...🌻[Beri like dan vote]🌻...
"Ahahaha, Kak Devan apa yang terjadi padamu?" tawa Viona melihat Devan sedang mengiris bawang merah untuk tumisan dan kedua matanya malah mengelurkan air mata.
"Aku-aku sepertinya kelilipan, Viona. Bisakah kamu menggantikanku, aku ingin masuk ke toilet membasuhnya dulu." Devan meletakkan pisaunya dan segera masuk ke dalam toilet. Viona pun meraih pisau dan melihat ke arah pintu toilet yang tertutup.
"Maaf, Kak Devan. Aku terpaksa melakukan ini," Viona merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah botol. Senyuman kecil merekah dari bibir Viona setelah melihat botol yang bisa membuat rencananya berhasil.
Viona dengan cepat menuangkan isi cairan botol yang bisa meningkatkan gairah seseorang. Terasan cairan tersebut dituangkan ke dalam minuman jus milik Devan. Sekarang, Viona hanya tinggal menunggu Devan meminum jusnya nanti.
Klek!
Pintu toilet terbuka, Devan keluar dengan handuk sambil mengusap wajahnya. Seakan perasaan Devan yang tadi merasa perih di matanya sudah hilang sedikit. Devan kembali ke arah Viona dan saat itulah masakan yang tadi ingin ditiriskan sudah siap untuk dihidangkan disertai jus buatan Viona barusan.
"Kak Devan bagaimana dengan matamu? Apakah baik-baik saja?"
Viona mulai berbasa-basi dulu sambil meletakkan sepiring ayam bakar ke atas meja dengan fariasi berbagai sayuran untuk hiasannya. Alis kanan Devan terangkat melihatnya lalu melihat Viona.
"Lho, kenapa ayam ini yang jadi? Bukannya kita membuat makanan baru? Di mana makanan yang tadi kita buat?" tanya Devan duduk di kursi melihat ayam bakar dan jus di atas meja.
Viona cengengesan lalu duduk di kursi, "Itu-itu, aku sudah membuangnya," jawab Viona sedikit gelagapan.
"Eh, kenapa dibuang?" tanya Devan langsung menatapnya. Ada sedikit rasa terkejut dan kecewa mendengarnya.
"Ah itu, sepertinya bumbunya tidak terlalu enak jadi aku buang saja dari pada nanti perut Kak Devan bermasalah, aku tidak ingin disalahlan nantinya," jawab Viona tersenyum.
"Dan juga, ayam bakar ini aku yang buat sendiri, lho." lanjut Viona bertingkah lucu.
"Pfft, ya sudahlah. Aku makan saja yang ada." tawa Devan melihat Viona. Devan mengambil pisau kecil dan garpu untuk mencobanya tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Sementara Viona hanya menatapnya dan menunggu Devan untuk mencoba jus di dekat tangan kanannya. Devan mulai mengunyah sambil mendengar cerita-cerita Viona, namun karena terlalu serius mendengarnya, tiba-tiba saja Devan tersedak sampai terbatuk-batuk.
Huk ... uhuk
"Astaga, Kak Devan minumlah dulu," Viona segera meraih gelas jus dan memberikannya kepada Devan. Devan sudah tidak tahan dan langsung meminumnya. Saat inilah Viona tersenyum licik melihat jus itu dihabiskan.
"Ekhm," Devan mendehem menyentuh lehernya. Sepertinya ada sesuatu yang dirasakan oleh Devan setelah meminum jus itu.
"Kak Devan, baik-baik saja, kan?" tanya Viona berpura-pura cemas.
"Aku baik-baik, saja." jawab Devan tersenyum. Viona mengelus dadanya lalu kembali duduk dan melihat Devan yang ingin kembali memakan ayamnya. Akan tetapi, baru saja ingin memasukkan potongan ayam, tiba-tiba saja hawa panas mulai merasuki Devan. Seluruh tubuhnya terasa aneh dengan nafas memburu.
"Agh, apa yang terjadi padaku?"
Devan melihat Viona. Viona segera berdiri. "Kak Devan, kenapa?" tanya Viona mulai berpura-pura panik.
"Vi-viona, apa yang kamu masukkan ke dalam jusku?" Devan berdiri mulai menyadarinya sambil menunjuk gelas kosongnya. Viona sedikit terkejut, "Maksud Kak Devan, apa? Aku tidak mengerti ucapan Kak Devan," ucap Viona meraih lengan Devan.
Plak!
Devan menampar tangan Viona dan menatapnya tajam. Ada sedikit rasa kekesalan terlihat di wajahnya. Viona terperanjak tangannya ditepis.
"Viona, aku tidak tahu apa maksudmu ini, beraninya ... beraninya ...." Devan mulai kehilangan kesadarannya. Hawa panas mulai semakin meningkat di dalam tubuhnya.
"Argh, sial. Viona pasti sudah memasukkan sesuatu pada jusku tadi." umpat Devan dalam hati segera ingin pergi. Namun Viona langsung menahannya.
"Kak Devan, kamu mau kemana?" tanya Viona dengan raut wajah polosnya bagaikan anak kecil yang tidak bersalah.
"Argh, jangan menyentuhku!" Tepis Devan kesal dan menatapnya sinis. Viona kini sadar jika niatnya sudah diketahui.
Bruk!
Devan terjatuh ke lantai mulai hilang kendali dan mulai hilang kesadarannya. "To-tolong, arg ...," ringis Devan dengan nafas memburu. Viona menyeringi tipis dan segera memapahnya.
"Kak Devan, aku akan membawamu pergi. Aku akan mengobatimu," ucap Viona berjalan sambil berusaha memapah Devan. Seketika, Devan yang sudah tidak tahan langsung memojokkan Viona ke tembok. Mengunci kedua tangan Viona dan menatapnya dengan wajah memerah.
"Argh, tidak, sial." Devan mengumpat dan mulai mendekatkan wajahnya seperti ingin mencium Viona. Inilah yang ditunggu-tunggu Viona. Ingin sekali mendapatkan ciuman dari lelaki yang terjebak oleh obat perangsan miliknya.
"Kak Devan, bertahanlah. Kita tidak boleh berada di sini." Viona mendorong tubuh Devan dan kembali memapahnya ingin ke lantai dua. Tujuannya untuk pergi dari dapur agar tidak ada orang lain yang mengganggunya. Akan tetapi, baru saja melangkah satu anak tangga. Bahu Viona ditepuk dari belakang. Viona tersentak dan langsung berbalik.
"Ha? Ha-hansel?" Viona terkejut dan mundur sedikit melihat Hansel dan Ella datang memergokinya ingin membawa Devan ke lantai atas ke dalam kamar.
"Dasar brensek kau, Viona!" Hansel segera merebut Devan dan memberinya ke Ella. Ella sontak segera memapah Devan yang seakan ingin memeluknya.
"Astaga, sepertinya Tuan muda diracuni," gumam Ella melirik wajah Devan yang memerah kepanasan.
"Apa-apaan ini, Viona!" bentak Hansel meraih tangannya dan mencengkram kuat Viona.
"Argh, kau menyakitiku, Hansel!" ringis Viona berusaha lepas dan sedikit ketakutan melihat Hansel yang marah besar.
"Sial, sekretarisnya ini menyusahkanku saja, rencanaku gagal karena dirinya, dan siapa lagi gadis bodoh ini?!" umpat Viona kesal dalam hati.
Hansel melirik Devan yang memeluk Ella, terlihat Ella sedang berusaha lepas dari pelukan Devan. Hansel pun melepaskan cengkramnya pada Viona dan menepuk keras pundak Devan hingga akhirnya atasannya itu langsung pingsan. Ella terkejut melihatnya begitupun Viona.
"Ella, bawa dia ke mobil. Tunggu aku di sana." Suruh Hansel pada Ella.
"Ba-baiklah," ucap Ella menurut saja dan melihat sebentar Viona.
"Tidak, kau tidak boleh membawanya!" Viona ingin menerobos untuk merebut Devan. Namun Hansel segera menghalanginya. Ella kemudian memapah Devan dan pergi dari tempatnya.
"Nona, Viona. Urusan kita belum selesai." Tatapan Hansel seakan menekan Viona.
"Ck, minggirlah! Ini restoranku, tidak ada yang boleh menggangguku! Apalagi sekretaris rendahan sepertimu tidak ada urusanmu datang kemari!" Tunjuk Viona pada Hansel dengan nada tinggi.
"Tentu ada, Nona. Presdir Devan adalah atasanku. Dan saya telah ditugaskan juga untuk mengawasi Presdir Devan dan ini langsung dari Ayahnya!" Jelas Hansel langsung mencengkram kuat dagu Viona. Viona terkejut melihat keberanian Hansel.
"Dengar baik-baik, Nona. Saya sangat menghargai tugas ini, jika Presdir sampai berbuat salah, maka dampaknya tentu akan terjadi padaku juga. Karena itulah, saya sangat ketat mengawasi Presdir Devan agar tidak selalu mendekati gadis licik sepertimu yang hanya menginginkan hartanya semata."
Hansel melepaskan cengkramannya lalu menatap sinis ke Viona dan kemudian pergi menyusul Ella. Memang Hansel sangat membenci Viona dari dulu.
"Ck, jadi dialah kenapa dua bulan ini Devan tidak menemuiku. Dasar kamvret! Sekretaris bajinan!" umpat Viona memukul meja sangat marah dengan Hansel. Rencananya akhirnya gagal untuk menjebak Devan.
"Aku sudah tidak tahu bagaimana lagi untuk ke depannya. Sepertinya Devan akan membenciku dan malah akan memutuskan hubunganku dengannya. Sial, ini gara-gara Hansel dan siapa lagi gadis yang ikut dengannya?" pikir Viona duduk di kursi dan mengepal tangan. Viona menjambak rambutnya dengan kegagalannya tidak bisa tidur dengan lelaki yang dia sukai dari dulu.
..._________...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Opung Boru Caroline
ella nanti pelampiasannya
2022-02-03
0
Kimyumi
gagal maning
2021-12-31
0
Fadil
baru tau rasa
2021-11-29
0