Ella mencoba menggendong anak perempuan itu keluar dari kamarnya dan mencari Bu Jeje. Hanya lima langkah saja melewati pintu kamar, Bu Jeje langsung datang menghampirinya.
"Astaga, jadi anak ini ada di kamarmu ternyata!" ujar Bu Jeje sedikit kesal melihat anak kecil itu. Bu Jeje ingin merebutnya tapi Ella mundur sedikit membuat Bu Jeje terheran-heran.
"Bu Jeje, jangan terlalu kasar pada anak kecil. Dia tidak tahu apa-apa dan tolong jangan membentaknya," kata Ella kecewa dan melihat anak kecil itu yang ketakutan.
"Hei! Diamlah! Anak ini pasti sudah dibuang oleh Ibunya tadi, jadi dia tidak datang mengambilnya lagi,"
"Sekarang, berikan anak itu padaku." pinta Bu Jeje ingin merebutnya.
"Tunggu!" tahan Ella.
"Bu Jeje ingin apakan anak kecil ini?" lanjut Ella bertanya dan tetap berusaha menggedongnya meski nafasnya sedikit sesak.
"Diamlah! Tidak usah mengetahuinya!" ujar Bu Jeje ingin merebutnya lagi. Tapi baru mau merebutnya, anak kecil ini malah menangis.
"Bun-nah ... Ma-maysa hidak mawu sama oyang ini," Tunjuk anak kecil ini ketakutan pada Bu Jeje. Ucapannya membuat Ella sedikit sulit untuk memahaminya. Tapi raut wajahnya menandakan Bu Jeje adalah wanita yang amat menakutkan baginya.
Bu Jeje mulai geram dan mengira jika wanita yang membawa anak kecil ini tadi sengaja menitipkan anaknya agar bisa menyusahkan di rumah ini. Maklum Bu Jeje tidak mengenal wanita yang membawa anak ini.
"Kemarilah! Aku akan membawamu ke panti asuhan!" geram Bu Jeje merebut paksa anak kecil itu hingga membuatnya kembali menangis. Ella segera menahan tangan Bu Jeje agar tidak membawanya pergi dari rumah ini. Namun Bu Jeje menepisnya dan mendorong Ella hingga terjatuh ke lantai. Anak kecil itu sangat terkejut dan mulai memberontak.
"Hidak, May-maysa hidak mawu sama nenek!" Anak kecil itu semakin memberontak. Bu Jeje dengan kekesalannya langsung menepuk keras pantat anak itu sampai membuat Ella dan para pelayan terkejut melihatnya.
Plak!
"Diamlah!" gertak Bu Jeje. Anak kecil itu tidak berhenti dan malah menangis sejadi-jadinya merasa sakit, bahkan suara tangisnya menggema keras di dalam Villa Devan. Ella berusaha untuk menghentikan Bu Jeje namun tubuhnya seakan tidak bisa ia gerakkan. Pandangnya mulai kembali samar-samar.
"Bu Je-je, to-tolong jangan ba-bawa dia," lirih Ella tidak tega.
Bu Jeje tidak peduli dengan sekitarnya apalagi suara tangisan anak kecil itu. Ia tetap dengan teguhnya membawa anak itu ke arah pintu utama.
Klek!
Bu Jeje membuka pintu dan seketika itupun kedua matanya melebar melihat Majikannya pulang lebih awal. Begitupun Devan yang berdiri di depannya langsung merebut anak kecil itu dan menatap tajam Bu Jeje hingga wanita paruh baya ini ketakutan setengah mati, bahkan para pelayan mundur sedikit merasa ngeri.
"Dasar tidak tahu diri!" ujar Devan langsung membentak keras Bu Jeje. Bahkan suara Devan begitu lantang membuat anak kecil itu terdiam dan memeluknya.
"De-dejih, May-maysa hakut, hiks." isak anak kecil ini dengan wajahnya yang sendu. Devan mengepal tangan mulai emosi pada Bu Jeje. Sementara Hansel tak sengaja melihat Ella masih di lantai sedang bersusah payah untuk berdiri. Hansel pun dengan cepat masuk dan menyenggol Bu Jeje menuju ke arah Ella.
"Kamu tak apa-apa, Nona?" Hansel memapah Ella untuk berdiri. Ella menggelengkan kepala dan berkata, "Aku baik-baik saja, tapi anak ini pasti sakit ditarik oleh Bu Jeje. Tapi, siapa anak ini dan kenapa bisa ada di sini, Kak Hansel?" tanya Ella melihat Devan masih menggendong anak kecil itu sedang menenangkannya.
"Dia anak dari saudara kembar Presdir Devan. Ibunya tadi menghubunginya jika Marsa dibawa kemari. Jadi kami langsung pulang untuk melihatnya," jawab Hansel kini tidak tahu apa yang akan terjadi pada Bu Jeje. Penjelasan Hansel didengar juga oleh Bu Jeje dan membuat wanita paruh baya ini gemeteran setengah mati.
"Tapi, kenapa Ibunya harus membawanya kemari?"
"Maaf, Nona. Ini urusan pribadi." jawab Hansel tidak ingin lagi membahasnya. Ella kini mengerti, jika pasti ada masalah yang terjadi pada kedua orang tua anak ini hingga dititipkan seperti ini.
"Ck," decak Devan melihat Ella yang dibantu oleh Hansel, ada sedikit kesal entah itu marah atau cemburu mungkin. Tapi kini ia harus memberi pelajaran pada Bu Jeje yang sudah membuat keponakannya ketakutan.
"Tuan, saya-saya ...." Bu Jeje gelagapan sambil mundur akibat Devan berjalan mendekatinya lebih dekat.
"Saya apa, ha!" bentak Devan emosinya meluap.
"Kamu ini seorang wanita, tidak seharusnya memperlakukan seorang anak kecil seperti ini! Suara bentakanmu yang terdengar sampai di luar benar-benar sudah membuatku muak. Aku mempekerjakanmu untuk mengawasi para pelayan, bukan untuk kekerasan di Villaku ini!" ujar Devan langsung mendorong Bu Jeje jatuh ke lantai hingga para pelayan yang menonton tadi kini ketakutan.
"Tuan, saya tidak tahu, tolong ampuni saya." mohon Bu Jeje berlutut di depan Devan. Devan mendecak lalu berkata, "Baiklah, aku akan mengampuni mu," kata Devan membuat Bu Jeje kembali senang. Tapi rasa senang itu langsung berubah seketika menjadi terkejut luar biasa.
"Tapi, mulai sekarang kau dipecat!" Devan menunjuk ke arah pintu utama. Ella dan para pelayan terperanjak kaget mendengarnya.
"Dan kalian juga," Devan menunjuk para pelayan.
"Kalian sama halnya dengan wanita ini. Seharusnya kalian jangan cuma jadi penonton saja melihat keponakanku menangis. Jadi kalian ... kemasi barang-barang kalian dan keluar dari Villaku sekarang juga!" lanjut Devan memerintah dengan angkuhnya. Hansel sangat terkejut melihat Devan memecat semua para pelayan di Villa ini.
"Kenapa diam saja! Cepat kemasi barang-barang kalian!"
Para pelayan langsung berhambur untuk mengambil barang-barang mereka agar tidak berlanjut lebih runyam lagi.
"Dan kamu," Tunjuk Devan pada Bu Jeje.
"Mulai malam ini kamu akan dikirimkan ke penjara sudah melakukan kekerasan pada anak batita!" lanjut Devan lebih memperjelas akibat tindakan Bu Jeje. Sangat jelas bekas tangan cengkraman Bu Jeje membekas di pergelangan tangan Marshanda anak kecil perempuan yang menggemaskan.
Bu Jeje tidak mau dan lansung berdiri menerobos Devan, tapi niatnya ingin kabur dihalang oleh pengawal Devan. Bu Jeje pun ditangkap.
"Tidak, saya tidak bersalah! Lepaskan aku, Tuan." Bu Jeje memberontak. Tapi aksi memberontaknya malah membuat Devan semakin marah. Pengawal langsung menyeret Bu Jeje keluar diikuti semua pelayan langsung pergi dari Villa itu agar tidak berlanjut lebih parah lagi.
Kini suasana di Villa itu seketika hening. Hanya Devan, Hansel, Ella dan anak kecil itu yang saling bertatapan. Devan berjalan ke arah Hansel dan Ella. Devan menatap keduanya yang saling berdekatan. Hansel tau tatapan itu langsung menjauhi Ella. Marsha atau dikenal dengan Maysa mulai tenang dan kini merengek ingin memeluk Ella. Tapi Devan malah memberikan Maysa pada Hansel.
"Urus Maysa dulu, aku mau bicara dengannya malam ini." kata Devan langsung menarik tangan Ella menuju ke sebuah ruangan. Hansel kini kuatir, apa yang akan dilakukan Devan pada Ella yang sedang sakit. Maysa mendongak pada Hansel dan mulai bicara.
"O-om, hangan Maysa sakih, O-om holongin Maysa ya ...." rintih Maysa memperlihatkan tangannya yang lebam. Hansel pun mengerti dan langsung mendudukkan Maysa di sofa. Maysa dengan kedua mata bulatnya sangat senang tidak ada lagi Bu Jeje yang kasar padanya tadi. Hansel duduk di dekat Maysa dan mulai mengobatinya dan memikirkan Ella baik-baik saja di ruangan Devan.
Keterangan.
Marshanda, anak kecil yang baru belajar bicara. Tidak bisa menyebut huruf ( R ) dan ( T ) dengan sempurna, jadi akan diganti dengan huruf ( Y ) dan ( H ). Moga kalian mengerti cara bicara Maysa😅
Dejih \= Deddy [Maysa suka panggil Devan gitu, karena bagi Maysa, Devan adalah Ayah keduanya]
Bun-nah \= Bunda [Maysa suka panggil wanita baik begitu, apalagi Ella wanita yang baik]
O-om \= Paman [Panggilan Sayang buat Hansel]
.
.
.
Terima kasih sudah mampir, semoga cerita ini dapat membuat kalian terhibur readers. Berikan support kalian dengan cara berikan like, vote, hadiah, dan komen ya❤😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Afazra Denomay
coomeeell ni anak
2022-04-04
0
Opung Boru Caroline
gemes dgn anak ini.syukur bu jeje dipecat.jahat
2022-02-03
0
Fadil
lanjut dong
2021-11-29
0