Es itu mulai mencair

Kevin begitu gelisah duduk dikursi belakang. Sekali-kali ia mengecek HPnya.

"ada kabar dari rumah ?" tanya Kevin kepada Yudha dikursi depan. Pak Yaz yang mengemudi disamping Yudha tak luput dari amarahnya. "kalau kita tak sampai dalam 10 menit lagi, kau dipecat" kata Kevin pada Pak Yaz.

"mereka sudah meninggalkan rumah sejak 4 jam yang lalu. Itu terpantau di cctv. Lagipula kau kenapa ? bukannya kau tadi memberi mereka izin ?", Yudha merasa aneh dengan gelagat Kevin.

Kevin memang protektif dengan adik-adiknya tapi selalu memberi izin mereka untuk liburan dimanapun mereka mau. Tentu saja dengan penjaga yang stand by disekitar mereka, baik yang terlihat maupun tidak. Kalau itu menyangkut liburan Natasya, dia hanya ingin bersama Anneth dan tidak perduli dengan penjaga disekitarnya asal mereka "tak terlihat".

"babysitter itu ikut pergi kan ?" tanya Kevin.

"iya Kev"

"tuh kan" Kevin tak sadar menendang kursi didepannya.

"memangnya kenapa kalau dia pergi ? kau akan merindukannya ?"

"rindu ? siapa yang rindu ? kau tidak lihat ini, tanganku masih sakit, siapa yang akan menyuapiku"

"kulihat kemarin kau bisa makan sendiri"

"itu.....", Kevin gelagapan, "berapa lama mereka pergi liburan ?" tanya Kevin lagi.

"2 minggu" jawab Yudha datar.

Sementara itu di pulau RY, rombongan Felisha sedang bersantai di pinggir pantai.

"auwhh.." Felisha meringis. Ia meletakkan jagung bakarnya dimeja.

"kenapa fel ?" tanya Nathan yang duduk disampingnya.

"lidahku tak sengaja tergigit"

"kata Paman Sam, kalau tak sengaja lidah kita tergigit pertanda ada seseorang yang membicarakan kita" Dennis menjelaskan.

Mereka tak tahu kalau sekarang suasana di rumah GreenLand mencekam. Tuan Muda Kevin berkelakuan aneh.

"Tuan muda, bolehkah sekarang pelayan-pelayan ini tidur, ini sudah jam 3 subuh" kata Paman Sam lembut. Mencoba membujuk.

Kevin mengurangi volume TV, "baiklah" ia beranjak dari sofa. "besok pagi buatkan aku nasi goreng yang sama persis dengan buatan babysitter itu, jam 7 sarapan harus sudah siap, pergilah", Kevin mengibaskan tangannya. Pelayan yang sudah payah menahan kantuk keluar ruangan.

"kenapa Tuan muda aneh begitu ? dia bahkan tidak pernah menonton di ruang keluarga selama aku bekerja disini apalagi sampai menyuruh ditemani seperti ini" kata pelayan A

"ssttt..pelankan suara kalau kau tak mau dapat masalah" pelayan B mengingatkan.

Dalam kamarnya Kevin belum juga tidur, ia sibuk membuka video-video yang dikirim ditabletnya.

Mereka terlihat bahagia. Babysitter itu bisa mencairkan suasana.

"Ma, sepertinya Mama menang" sahut Kevin sambil memandang foto Mamanya.

**

Kevin hanya bermalasan di sofa kamarnya. Sesekali ia mengganti chanel TV. Beberapa pelayan keluar masuk membawakan makanan yang sama sekali tak digubrisnya.

"hmmm..., kelakuannya dari hari kehari makin menjadi" kata Yudha setengah berbisik takut terdengar oleh Kevin. Paman Sam kembali mengintip ke ruangan sebelah, memperhatikan Kevin.

"sejak adik-adiknya liburan, mood Tuan muda naik turun"

"ya ya..aku akan bicara dengannya" Yudha masuk berjalan kearah Kevin, "kau tidak ke kantor ?" tanya Yudha sambil duduk disamping Kevin.

"aku sudah menyelesaikan pekerjaanku kemarin" sahut Kevin datar.

"sudah seminggu lebih dirimu begini. Ada apa sebenarnya ?"

"kenapa ? aku tidak kenapa-kenapa?" Kevin beranjak ke ruangan sebelah, menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.

"kau pulang saja. Aku mau tidur. Besok aku akan ke kantor, kita ada rapat dengan klien kan ?"

"aku sudah mengatur ulang jadwalnya"

"kenapa ?" tanya Kevin sambil memejamkan matanya. Mencoba untuk tidur.

"aku kemari karena disuruh oleh ayahmu. Dia menyuruh aku dan dirimu untuk ikut liburan ke pulau RY"

Kevin sontak terbangun.

"ke pulau RY ? kenapa tidak bilang dari tadi. Ayo kita berangkat"

Yudha kaget melihat sahabat sekaligus bosnya langsung bersemangat. Kevin memanggil Paman Sam untuk membantunya bersiap-siap.

***

Felisha, Lovely, dan Anneth sedang bercanda dikamarnya begitu terdengar suara gaduh dari lantai bawah.

"ada apa sih, kita lihat yuk" ajak Lovely.

"kepo. Palingan Tn. Nathan membuat lelucon lagi" kata Anneth. Felisha tersenyum.

"Tn. Nathan sangat perhatian padamu, fel" lanjut Anneth, "apa nama panggilannya, Nat-nat ?" Anneth terkekeh.

Nathan menyuruh Felisha memanggil ia dengan Nat-Nat dan Fel-Fel untuk Felisha.

"dia teman ngobrol yang asyik" kata Felisha sambil tersenyum.

"tapi sejak kehadiranmu dikeluarga ini, mereka jadi lebih sering tertawa. Sebelumnya walaupun ada Tn. Nathan, tapi mereka tidak seceria ini.."

Anneth memberi isyarat pada Lovely untuk menghentikan ceritanya.

"memang ada apa sih ?" Felisha penasaran.

"nanti kau akan tahu sendiri, Fel. Sudah ah, tidur yuk, besok pagi kita akan ada trip ke pulau seberang" ajak Anneth. Felisha dan Lovely menggangguk.

Pagi hari, Felisha sudah menyelesaikan bekal makanannya. Anneth dan Lovely sedang bersiap-siap.

"Fel, kau sedang sibuk ?" tanya Natasya.

"tidak Nona. Semua sudah selesai"

"kalau begitu, tolong buatkan kopi dan bawakan ke kamar atas yang paling kiri ya... tolong" pinta Natasya sambil tersenyum.

"baik, Non"

Felisha bergegas keatas. Mengetuk pintu kamar berapa kali tapi tak ada sahutan. Felisha masuk untuk memeriksa.

"Nat-nat ?", tak ada jawaban. Felisha meletakkan kopi diatas meja dekat tempat tidur.

"Tn. Dennis ?"

"Tn. Tian ?"

"Tn. Arka ?", juga tak ada jawaban. Felisha berbalik dan bruuukkk. Dia menabrak seseorang.

Si Olaf eh Tn. Kevin. Sejak kapan dia ada disini. 1 minggu penuh ketenanganku akan berakhir. Heiiii...apa-apaan dengan tatapan mata itu.

Kevin baru selesai mandi. Hanya dengan mengenakan handuk, Kevin kemudian duduk di sofa.

"saya permisi Tuan" pamit Felisha masih menunduk saking malunya.

"kopiku mana ?"

Felisha mmenyodorkan kopi kearah Kevin.

"saya sudah boleh keluar, Tuan ?" pamit Felisha sekali lagi. Kevin menggelengkan kepalanya.

"kau babysitterku kan ? siapkan bajuku, bantu aku berpakaian baru kau boleh keluar"

Jebakan yang sempurna. Kenapa tidak sekalian aku disuruh menggantikan popok dan memakaikanmu minyak telon. Umpat Felisha dalam hati.

"bagaimana tangan anda, Tuan ?" tanya Felisha mengusir rasa risihnya ketika membantu Kevin mengancingkan kemejanya.

"sudah membaik"

"syukurlah, Tuan"

Dada bidang ini. Perut six pack ini. Kenapa aku dihadapkan dengan situasi aneh seperti ini. Dia bernilai 100. Perempuan mana yang sanggup menolak kharismanya. Oh..Tuhan, sepertinya aku termakan omonganku sendiri.

****

Malam hari..

"akhirnya, ini baru namanya liburan" seru Yudha. Mereka tengah bersantai diberanda. Pak Yaz juga turut serta. Ia nampak membakar jagung untuk cemilan mereka.

"makanya kubilang apa, jangan banyak bergaul dengan makhluk ini ?" kata Nathan seraya menyeruput minumannya. Kevin menendang kaki Nathan.

"cewek-cewek mana nih ?" tanya Dennis.

"jiwa MUA Kak Tasya tiba-tiba muncul. Habis dah cewek-cewek jadi badut" jawab Arkana. Sebastian tertawa mendengar celetuk kembarannya tapi tawa itu seketika lenyap begitu Felisha muncul.

"tttaaarrraaaa...., gadis-gadis Tasya ayo keluar" seru Natasya diikuti sorak sorai Sebastian dan Arkana.

Felisha, Lovely, dan Anneth tampak sangat cantik. Natasha juga membiarkan mereka memakai gaunnya.

"cantikkan ?" tanya Natasya. Semuanya rata mengangguk. Kevin memperhatikan Felisha melalui ekor matanya.

"endutku emezh" Dennis berlari memeluk Lovely. "Anneth, Fel-fel kalian cantik" puji Dennis

"Fel-fel, kau cantik sekali" Nathan sontak memeluk Felisha. Kevin seketika bangkit dari duduknya melihat aksi Nathan.

"Fel-fel" seru Sebastian dan Arkana menyerbu Felisha. Mereka mencium pipi Felisha kiri dan kanan.

"Heiiiiiiii" teriak Kevin diikuti tatapan aneh dari orang-orang disekitarnya.

*****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***