...[Beri like dan komen]...
"Tuan, ada apa membawaku kemari?" Ella bertanya sambil berdiri di depan meja Devan dan melihat lelaki itu sedang duduk di kursi nampak menulis sesuatu di kertas.
"Kamu tidak usah banyak tanya!" Devan melirik sinis lalu kembali menulis lagi.
"Maaf, Tuan." Ella menundukkan kepala.
"Ini, ambillah!" Devan memberikan kertas itu pada Ella.
"Ini, apa Tuan?" tanya Ella mengambilnya.
"Kau baca sendiri lah!" Devan berbalik membelakangi Ella sambil menunggu Ella bicara lagi. Ella hanya bisa sedikit cemberut lalu membaca kertas itu. Satu demi satu kata telah dibaca oleh Ella. Ella sedikit terkejut dengan aturan baru di dalam kertas itu.
"Tuan, apa aku harus patuhi semua aturan ini?" tanya Ella lagi. Pikirannya sedikit tertuju pada aturan nomor 113 yang tertulis bahwa pihak kedua harus tahu soal urusan ranjang dan mematuhi apa yang diperintahkan oleh pihak pertama.
"Ya, patuhi dan ingat!" kata Devan menjawabnya masih membelakangi Devan.
"Oh ya, satu lagi. Kamu mulai sekarang harus mengurus Maysha dan jangan buat dia menangis lagi seperti tadi!" lanjut Devan kini berbalik melihat Ella yang terdiam.
"Hei! Apa kau dengar yang aku katakan!" ujar Devan sedikit berteriak membuat Ella langsung sadar dari lamunannya.
"Ma-maaf, Tuan. Saya-saya ...." Ella gelagapan, ia sebenarnya ingin membuat sebuah kesepakatan dalam kontrak ini. Ella berpikir jika dirinya terlalu dirugikan di sini.
"Saya apa, ha!"
"Tuan, dalam kontrak ini saya merasa sedikit dirugikan. Jadi," ucap Ella terhenti melihat Devan berdiri dari kursinya dan mulai mendekatinya. Raut wajahnya benar-benar membuat Ella gemeteran takut. Ia bagaikan anak ayam yang sedang didekati oleh biawak besar yang ingin memakannya.
"Heh, dirugikan!" Devan menggertakkan giginya sedikit kesal lalu menyentuh kedua pipi Ella menatap lekat-lekat dua mata hitam bulat itu.
"Kau pikir cuma kamu yang dirugikan saja, ha! 500 juta terbuang sia-sia sudah membeli dirimu, apalagi kau sudah membuat aku muak pada malam kemarin. Jadi jangan menganggap dirimu lagi yang dirugikan di sini! Akulah yang telah dirugikan! Bahkan tubuhmu saja tidak ada gunanya di mataku!" gertak Devan langsung menekan kedua pipi Ella dan melepasnya paksa.
Ella langsung terdiam, ia kini berpikir jika ucapan Devan ada benar juga.
"Saya, minta maaf Tuan." Ella ketakutan langsung membungkuk setengah badan.
"Ck, baguslah jika kau sadar diri juga!" decak Devan ingin keluar tapi langsung ditahan oleh Ella.
"Tapi, tunggu Tuan. Aku punya syarat untuk kesepakan ini, aku cuma mau Tuan membantuku saja untuk merebut kembali harta peninggalan Ayahku, hanya ini yang ingin aku harapkan Tuan mau membantuku." mohon Ella akhirnya mengatakan itu juga. Devan mengepal tangan lalu memukulkannya ke tembok di belakang Ella.
"Kau pikir aku sudi membantu balas dendammu ini?" Devan menunjuk di bagian hati Ella. Ella sedikit terkejut Devan tahu alasan syaratnya yang ingin balas dendam pada Ibu dan adik tirinya.
"Tuan, saya mohon ... jika Tuan mau membantu saya, saya akan berusaha menjadi istri yang baik dan dihandalkan, Tuan. Saya akan mematuhi semua perkataan, Tuan. Saya tidak akan pernah membangkang ucapan Tuan. Jadi, mohon bantu saya kali ini, Tuan." Ella jatuh dan berlutut di lantai membuat Devan sedikit terkejut melihat tindakannya. Sangat-sangat menyedihkan juga melihat Ella berlutut di hadapannya.
"Ck, baru saja tiga hari kau sudah ngelunjak seperti ini, tapi ... baiklah, aku tertarik untuk membantumu. Tapi setelah aku hancurkan rumahmu itu, kau harus beri aku hadiah yang bagus," kata Devan tersenyum miring membuat Ella langsung berdiri.
"Tidak, Tuan. Jangan hancurkan rumah itu, Tuan bantu saya memberi pelajaran pada Ibu dan adik tiriku saja," mohon Ella penuh harap.
"Ck, untuk apa kau pertahankan rumah sejelek itu?" tanya Devan mencibir.
"Tuan, saya-saya berencana untuk menjadikannya panti asuhan. Jadi, mohon bantuan Tuan merebut kembali rumah itu." jawab Ella menundukkan kepala. Devan terdiam sebentar, ternyata niat baik Ella akhirnya membuat Devan tergerak untuk membantunya.
"Hm, baiklah. Kau tunggu saja mereka berada di balik jeruji besi. Tapi," Devan kembali mencengkram mulut Ella.
"Tapi, kau harus buktikan ucapanmu barusan! Dan sediakan aku hadiah yang bagus!" ucap Devan melihat kedua mata Ella lalu melihat bibir Ella. Bayangan dirinya mencium bibir Ella masih terbayang di kepalanya. Devan mulai kesal, lalu ia keluar dari ruangan itu meninggalkan Ella yang gemeteran habis.
"Ya, Tuhan. Sepertinya aku sudah membuat diriku masuk ke kandang yang salah. Apakah aku sanggup memenuhi aturan yang dibuatnya? Apakah aku bisa memberi dia hadiah yang bagus? Tapi, bagaimana jika hadiahku malah akan membuatnya kecewa? Mungkin aku akan ditendang dari Villa ini,"
"Tapi, aku tidak usah gelisah. Aku akan coba menjadi istri yang dihandalkan,"
"Tapi, setelah rumah itu jatuh ke tanganku, hadiah apa yang harus aku berikan padanya?" pikir Ella lalu melihat tubuhnya di pantulan jendela. Ella menelan ludah berpikir jika tubuhnya bisa juga dijadikan hadiah untuk Devan sang suaminya itu.
"Astaga, apa yang sudah aku pikirkan ini sih, kenapa kepalaku bisa memikirkan hal mesum ini." Ella geleng-geleng kepala merasa ngeri tidur bersama Devan dan melakukan hal itu di atas ranjang beneran. Ella pun mulai tenang dan keluar dari ruang kerja Devan.
Ella berjalan ke arah Devan yang sedang menggendong Maysha yang sudah tidur. Tapi Hansel tidak terlihat sama sekali malam ini. Ella mencari-carinya namun tetap saja tidak ada Hansel.
"Di mana, Kak Hansel? Apa dia sudah pulang?" pikir Ella dan ini membuat Devan risih.
"Hei, berhentilah pikirkan Hansel! Jika sekali lagi aku tahu kau pikirkan dia, aku tidak akan membantumu merebut harta peninggalkan Ayahmu!" ujar Devan membuat Ella langsung melihatnya.
"Baik, Tuan. Saya janji tidak akan memikirkan siapa-siapa lagi,"
"Baguslah, kau tahu diri juga sebagai istri Presdir di kota ini. Meski cuma istri kontrak, kau tetap harus menyiapkan semua kebutuhanku. Jadi, pergilah istirahat agar besok kau bisa melakukan pekerjaanmu sebagai istriku di Villa ini!" titah Devan menyuruh Ella pergi dari hadapannya. Ella sebenarnya ingin menjambak Devan, tapi ia harus tahan demi balas dendam pada Ibu dan adik tirinya terwujudkan. Ella dengan cepat masuk ke kamarnya. Sementara Devan naik ke atas ingin membawa Maysha ke kamar yang sudah lama kosong untuk dijadikan kamar khusus Maysha.
"Huft, dia begitu serius. Aku tidak boleh membuatnya marah, jika itu terjadi ... aku tidak bisa merebut harta Ayahku." pikir Ella kini melamun di atas ranjangnya. Ia sedang terlentang melihat atap-atap langit.
"Tanpa sebuah pesta pernikahan, aku sudah sah jadi istrinya," gumam Ella melihat goresan tangannya dan sedikit sedih.
"Setelah aku dapatkan harta Ayahku, apakah aku harus tinggalkan dia? Tapi kenapa aku mulai nyaman dengannya?"
"Sikapnya memang angkuh dan sedikit tidak menghargaiku, tapi dia perhatian juga sih, dia malah menyuruhku istirahat sekarang. Sepertinya posisi istri ini lumayan juga aku perankan. Jika dia mencintaiku, mungkin aku bisa tinggal lama di Villanya yang besar ini, jadi aku tidak perlu kuatir." Ella senyum-senyum sendiri memikirkan posisinya yang menguntungkan baginya. Ella pun memejamkan mata menunggu hari esok.
"Mungkin ... aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku." gumam Ella sempat tersenyum di dalam tidurnya.
...________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Qiza Khumaeroh
bikin jatuh cnta smp bucin akut El,,
2021-08-13
0
Opung Boru Caroline
berusahalh ela.buat devan jatuh cinta dan bertekuk lutut
2021-08-08
0
Herita
thor. lanjut
2021-07-28
0