38~ PUTUS
43 Free time
44 CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45 Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46 CHAPTER 41
47 CHAPTER 42
48 CHAPTER 43
49 CHAPTER 44
50 CHAPTER 45
51 CHAPTEE 46
52 CHAPTER 47
53 CHAPTER 48
54 CHAPTER 49
55 CHAPTER 50
56 CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57 CHAPTER 52
58 CHAPTER 53
59 CHAPTER 54
60 CHAPTER 55
61 CHAPTER 56
62 CHAPTER 57
63 CHAPTER 58
64 CHAPTER 59
65 CHAPTER 60
66 CHAPTER 61
67 CHAPTER 62
68 CHAPTER 63
69 CHAPTER 64
70 CHAPTER 65
71 CHAPTER 66
72 CHAPTER 67
Episodes

Updated 72 Episodes

1
1. Guide randomku
2
CHAPTER 1
3
CHAPTER 2
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 4
6
CHAPTER 5
7
CHAPTER 6
8
CHAPTER 7
9
CHAPTER 8
10
CHAPTER 9
11
CHAPTER 10~ ON THE WAY
12
CHAPTER 11
13
CHAPTER 12
14
CHAPTER 13~ NYARIS MATI
15
CHAPTER 14~ FIX DO
16
CHAPTER 15~
17
CHAPTER 16~ JAKARTA
18
CHAPTER 19
19
CHAPTER 17
20
CHAPTER 18
21
CHAPTER 19
22
CHAPTER 20
23
CHAPTER 21~ Mimpi Buruk
24
CHAPTER 22~ HARI PERTAMA KERJA
25
CHAPTER 23~ HARI PERTAMA KERJA 2
26
CHAPTER 23~Bertemu Lagi Dengan Cecei
27
CHAPTER 24~ Keliling Kota
28
FREE TIME
29
CHAPTER 25~ MAMA APA KABAR
30
CHAPTER 26 ~ KEJUTAN
31
CHAPTER 27
32
CHAPTER 28 ~ RENCANA YANG BATAL
33
CHAPTER 29 ~ MENDAKI
34
CHAPTER 30~ ISTIRAHAT KEDUA
35
CHAPTER 31 ~ SEMAKIN CEMAS
36
CHAPTER 32~ PUNCAK
37
CHAPTER 33
38
CHAPTER 34~ KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
39
CHAPTER 35 ~ Terus Terang
40
CHAPTER 36 ~ Panik
41
CHAPTER 37~ DIKEJAR-KEJAR
42
CHAPTER 38~ PUTUS
43
Free time
44
CHAPTER 39 ~ KEMALANGAN
45
Chapter 40 ~ Lowongan Kerja
46
CHAPTER 41
47
CHAPTER 42
48
CHAPTER 43
49
CHAPTER 44
50
CHAPTER 45
51
CHAPTEE 46
52
CHAPTER 47
53
CHAPTER 48
54
CHAPTER 49
55
CHAPTER 50
56
CHAPTER 51~ MAKAN MALAM
57
CHAPTER 52
58
CHAPTER 53
59
CHAPTER 54
60
CHAPTER 55
61
CHAPTER 56
62
CHAPTER 57
63
CHAPTER 58
64
CHAPTER 59
65
CHAPTER 60
66
CHAPTER 61
67
CHAPTER 62
68
CHAPTER 63
69
CHAPTER 64
70
CHAPTER 65
71
CHAPTER 66
72
CHAPTER 67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!