Sedari subuh tadi Felisha sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Bermodal informasi dari Bibi Bertha, Felisha memasakkan sarapan spesial untuk "anak-anak asuh"nya dan juga Nathan.
"selamat pagi dan selamat ulangtahun Tn. Sebastian dan Tn. Arkana" sambut Felisha begitu melihat Si kembar dan kakaknya memasuki ruang makan.
"terimakasih Fel-fel. Aku Arkana, lihat, aku punya tahi lalat dihidung" jelas Arkana tanpa disuruh begitu Felisha menghidangkan sarapan didepannya.
"aku Sebastian, aku tak punya tahi lalat" sahut Sebastian sambil nyengir.
"aaaahhhh...aku masih mengantuk..., tapi tidur di ruang keluarga itu menyenangkan" celetuk Nathan seperti biasa. Ceria dan kocak. Dennis dan Natasya mengangguk tanda setuju dengan pernyataan Nathan.
"Kak Kevin belum turun ?" tanya Natasya sambil melihat kearah Felisha.
"hmm...Tn. Kevin ke rumah sakit, Nona.." Paman Sam buka suara.
"Kakak sakit apa ?" kompak si kembar bertanya.
"Tn. Kevin tidak sakit tapi sepertinya telapak tangannya terluka karena insiden semalam" sahut Paman Sam.
**
Kuatkan hatimu, Fel. Kau sudah memulai perang dengannya. Kenapa semalam kau berani menceramahinya. Lihatlah sekarang, dia berhasil menemukan cara baru untuk membalasmu. Menyuapinya makan ? bahkan ia mempunyai puluhan pelayan yang bisa dia suruh untuk melakukan hal ini. Kenapa harus aku ?
Sudah 30 menit Felisha berada dalam kamar Tn. Kevin. Menunggunya yang tengah bersiap-siap.
Kamar itu sangat luas, ada foto Kevin waktu kecil disisi tempat tidur sebelah kanan, disisi kiri fotonya dengan adik-adiknya. Sementara di ruang tv, terdapat foto keluarga yang berukuran lumayan besar.
Sikembar masih bayi, ini sangat lucu. Wah..pantas mereka memiliki wajah yang tampan dan cantik, ibunya saja secantik ini. Gen yang tak berdusta. Tapi kemana istri Tn. Abraham ? sejak aku disini aku belum bertemu dengannya.
"cantiknya..." tak sadar Felisha berucap sambil memandang foto Ny. Abraham.
"Mama memang wanita tercantik didunia" tiba-tiba Tn. Kevin sudah berdiri dibelakangnya.
"maaf Tuan, saya.."
"mana sarapanku ?"
"disana Tuan, saya akan mengambilnya sebentar", Felisha segera mengambil sarapan yang ia letakkan dimeja dekat pintu kamar.
"apa ini ?" tanya Tn. Kevin begitu Felisha menyajikan makanan.
Ya Tuhan, bahkan nasi goreng pun dia tak tahu.
"nasi goreng, Tuan.." jawab Felisha sekenanya. "silahkan, Tuan", Felisha mendekatkan sendok kemulut Kevin.
"aku tidak suka nasi goreng"
"saya sendiri yang memasaknya, Tuan. Ini enak kok, dicoba dulu, aaaaa"
Kevin akhirnya membuka mulutnya. " ini tidak beracun kan ?"
Felisha memonyongkan bibirnya mendengar ucapan Kevin. Kevin akhirnya menerima suapan pertamanya.
Bisa tidak, tak usah memperhatikan orang secara head to toe begitu ? iya, saya menyerah. Anda sangat keren Tuan, kharisma anda tidak dapat ditolak perempuan mana pun.
"kau sedang membicarakan aku kan"
"hah..tidak Tuan.., maksud anda ?" Felisha salah tingkah.
"ya..kau membicarakan aku kan ? dalam hatimu" kata Kevin sambil menunjuk kearah Felisha.
"tidak Tuan"
Kevin menghela nafas, memperbaiki duduknya, "aku sudah banyak bertemu perempuan semacammu. Yang keGRan, yang suka lebay dalam menanggapi sesuatu. Jangan pikir karena semalam kau sudah berani menceramahiku, aku sudah takluk padamu. Tidak semudah itu, lagipula kau bukan tipeku. Perempuan mata duitan"
Felisha meletakkan piring dipangkuannya keatas meja dengan kasar.
"heiiiii...."
Felisha bangkit dari duduknya, "ya benar saya mata duitan lalu apa bedanya dengan anda ? Hidup anda juga berkutat dengan ini saja kan. Uang, kerja, popularitas, penghargaan, sampai dengan mudahnya menghina orang seperti saya. Kalau belum tahu kebenarannya jangan asal menjudge orang"
"kau...", ucapan Kevin terhenti karena Felisha mendekatkan jari telunjuknya didepan mulut Kevin.
"satu lagi Tuan, anda memang ganteng, tapi anda bukan tipe saya. Makhluk dingin kesepian yang menjadikan kerja sebagai tameng. Sarapannya sudah selesai Tuan. Saya pamit" Felisha menundukkan kepalanya lalu keluar dari kamar Kevin.
***
(Gedung utama I, Rayden Corp)
"memang benar sih, dalam beberapa hal kau yang terlihat lebay", Yudha buka suara. Kevin melirik kearahnya.
"mana surat pengunduran dirimu, sini aku tandatangani"
Yudha kicep. Nathan menahan tawa melihat ekspresi Yudha.
"tenang Yud, dia tidak mungkin bisa melakukan itu sekarang. Tangannya kan lagi sakit", Nathan tertawa. Yudha bertos ria dengan Nathan.
Terdengar ketukan pintu. Sekretaris 2 Tn. Kevin masuk.
"maaf Tn. Kevin ada Nn. Felisha mencari anda, dia membawakan anda makan siang"
"lihatkan....dia bahkan masih berani membawakanku makan siang"
"iya terus maksudnya apa ?" tanya Yudha bingung.
"biarkanlah Yud, dia memang aneh.." Nathan berdiri dari duduknya. "suruh masuk saja Thres, dia babysitter Tn. Kevin" Nathan tertawa begitu menyelesaikan ucapannya.
"Nathan..kau..." Kevin cemberut. "egh..siapa namamu ? Tria, menurutmu aku ini tipe cowok idamanmu atau tidak ?"
"namanya Thresia" kompak Yudha dan Nathan bersuara.
"2 hari yang lalu kau baru saja memecat Tria" Yudha menjelaskan.
"ahh siapalah, sekretaris baru pokoknya, jawab pertanyaanku"
"iiiya..Tn. Kevin" jawab Thresia malu campur takut.
"iya apa ?"
"iya, anda tipe cowok idaman saya" lanjut Thresia. Kevin tersenyum bangga lalu melihat kearah Yudha dan Nathan.
"ini maksudnya apa, Than?"
"Aku nyerah, Yud, kadang aku juga malu jadi sepupunya. Sekarang coba lihat dia, senyum-senyum sendiri seperti orang gila"
"dia kenapa ?" Tanya Yudha kepada Nathan. Nathan mengangkat bahunya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
@azma@
next ...
2020-11-30
1
𝕽𝖎𝕽𝖎
lanjut
2020-03-01
1