...🌻[Beri like dan vote]🌻...
Pintu restoran dibuka, masuklah Devan ke dalam restoran tersebut. Para pengunjung heran melihat Devan yang berpenampilan keren dengan switer hitamnya dan juga kalung favoritnya. Ternyata lelaki ini malah sempat-sempatnya mengganti pakaian kantornya.
Baru beberapa langkah saja, seseorang berteriak padanya, "Kak Devan!" Seorang wanita yang berambut panjang lurus segera memeluknya dengan gembira.
Pluk!
"Astaga, Viona. Kamu hampir menjatuhkanku," Devan ingin melepaskan kedua tangan yang memeluknya. Tapi Viona dengan manja menggelengkan kepala tidak mau melepaskannya.
"Aku merindukammu, Kak Devan," ungkap Viona tersenyum manis.
Devan segera mencentil kening Viona, "Auw ... sakit Kak Devan," ringis Viona cemberut dan akhirnya melepaskan Devan.
"Jaga tingkahmu jika bertemu denganku, aku tidak ingin ada desas desus tentang diriku yang negatif di kota ini." Devan mulai berjalan ingin duduk disalah satu kursi. Akan tetapi, Viona yang berjalan di dekatnya segera menarik tangan Devan dan menuntunnya ke kursi dekat jendela.
"Kak Devan, kita duduk di sini dulu," Viona duduk terlebih dahulu di kursi. Devan menggelengkan kepala lalu duduk di kursi lain.
"Jadi, bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Devan mulai berbasa-basi.
"Baik, Kak Devan. Tapi, hari ini aku benar-benar bosan sendirian di restoran ini. Bagaimana jika Kak Devan menemaniku membuat masakan baru? Aku sudah menemukan resep terbaru hari ini," Wajah Viona begitu berharap Devan bisa menamaninya.
"Baiklah, aku akan menemanimu, anggap saja ini ganti rugi aku tidak mengunjungimu selama dua bulan ini." ucap Devan setuju dan sedikit tersenyum.
Krek!
Viona berdiri begitu bersemangat sudah mendengarnya, Viona segera menarik lengan Devan lalu berkata, "Kalau begitu, ikut denganku ke dapur, kita sudah lama tidak meracik bumbu masakan." ucap Viona tersenyum kembali. Senyuman yang terlihat dipalsukan demi mendekati Devan.
Devan berdiri lalu membelai kepala Viona. "Baiklah, mari kita pergi ke dapur." Devan berjalan duluan ke arah dapur. Vioan yang berjalan di belakang Devan langsung tersenyum licik.
Tiba-tiba Viona tersentak, "Oh ya, tapi aku tidak bisa lama-lama, ada rapat yang harus aku hadiri nanti sore, tidak apa-apa kan?" ucap Devan berbalik melihatnya. Viona mengangguk, "Tidak masalah, kok." jawab Viona tersenyum lagi. Devan pun berjalan kembali masuk ke dapur duluan.
"Tidak, Kak Devan. Aku akan menahanmu sampai rencanaku berjalan lancar. Malam ini Kak Devan haru jadi milikku!" gertak Viona segera menyusul Devan yang mulai mencari bahan-bahan masakan.
🌻
🌻
Pukul 15.34 Sore. Sekretaris Hansel yang lagi berdiri menunggu Devan datang ke kantor malah tidak kunjung muncul kembali. Karena terlalu lama menunggu, akhirnya Hansel pamit sebentar untuk mengecek ke ruangan utama Presdir.
"Kenapa Presdir Devan lama sekali datang ke sini?"
"Apa jangan-jangan bocah ini malah ketiduran di ruangannya."
Hansel mulai kuatir, namun tiba-tiba langkahnya berhenti setelah mendengar deringan ponselnya. Hansel mengambil ponselnya di dalam saku dan melihat siapa yang menghubunginya sore ini. Seketika langkah kaki Hansel terhenti setelah melihatnya.
"Tuan besar?" Hansel segera mengangkat panggilan itu yang berasal dari Ayahnya Devan. Hansel begitu serius dan sopan terhadap Tuan besar ini.
"Baiklah, Tuan besar. Anda tidak usah kuatir dengannya, saya akan menjaga Tuan muda sampai Tuan kembali ke rumah." ucap Hansel sedikit canggung dan begitu menghormatinya.
"Jika begitu, awasi setiap detik, menit, jam atasanmu itu. Jika dia berani berbuat salah, maka suruh dia bertanggung jawab sendiri dan jangan sampai melibatkan namaku!" tegas Tuan besar pada Hansel.
"Baik, Tuan." ucap Hansel lalu mematikan panggilan tersebut. Hansel mengelus dadanya sudah lega bisa mengangkhiri panggilan barusan. Hansel kembali berjalan ke ruangan Devan.
Ceklek!
Pintu terbuka, "Presdir Devan, lebih baik anda segera ...." Hansel terhenti setelah melihat isi ruangan kosong. Hansel mulai kuatir dan segera menghubungi petugas keamanan untuk mengecek CCTV perusahaan. Kedua mata Hansel melebar dan segera pergi dari ruangan dan tak lupa memberitahukan jika rapat kali ini ditunda dulu. Hansel keluar dari perusahaan mencari Presdir Devan.
"Dasar Presdir Devan, bisa-bisanya dia pergi tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Jika dia sampai berbuat sesuatu, aku bisa-bisa dilempar ke mulut harimau oleh Ayahnya." umpat Hansel kesal dan segera mengemudi menuju ke Villa.
Brak!
Hansel membuka pintu utama Villa dan melihat Ella yang lagi menyapu di ruang tamu. Hansel segera mendekatinya, "Di mana Presdir Devan?" tanya Hansel.
"Tuan muda?" Ella bertanya balik.
"Benar, dimana dia sekarang?" Hansel mulai melihat ke dalam Villa.
"Itu, Tuan muda belum kembali dari luar," jawab Ella sedikit gugup.
Hansel langsung terkejut, "Apa? Jadi dia tidak ada di sini?" Hansel menepuk kedua lengan Ella. Ella segera mengangguk.
"Astaga, di mana Presdir sekarang?" pikir Hansel. Seketika Hanse ingat sebuah tempat.
"Maaf, Tuan. Aku pamit dulu, permisi." Ella menunduk kepada Hansel dan ingin berbalik tetapi Hansel segera menahannya.
"Ikut denganku sekarang untuk mencarinya!" Hansel menarik tangan Ella menuju ke mobilnya.
"Eh? Kenapa aku harus ikut?" pikir Ella merasa heran. Ella hanya bisa terdiam tidak tahu apa-apa dan langsung saja menurut, ia membuang sapu ke lantai. Ella masuk ke dalam mobil bersama Hansel dan melaju ke sebuah tempat.
"Apa yang sudah terjadi?" gumam Ella melihat Hansel yang terlihat kuatir dan panik seperti seseorang dalam bahaya. Ella pun ingat jika kepribadian Hansel berbeda dari Devan. Ella hanya menunduk saja tak bertanya apa-apa lagi.
..._______...
...Instagram : @asti.amanda24...
...YouTube : Aran Channel...
...🌷•|| Semoga suka ya ||•🌷...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Kimyumi
saingan
2021-12-31
0
Fadil
uwala awas nanti di marahi sama tua muda
2021-11-29
0
Qiza Khumaeroh
hhmmm smoga aja viona cpat trbongkar klicikany,,
2021-08-12
0