Bab 7 : Masuk Ke Kamar

...🌷•|| Beri like dan vote ||•🌷...

"Ini kenapa bisa sama dengan rasa masakan Mami?" gumam Devan melihat sup di depannya.

"Siapa yang membuat sup ini?" tanya Devan melihat ke arah semua para pelayan gadis dan lelaki yang berjejer saling terdiam.

"Kenapa semuanya pada diam!" Devan berkata dengan nada tinggi menatap tajam ke arah mereka. Dengan cepat, para pelayan menunjuk Ella. Ella terperanjak mulai ketakutan. Apalagi tatapan Devan begitu menakutkan.

"Ck," Devan hanya menggertak lalu mendorong mangkuk itu menjauh dari hadapannya dan tak ingin mencobanya lagi. Devan sedikit kecewa karena sup itu buatan Ella. Devan pikir, dari beberapa pelayan di Villanya memiliki keahlian memasak makanan yang sama dengan Ibunya. Tapi ternyata, sup itu dibuat oleh Ella, gadis yang dia beli dari pelelangan.

Devan berdiri sudah tidak berserela untuk menghabiskan makanannya. Presdir muda itu pergi dari dapur menaiki anak tangga menuju ke kamarnya untuk menghilangkan kelelahannya dari kantor.

Ella mengelus dadanya merasa lega, untung saja dirinya tidak dibentak-bentak oleh Bu Jeje si kepala pelayan. Ella kemudian membersihkan meja makan bersama pelayan lainnya. Sibuk membereskan piring, Ella tidak sengaja menguping pembicaraan pelayan yang berdiri tak jauh darinya.

"Hei, tadi kamu lihatkan ekspresi Tuan muda. Dia benar-benar tampan dengan sikapnya yang keren itu,"

"Benar, apalagi kalau jadi istrinya. Pasti sangat beruntung bisa berdiri selalu di sampingnya. Bahkan ini sangat bagus, dia adalah pewaris utama dari keluarga Welfin. Apalagi kekayaannya di kota ini terkenal,"

"Kita bisa melakukan apa saja sesuai keinginan kita dengan hartanya yang melimpah,"

"Aku selalu berharap bisa tidur dengannya."

Itulah perbincangan mereka. Berharap menjadi pendamping atau Istri untuk Presdir Devan. Kedua pelayan yang mengobrol tadi pergi dari ruang dapur untuk istirahat. Sementara Ella masih berdiri di tempatnya sedang mengelap cucian piring.

"Hei, gadis! Apa yang kamu lakukan di sana. Berhenti mengelap piring, pergilah istirahat!" teriak Bu Jeje yang dari tadi mengawasinya. Ella segera berhenti lalu mendekati Bu Jeje.

"Eh, kamu mau apa?" Bu Jeje mundur sedikit.

Ella yang tak dapat bicara. Gadis muda itu langsung meraih tangan Bu Jeje membuat kepala pelayan itu terkejut. Ella segera mengukir sebuah nama di telapak tangan Bu Jeje menggunakan jarinya.

"E-L-L-A?" ucap Bu Jeje melihat Ella. Ella segera mengangguk. Bu Jeje pun mengerti dan segera menarik tangannya paksa.

"Pergilah istirahat! Jangan pernah berpikir untuk macam-macam di rumah ini!" tegas Bu Jeje pergi meninggalkan Ella seorang diri di ruang dapur.

Ella pun mematikan lampu lalu keluar dari ruang dapur. Langkah kaki Ella terasa berat. Ella mendongak ke lantai atas dan mulai berpikir.

"Jika aku bisa tidur dengannya, apa aku bisa jadi istrinya dan dia bisa membantuku merebut harta peninggalan Ayahku?"

Itulah niat yang terbesit di kepala Ella. "Tidak-tidak, aku tidak boleh berpikir kotor seperti ini. Mana mungkin aku yang jelek ini bisa jadi istrinya." Ella menggelengkan kepalanya membuang niatnya.

Akan tetapi, Ella kembali menatap ke lantai dua. Ella kembali berjalan, namun langkah kakinya menuju ke arah anak tangga dan perlahan menaikinya ingin menuju ke lantai dua.

Krek!

Pintu kamar toilet terbuka, Devan keluar dari kamar mandi hanya bermodal handuk putih yang membalut bagian bawahnya saja. Seketika alis kanan Devan terangkat melihat Ella sedang duduk di tepi ranjang sambil menunduk.

"Hei, apa yang kamu lakukan di kamarku!" ujar Devan menunjuk Ella. Ada sedikit rasa kaget melihat keberanian gadis yang dia beli masuk semudah itu ke dalam kamarnya tanpa izin darinya.

Ella hanya terdiam saja, percuma juga untuk menjawabnya karena dia tak bisa bicara. Ella mengangkat wajahnya lalu melihat Devan masih berdiri di dekat kamar mandi.

Ella seakan terpana dengan tubuh lelaki itu. Apalagi penampilan Devan yang habis mandi terlalu menggiurkan dan bentuk tubuhnya sungguh dapat mencuci mata.

"Hei, kenapa diam saja!" Sekali lagi Devan berbicara. Sudah ada rasa kesal dan jengkel dirinya diabaikan oleh gadis itu. Meski Ella berumur sembilas tahun. Tapi tinggi badannya seolah masih seperti gadis yang berumur enam belas tahun.

Bukannya dijawab, Ella malah berdiri menatap Devan dan langsung ingin membuka kancing bajunya membuat kedua mata Devan melebar seolah-oleh Ella ingin menyerahkan tubuhnya ke Devan.

"Hei!" teriak Devan menunjuk Ella.

"Apa-apaan ini, jangan permainkan aku!" Devan marah-marah lalu mendekati Ella dan melemparkan selimut ke arah Ella yang diambil dari gantungan di tembok kamar.

Ella tidak peduli dan masih melanjutkan membuka kancing bajunya. Bahkan belahan kedua oppainya yang lumayan masih belum besar seperti wanita diluar sana mulai terlihat dibalik kancing bajunya.

"Astaga, gadis ini berani sekali padaku!" gumam Devan sudah tidak tahan dan darahnya mulai naik. Devan segera meraih kedua tangan Ella agar bisa menghentikan aksinya itu dan menatapnya tajam.

"Apa kamu sudah gila, ha!" bentak Devan dengan cengkramnya yang kuat membuat Ella kesakitan hingga menutup matanya.

Ella tidak bersuara melainkan menangis di depan Devan. Devan terkejut melihatnya menangis, Devan pun segera menarik Ella dan menjatuhkannya ke lantai keluar dari kamarnya.

Brak!

Pintu kamar ditutup paksa membuat Ella terperanjak. Ella menggenggam tangannya kesakitan dengan cengkraman Devan barusan. Ella merasa hina dan bodoh dengan niatnya tadi ingin menyerahkan dirinya begitu saja. Tapi ternyata, pikirannya terhadap Devan salah. Lelaki itu tidak berminat untuk menyentuhnya. Ella berdiri dan terhuyung-huyung dengan kancing bajunya yang masih terbuka dengan sedikit tangisnya.

"Astaga, gadis itu mau apa tadi?" Devan duduk di tepi ranjangnya masih tak habis pikir dengan apa yang dia lihat barusan. Apalagi belahan buah dada Ella jadi terbayang-bayang di pikirannya.

Devan segera menghubungi Hansel sang sekretarisnya dan mulai mengoceh tak karuan lagi dengan tingkah Ella.

"Hansel!" ucap Devan mulai bicara.

"Ya, ada apa Presdir?" tanya Hansel yang lagi duduk nonton TV di rumahnya.

"Apa gadis itu sudah gila? Bagaimana dia bisa masuk ke dalam kamarku dan malah ingin menyerahkan dirinya padaku. Dia pikir aku ini akan terpengaruh dengan tubuhnya yang jelek itu! Bahkan dia tidak bicara padaku, dia memang gila," celetuk Devan pada panggilan tersebut. Terdengar marah-marah dan mengumpat sana sini.

Hansel menahan tawanya. Curhatan Presdirnya terdengar lucu baginya. Hansel pun menjawab Devan.

"Dia tidak gila, Presdir. Dia itu sepertinya bisu," ucap Hansel membenarkan.

"Apa, bisu? Pantas saja dia tidak berbicara sedikitpun padaku. Tapi, kenapa kamu baru memberitahuku sekarang!" marah Devan kembali.

"Ah soal itu, mungkin aku lupa, ehehe," cengir Hansel dalam panggilan itu.

"Ck, menyebalkan sekali. Aku jadi tidak ingin melihatnya di rumah ini," decak Devan kesal meski ada sedikit rasa kasihan. Tapi kekesalannya lebih besar sekarang.

"Ya, sudah. Presdir buang saja." Ucap Hansel biasa-biasa saja.

"Apa, buang? Kamu pikir 500 juta itu selembar daun yang mudah dicari dan dibuang begitu saja! Kamu mau aku pecat dari jabatanmu, Hansel!" Devan semakin tak karuan.

"Ah, itu. Maaf, Presdir. Aku hanya mengatakan pendapatku saja."

"Ya sudah, berbicara padamu bikin kepalaku ingin meledak!" Devan mematikan panggilannya membuat Hansel terkejut. Tapi Hansel tak peduli dan lanjut menonton Tv.

"Aish, benar-benar gadis bodoh. Dia pikir aku akan dengan mudahnya menyetubuhinya? Aku ini punya harga diri sebagai lelaki. Masa' iya, aku mau berika keperjakaanku padanya, amit-amit dah." Devan berdiri merasa geli membayangkan hubungan intim dengan seorang wanita. Devan pun memakai piyama lalu merebahkan tubuhnya menjernihkan pikirannya.

"Dia kasihan juga sih." gumam Devan sebentar memikirkan Ella lalu memejamkan mata.

..._____...

...Instagram : @asti.amanda24...

...YouTube : Aran Channel...

...🌷•|| Semoga suka ya ||•🌷...

Terpopuler

Comments

Ayyu Odong

Ayyu Odong

seruu euyy..

2022-11-26

0

Agrania Agrania

Agrania Agrania

kasihan

2022-01-31

0

Mike Kapero

Mike Kapero

jgn jdi murahan ella

2021-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Rencana Jahat
2 Bab 2 : Dijual Oleh Ibu Tiri
3 Bab 3 : Gadis 500 Juta
4 Bab 4 : Butiran Air Mata
5 Bab 5 : Dibawa Pulang
6 Bab 6 : Dibentak-bentak
7 Bab 7 : Masuk Ke Kamar
8 Bab 8 : Semakin Kesal
9 Bab 9 : Dalam Bahaya
10 Bab 10 : Kegagalan
11 Bab 11 : Memberontak
12 Bab 12 : Dibuang
13 Bab 13 : Istri Kecilku
14 Bab 14 : Surat Pernikahan
15 Bab 15 : Menyebalkan
16 Bab 16 : Perhatian + Visual
17 Bab 17 : Tidak Ada Rasa
18 Bab 18 : Marah Besar
19 Bab 19 : Patuhi dan Ingat!
20 Bab 20 : Devan T-Rex
21 Bab 21 : Bergelut Di Ranjang?
22 Bab 22 : Memeluk Devan
23 Bab 23 : Dicium Devan
24 Bab 24 : Memberi Kode
25 Bab 25 : Takut Jatuh Cinta
26 Bab 26 : Lirik-lirikan mata
27 Bab 27: Benar Jatuh Cinta?
28 Bab 28 : Ciuman Hangat
29 Bab 29 : Malu-malu Kucing
30 Bab 30 : Mulai Bimbang!
31 Bab 31 : Layani aku, Istriku!
32 Bab 32 : Mati Lampu!
33 Bab 33 : Sungguh Menggoda
34 Bab 34 : Tak Berdaya
35 Bab 35 : Dipeluk Devan
36 Bab 36 : Tunangan Devan
37 Bab 37 : Menangislah
38 Bab 38 : Berhentilah Menangis
39 Bab 39 : Maafkan Bun-nah
40 Bab 40 : Bawa Aku Pergi
41 Bab 41 : Mari Bercerai
42 Bab 42 : Biarkan Aku Pergi
43 Bab 43 : Aku Ingin Pulang
44 Bab 44 : Maafkan Aku
45 Bab 45 : Menyesal Juga
46 Bab 46 : Semanis Biawak
47 Bab 47 : Keputusan Devan
48 Bab 48 : Kejutan Untuk Ella
49 Bab 49 : Berhak Dicintai
50 Bab 50 : Bertengkar
51 Bab 51 : Bertengkar (2)
52 Bab 52 : Ini Salahku
53 Bab 53 : Pulang Ke Villa
54 Bab 54 : Menahan Sakit
55 Bab 55 : Cuma Pembantu
56 Bab 56 : Istri Vs Tunangan
57 Bab 57 : Tanggung Jawabku
58 Bab 58 : Aku Mencintaimu
59 Bab 59 : Ella Menghilang?
60 Bab 60 : Jatuh Ke Kasur
61 Bab 61 : Bikin Debay
62 Bab 62 : Surat Kontrak Hilang
63 Bab 63 : Gadis Penggoda
64 Bab 64 : Bukan Salahmu
65 Bab 65 : Mencoba Ikhlas
66 Bab 66 : Ke Panti Asuhan
67 Bab 67 : Sedikit Kecewa
68 Bab 68 : Ceraikan Dia!
69 Bab 69 : Foto Keluarga
70 Bab 70 : Ingatan Aradella
71 Bab 71 : Kurang Tinggi!
72 Bab 72 : Berani Merayu
73 Bab 73 : Bikin Debay Lagi
74 Bab 74 : Rafandra
75 Bab 75 : Mencari Devan
76 Bab 76 : Kebenaran
77 Bab 77 : Kau Cintaku
78 Bab 78 : Pergilah Jauh
79 Bab 79 : Kehilangan
80 Bab 80 : Come On Baby!
81 Bab 81 : Istri Idaman
82 Bab 82 : Devan Mengamuk
83 Bab 83 : Saling Membutuhkan
84 Bab 84 : Calon Istri
85 Bab 85 : Derita Aradella
86 Bab 86 : Senyum Bahagia
87 Bab 87 : Akhirnya Bertemu
88 Bab 88 : Buah Hati
89 Bab 89 : Restui Kami
90 Bab 90 : Akhir Pilu
91 Bab 91 : Tangis Bahagia
92 Bab 92 : Buat Debay, Sayang
93 Bab 93 : Hari Pernikahan
94 Bab 94 : Dua belas Debay
95 Bab 95 : Belum Dianggap
96 Bab 96 : Diculik Viona
97 Bab 97 : Jadi Buronan
98 Bab 98 : Tertembak
99 Bab 99 : Kita Keluarga
100 Bab 100 : Debay Twins [Tamat]
101 Bab 101. IKSP musim 2
102 Bab 102 : Berita Gembira!!
103 Rilis Novel Baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 : Rencana Jahat
2
Bab 2 : Dijual Oleh Ibu Tiri
3
Bab 3 : Gadis 500 Juta
4
Bab 4 : Butiran Air Mata
5
Bab 5 : Dibawa Pulang
6
Bab 6 : Dibentak-bentak
7
Bab 7 : Masuk Ke Kamar
8
Bab 8 : Semakin Kesal
9
Bab 9 : Dalam Bahaya
10
Bab 10 : Kegagalan
11
Bab 11 : Memberontak
12
Bab 12 : Dibuang
13
Bab 13 : Istri Kecilku
14
Bab 14 : Surat Pernikahan
15
Bab 15 : Menyebalkan
16
Bab 16 : Perhatian + Visual
17
Bab 17 : Tidak Ada Rasa
18
Bab 18 : Marah Besar
19
Bab 19 : Patuhi dan Ingat!
20
Bab 20 : Devan T-Rex
21
Bab 21 : Bergelut Di Ranjang?
22
Bab 22 : Memeluk Devan
23
Bab 23 : Dicium Devan
24
Bab 24 : Memberi Kode
25
Bab 25 : Takut Jatuh Cinta
26
Bab 26 : Lirik-lirikan mata
27
Bab 27: Benar Jatuh Cinta?
28
Bab 28 : Ciuman Hangat
29
Bab 29 : Malu-malu Kucing
30
Bab 30 : Mulai Bimbang!
31
Bab 31 : Layani aku, Istriku!
32
Bab 32 : Mati Lampu!
33
Bab 33 : Sungguh Menggoda
34
Bab 34 : Tak Berdaya
35
Bab 35 : Dipeluk Devan
36
Bab 36 : Tunangan Devan
37
Bab 37 : Menangislah
38
Bab 38 : Berhentilah Menangis
39
Bab 39 : Maafkan Bun-nah
40
Bab 40 : Bawa Aku Pergi
41
Bab 41 : Mari Bercerai
42
Bab 42 : Biarkan Aku Pergi
43
Bab 43 : Aku Ingin Pulang
44
Bab 44 : Maafkan Aku
45
Bab 45 : Menyesal Juga
46
Bab 46 : Semanis Biawak
47
Bab 47 : Keputusan Devan
48
Bab 48 : Kejutan Untuk Ella
49
Bab 49 : Berhak Dicintai
50
Bab 50 : Bertengkar
51
Bab 51 : Bertengkar (2)
52
Bab 52 : Ini Salahku
53
Bab 53 : Pulang Ke Villa
54
Bab 54 : Menahan Sakit
55
Bab 55 : Cuma Pembantu
56
Bab 56 : Istri Vs Tunangan
57
Bab 57 : Tanggung Jawabku
58
Bab 58 : Aku Mencintaimu
59
Bab 59 : Ella Menghilang?
60
Bab 60 : Jatuh Ke Kasur
61
Bab 61 : Bikin Debay
62
Bab 62 : Surat Kontrak Hilang
63
Bab 63 : Gadis Penggoda
64
Bab 64 : Bukan Salahmu
65
Bab 65 : Mencoba Ikhlas
66
Bab 66 : Ke Panti Asuhan
67
Bab 67 : Sedikit Kecewa
68
Bab 68 : Ceraikan Dia!
69
Bab 69 : Foto Keluarga
70
Bab 70 : Ingatan Aradella
71
Bab 71 : Kurang Tinggi!
72
Bab 72 : Berani Merayu
73
Bab 73 : Bikin Debay Lagi
74
Bab 74 : Rafandra
75
Bab 75 : Mencari Devan
76
Bab 76 : Kebenaran
77
Bab 77 : Kau Cintaku
78
Bab 78 : Pergilah Jauh
79
Bab 79 : Kehilangan
80
Bab 80 : Come On Baby!
81
Bab 81 : Istri Idaman
82
Bab 82 : Devan Mengamuk
83
Bab 83 : Saling Membutuhkan
84
Bab 84 : Calon Istri
85
Bab 85 : Derita Aradella
86
Bab 86 : Senyum Bahagia
87
Bab 87 : Akhirnya Bertemu
88
Bab 88 : Buah Hati
89
Bab 89 : Restui Kami
90
Bab 90 : Akhir Pilu
91
Bab 91 : Tangis Bahagia
92
Bab 92 : Buat Debay, Sayang
93
Bab 93 : Hari Pernikahan
94
Bab 94 : Dua belas Debay
95
Bab 95 : Belum Dianggap
96
Bab 96 : Diculik Viona
97
Bab 97 : Jadi Buronan
98
Bab 98 : Tertembak
99
Bab 99 : Kita Keluarga
100
Bab 100 : Debay Twins [Tamat]
101
Bab 101. IKSP musim 2
102
Bab 102 : Berita Gembira!!
103
Rilis Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!