Hari pertama di bulan yang baru. Udara sejuk dan terpaan sinar matahari menembus disela-sela pepohonan. Felisha baru saja selesai merapikan kebun lili. Dia tidak ikut menemani sarapan. Dia masih belum sanggup untuk berhadapan lagi dengan Kevin.
Sinar matahari pelan-pelan mulai naik, Felisha makin menundukkan ujung topinya karena silau.
"Kupu-kupu..." seru Felisha begitu melihat kupu-kupu hinggap disalah satu tangkai lili. Felisha merogoh ponsel dikantong celananya.
Klik.
Felisha tersenyum sendiri melihat hasil fotonya. "sekarang selfie denganku ya kupu-kupu cantik..."
Klik.
Felisha geli dengan tingkahnya. Biasanya dia tidak suka mengambil gambar dirinya.
Loh kok ada Kevin dan Nathan ?
Felisha berbalik. Benar saja, duo tampan itu sedang menatapnya. Kevin dengan pandangan dinginnya dan Nathan dengan senyum lebarnya.
Iss.., dan kau kembali kepengaturan awal lagi Tuan Muda Kevin, dingin dan tak tersentuh. Apakah setiap pagi, dirimu akan begitu ?
"Heii...melamun ya..., ikut kami yuk" ajak Nathan.
"Kemana ? aku akan kesekolah si kembar, hari ini sekolah mereka mengadakan lomba antar kelas. Aku harus membawa beberapa bahan makanan"
"Ya...sayang sekali, padahal hari ini kantor kami akan mengadakan pemotretan majalah dengan artis terkenal, dia akan membawa anaknya juga" jelas Nathan.
"Artis Keira dan bayinya, yakin kau tak ikut ?" tiba-tiba Natasya muncul. Felisha sangat mengidolakan artis Keira, ia sering menonton reality show'nya.
"Ayolah, sekalian bantu aku, sekretarisku hari ini mulai cuti melahirkan, please" Natasya memohon. "Aku akan meghubungi ayah untuk meminta izin, kumohon" Natasya memasang wajah memelas.
Itu tampak imut, Nn. Natasya.
"Saya sudah terlanjur janji dengan si kembar Nona, maaf" Felisha merasa tak enak hati.
"Kapan pemotretannya ?" Kevin akhirnya bersuara.
"Setelah makan siang, Kak" jawab Natasya.
"Aku akan kesekolah si kembar dulu, setelah itu aku akan ke kantor" kata Kevin kepada Natasya dan Nathan.
"Heiii...kau tunggu apalagi Felisha. Segeralah bersiap. Aku menunggumu" teriak Kevin sebelum masuk kedalam rumah.
Nathan dan Natasya bertos ria.
**
Sekolah Sebastian dan Nathan Rayden. Sebuah bekas bangunan tua yang disulap jadi sangat modern. Sekolah untuk anak para kaum elite.
"Selamat datang Tn. Kevin, suatu kehormatan untuk saya bisa..." sapa Pak Benjamin.
"Dimana kelas Sebastian dan Arkana Rayden ?" potong Kevin.
"Disana..." Pak Ben menunjukkan arah kepada Kevin. Kevin diantar oleh salah satu guru menuju kesana. Felisha mengikuti dibelakang.
"Sombong sekali" umpat Pak Ben.
Felisha menghentikan langkahnya.
"Maafkan sikap Tn. Kevin, Pak. Tn. Kevin sedang terburu-buru, dia tak bermaksud sombong. Saya permisi" Kata Felisha memohon diri.
Pak Ben tak tahu kalau Felisha berani berkata begitu kepadanya, dia takut ucapannya akan diadukan kepada Kevin.
"Tunggu, saya yang minta maaf, Nona, tolong jangan beritahukan Tn. Kevin tentang hal ini", Pak Ben mengejar Felisha, digenggamnya kedua tangan Felisha.
"iiiy...iiiyaa Pak, saya tidak akan memberitahukan Tn. Kevin tapi tolong lepaskan tangan saya", Felisha merasa tak enak, orang-orang mulai memperhatikan mereka.
"Lepaskan tangannya" kata Kevin setengah berteriak. Pak Ben sontak melepaskan tangan Felisha. Kevin mendekat kearah Felisha, memegang tangan Felisha tapi matanya memandang sinis kearah Pak Ben.
"Jangan sekali-kali anda berani menyentuhnya. Ini yang pertama dan terakhir" Ucap Kevin lantang. "Jangan berpikir aku tak tahu apa yang sudah kau lakukan. 450 juta dan 2 Vila diluar kota kan, bersiaplah untuk menerima balasanmu, ketua yayasan yang korup"
Kevin menggandeng tangan Felisha pergi meninggalkan Pak Ben yang kini terpuruk. Pak Yaz dan 4 bodyguard yang tadi cuma memperhatikan dari kejauhan berlari mendekat. Dengan sigap salah seorang bodyguard mengambil barang bawaan dari tangan Felisha.
"Tidakkah kau sadar, kalau sedari tadi orang-orang memperhatikan kita" kata Felisha sambil terus menundukkan kepalanya.
Mereka tengah duduk dibangku penonton. Saat ini sedang berlangsung lomba membuat bekal sederhana. Sebastian dan Arkana ikut berpartisipasi. Empat Bodyguard yang tadi mengikuti mereka, sudah menyebar entah kemana.
"Mereka memandang kita karena aku tampan" sahut Kevin dengan pedenya. Felisha menoleh pada Kevin, bertingkah seperti orang yang akan muntah. Kevin melotot tak senang melihat aksi Felisha.
"Kau seharusnya bangga karena kau telah mencium pria yang disukai banyak wanita" Kevin membisikkan kalimat itu ditelinga Felisha.
Felisha mencubit pinggang Kevin. "Itu cuma kecelakaan"
Kevin menahan tawanya. Felisha bersorak sorai begitu Sebastian dan Arkana memenangkan lomba.
"Kakak..." Sebastian dan Arkana memeluk Kevin. "Terimakasih sudah datang"
"Sama-sama. Kapan-kapan masak untuk Kakak dong"
Si Kembar mengangguk mantap.
"Sebastian, Arkana, waktunya kalian berfoto" seru seorang teman mereka. Sebastian dan Arkana berlari ke both foto. Mengambil foto bersama teman-teman dan gurunya.
"Kak Kevin ayo sini" Arkana melambaikan tangannya. Felisha mengikuti langkah Kevin. Si Kembar tampak sangat gembira dengan kedatangan Kakaknya. Senyuman ceria tak luput dari wajah mereka berdua. Ini momen langka, wajar kalau mereka ingin mengabadikannya.
"Maaf Tn. Kevin, kenapa pacarnya tidak diajak sekalian ? Ayolah kita foto sekali lagi" sahut Mrs. Yola, wali kelas si kembar yang hari itu merangkap sebagai fotografer.
Kevin dan Felisha jadi salah tingkah, ditambah sorakan dari si kembar, membuat yang lain ikut bersorak memaksa mereka untuk foto berempat.
"Tidak, bukan, saya bukan pacarnya, saya..." Felisha mencoba memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi.
"Ayolah Kakak ipar" tiba-tiba Sebastian sudah menarik tangan Felisha. Arkana menahan tawanya.
Kena lagi dikerjain si kembar. Kenapa kalian bersaudara selalu kompak dalam hal mengerjai orang.
"Wah kalian tampak serasi sekali. Bagaimana kalau foto berdua saja, Tn. Kevin jangan malu-malu begitu, rangkul dong pacarnya" kata Ibu Yola memanas-manasi suasana. Si kembar hanya tersenyum melihat Felisha dikerjain seperti itu. Sementara Kevin menikmati sesi foto ala-ala ini.
"Turunkan tanganmu dari bahuku" bisik Felisha.
"Aku hanya mencoba menyenangkan orang-orang ini" balas Kevin dengan berbisik pula.
"Menyenangkan orang lain, boleh. Tapi tidak perlu lebay begini", Felisha menurunkan tangan Kevin dari bahunya. Usahanya nihil karena Kevin kembali meletakkan tangannya dibahu Felisha.
"Mrs. Yola, sepertinya kakinya sakit, sudahi saja ya sesi foto ini"
Apalagi sekarang rencanamu Tuan Muda. Kau tak mungkin melepaskanku begitu saja.
"Kumohon sekali lagi, kau tahu aku sangat mengidolakanmu Tn. Kevin. Bagaimana kalau sambil duduk saja. Kursi...kursi, mana kursi..."
Kevin tahu Mrs. Yola akan berkata seperti itu. Ini bukan sekali dua kali Mrs. Yola mengambil gambarnya. Mrs. Yola juga adalah mantan guru Kevin dan Nathan. Mrs. Yola itu sangat mengagumi Kevin dan Nathan. Bisa dibilang Mrs. Yola penggemar Kevin dan Nathan No. 1 untuk kalangan ibu-ibu😁
Dengan patuh Sebastian membawakan kursi.
"Kok cuma 1 ?" tanya Felisha kepada Sebastian.
"Tentu saja cuma 1, kau duduk disini", Kevin menepuk pahanya. "Ide bagus kan, Mrs. Yola" Kevin mengedipkan matanya minta persetujuan mantan gurunya yang masih terlihat awet muda itu. Mrs. Yola menganggukkan kepalanya.
"Aku akan menjadikan ini pertanggung jawabanmu yang pertama" setengah berbisik Kevin berkata pada Felisha. Tangan kanan Kevin melingkar manja dipinggang ramping babysitter itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
@azma@
oh oh oh ....
otw bucin nih...
apa dah bucin akut y ....
🙄🙄🙄🙄
2020-11-30
1
Inonk_ordinary
Cucoook cinnn
2020-07-06
1
Besse Sulfiani
auto ngakak
2020-05-21
1