...[Beri like dan vote]...
Mobil Aline akhirnya sampai di rumah. Aline turun dari mobil diikuti oleh Aradella. Ella sedikit cemas dengan keputusannya telah kembali ke rumahnya. Ada sedikit ketakutan jika ini hanyalah sebuah jebakan lagi.
"Ella, kenapa diam saja? Ayo masuk," ajak Aline membuka pintu. Namun Ella masih berdiri di dekat mobil.
"Ella, kamu punya kaki kan? Ayo sini masuk. Kamu mau tinggal di luar rumah?" Aline mulai greget melihat Ella begitu lambat menjawabnya.
"Ba-baiklah." Ella segera berjalan menyusul Aline masuk.
"Ya sudah, kamu duduk sini dulu. Aku akan ke dapur beri kamu teh hangat. Apalagi tadi kamu pasti kedinginan berjalan sendirian di jalan." Aline pun pergi ke dapur meninggalkan Ella yang kini duduk di sofa.
"Hm, lebih baik aku tinggal di sini saja," gumam Ella sambil menyembunyikan tangannya yang terluka. Sibuk memandang rumahnya, Ella dikejutkan oleh Kalista yang sedang menuruni tangga. Begitupun Kalista juga terkejut anak tirinya tiba-tiba duduk di sofa.
"Ck, anak sialan! Beraninya kamu kembali ke rumah ini!" Kalista membentak keras Ella sambil menunjuknya, ada kekesalan di wajahnya mengingat Ella pergi dengan Hansel. Ella bergeser sedikit agar tidak dipukul oleh Kalista.
"Aduh, Bu ... tenanglah dulu. Bukannya Ibu tadi mencemaskan Ella?" Aline langsung menenangkan Ibunya sambil memberi kode agar tidak memarahi Ella.
"Ish, Ibu ini ... tidak bisa diajak kerjasama."
Aline mendesis dalam hati merasa jengkel dengan Ibunya yang suka marah-marah.
"Oh, benar. Kemana saja kamu seharian ini tidak pulang ke rumah?" tanya Kalista mulai berbicara lembut.
Ella hanya diam saja tidak menjawab Kalista membuat wanita paruh baya ini mulai merasa kesal diabaikan begitu saja.
"Ahaha, Ibu. Sepertinya Ella kecapean, lebih baik Ella naik saja ke atas, istirahatlah saudaraku." ucap Aline berpura-pura baik sambil mendekati Ella. Ella hanya diam lalu berdiri dan berjalan ke arah tangga menuju ke kamarnya lagi.
"Ck, apa-apaan kamu ini Aline! Kenapa dia bisa pulang ke rumah?" tanya Kalista sedikit kecewa pada anaknya.
"Aduh, Bu. Bukannya tadi Ibu penasaran siapa lelaki yang membawa Ella kemarin? Jadi ini kesempatan Ibu untuk tanyakan itu pada Ella," jawab Aline mengingatkan Ibunya.
Kalista kini mulai sadar dan tersenyum miring.
"Sudahlah, tidak usah dipikirkan lelaki itu. Sekarang ... karena dia sudah kembali ke rumah ini maka Ibu akan menjadikannya bahan pencarian kita." Kalista mulai kembali memikirkan niat jahatnya.
"What? Maksud Ibu?" Aline sedikit terkejut.
"Sayang, Ibu akan membawa dia besok ke club AMONS. Dia bisa jadi kupu-kupu malam di sana," jawab Kalista duduk di sofa. Aline terperanjak begitu kejamnya pikiran Ibunya. Tapi kini Aline ikutan tersenyum licik dengan rencana Ibunya.
Kini kedua anak ibu itu saling tertawa terbahak-bahak bersama membuat Ella yang di dekat tangga penasaran apa yang mereka bicarakan.
"Huft, mereka benar-benar seperti monster kalau tertawa." Pikir Ella berbalik ingin ke kamarnya.
Namun baru saja mau membuka pintunya, tiba-tiba saja Kalista dan Aline terdengar marah besar melihat pintu mereka didobrak keras sampai pintu itu copot alias rusak. Ella pun kembali melihat apa yang terjadi, sontak kedua matanya melebar melihat Hansel datang ke rumahnya malam ini.
"Astaga! Apa-apaan ini!" Kaget Kalista langsung berdiri melihat Hansel.
"Ck, beraninya kamu datang kemari lagi!" Tunjuk Kalista geram pada Hansel bersama anak buahnya yang juga datang.
"Bu, dia siapa?" bisik Aline bertanya.
"Dia pria yang membawa Ella kemarin," jawab Kalista membuat Aline terkejut.
"Bu Kalista, kedatangan saya kemari ingin menanyakan soal Nona Aradella. Jadi jawablah, apakah Nona Aradella ada di sini?" tanya Hansel baik-baik. Aradella yang mendengarnya langsung bersembunyi di balik pilar.
"Apa? Dia datang mencariku? Tapi, bukankah aku telah diusir?" Ella bertanya-tanya pada dirinya.
"Eh, Pak. Di sini tidak ada Ella. Jadi pergilah dari rumahku!" Aline mengusir Hansel.
"Benar, gadis itu tidak ada di rumah ini. Jadi jangan membuat keributan di rumahku ini!" tambah Kalista ikutan mengusir mereka.
Hansel tidak peduli dan mulai berjalan masuk, tapi Aline segera menghalanginya.
"Hei, Pak. Ini sudah malam, tidak baik anda masuk ke rumah kami. Lebih baik anda keluar dan jangan kemari lagi!" tegas Aline menatap sinis Hansel. Hansel terdiam lalu menatap isi ruang tamu.
"Lihatlah, tidak ada gadis itu di rumah ini. Jadi pergilah!" Usir Kalista sekali lagi sambil tersenyum picik.
Hansel tidak bergerak sedikitpun membuat Aline dan Kalista geram. Baru saja mau berbicara lagi, tiba-tiba anak buah Hansel berdiri sejajar di dekat pintu membuat Aline dan Kalista terkejut melihat lelaki asing masuk dengan kacamatanya.
Aline terdiam terpana melihat pesona lelaki itu yang terlihat begitu angkuh dan keren. Sangat cocok dengan tipenya.
"Apakah kamu yang bernama Kalista?" Kata Lelaki itu yang tidak lain adalah Devan sendiri yang datang menjemput Aradella pulang. Jika saja bukan Hansel yang menyadarkan Devan, mungkin Devan tidak akan datang untuk menjemput Ella kembali.
"Benar, saya Kalista," jawab Kalista bernada santai.
"Jika begitu, cari dia di rumah ini. Aku yakin dia ada di sini." ucap Devan kepada anak buahnya sambil melihat sandal milik Ella di dekat pintu.
"Tunggu, aku tidak izinkan kalian menggeledah rumahku! Jadi hentikan anak buah ini!" tegas Kalista tidak terima dan langsung menghalangi para anak buah Devan. Devan tidak bergeming dan masih berdiri ditempatnya. Para anak buah mengerti dan langsung menerobos masuk dan mendorong Kalista jatuh ke lantai membuat Aline terkejut terutama Aradella.
"Ibu, Ibu baik-baik saja?" Aline memapah Ibunya berdiri.
"Hentikan! Jangan rusak apa-pun di rumah ini!" teriak Aradella akhirnya menampakkan dirinya di tangga. Ella tidak mau ada benda yang rusak di rumah peninggalan Ayahnya. Kalista dan Aline terkejut melihat Ella berjalan ke arahnya.
"Tuan, jangan lagi rusak apa-pun di rumah ini. Katakan, apa tujuan Tuan mencari saya?" Ella kini berhadapan dengan Devan.
"Tu-tuan?"
Kalista dan Aline saling pandang mendengar Ella memanggilnya Tuan. Devan tersenyum smirk lalu menyuruh anak buahnya keluar dari rumah itu. Sementara Hansel berdiri di dekat Devan.
"Hm, ternyata dugaanku benar kalau kamu ada di sini," gumam Devan menatap Ella.
"Ya, aku memang di sini. Jadi apa mau anda ke sini, Tuan?" tanya Ella kembali.
Devan tidak menjawab Ella dan langsung menarik tangan Ella membuat gadis itu jatuh ke dekapannya bahkan Devan dengan lembut menyentuh rambut Ella.
"Tentu, menjemputmu pulang, istri kecilku." jawab Devan sedikit tersenyum membuat Ella tersentak begitupun Kalista dan Aline.
"Apa? Is-istri?" Kata Ella gelagapan, terlihat wajah gadis ini mulai memerah merona tersipu bagaikan kepiting rebus.
"Ya, sayangku. Aku sangat merindukanmu, jadi lain kali jangan pergi dari sisiku lagi." Kata Devan langsung menggendong Ella keluar dari rumah itu. Ella terdiam tidak bisa bergerak. Jantungnya seakan ingin berhenti mendengar Devan bagaikan merayunya malam ini.
"Tu-tunggu," ucap Kalista namun Hansel menghalanginya.
"Bu Kalista, lebih baik anda berhati-hatilah dan jangan lagi mengusik Nona kami." Kata Hansel memperingatinya dan pergi menyusul Devan. Kini Kalista marah besar merasa Ella datang ke rumah ini hanya ingin membuatnya marah. Apalagi Aline sangat iri pada Ella yang dibawa oleh lelaki yang cocok dengan tipenya.
"Ck, siapa lelaki itu? Kenapa Ella bisa langsung menjadi istrinya?" gumam Aline sambil menenangkan Ibunya yang mengumpat sana sini apalagi tak terima pintu rumahnya di rusak oleh Hansel tadi.
...________...
...Bersambung...
...Maaf ya, kalau ceritanya garing...
...😔😔😔...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ayyu Odong
hansel spesialis perusak pintu kek nya🤣
2022-11-26
0
Afazra Denomay
semoga bukan hnya sandiwra devan hnya untuk bisa membwa ella kembali ke vila nya krena devan tidak mau uang 500 jt hilang bgitu saja
2022-04-04
0
Liliyana Ana
si Ella ini serasa keluar dari lubang singa masuk lubang buaya berhasil kabur tapi pulang ke lubang singa lalu diambil lagi sama penghuni lubang buaya 😏😏😏
2022-01-16
0