Bab 18 : Marah Besar

Ella mencoba menggendong anak perempuan itu keluar dari kamarnya dan mencari Bu Jeje. Hanya lima langkah saja melewati pintu kamar, Bu Jeje langsung datang menghampirinya.

"Astaga, jadi anak ini ada di kamarmu ternyata!" ujar Bu Jeje sedikit kesal melihat anak kecil itu. Bu Jeje ingin merebutnya tapi Ella mundur sedikit membuat Bu Jeje terheran-heran.

"Bu Jeje, jangan terlalu kasar pada anak kecil. Dia tidak tahu apa-apa dan tolong jangan membentaknya," kata Ella kecewa dan melihat anak kecil itu yang ketakutan.

"Hei! Diamlah! Anak ini pasti sudah dibuang oleh Ibunya tadi, jadi dia tidak datang mengambilnya lagi,"

"Sekarang, berikan anak itu padaku." pinta Bu Jeje ingin merebutnya.

"Tunggu!" tahan Ella.

"Bu Jeje ingin apakan anak kecil ini?" lanjut Ella bertanya dan tetap berusaha menggedongnya meski nafasnya sedikit sesak.

"Diamlah! Tidak usah mengetahuinya!" ujar Bu Jeje ingin merebutnya lagi. Tapi baru mau merebutnya, anak kecil ini malah menangis.

"Bun-nah ... Ma-maysa hidak mawu sama oyang ini," Tunjuk anak kecil ini ketakutan pada Bu Jeje. Ucapannya membuat Ella sedikit sulit untuk memahaminya. Tapi raut wajahnya menandakan Bu Jeje adalah wanita yang amat menakutkan baginya.

Bu Jeje mulai geram dan mengira jika wanita yang membawa anak kecil ini tadi sengaja menitipkan anaknya agar bisa menyusahkan di rumah ini. Maklum Bu Jeje tidak mengenal wanita yang membawa anak ini.

"Kemarilah! Aku akan membawamu ke panti asuhan!" geram Bu Jeje merebut paksa anak kecil itu hingga membuatnya kembali menangis. Ella segera menahan tangan Bu Jeje agar tidak membawanya pergi dari rumah ini. Namun Bu Jeje menepisnya dan mendorong Ella hingga terjatuh ke lantai. Anak kecil itu sangat terkejut dan mulai memberontak.

"Hidak, May-maysa hidak mawu sama nenek!" Anak kecil itu semakin memberontak. Bu Jeje dengan kekesalannya langsung menepuk keras pantat anak itu sampai membuat Ella dan para pelayan terkejut melihatnya.

Plak!

"Diamlah!" gertak Bu Jeje. Anak kecil itu tidak berhenti dan malah menangis sejadi-jadinya merasa sakit, bahkan suara tangisnya menggema keras di dalam Villa Devan. Ella berusaha untuk menghentikan Bu Jeje namun tubuhnya seakan tidak bisa ia gerakkan. Pandangnya mulai kembali samar-samar.

"Bu Je-je, to-tolong jangan ba-bawa dia," lirih Ella tidak tega.

Bu Jeje tidak peduli dengan sekitarnya apalagi suara tangisan anak kecil itu. Ia tetap dengan teguhnya membawa anak itu ke arah pintu utama.

Klek!

Bu Jeje membuka pintu dan seketika itupun kedua matanya melebar melihat Majikannya pulang lebih awal. Begitupun Devan yang berdiri di depannya langsung merebut anak kecil itu dan menatap tajam Bu Jeje hingga wanita paruh baya ini ketakutan setengah mati, bahkan para pelayan mundur sedikit merasa ngeri.

"Dasar tidak tahu diri!" ujar Devan langsung membentak keras Bu Jeje. Bahkan suara Devan begitu lantang membuat anak kecil itu terdiam dan memeluknya.

"De-dejih, May-maysa hakut, hiks." isak anak kecil ini dengan wajahnya yang sendu. Devan mengepal tangan mulai emosi pada Bu Jeje. Sementara Hansel tak sengaja melihat Ella masih di lantai sedang bersusah payah untuk berdiri. Hansel pun dengan cepat masuk dan menyenggol Bu Jeje menuju ke arah Ella.

"Kamu tak apa-apa, Nona?" Hansel memapah Ella untuk berdiri. Ella menggelengkan kepala dan berkata, "Aku baik-baik saja, tapi anak ini pasti sakit ditarik oleh Bu Jeje. Tapi, siapa anak ini dan kenapa bisa ada di sini, Kak Hansel?" tanya Ella melihat Devan masih menggendong anak kecil itu sedang menenangkannya.

"Dia anak dari saudara kembar Presdir Devan. Ibunya tadi menghubunginya jika Marsa dibawa kemari. Jadi kami langsung pulang untuk melihatnya," jawab Hansel kini tidak tahu apa yang akan terjadi pada Bu Jeje. Penjelasan Hansel didengar juga oleh Bu Jeje dan membuat wanita paruh baya ini gemeteran setengah mati.

"Tapi, kenapa Ibunya harus membawanya kemari?"

"Maaf, Nona. Ini urusan pribadi." jawab Hansel tidak ingin lagi membahasnya. Ella kini mengerti, jika pasti ada masalah yang terjadi pada kedua orang tua anak ini hingga dititipkan seperti ini.

"Ck," decak Devan melihat Ella yang dibantu oleh Hansel, ada sedikit kesal entah itu marah atau cemburu mungkin. Tapi kini ia harus memberi pelajaran pada Bu Jeje yang sudah membuat keponakannya ketakutan.

"Tuan, saya-saya ...." Bu Jeje gelagapan sambil mundur akibat Devan berjalan mendekatinya lebih dekat.

"Saya apa, ha!" bentak Devan emosinya meluap.

"Kamu ini seorang wanita, tidak seharusnya memperlakukan seorang anak kecil seperti ini! Suara bentakanmu yang terdengar sampai di luar benar-benar sudah membuatku muak. Aku mempekerjakanmu untuk mengawasi para pelayan, bukan untuk kekerasan di Villaku ini!" ujar Devan langsung mendorong Bu Jeje jatuh ke lantai hingga para pelayan yang menonton tadi kini ketakutan.

"Tuan, saya tidak tahu, tolong ampuni saya." mohon Bu Jeje berlutut di depan Devan. Devan mendecak lalu berkata, "Baiklah, aku akan mengampuni mu," kata Devan membuat Bu Jeje kembali senang. Tapi rasa senang itu langsung berubah seketika menjadi terkejut luar biasa.

"Tapi, mulai sekarang kau dipecat!" Devan menunjuk ke arah pintu utama. Ella dan para pelayan terperanjak kaget mendengarnya.

"Dan kalian juga," Devan menunjuk para pelayan.

"Kalian sama halnya dengan wanita ini. Seharusnya kalian jangan cuma jadi penonton saja melihat keponakanku menangis. Jadi kalian ... kemasi barang-barang kalian dan keluar dari Villaku sekarang juga!" lanjut Devan memerintah dengan angkuhnya. Hansel sangat terkejut melihat Devan memecat semua para pelayan di Villa ini.

"Kenapa diam saja! Cepat kemasi barang-barang kalian!"

Para pelayan langsung berhambur untuk mengambil barang-barang mereka agar tidak berlanjut lebih runyam lagi.

"Dan kamu," Tunjuk Devan pada Bu Jeje.

"Mulai malam ini kamu akan dikirimkan ke penjara sudah melakukan kekerasan pada anak batita!" lanjut Devan lebih memperjelas akibat tindakan Bu Jeje. Sangat jelas bekas tangan cengkraman Bu Jeje membekas di pergelangan tangan Marshanda anak kecil perempuan yang menggemaskan.

Bu Jeje tidak mau dan lansung berdiri menerobos Devan, tapi niatnya ingin kabur dihalang oleh pengawal Devan. Bu Jeje pun ditangkap.

"Tidak, saya tidak bersalah! Lepaskan aku, Tuan." Bu Jeje memberontak. Tapi aksi memberontaknya malah membuat Devan semakin marah. Pengawal langsung menyeret Bu Jeje keluar diikuti semua pelayan langsung pergi dari Villa itu agar tidak berlanjut lebih parah lagi.

Kini suasana di Villa itu seketika hening. Hanya Devan, Hansel, Ella dan anak kecil itu yang saling bertatapan. Devan berjalan ke arah Hansel dan Ella. Devan menatap keduanya yang saling berdekatan. Hansel tau tatapan itu langsung menjauhi Ella. Marsha atau dikenal dengan Maysa mulai tenang dan kini merengek ingin memeluk Ella. Tapi Devan malah memberikan Maysa pada Hansel.

"Urus Maysa dulu, aku mau bicara dengannya malam ini." kata Devan langsung menarik tangan Ella menuju ke sebuah ruangan. Hansel kini kuatir, apa yang akan dilakukan Devan pada Ella yang sedang sakit. Maysa mendongak pada Hansel dan mulai bicara.

"O-om, hangan Maysa sakih, O-om holongin Maysa ya ...." rintih Maysa memperlihatkan tangannya yang lebam. Hansel pun mengerti dan langsung mendudukkan Maysa di sofa. Maysa dengan kedua mata bulatnya sangat senang tidak ada lagi Bu Jeje yang kasar padanya tadi. Hansel duduk di dekat Maysa dan mulai mengobatinya dan memikirkan Ella baik-baik saja di ruangan Devan.

Keterangan.

Marshanda, anak kecil yang baru belajar bicara. Tidak bisa menyebut huruf ( R ) dan ( T ) dengan sempurna, jadi akan diganti dengan huruf ( Y ) dan ( H ). Moga kalian mengerti cara bicara Maysa😅

Dejih \= Deddy [Maysa suka panggil Devan gitu, karena bagi Maysa, Devan adalah Ayah keduanya]

Bun-nah \= Bunda [Maysa suka panggil wanita baik begitu, apalagi Ella wanita yang baik]

O-om \= Paman [Panggilan Sayang buat Hansel]

.

.

.

Terima kasih sudah mampir, semoga cerita ini dapat membuat kalian terhibur readers. Berikan support kalian dengan cara berikan like, vote, hadiah, dan komen ya❤😊

Terpopuler

Comments

Afazra Denomay

Afazra Denomay

coomeeell ni anak

2022-04-04

0

Opung Boru Caroline

Opung Boru Caroline

gemes dgn anak ini.syukur bu jeje dipecat.jahat

2022-02-03

0

Fadil

Fadil

lanjut dong

2021-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Rencana Jahat
2 Bab 2 : Dijual Oleh Ibu Tiri
3 Bab 3 : Gadis 500 Juta
4 Bab 4 : Butiran Air Mata
5 Bab 5 : Dibawa Pulang
6 Bab 6 : Dibentak-bentak
7 Bab 7 : Masuk Ke Kamar
8 Bab 8 : Semakin Kesal
9 Bab 9 : Dalam Bahaya
10 Bab 10 : Kegagalan
11 Bab 11 : Memberontak
12 Bab 12 : Dibuang
13 Bab 13 : Istri Kecilku
14 Bab 14 : Surat Pernikahan
15 Bab 15 : Menyebalkan
16 Bab 16 : Perhatian + Visual
17 Bab 17 : Tidak Ada Rasa
18 Bab 18 : Marah Besar
19 Bab 19 : Patuhi dan Ingat!
20 Bab 20 : Devan T-Rex
21 Bab 21 : Bergelut Di Ranjang?
22 Bab 22 : Memeluk Devan
23 Bab 23 : Dicium Devan
24 Bab 24 : Memberi Kode
25 Bab 25 : Takut Jatuh Cinta
26 Bab 26 : Lirik-lirikan mata
27 Bab 27: Benar Jatuh Cinta?
28 Bab 28 : Ciuman Hangat
29 Bab 29 : Malu-malu Kucing
30 Bab 30 : Mulai Bimbang!
31 Bab 31 : Layani aku, Istriku!
32 Bab 32 : Mati Lampu!
33 Bab 33 : Sungguh Menggoda
34 Bab 34 : Tak Berdaya
35 Bab 35 : Dipeluk Devan
36 Bab 36 : Tunangan Devan
37 Bab 37 : Menangislah
38 Bab 38 : Berhentilah Menangis
39 Bab 39 : Maafkan Bun-nah
40 Bab 40 : Bawa Aku Pergi
41 Bab 41 : Mari Bercerai
42 Bab 42 : Biarkan Aku Pergi
43 Bab 43 : Aku Ingin Pulang
44 Bab 44 : Maafkan Aku
45 Bab 45 : Menyesal Juga
46 Bab 46 : Semanis Biawak
47 Bab 47 : Keputusan Devan
48 Bab 48 : Kejutan Untuk Ella
49 Bab 49 : Berhak Dicintai
50 Bab 50 : Bertengkar
51 Bab 51 : Bertengkar (2)
52 Bab 52 : Ini Salahku
53 Bab 53 : Pulang Ke Villa
54 Bab 54 : Menahan Sakit
55 Bab 55 : Cuma Pembantu
56 Bab 56 : Istri Vs Tunangan
57 Bab 57 : Tanggung Jawabku
58 Bab 58 : Aku Mencintaimu
59 Bab 59 : Ella Menghilang?
60 Bab 60 : Jatuh Ke Kasur
61 Bab 61 : Bikin Debay
62 Bab 62 : Surat Kontrak Hilang
63 Bab 63 : Gadis Penggoda
64 Bab 64 : Bukan Salahmu
65 Bab 65 : Mencoba Ikhlas
66 Bab 66 : Ke Panti Asuhan
67 Bab 67 : Sedikit Kecewa
68 Bab 68 : Ceraikan Dia!
69 Bab 69 : Foto Keluarga
70 Bab 70 : Ingatan Aradella
71 Bab 71 : Kurang Tinggi!
72 Bab 72 : Berani Merayu
73 Bab 73 : Bikin Debay Lagi
74 Bab 74 : Rafandra
75 Bab 75 : Mencari Devan
76 Bab 76 : Kebenaran
77 Bab 77 : Kau Cintaku
78 Bab 78 : Pergilah Jauh
79 Bab 79 : Kehilangan
80 Bab 80 : Come On Baby!
81 Bab 81 : Istri Idaman
82 Bab 82 : Devan Mengamuk
83 Bab 83 : Saling Membutuhkan
84 Bab 84 : Calon Istri
85 Bab 85 : Derita Aradella
86 Bab 86 : Senyum Bahagia
87 Bab 87 : Akhirnya Bertemu
88 Bab 88 : Buah Hati
89 Bab 89 : Restui Kami
90 Bab 90 : Akhir Pilu
91 Bab 91 : Tangis Bahagia
92 Bab 92 : Buat Debay, Sayang
93 Bab 93 : Hari Pernikahan
94 Bab 94 : Dua belas Debay
95 Bab 95 : Belum Dianggap
96 Bab 96 : Diculik Viona
97 Bab 97 : Jadi Buronan
98 Bab 98 : Tertembak
99 Bab 99 : Kita Keluarga
100 Bab 100 : Debay Twins [Tamat]
101 Bab 101. IKSP musim 2
102 Bab 102 : Berita Gembira!!
103 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 : Rencana Jahat
2
Bab 2 : Dijual Oleh Ibu Tiri
3
Bab 3 : Gadis 500 Juta
4
Bab 4 : Butiran Air Mata
5
Bab 5 : Dibawa Pulang
6
Bab 6 : Dibentak-bentak
7
Bab 7 : Masuk Ke Kamar
8
Bab 8 : Semakin Kesal
9
Bab 9 : Dalam Bahaya
10
Bab 10 : Kegagalan
11
Bab 11 : Memberontak
12
Bab 12 : Dibuang
13
Bab 13 : Istri Kecilku
14
Bab 14 : Surat Pernikahan
15
Bab 15 : Menyebalkan
16
Bab 16 : Perhatian + Visual
17
Bab 17 : Tidak Ada Rasa
18
Bab 18 : Marah Besar
19
Bab 19 : Patuhi dan Ingat!
20
Bab 20 : Devan T-Rex
21
Bab 21 : Bergelut Di Ranjang?
22
Bab 22 : Memeluk Devan
23
Bab 23 : Dicium Devan
24
Bab 24 : Memberi Kode
25
Bab 25 : Takut Jatuh Cinta
26
Bab 26 : Lirik-lirikan mata
27
Bab 27: Benar Jatuh Cinta?
28
Bab 28 : Ciuman Hangat
29
Bab 29 : Malu-malu Kucing
30
Bab 30 : Mulai Bimbang!
31
Bab 31 : Layani aku, Istriku!
32
Bab 32 : Mati Lampu!
33
Bab 33 : Sungguh Menggoda
34
Bab 34 : Tak Berdaya
35
Bab 35 : Dipeluk Devan
36
Bab 36 : Tunangan Devan
37
Bab 37 : Menangislah
38
Bab 38 : Berhentilah Menangis
39
Bab 39 : Maafkan Bun-nah
40
Bab 40 : Bawa Aku Pergi
41
Bab 41 : Mari Bercerai
42
Bab 42 : Biarkan Aku Pergi
43
Bab 43 : Aku Ingin Pulang
44
Bab 44 : Maafkan Aku
45
Bab 45 : Menyesal Juga
46
Bab 46 : Semanis Biawak
47
Bab 47 : Keputusan Devan
48
Bab 48 : Kejutan Untuk Ella
49
Bab 49 : Berhak Dicintai
50
Bab 50 : Bertengkar
51
Bab 51 : Bertengkar (2)
52
Bab 52 : Ini Salahku
53
Bab 53 : Pulang Ke Villa
54
Bab 54 : Menahan Sakit
55
Bab 55 : Cuma Pembantu
56
Bab 56 : Istri Vs Tunangan
57
Bab 57 : Tanggung Jawabku
58
Bab 58 : Aku Mencintaimu
59
Bab 59 : Ella Menghilang?
60
Bab 60 : Jatuh Ke Kasur
61
Bab 61 : Bikin Debay
62
Bab 62 : Surat Kontrak Hilang
63
Bab 63 : Gadis Penggoda
64
Bab 64 : Bukan Salahmu
65
Bab 65 : Mencoba Ikhlas
66
Bab 66 : Ke Panti Asuhan
67
Bab 67 : Sedikit Kecewa
68
Bab 68 : Ceraikan Dia!
69
Bab 69 : Foto Keluarga
70
Bab 70 : Ingatan Aradella
71
Bab 71 : Kurang Tinggi!
72
Bab 72 : Berani Merayu
73
Bab 73 : Bikin Debay Lagi
74
Bab 74 : Rafandra
75
Bab 75 : Mencari Devan
76
Bab 76 : Kebenaran
77
Bab 77 : Kau Cintaku
78
Bab 78 : Pergilah Jauh
79
Bab 79 : Kehilangan
80
Bab 80 : Come On Baby!
81
Bab 81 : Istri Idaman
82
Bab 82 : Devan Mengamuk
83
Bab 83 : Saling Membutuhkan
84
Bab 84 : Calon Istri
85
Bab 85 : Derita Aradella
86
Bab 86 : Senyum Bahagia
87
Bab 87 : Akhirnya Bertemu
88
Bab 88 : Buah Hati
89
Bab 89 : Restui Kami
90
Bab 90 : Akhir Pilu
91
Bab 91 : Tangis Bahagia
92
Bab 92 : Buat Debay, Sayang
93
Bab 93 : Hari Pernikahan
94
Bab 94 : Dua belas Debay
95
Bab 95 : Belum Dianggap
96
Bab 96 : Diculik Viona
97
Bab 97 : Jadi Buronan
98
Bab 98 : Tertembak
99
Bab 99 : Kita Keluarga
100
Bab 100 : Debay Twins [Tamat]
101
Bab 101. IKSP musim 2
102
Bab 102 : Berita Gembira!!
103
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!