Baby"LOVE"Sitter
Rumah mungil dengan taman mawar dibagian depannya tampak sempurna dengan danau buatan disisi kanannya. Sinar matahari masuk dari celah pepohonan. Pemiliknya sangat baik hati, masyarakat sekitar dapat menikmati keindahan itu setiap waktu. Akhir pekan tempat itu sangat ramai.
Seperti hari Minggu pagi ini,
"sarapannya pak, bu, boleh dicoba", setengah berteriak Felisha menawarkan dagangannya. Roti selai coklat dan kopi susu.
"owh...ya Tuhan, tdk bisakan sehari sj kau istirahat dalam mencari uang ?", Jordyn, sahabatnya mendengus kesal.
"hehehehehe....kau tahu kan aku...."
"....iki singit siki iing -(aku sangat suka uang)...", Jordyn mengulang kalimat pamungkas Felisha dgn gerakan mulut yg membuat Felisha ingin mengepangnya 🙈😂
Felisha tertawa terbahak. Felisha memang pekerja keras. Kerja part time apa yg tdk pernah dicobanya. Pelayan toko/ restoran, pengantar paket, apapun yang berpeluang menghasilkan dan halal dia akan melakukannya.
"Hey...kalian..." teriak Tyo, -sahabat Felisha dan Jordyn- sambil melambaikan tangannya kearah Felisha dan Jordyn.
"selamat pagi, ini ada paket untuk GrandMa Ellen, kemarin aku lupa mengantarkannya padamu" kata Tyo sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena td dia setengah berlari kemari.
"paket ???" Felisha menerima paket berwarna hijau itu dari tangan Tyo.
' Kepada Yth, GrandMa Ellen
dari Klan Rayden III '
Kumohon jangan lagi. Jangan keluarga Rayden.
Felisha pernah diceritakan GrandMa tentang keluarga Rayden tepatnya Klan Rayden. GrandMa menghabiskan masa mudanya untuk bekerja dengan Klan itu. Tanpa menikah, tanpa bersenang-senang dimasa mudanya walaupun pengorbanan itu dihargai dengan luar biasa. Rumah ini, tanah ini salah satu bukti penghargaan Klan itu terhadap GrandMa.
"kau akan memberikannya pada GrandMa" Tanya Jordyn dgn hati-hati.
"kalian pikir?" jawab Felisha sambil melihat kedua sahabatnya dengan senyum misterius. "Tyo, kuharap kau jangan bicara apapun dengan GrandMa. Kau tidak pernah mengantar paket ini"
"Terimakasih Tuhan, aku bukan bagian dari mereka", Jordyn mengangkat kedua tangannya keatas.
Felisha dan Tyo saling berpandangan lalu bersama melihat kearah Jordyn "tidak semudah itu anak muda" ucap mereka hampir berbarengan.
Aku tidak membiarkan GrandMa pergi, tidak akan!!!!.
**
"kau sudah pulang?" sapa GrandMa mengejutkan Felisha yang tengah membereskan keranjang jualan dimeja dapur.
"iya GrandMa" Felisha menjawab singkat. Ia masih memikirkan bingkisan warna hijau dari Klan Rayden. Bingkisan yang ia sembunyikan dikeranjang jualannya.
"kenapa ?" GrandMa menepuk pundak Felisha pelan yang membiat Felisha tersadar dari lamunannya.
"bahkan di hari Minggu pun kau masih bekerja, dasarr... kau sangat suka uang" GrandMa tertawa sambil menarik Felisha kepelukkannya. "semua akan baik-baik saja. Selama kita bersama"
Felisha mempererat pelukannya, ia menahan airmatanya. Ia memang tak ingin lagi berpisah dengan GrandMa.
"GrandMa akan terus bersamaku kan ?"
"tentu saja. memangnya GrandMa mau kemana duhai perempuan mata duitan" GrandMa melepas pelukannya, melihat wajah Felisha lalu mencubit hidungnya. Mereka tertawa bersama.
"GrandMa sudah memasak makan siang untukmu, ayo makan bersama, biar GrandMa rapikan keranjang ini dulu" , GrandMa mengambil keranjang jualan Felisha. Felisha terkejut...,
Oh tidak, bingkisan itu ada disana.
"ehm, GrandMa, biarkan aku saja merapikan ini, tunggulah aku dimeja makan". Dengan cepat Felisha mengambil keranjang itu dari tangan GrandMa.
Hampir saja😥
Selama makan siang, sesekali mereka berbicara. GrandMa tertawa ketika tahu Tyo ikut Minggu Ceria hari ini. Tyo kan tukang tidur. Suatu prestasi dia bangun pagi.
"oh iya, Fel, apa Tyo tidak memberikan dirimu sesuatu ?" tanya GrandMa yang sedang cuci piring. Felisha yang tengah merapikan meja berbalik kearah GrandMa. "tidak." jawabnya pelan.
"mungkin akan tiba senin..." GrandMa berbicara sendiri.
"apa GrandMa memesan sesuatu?"
"tidak. Aku hanya menunggu paket dari Keluarga Rayden". kata GrandMa diakhiri senyum dibibirnya
***
Pagi harinya, Felisha mendapati GrandMa yang sudah menunggunya di meja makan. Tidak ada senyum diwajahnya seperti biasa.
"Pagi, GrandMa" sapa Felisha seraya mencium pipi GrandMa kanan kiri.
"Apa ini, Felisha ?" tanya GrandMa Ellen lalu meletakkan bingkisan berwarna hijau yang nampak telah dibuka keatas meja.
"Kenapa kau tidak memberitahukannya ?"
"Aku....."
Felisha menghampiri GrandMa Ellen lantas memeluknya, "Aku tidak ingin kita berpisah lagi. Jangan pergi kesana, GrandMa. Aku tahu mereka membutuhkanmu lagi tapi...."
GrandMa Ellen mendorong tubuh Felisha pelan dan menyuruh gadis itu duduk dikursi yang terletak disebelahnya.
"Mereka membutuhkan GrandMa. Kau tahu kan kebaikan keluarga itu pada kita"
"Tapi GrandMa...?"
"GrandMa akan mengajukan kontrak kerja 1 tahun setelah itu kita akan bersama lagi"
Felisha menggeleng kuat.
"Biar aku saja menggantikan GrandMa. Bukankah aku yang bertugas mencari nafkah dikeluarga ini ?" Felisha menawarkan diri.
"Fel.."
"Percaya padaku, GrandMa. Aku tidak akan mengecewakan GrandMa dan keluarga Rayden"
"Fel.."
Felisha tersenyum lebar, "Aku pasi bisa, GrandMa"
GrandMa Ellen membalas senyum Felisha. Dalam hati dia ragu, apakah Felisha akan menerima pekerjaan itu jika tahu apa yang akan dihadapinya ? Tapi melihat semangat Felisha, GrandMa tidak sanggup untuk berdebat lagi.
GrandMa Ellen tahu, Felisha hanya ingin dia menikmati masa tuanya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
NurHafni
Awal yg seru,jd Penasaran sm lnjutnnya...semoga aja ceritanya gk ngegntung kyk kebanyakn Novel2 yg lain...hahhhh.
2021-04-20
1
Anis
keknya seru thor
2021-04-13
2
@azma@
mulai nyimak
kliatannya menarik
2020-11-30
1