Felisha mendorong tubuh Kevin. Kepala Kevin terbentur ujung tempat tidur. Kevin menyentuh bibirnya, Felisha baru saja menciumnya. Eits.., Kevin juga membalas ciuman itu.
"Aku mencium pria tampan di negara ini hehehe" Felisha kembali bergumam, matanya sudah tertutup. Kevin melambai-lambaikan tangannya depan wajah Felisha memastikan dia sudah kembali tertidur.
"Kau sudah membahayakan dirimu sendiri, Feli" kata Kevin dengan senyum yang tersinggung dibibirnya.
Pagi hari di kamar Kevin. Kevin baru saja selesai mandi, dengan mengenakan kimono mandinya, ia memutar musik melalui perangkat elektroniknya. Di ruangan sebelah, Felisha masih terbaring tidur.
Tok..tok..tok
Terdengar ketukan pintu. Setelah Kevin mempersilahkan masuk, muncullah Paman Sam dan Lovely dari balik pintu.
"Selamat pagi, Tn. Kevin,..." Sapa Paman Sam. Kevin tersenyum, "Maaf Tuan, Nn. Natasya menyuruh Lovely untuk membereskan kamar Tn. Kevin. Katanya Felisha sedang sakit, jadi semua pekerjaannya dikerjakan oleh Lovely"
Kevin melihat kearah Lovely, Lovely menunduk memberi hormat.
"Oh iya Paman, silahkan Lovely"
"Saya akan membantu Lovely, Tuan" Paman Sam hendak beranjak ke ruangan sebelah, ruangan dimana Felisha berada.
"Jangan...." cegah Kevin. "Biarkan Lovely saja, Paman Sam urus pekerjaan lain". Kevin melangkah mengitari ruangan, langkahnya mengikuti irama musik yang diputarnya, "Bukankah cuaca hari ini sangat bagus, bersenang-senanglah dengan Bibi Bertha, ambillah libur hari ini. Jangan menolak. Suruh Pak Yazir mengantar kemanapun Paman suka"
Paman Sam dan Lovely bertukar pandang.
"Maaf Tuan, diluar sedang ada badai. Saya juga datang ingin mengatakan pada anda, bahwa ada info dari otoritas setempat agar warga dilarang keluar rumah"
Kevin menghentikan 'dansa'nya. "Oh, baiklah. Bawakan sarapanku kekamar. Seharian aku ingin berada disini"
**
Ruang Makan..
"Feli, mana ? Kalian lihat Felisha ?" tanya Nathan pada ketiga adik sepupunya.
"Felisha sakit kak, katanya demam dan flu, begitu kan hmmm siapa namamu ?" Natasya melihat kearah Zara.
"Zara, Nn. Natasya. Ii iiya Tn. Nathan, Felisha sakit" Zara memberi keterangan.
"Pantas Felisha tidak membangunkan kita" sahut Sebastian. Arkana memanyunkan bibirnya, "Semalam dia juga tidak datang ke kamar sebelum kami tidur" timpal Arkana.
"Aku ingin menemuinya" Nathan bangkit dari duduknya.
"Jangan Kak, aku tadi sudah memanggil dokter, kata dokter, dia jangan dijenguk dulu, biarkan dia beristirahat, lagipula diluar cuaca sedang tidak bagus" kata Natasya.
Nathan kembali duduk dikursinya. Ia menghela napas panjang. Mimik wajahnya kecewa.
***
Felisha mengeliat. Ia menarik kembali selimutnya. Cuacanya sangat dingin. Dua kali badannya berguling kesisi kanan, kemudian dua kali kesisi kiri.
Tempat tidurku kok melebar ya ? Apa Zara dan Lovely merapatkan kasur mereka ? Ya, mungkin mereka merapatkan kasurnya. Selagi tak ada mereka, aku bisa bebas untuk membuang polusi ini.
"Pretttt"
Felisha tersenyum lega. Dibukanya selimut yang menutupi wajahnya.
Langit-langit kamarnya kok berbeda ?
Felisha melirik kekiri dan kekanan. Sadar kalau ini bukan kamarnya segera ia bangun. Didepannya sudah ada Kevin yang sedari tadi duduk di kursi tepat di depan tempat tidur.
Sejak kapan dia disana ? Berarti tadi ? Kentut itu ? Auwhh...kepalaku sakit sekali. Felisha memegang kepalanya.
"Minuman itu..." Felisha tidak dapat melanjutkan kalimatnya, kepalanya sakit.
"Berbaringlah dulu, aku akan menyuruh Lovely membawakan obat untuk menyembuhkan pengarmu"
"Terima kasih Kevin"
"Cuma terima kasih ? Kau tak ingat semalam apa yang kau perbuat ? Natasya dan Lovely melimpahkan semua tanggung jawab kepadaku dan kau harus membayar itu semua"
Felisha berusaha mengingat-ingat kejadian semalam. Selain dia minum sebanyak 3x, yang lainnya dia tak tahu.
"Aku akan memberitahu keadaan yang berlaku diluar sekarang. Dan ingat kekacauan ini disebabkan olehmu" Kevin menatap tajam kearah Felisha. Kevin bangkit dari duduknya, dengan berkacak pinggang, ia menguraikan semuanya.
"Pertama, selain aku, Tasya, Lovely, dan 1 lagi teman sekamarmu yang bernama Zoro..."
"Zara..." Felisha memotong ucapan Kevin.
Dasar, seenaknya saja mengganti nama orang. Umpat Felisha dalam hati.
"Ya..itu dia. Selain kami berempat tidak ada yang tahu kau ada dalam kamar ini. Kedua, sepertinya kau akan berada disini sampai besok pagi karena diluar sedang ada badai jadi semua orang sedang berada dalam rumah. Apa yang akan mereka pikirkan begitu kau keluar dari sini padahal semua tahu, kau sedang sakit dan berada dalam kamarmu. Tenang, Tasya sudah menghapus data cctv semalam. Kau tahu kan Paman Sam selalu mengechecknya setiap pagi. Ketiga, aku meminta pertanggungjawaban atas apa yang kau perbuat kepadaku semalam"
"Tanggung jawab ?"
Kevin mengangguk mantap. "Bangunlah, segera mandi dan makan sarapanmu"
"Bisakah kau keluar dari ruangan ini ?"
"Apa lagi yang kau sembunyikan, baju yang kau pakai itu adalah bajuku. Kau pikir siapa yang menggantinya ?"
"Aaargghhhh....Keevvviiiinnnn" teriak Felisha histeris, mendekap dadanya, sadar akan pakaian yang dipakainya.
"ssssttttt..diamlah. Oke aku akan keluar...hahhahaha"
****
Natasya dan Lovely baru saja keluar dari kamar Kevin. Mereka menjelaskan semuanya kepada Felisha. Kevin dan Felisha juga baru saja menyelesaikan makan malamnya.
Felisha berulang kali melirik ke arah Kevin yang sedari tadi memperhatikannya. Berulang kali ia memperbaiki duduknya karena salah tingkah dengan tatapan Kevin. Didepan mereka, Televisi menayangkan berita seputar badai yang sedang berlangsung.
"Pasti tadi kau berpikir aku yang mengganti bajumu kan ?" kata Kevin memecah suasana. "Tasya yang melakukannya, bukan aku"
"Maaf Kev, aku akan mencuci bajumu ini lalu mengembalikannya padamu"
"Tidak perlu. Mari kita bicarakan hal yang paling penting" Kevin menyinggungkan senyum misterius. Felisha menelan ludahnya.
"Apa yang kau inginkan, sebisa mungkin aku akan melakukannya"
"Benarkah ?"
"Jangan meminta yang aneh-aneh" ancam Felisha.
"Hal aneh semacam perbuatanmu semalam ?"
"Maksudnya"
"ehmm..Oke kita mulai dari aku yang telah menggendongmu dari kamar Natasya kesini, apa pertanggungjawaban yang akan kau berikan ?"
"itu.." Felisha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku belum bisa memikirkan apapun hehehe" Felisha tertawa kecil. "Maaf"
"Berpikirlah untuk diet setelah ini" Kevin memberi saran. Felisha mendengus kesal.
"Selanjutnya, sewaktu dikamar Natasya kau memukulku. Itu sakit. Dan aku meminta pertanggungjawaban atas itu juga"
"Maafkan aku, tapi aku kan sedang mabuk, tanganku...."
"Tiba dikamarku, kau melakukan kesalahan paling fatal dihidupmu, apa kau tak ingat apa yang kau perbuat ?" Kevin bertanya sekali lagi. Membuat Felisha kembali mengingat apa yang terjadi semalam.
"Apa sih ? Aku beneran tak ingat apapun"
"Aku akan mengingatkan perkataanmu kemarin. 'Ada wanita yang tidak menyukaimu, disini, didepanmu, aku, Felisha', kau masih ingat itu ?"
Felisha mengangguk mantap. "Tentu saja, itu kalimat yang sangat menyanjungku, Tuan Kevin" Felisha tersenyum lebar. "Kuharap kau selesai mengingatnya, Mr. Olaf, Tn. PDOD"
"Mr. Olaf ? Tn. PDOD ? kau.."
"Hehehe.., kau tahu Olaf kan, manusia salju di film kartun Frozen. Itu cocok buatmu karena sikapmu yang sedingin es"
Kevin mendengus kesal. "Lalu apa itu PDOD ?"
"Percaya Diri Over Dosis. Kau memang tampan tapi kau tak bisa memaksakan semua wanita untuk menyukaimu, Tuan muda"
"Terserah kau lah. Baiknya kau tahu kesalahanmu yang paling fatal dan kuharap pertanggungjawabanmu setimpal dengan perbuatanmu"
Felisha menelan ludahnya. Ia memperbaiki duduknya.
"Aku meminta pertanggungjawaban atas ciuman yang kau curi dariku"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments