...🌻[Beri like dan vote]🌻...
Mobil Hansel berhenti di depan Villa Devan. Presdir Devan yang masih pingsan langsung dipapah oleh Hansel dan segera turun dari mobil lalu dibawa masuk ke dalam Villa diikuti oleh Ella dari belakang.
Hansel berhenti dan melihat Ella, "Pergilah ke dapur dan masak sup penghilang mabuk untuknya, cepatlah." ucap Hansel pada Ella.
"Baiklah." Ella segera pergi ke dapur. Hansel menaiki tangga dan membawa Presdir Devan ke dalam kamar.
Bruk! Hansel menjatuhkan tubuh Devan ke atas kasur. Hansel membuka sepatu Devan dan memperbaiki posisi tidur Devan.
Sungguh tidak habis pikir Hansel melihat Viona ingin menjebak Devan. Untung saja ia datang tepat waktu. Jika tidak, mungkin keperjakaan Devan yang dijaga selama ini pasti telah direnggut oleh Viona hari ini.
"Fiuh, benar-benar sangat merepotkan harus mengawasi Presdir Devan tiap hari dan ternyata dia ini masih saja berhubungan dengan Viona. Sudah aku katakan untuk tidak menemuinya, tapi masih saja bersikeras untuk bertemu dengan Viona." Kesal Hansel duduk di kursi menunggu Devan sadar.
Tuut Tuut
Suara ponsel Hansel terdengar dibalik saku celananya. Hansel segera mengambil ponselnya dan mengangkat sebuah panggilan.
"Apa?"
Hansel berdiri terlihat kaget. "Baiklah, aku akan kembali ke sana." ucap Hansel berjalan ke arah pintu lalu mematikan panggilannya.
"Astaga, ada apa lagi yang terjadi di kantor sekarang," Hansel menuruni tangga begitu terburu-buru dan tidak sengaja bertemu Ella.
"Anda mau kemana?" tanya Ella dengan semangkuk sup ditangannya sambil melihat Hansel.
"Aku ingin ke kantor dulu, pergilah ke atas membawa sup itu. Jika dia bangun, berikan segera sup itu padanya." jawab Hansel segera pergi keluar rumah. Ella melihat sup ditangannya lalu mendongak ke lantai dua. Ada rasa ragu-ragu di dalam hati Ella untuk membawa sup ini.
"Lebih baik segera membawa ke kamar, Tuan." Ella menaiki tangga dan langsung pergi ke kamar Devan.
Tok Tok Tok
Ella mengetuk pintu, "Permisi, Tuan. Saya datang membawa sup," ucap Ella berdiri di depan pintu. Tidak ada suara yang menjawab Ella, melainkan keheningan di sekitarnya di sore ini.
"Apa lebih baik aku, masuk?" pikir Ella.
"Tapi, nanti aku ditendang lagi seperti kemarin." Ella semakin gelisah untuk masuk ke dalam.
Glug!
Ella menelan ludahnya dengan tangan gemeteran meraih gagang pintu kamar dan perlahan membukanya. Ella mengintip sebentar dan melihat Devan masih tidur di atas kasurnya.
"Sepertinya Tuan muda masih pingsan," pikir Ella masuk ke dalam dan perlahan-lahan meletakkan mangkuk sup buatannya. Ella menoleh dan melihat Devan yang tengkurap. Ella tertawa kecil melihat posisi tidurnya.
Ella segera berbalik dan seketika tangannya ditahan oleh seseorang. Ella kembali berbalik dan terkejut melihat Devan berdiri di depannya.
Aaah!
Ella menjerit ditarik dan dijatuhkan ke atas kasur. Kedua mata Ella melebar setelah tubuhnya ditindih oleh Devan. Ella gemeteran melihat Devan menatapnya, "Tu-tuan," Ella terbata-bata dan mencoba ingin lepas. Namun, kedua tangannya dikunci ke atas oleh tangan kanan Devan.
Suara nafas Devan terdengar memburu, kesadaran lelaki ini mulai diluar kendalinya. Ella tersentak, melihat kepala Devan turun mendekati lehernya.
"Tidak ... tidak, dia masih mabuk. Aku harus menghubungi sekretarisnya untuk kembali kemari,"
Ella mencoba mendorong kepala Devan agar tidak melakukan sesuatu padanya, Ella berhasil melepaskan tangan kanannya pada genggaman Devan dan mencoba meraih ponsel yang ada di atas meja.
"Ayolah, aku harus menghubungi ...."
Aaaah!
Ella menjerit tangannya kembali dikunci, jantung Ella berdegub kencang mulai tidak beraturan menatap Devan, wajahnya memerah dan melihat Ella. "To-tolong, cium aku," lirih Devan serasa mulai tidak tahan. Ella menggelengkan kepala tidak bisa meladeni orang mabuk seperti Devan.
"Tidak, Tuan. Anda harus lepaskan saya, saya akan menghubunginya dan membantu, Tuan." mohon Ella mencoba lepas dan memberontak. Nafas Devan seakan terasa semakin panas. Keringat di keningnya mulai bercucuran menetes ke wajah Ella.
Bukannya melepaskan Ella, Devan malah langsung mencium bibir Ella. Sontak Ella terkejut dan merasakan hawa aneh berpindah ke seluruh tubuhnya.
"Ah, hentikan,"
Ella berhasil mendorong Devan lepas dari ciuman yang membuat tubuhnya seakan melemah. Kedua nafas mereka menyatu dengan jarak begitu dekat. Wajah Ella memerah begitupun Devan.
"A-aku tidak boleh seperti ini, dia sudah mengambil ciuman pertamaku dan sekarang aku tidak boleh memberikan keperawananku padanya,"
Ella kembali berusaha mendorong tubuh Devan, namun Devan yang semakin terkendali obat bertambah kuat malah langsung membuka bajunya, sontak kedua mata Ella membola setelah tangan Devan merobek kasar baju miliknya juga.
Srek!
Ella mulai menangis kedua buah oppainya terpampang di depan wajah Devan, tubuh Ella seakan tidak bisa lagi melawan. Tetesan air mata perlahan membasahi matanya. Ella seperti melihat Devan yang sedang ingin melecehkannya.
"Ku mohon, Tuan. Saya minta maaf, jangan lakukan ini padaku,"
Ella mulai menyesal, rasanya sungguh mengerikan harus melihat dirinya menyembuhkan Devan yang terkendali obat.
Deg!
Devan mencium kembali Ella, bahkan mulai memainkan oppai Ella bagian kiri. Ella mulai sesugukan tidak berdaya, nafasnya mulai sesak dengan permainan Devan. Dengan sekuat tenaga agar tidak berlanjut makin jauh, Ella segera membenturkan kepalanya ke kepala Devan.
Bugh!
Suara benturan terdengar keras, Devan mengangkat kepalanya dan melihat Ella, tatapan Devan sungguh mengrikan dan seketika itupun Devan terjatuh menindih tubuh Ella dan kembali tidak sadarkan diri. Benturan yang cukup keras berhasil membuat lelaki ini dapat menghentikan aksinya.
Hiks...
Tangisan Ella pecah akhirnya berhasil lolos, Ella segera mendorong tubuh Devan yang berat dari atas tubuhnya, Ella segera duduk dan melihat bajunya yang sudah robek-robek memperlihatkan kedua buah dadanya yang ranum, bahkan penampilan Ella bagaikan habis dilecehkan.
Ella terisak-isak karena telapak tangannya tergores saat memberontak, ditambah lagi rasa pening di kepalanya langsung membuatnya kesakitan. Pandangan Ella mulai buram, tapi Ella tidak puduli dan mencoba berdiri. Namun, denyutan hebat semakin menjadi-jadi di kepalanya.
Bruk!
Ella akhirnya terjatuh dan menindih Devan. Perlahan-lahan kedua matanya tertutup dengan gorasan tangan yang berdarah menetes ke kasur putih. Ella akhirnya ikut pingsan didekapan Devan.
..._______...
...🌻Bersambung🌻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Choi Seungcheol🍒
Hoi !
Kuy lah yuk, Baca cerita aku 😍
Istri Simpanan Tuan Jeremy ❤️
Dan Juga bang Brian di...
Terjebak Cinta Pria Beristri 2 ( Brian Love Story ) ❤️
Follow juga akun ige ku @amelia_falisha1511 🍓
Love Love Sekebon buah 🍓🍇🍊
2021-10-25
0
Atik Daniarti
kok jd pada pingsan 😁
2021-08-15
0
Qiza Khumaeroh
smoga aja blum smp trjd,,
2021-08-12
0