...🌷•|| Beri Like dan Vote ||•🌷...
Suara kebisingan terdengar di dalam sebuah gedung yang cukup megah. Sebuah mobil hitam berhenti di hadapan gedung itu yang tak lain adalah Presdir Devan. Pria muda itu berjalan masuk ke dalam gedung dengan kacamata hitamnya bersama Asisten Hansel.
"Hansel, kamu tahu kan di mana tempat lelang di selenggarakan?" tanya Presdir Devan tanpa menoleh melihatnya.
"Di ruangan D342, Presdir." jawab Hansel.
"Baiklah, biarkan aku saja yang masuk. Kamu awasi gerak-gerik para tamu yang datang." ucap Presdir Devan memasuki lift bersama Hansel.
"Tapi, Presdir. Bagaimana dengan anda?" Hansel kuatir dengan keselamatan Presdirnya.
"Tidak usah pedulikan aku. Aku bisa menjaga diriku sendiri." Devan berdiri dengan angkuhnya memperbaiki kemeja hitamnya tak sabar memasuki dan melihat pelelangan kali ini.
"Baiklah, Presdir." ucap Hansel mengerti.
Hanya beberapa saat saja, Devan telah menemukan ruangan itu. Ruangan rahasia dan hanya para pengusaha yang tahu letak pelelangan kali ini. Devan masuk seorang diri meninggalkan Hansel yang berjaga-jaga di sekitar pintu ruangan itu.
Devan berjalan masuk ke dalam. Suara kebisingan dari mulut para pengusaha yang hadir sangat jelas terdengar di kedua kuping telinga Devan. Apalagi niat jahat para pengusaha di pikiran mereka dapat didengar oleh Devan.
Devan duduk di kursi paling belakang. Dirinya tak ingin menjadi pusat perhatian. Memang posisi Devan sebagai Presdir di perusahaan Grup Welfin masih tanda tanya siapakah Presdir baru itu.
"Ck, sangat membosankan berada di sini." decak Devan mulai duduk santai melihat pelelangan akhirnya dimulai.
Sekarang di depan mereka. Terdapat liontin giok berasal dari ti0ngkok. Dimana harga liontin itu cukup mahal. Liontin giok yang memiliki bentuk yang unik. Pembawa acara pelelangan kali ini mulai mengangkat harga liontin tersebut.
Para pengusaha tentu saling mengajukan harga mereka untuk memperbutkan liontin yang unik dan antik ini. Cukup membuat kedua mata terpana.
Tetapi tidak untuk Devan. Presdir muda itu masih saja diam melihat gerak-gerik para pengusaha membuka suara harga liontin itu.
Bahkan Devan sangat merasa pelelangan ini begitu membosankan. Hanya liontin yang kecil itu mereka memperebutnya. Memang liontin itu sangat cantik, dan ini bagus untuk diberikan pada wanita-wanita pendamping mereka.
Liontin giok tersebut akhirnya terjual. Sekarang pelalangan kembali menampilkan benda antik lainnya berupa benda-benda yang unik.
Devan sekali lagi hanya bisa diam saja. Tak ada yang menurutnya menarik di pelelangan kali ini. Bahkan Devan berniat untuk meninggalkan kursinya karena sudah tak tahan mendengar suara-suara kebisingan yang membuat telinganya ingin pecah.
Akan tetapi, pembawa acara berteriak jika lelang penutupan kali ini sangat menarik. Devan kembali duduk demi melihat apa yang menarik dari ucapan pembawa acara.
Kedua mata Devan melebar sangat terkejut melihat seorang gadis hanya bermodal dress putih panjang menutupi tubuhnya. Sungguh fenomena pertama kali Devan melihat pelelangan kali ini memperdagangkan manusia.
Devan mencekram kuat pegangan kursi. Ada sedikit kemarahan melihat pelelangan kali ini. Sangat kecewa telah melihat gadis itu dituntun begitu menurut ke atas panggung.
"Ck, apa-apaan ini. Sangat mengotori kedua mataku." decak Devan tidak karuan.
"Baiklah, ini adalah lelang penutupan kali ini. Harga di buka dengan jumlah 10 juta!" teriak pembawa acara mulai membuka harga. Ella tak bergerak sedikitpun. Hanya menunduk terus-menerus dengan buaian air mata menetes di kedua pipinya. Begitu rendah dirinya dihargai dengan jumlah yang sedikit itu.
Para pengusaha langsung bersorak menawarkan harga tertinggi. Mereka memperebut Ella yang memiliki tubuh lumayan seksi meski tinggi tubuhnya sedikit lumayan juga. Apalagi belahan buah dada Ella sedikit terlihat membuat para pria hidung belang tergiur ingin mencobanya.
Devan tak bersuara sedikitpun. Kali ini dirinya benar-benar muak melihat lelang kali ini. Itulah sifat Devan. Dirinya sangat membenci wanita yang menjual dirinya demi uang. Tapi sayangnya, Ella tidak bermaksud seperti yang dipikirkan Devan.
Devan berdiri dan mulai berjalan ingin keluar. Akan tetapi, suara kecil yang terdengar lemah membuatnya berhenti.
"Hiks, ku mohon tolong aku," rintih suara kecil tersebut meminta tolong. Seketika itupun Devan berbalik melihat Aradella.
"Baiklah, karena tidak ada yang menawar lagi maka gadis ini akan diberikan dengan harga 400 juta kepada Tuan ...." ucap Pembawa acara terhenti akibat Devan mengangkat suara.
"500 juta! Berikan gadis itu padaku!" pinta Devan berdiri sambil menunjuk Aradella yang masih menunduk menangisi nasibnya.
Seketika pihak yang tadi menawarkan 400 juta merasa geram karena ada yang melawannya. Akan tetapi, Devan segera menatapnya dengan tatapan membunuh sehingga pihak tersebut mundur.
"Baiklah, sekarang lelang kali ini jatuh kepada Tuan muda Devandra." ucap pembawa acara tersenyum melihat Devan.
"Ternyata kamu tertarik juga dengan gadis ini, Tuan muda." gumam pembawa acara dalam hati. Devan hanya mencibir saja.
"Nona, silahkan ikut dengan Tuan muda." Pembawa acara membuka borgol rantai dan membawanya ke arah Devan. Devan merasa jijik melihat Aradella yang menyedihkan. Akan tetapi, rasa kasihannya tak bisa dia singkirkan. Devan pun membuka kemeja hitamnya dan mengenakan kemeja itu ke pundak Aradella.
Aradella terkejut dengan perlakuan orang yang membelinya. Ella mendongak melihat siapa lelaki itu. Ella terdiam terpana melihat ketampanan Devan. Ella berpikir jika orang yang membelinya adalah pria hidung belang, tapi ternyata pria tampan dengan raut wajah coolnya.
"Tuan, terima kasih," batin Ella menunduk.
Devan yang melihatnya mulai risih dan berkata, "Ikut aku pulang." Devan berjalan dengan angkuh meninggalkan Ella.
Ella mengangguk dan melirik para pengusaha, tatapan mereka seakan ingin menculiknya. Ia pun segera menyusul Devan meninggalkan tempat itu. Sepertinya Ella adalah hadiah untuk sang Mami nantinya.
...______...
...Terima kasih sudah mampir di ceritaku ini...
...🌷•|| Semoga suka ya ||•🌷...
...😍😍😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Opung Boru Caroline
kasihan tapi tdk bisa saya tolong.untung ada devan.
2022-02-03
0
Agrania Agrania
sebagai hadiah
2022-01-31
0
🌼 Micky Miienar 🌼
Team Baca Ulang ✌️
2022-01-25
2