...🤗[Beri like dan komen]🤗...
Hansel mengampiri Devan yang sedang berbicara pada Dokter soal fisik Ella yang kurang sehat. Devan agak tak tega mendengarnya dan mengingatkan jika dirinya juga dulu sakit-sakitan waktu kecil dan harus melawan leukemianya dulu.
Setelah berbicara, Dokter pun pamit. Sedangkan Hansel mengeluarkan sebuah dua buku surat nikah.
"Presdir, semuanya berjalan lancar. Ini adalah bukti Presdir dan Nona Aradella sudah menjadi suami istri." kata Hansel memberikan dua buku kecil pada Devan. Devan menerimanya dan melihat foto Ella bersamanya.
"Ck, dia memang tidak cantik," cibir Devan berdiri lalu melirik kamar Ella. Wajahnya sungguh memendam sedikit kekesalan. Sangat jelas Devan memajukan mulutnya sedikit.
"Hmp!" umpat Devan greget lalu berjalan ke arah kamar Ella ingin melihat Ella sebelum pergi ke kantor. Hansel melihat ekspresinya yang lucu barusan hanya bisa menahan tawa.
Klek!
Devan membuka pintu kamar dan mendapati Ella yang masih terbaring di kasur. Terlihat Ella sedang tidur mengumpulkan energinya. Devan pun meletakkan buku nikah milik Ella di atas meja dan membuka laci lalu menulis sebuah peraturan yang harus ditaati oleh Ella jika gadis ini sudah sembuh.
Garisan dan kata perkata tertulis di kertas itu. Setelah beberapa saat memakan waktu, akhirnya peraturan kontrak itu sudah selesai. Devan melihat Ella lalu menyentuh bibirnya.
"Jika kemarin aku benar-benar kemarin melakukan itu padanya, apakah kemarin dia juga mencium bibirku ini?" gumam Devan masih menyentuh bibirnya. Karena rasa penasarannya mulai kambuh, akhirnya Devan mendekatkan wajahnya ke wajah Ella. Begitu dekat dan semakin dekat, bahkan mata Devan tak henti-hentinya memperhatikan wajah Ella dari kening sampai batang hidungnya namun pandangannya sangat tertuju pada bibir Ella.
Suara detak jantung Devan terdengar sedikit, lelaki ini merasa dag dig dug melihat bibirnya Ella. Mungkin rasa penasarannya membuat Devan tergoda. Perlahan-lahan dengan mata tertutup Devan mulai mencium bibir mungil itu.
Sentuhan terasa lembut dari kedua bibir mereka yang menyatu. Tanpa waktu lama, Devan menghentikan tindakannya itu dan melihat Ella yang tertidur.
"Hmp! Bibirnya tidak ada rasa, dia benar-benar bukan tipeku!"
Devan mencibir kembali, lalu melihat wajah Ella yang memerah bukan karena merasakan ciuman tadi, tapi merasa tubuhnya seakan begitu panas. Devan mulai kuatir dan menyentuh dahi Ella.
"Hm, suhu tubuhnya sudah menurun sedikit. Tapi, kenapa wajahnya seperti ini?" pikir Devan menyentuh dagunya.
Tok Tok Tok
Suara ketukan langsung menyadarkan Devan. Devan melihat ke arah pintu dan itu ternyata Hansel.
"Presdir, ini waktunya kita ke kantor," ucap Hansel menunjuk jam tangannya. Devan melirik Ella lalu berjalan mengabaikannya menuju keluar kamar. Sementara Hansel melihat sebentar Ella lalu melihat buku dan sebuah kertas di atas meja. Hansel penasaran apa isi surat itu.
"Hansel, kenapa kamu diam saja di sana. Keluarlah dari sana, kita harus ke kantor sekarang." ujar Devan membuat Hansel mengurungkan niatnya.
"Baik, Presdir." Hansel keluar dari kamar dan menutup pintu lalu berjalan mendekati Devan. Sebelum berangkat ke kantor, Devan memanggil Bu Jeje.
"Bu Jeje!" panggil Devan.
"Ya, Tuan muda. Ada apa?" tanya Bu Jeje menundukkan kepala.
"Aku mau kamu menjaga dan mengawasinya baik-baik. Lalu perhatikan apa saja yang dia lakukan ketika aku belum juga pulang dari kantor." Devan memberi perintah.
"Baik, Tuan muda." Bu Jeje mengerti lalu pergi kembali ke dapur. Kini kedua pria itu pergi dari Villa menuju keluar untuk pergi ke kantornya pagi ini. Mobil pun melaju meninggalkan Villanya.
...💕💕💕...
Beberapa jam kemudian, dentingan jarum jam terdengar selalu di telinga Ella. Ella perlahan-lahan membuka mata dan langsung melihat jam dinding di depannya tergantung alias di atas lemari bajunya. Ella menggeserkan sedikit tubuhnya dan beranjak duduk. Rasa panas di tubuhnya belum turun sepenuhnya. Apalagi ada rasa yang aneh dari bibirnya.
Karena begitu haus, Ella dengan terpaksa beranjak dari kasurnya dan berdiri. Pandangan Ella seketika menangkap buku kecil dan sebuah surat. Ella meraih buku itu meski tangannya sedikit gemeteran.
"Ini? Buku nikah?" Ella sedikit terkejut lalu melihat kertas yang ditinggalkan Devan tadi pagi. Ella mengambilnya dan mulai membacanya. Ella membola ternyata itu adalah aturan-aturan yang harus dikerjakaan untuk memenuhi keperluan Devan kecuali urusan ranjang.
Ella kembali meletakkan kertas itu dan menyimpan buku nikahnya baik-baik di dalam laci mejanya. Ella perlahan keluar ingin mengambil gelas. Setelah menghilangkan rasa hausnya, Ella tidak sengaja bertemu Bu Jeje.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" kata Bu Jeje sedikit membentak.
"Sa-saya hanya ingin minum, Bu Jeje." jawab Ella merasa sedikit gugup lalu pergi kembali ke kamarnya segera. Bu Jeje hanya menatapnya sinis.
"Sepertinya Tuan sudah pergi ke kantor, jika begitu aku harus pikirkan bagaimana caranya berbicara padanya. Moga saja setelah aku jadi istrinya dia mau membantuku," gumam Ella duduk di tepi ranjangnya. Kini pikirannya masih tertuju dengan hubungannya pada Devan yang menikah tanpa adanya cinta.
"Setelah aku mendapatkan harta ayahku, aku juga tidak mau tinggal lama dengannya. Dia terlalu banyak cerewet dan bahkan menyebutku bebek kecil! Memangnya aku ini binatang! Aku kan imut dan cantik, tapi dia malah memanggilku seperti ini!" gerutu Ella sambil menyentuh kepalanya yang mulai pening.
"Aish, ini gara-gara kemarin aku terlalu banyak pikiran. Jadinya aku sakit seperti ini."
Ella mulai membaringkan tubuhnya memejamkan mata untuk melanjutkan istirahatnya. Setelah ini Ella harus melakukan pekerjaannya yang tertera di surat aturannya.
Hanya satu jam saja lewat, Bu Jeje tiba-tiba masuk dengan wajah yang begitu panik. Bu Jeje membangunkan Ella dan menanyakan soal sesuatu.
"Bu Jeje, ada apa membangunkanku?" tanya Ella begitu berbicara kecil dan lemah.
"Apa tadi kamu melihat anak kecil masuk ke kamar ini, Ella?" Bu Jeje malah bertanya balik.
"Eh, anak kecil?"
"Sepertinya tidak ada, Bu. Saya tadi tidur dan tidak melihat adanya anak kecil masuk." jawab Ella melihat sekeliling kamarnya. Kini Bu Jeje semakin panik dan segera mencari anak kecil. Memang saat Ella tidur, ada wanita yang datang ke Villa Devan dan menitipkan anaknya ke Bu Jeje sementara waktu ini. Tapi saat wanita itu pergi, anak kecil yang ia bawa ternyata hilang dari jangkauannya.
Ella kembali merebahkan tubuhnya, namun tiba-tiba ada suara bergesek di dalam lemarinya membuat Ella terkejut. Ella beranjak duduk dan memperhatikan lemarinya. Semakin ditatap, lemari itu semakin bersuara. Ella bukannya takut malah jadi penasaran suara apa yang ada di dalam lemari itu.
Ella beranjak dari kasurnya dan perlahan membukanya. Ada rasa sedikit takut untuk membukanya. Namun suara itu malah semakin menjadi-jadi. Suara gesekan yang membuat Ella ingin segera tahu.
Krek!
Ella langsung membuka lemari itu dan seketika kedua matanya tertuju pada anak kecil perempuan yang sedang menekuk lututnya. Anak kecil ini terkejut dan langsung mendongak.
Ella terdiam melihatnya, begitu imut dan menggemaskan dengan kedua pipi yang tembem. Rambutnya pendek dengan jepitan rambut di dekat telinga kirinya. Kini Ella sadar jika anak kecil inilah yang dicari-cari oleh Bu Jeje. Umurnya nampak sekitar 3-4 tahun.
"Adek, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ella berjongkok di depan anak kecil itu sambil tersenyum. Bukannya dijawab, anak kecil itu malah keluar dan langsung memeluk Ella membuatnya tersentak.
"Bun-bunna, May-maysa ha-hakut ...." kata anak kecil itu terdengar ketakutan. Cara bicaranya sungguh imut dan lucu membuat Ella jadi tertegun.
"Eh, siapa anak kecil ini sebenarnya?" gumam Ella masih dipeluk dan heran dengan kehadirannya.
..._______...
...Bersambung...
...Beri like dan komen...
...Jangan lupa kasih hadiah jika kalian suka...
...😍😍😍😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Afazra Denomay
siapa ya🤔
2022-04-04
0
Fadil
anak siapa itu
2021-11-29
0
Qiza Khumaeroh
waahh jgan smp kna msalh lgi nih si ella,,,
2021-08-12
0