The Silent White Knight

Ia terlahir sebagai seorang anak kedua dari sebuah keluarga yang sangat berkecukupan bahkan berlimpah materi. Sejak kecil, ibunya yang lembut hati dan periang itu mengajarkan begitu banyak kebaikan. Yang paling ditanamkan dan disemai dengan subur adalah sikap menyayangi orang lain dan rendah hati. Sementara sang ayah yang merupakan kaisar di kerajaan bisnis, selalu menempatkannya sebagai sang putra mahkota dengan beban tanggung jawab yang sering kali membuatnya marah dan menangis.

Beruntung ada seorang kakak laki-laki yang selalu bersedia menjadi tameng dan juga pemeran pengganti untuknya. Hingga suatu saat tanya itu tercetus dari pemikiran cerdasnya. Walaupun saat itu ia masih sebatas anak lelaki yang belum genap berusia sepuluh tahun.

" Kenapa papa selalu memaksa ku .... aku tidak suka kalau harus belajar bisnis. Aku mau baca bukunya Mama ?. Kan sudah ada kakak yang lebih senang belajar bisnis .... ".

Awalnya protes dan tanya itu tidak pernah asa yang menanggapi, hingga saat ia mulai remaja dan memberontak. Akhirnya terkuaklah sebuah rahasia yang kemudian membuat Haidar remaja terdiam dan mematung.

" Karena kaulah sang pewaris itu .... aku hanya anak angkat keluarga ini ... ".

Informasi itu didengar langsung dari sang kakak. Saat itu ia melayangkan protes besar pada kedua orangtuanya ketika tidak diperbolehkan untuk melanjutkan disekolah yang dia inginkan.

Kehangatan dan kebaikan sikap sang kakak selama ini serta kenyataan yang baru saja diketahui, tidak mempengaruhi perasaannya pada kakak laki-laki yang sangat disayanginya itu. Hingga kemudian malam itu, Haidar remaja untuk pertama kalinya berbicara sebagai seorang pria pada kakaknya.

" Kak Namu .... ", ia menyusup ke dalam selimut dan menjajari sang kakak.

" Umurmu sudah lima belas tahun... masa iya masih takut petir ".

" Karena petir malam ini lebih menyeramkan dari biasanya ".

Namu dengan wajah masih setengah mengantuk tersenyum dan miringkan badan ke arah Haidar. Dia remaja itu tidur saling berhadapan. Keduanya sama-sama tampan, dengan perbedaan yang begitu kentara. Namu yang berkulit putih halus dan lembut, sedangkan Haidar yang nampak lebih gelap. Satu kesamaan adalah sinar mata mereka yang lembut.

" Maafkan aku ya kak... aku... selalu iri padamu yang dibebaskan untuk memilih apapun seperti kata hatimu ".

" Hem ... ", Namu tersenyum saja.

" Aku sangat iriiiiiii .... padamu. Ternyata ... kau menanggung beban berat itu sendiri ... aku juga iri pada kulit mu yang putih ini ... ".

" Ha... ha... ha ... kalau itu sih, Kirana dan Cinta juga sangat iri ..", Namu tertawa kecil.

" Apakah kak Cinta sudah tahu ? .... tentang identitas ini ".

Namu mengangguk menjawab pertanyaan adiknya. " Dua tahun lalu aku memberi tahunya.... karena risih juga dengan urusan kulit ini ".

Kali ini yang tertawa Haidar. " Iya ... ya... aku paham. Kak.... aku tidak peduli dengan kenyataan siapapun engkau. Kau kakakku ... tempat aku bersandar selain papah dan mamah. Dan aku yakin... kau lebih cocok sebagai pewaris daripada aku ".

" Kau ngomong apa sih !!!!!?... ayo tidur ... besok Senin yang menjengkelkan loh .... ".

Begitulah Haidar telah membuat pilihan untuk hidupnya semenjak remaja. Perdebatan panjang tak terelakkan setiap saat, dan dia selalu bisa memenangkannya. Dengan konsekuensi luar biasa yang harus ditanggung. Yaitu kuliah kedokteran dan belajar bisnis secara bersamaan.

Beruntung dia dikaruniakan kecerdasan luar biasa yang diturunkan dari sang mama. Tekad kuat untuk menjadi seorang dokter dengan persyaratan harus tetap belajar ekonomi dan bisnis. Sepulang sekolah, ia dan kakaknya datang ke kantor sang ayah dan menerima pelajaran langsung dari para dosen terkenal. Haidar dan Namu belajar bersama dengan giat.

Perbedaannya adalah, Namu belajar dengan sepenuh hati sedangkan Haidar demi memenuhi persyaratan agar ia bisa melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran.

Tapi kata hati memang tidak dapat diingkari. Setelah masa koas-nya dan wisuda profesi dokter, ia segera melanjutkan pendidikan spesialisasinya. Terjadilah perdebatan yang panjang dan tak berujung, yang membuat hubungannya dengan sang ayah menjadi sedikit renggang.

Kemudian Namu hadir sebagai seorang penyelamat dengan kepiawaiannya bernegosiasi. Menjadi penengah untuk sang kaisar dan putra mahkotanya. Membuat ayah dan anak itu kembali saling melembutkan hati.

Sebuah anak perusahaan yang baru saja berdiri diserahkan pada Haidar untuk dikelola. Menjabat sebagai direktur sambil kuliah spesialis bedah, ternyata Haidar mampu menjalaninya dengan cukup mulus. Satu hal yang tidak diketahui Mandala ayah mereka, bahwa Namu banyak memberikan bantuan berupa saran dan jejaring pada perusahaan adiknya itu. Dan Haidar tetap pada jiwa bebasnya yang lebih memilih untuk mengabdi pada kemanusiaan.

Satu-satunya dokter spesialis yang tidak mau diangkat sebagai pegawai tetap oleh institusi kesehatan di negari ini. Memilih mengabdi dengan menentukan sendiri ia akan berada dimana. Seperti saat ini, berada di sebuah pulau kecil yang baru saja dua tahun ini mendapatkan fasilitas kesehatan rawat jalan dan rawat inap yang terus ditingkatkan pelayanannya. Dengan senang hati mengisi kekosongan tenaga medis, dan hanya sebagai pegawai kontrak. Sambil tetap mengendalikan perusahaan yang dipimpinnya dan tetap menutupi identitas sebenarnya.

Saat itu hari sudah benar-benar menjadi gelap ketika Jeep yang dibawa Haidar tiba disebuah bangunan yang masih terbilang baru dan cukup besar. Dari cat yang dominan hijau dan putih, langsung terlihat jika itu adalah sebuah fasilitas kesehatan milik pemerintah. Tampak dua orang wanita dan seorang pria telah bersiap menanti kehadirannya. Lalu dengan sigap mengeluarkan dan membawa pasien ibu hamil ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dengan menggunakan brankar ambulance strecher.

" Dokter Yulia sudah siap ? ".

" Sudah dok ", sigap si pria itu menjawab pertanyaan Haidar.

Sementara itu di sebuah ruangan, telah menunggu seorang dokter wanita yang terlihat tenang sedikit gugup. Usianya mungkin sepantaran dengan dokter Haidar. Tanpa banyak bertanya, wanita itu segera menarik Haidar dan membawanya menepi.

" Kau melakukan SC disini .... lagi ????", akhir kata ditekankan dengan kuat selaras dengan sinar matanya yang bergerak resah.

" Mau sesuai prosedur ?... menyia-nyiakan kesempatan ... dan mungkin akan kehilangan dua-duanya ? ".

" Kau !!!!.... ah, kau tidak.... ah kau tidak memikirkan bagaimana nasibku nantinya jika sampai terjadi hal paling buruk ... aku yang bertanggung jawab disini ".

" Dokter Yulia...... jika kita harus sesuai SOP, merujuk pasien ini ke PONEK rumah sakit besar yang butuh waktu dua jam dengan ambulance kapal.... sedangkan dalam cuaca buruk dan badai besar .... ".

" Aku tahu itu !!! ", dokter Yulia memotong cepat. Dengan satu tatapan dalam dan satu tarikan nafas panjang .... akhirnya wanita ini menyerah. " Baiklah ... mari kita hadapi bersama ... ".

" Thats a good doctor..... aku bersiap. Tolong kau bicara dengan suaminya... sampaikan semuanya dengan santun dan ramah ".

" Ah ... kau ini.... urusan humas selalu kau lempar padaku ".

" Karena kau ahlinya .... manis ", seringai Haidar dengan nada menggodanya.

Dokter Yulia hanya menghela nafas sambil menggedigkan bahunya, lalu melangkah keluar menemui suami dari pasien seperti yang diminta Haidar. Ia adalah teman seangkatan Haidar saat menempuh pendidikan dokter umum dulu. Keduanya tidak terlalu berteman dekat tapi cukup sering berada dalam satu tim, sehingga Yulia mengenal bagaimana kesigapan dan kecerdasan Haidar. Mereka bertemu lagi dalam obrolan disebuah sosial media. Lalu Yulia bercerita bahwa dirinya ditempatkan disebuah pulau dan bertanggung jawab untuk sebuah pusat kesehatan masyarakat tingkat pertama.

Satu tahun ini Haidar yang berstatus sebagai dokter tidak tetap dan dalam masa pengabdian, telah menemani Yulia. Semua cerita tentang bagaimana tenaga medis yang sepertinya tidak bersemangat untuk menjalani tugas di tempat ini berbuah janji dari Haidar untuk segera bergabung di sana. Dan pria itupun benar-benar menepati janjinya.

" Gown ... ", pinta Haidar pada dua orang perawat yang membantunya. Sementara kedua tangannya tetap terangkat ke atas.

Setelah seorang perawat memakaikan sebentuk gaun berwarna biru muda dan juga penutup kepalanya, Haidar langsung memakai sarung tangan lateks panjang dengan bantuan satu orang perawat lagi. Saat itulah dokter Yulia datang dan langsung memakaikan hal yang sama pada dirinya.

" Sapto ... ", panggil Haidar.

" Siap dok.... ", seorang pria dari arah belakang Haidar menjawab cepat. Dia adalah seorang perawat anastesi. " Sudah siap dok .. ".

Sapto terlihat merapikan peralatan injeksi anastesi spinal yang baru saja digunakannya. Meskipun dia seorang perawat, tapi skill atau kemampuannya telah menyamai dokter spesialis anastesi. Medan yang berat serta tuntutan kebutuhan reaksi penyelamatan yang membuat pribadinya tertempa seperti itu. Apalagi Sapto adalah putra asli kelahiran pulau ini, keterikatan batin dan tanggung jawab hati yang tulus membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan matang.

" Ibu Wening.... jangan putus berdoa ya. Kita mulai operasinya sekarang ", Haidar menyempatkan berinteraksi dengan pasiennya. Wanita itu mengangguk penuh kepasrahan.

" Sreeek ", suara tirai itu ditutup. Menghalangi pandangan si ibu. Ia hanya merasakan bagian bawah tubuhnya seperti digoyang-goyangkan.

Ruangan itu kembali menjadi tempat operasi darurat, dengan penerangan yang kurang memenuhi standar. Yulia, dokter yang juga adalah kepala di instalasi kesehatan tersebut rela kembali menjadi asisten rekannya yang sebenarnya hanyalah pegawai magang disitu. Kedua orang dokter yang ditemani satu perawat anestesi dan dua orang bidan itu kembali menerjang keterbatasan dan kakunya sebuah sistem.

Ini adalah operasi sectio Caesarea darurat yang kedua kalinya dilakukan. Hampir setahun yang lalu mereka telah melakukannya, bahkan saat itu lebih parah lagi dengan perdarahan yang terjadi. Seorang ibu hamil tiga puluh lima minggu yang jatuh terpeleset dan tertimpa mesin cuci yang dijadikan pegangan olehnya. Saat itu kondisi cuaca tidak jauh beda dengan saat ini. Gelombang pasang yang tinggi dan cuaca yang sangat buruk. Membuat satu-satunya transportasi dengan kapal laut tidak bisa dilakukan. Pilihannya ada dua, menunggu kematian itu, atau menyiasati kematian.

Dokter Haidar pada akhirnya berhasil meyakinkan dokter Yulia, dan beruntung operasi itu sukses besar. Ibu dan bayinya berhasil diselamatkan. Tapi kedua dokter itu yang tidak selamat dari sidang tim audit komite medik. Tindakan mereka dinilai telah melanggar Standar Operasional Prosedur atau SOP yang ada, dan dianggap bertindak tidak sesuai wewenangnya. Hanya saja kenyataan bahwa ibu dan bayinya berhasil selamat, membuat keduanya hanya diberi sangsi berupa surat peringatan.

Haidar memberikan isyarat untuk mendekatkan dua lampu tindakan kebidanan sekaligus, karena ruangan itu memang bukan ruang operasi dengan lampu operasi yang terstandar. Tapi dua lampu halogen itu sudah sangat membantu. Dan Haidar bersama dokter Yulia telah berkonsentrasi tinggi untuk melakukan pekerjaan malam itu secermat, secepat dan sehati-hati mungkin.

Lihatlah bagaimana manusia-manusia mulai itu dengan keyakinan dan ketulusannya berusaha untuk tetap menyintas batas. Demi menyelamatkan nyawa sesamanya, demi memberikan harapan hidup bagi sebuah kehidupan baru. Walaupun yang mereka pertaruhkan, tidak hanya nama baik, namun juga kebebasan mereka seandainya semua tidak berjalan seperti yang diharapkan. Tapi jiwa penolong mereka tidak bisa terpenjara oleh sebuah aturan, mereka tidak bisa hanya menunggu sambil terpaku melihat kematian yang menari menghampiri tanpa menyiasati dan bernegosiasi dengan tindakan. Setidaknya jangan sekarang kau datang wahai kematian.

Dan ke lima orang seperti mereka itu bertebaran dipenujuru bumi ini. Orang-orang bersayap malaikat dengan segaris senyuman yang tak pernah pudar. Hanya saja, keberadaan mereka yang berhati mulia itu sering tercederai oleh gemerlapnya dunia. Sehingga mereka seolah menghilang, tenggelam oleh berita buruk para oknum yang lupa dengan kodratnya sebagai manusia yang harus menyebar kebajikan.

Saat ini Haidar sudah melakukan tahap kedua dalam operasi Caesarea, yaitu histeretomi yang merupakan sebuah prosedur membuka uterus atau rahim dengan insisi atau penyayatan. Setelah sebelumnya melakukan laparatomi dengan insisi kulit, insisi subkutaneus, insisi lapisan fascia dan insisi lapisan otot rectus. Inilah keempat lapisan pelindung yang diciptakan oleh Sang Maha Kuasa dalam tubuh malaikat pelindung setiap bayi, malaikat itu bernama 'ibu'.

Kedua tangan Haidar yang mengenakan sarung tangan lateks itu telah bersimbah darah. Pada akhirnya cairan ketuban pun dipecahkan keluar dari lapisan yang menahannya. Dan kepala mungil yang berselaput lemak serta darah itu terlihat mulai dilahirkan dibantu dengan kedua tangan Haidar.

" Resusitasi Neonatus ? ", tanya Haidar sambil mulai melakukan rotasi kepala bayi ke arah oksiput transversal. Lalu melakukan traksi atau penarikan bayi sesuai dengan arah sumbu jalan lahir ke bawah secara perlahan hingga bahu anterior masuk ke insisi histerotomi.

" Siap ... ".

Bayi itu sangat mungil, dia tidak menangis dan kulitnya tampak pucat dan sedikit membiru. Dokter Yulia segera menerima mahluk mungil yang tidak berdaya itu . Dibantu seorang bidan segera menyedot cairan mekonium dari hidung dan mulut si kecil, tapi dia masih diam tidak memberikan respon. Haidar yang menyadari tidak terdengar tangisan, ia melirik dengan hati berdebar cemas.

" Ayolah jagoan .... " dokter Yulia menggosok-gosok punggung bayi itu, belum ada respon.

Dan dokter cantik itu mulai berkeringat cemas, sementara jantungnya berpacu dengan cepat. Ia terus mengumandangkan doa dalam hatinya tak henti, serta melakukan Kompresi atau menekan dada bayi secara konsisten untuk merangsang kerja jantung dan melancarkan sirkulasi darah bayi. Setelah hampir tiga menit yang serasa tiga abad penuh ketegangan itu, akhirnya suara jerit lengking tangisan itu memecah malam. Si bayi mungil itu berangsur-angsur menjadi memerah menandakan peredaran darahnya yang mulai normal.

Haidar yang baru saja memberikan oksitosin dan masih melakukan tahap reparasi uterus atau rahim saat si jagoan kecil itu menangis mengumumkan keberadaannya. Pria itu tersenyum, terlihat dari sepasang matanya yang menyipit. Beberapa puluh menit kemudian operasi darurat itu telah benar-benar selesai.

" Dokter .... terimakasih ", ucap sang ibu dengan sedikit lelehan air matanya.

" Sama-sama Bu.... kita juga sangat berterimakasih pada ibu, mampu bertahan sejauh ini. Tetap berdoa untuk kesehatan semuanya ya Bu ".

" Ya dokter... tapi anak saya baik-baik saja ?... boleh saya melihatnya lagi ? ".

" Sebentar ya Bu ... masih diperiksa dulu sama dokter Yulia. Oh ya... nanti ibu akan menggigil beberapa saat, itu karena suntikan yang diberikan. Tidak apa-apa... nanti bisa minum teh manis panas untuk meredakannya. Sekarang ibu istirahat dulu ya ".

Ibu itu mengangguk, ia menarik nafas panjang. Kali ini sedikit kelegaan mulai nampak dipeluk matanya. Wanita ini belum usai dalam perang pertaruhan hidup dan matinya. Ia hanya sejenak beristirahat, tapi bahaya masih mengintai. Namun setidaknya musuh terbesar telah tumbang.

Terpopuler

Comments

Rinisa

Rinisa

Author nya dokter ya....😍😍😍

2022-04-20

0

Zeeylaa To Zila

Zeeylaa To Zila

pejuang sc.. dengat tekanan darah tinggi..
q pon bgitu

2022-01-23

0

ᰔᩚ 𝙼𝚊𝚖 𝚄𝚖𝚎𝚢𝚜 ♡ᰔᩚ

ᰔᩚ 𝙼𝚊𝚖 𝚄𝚖𝚎𝚢𝚜 ♡ᰔᩚ

❤❤❤

2021-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Cerita Si Sulung
2 Cerita Si Sulung (2)
3 Cerita Si Sulung (3)
4 Cerita Si Sulung (4)
5 If My Heart Was Torn In Two
6 If My Heart Was Torn In Two (2)
7 If My Heart Was Torn In Two (3)
8 If My Heart Was Torn In Two (4)
9 If My Heart Was Torn In Two (5)
10 Let's Me Know That You Loved Me
11 Let's Me Know That You Loved Me (2)
12 Let's Me Know That You Loved Me (3)
13 Let's Me Know That You Loved Me (4)
14 The end of the season that I don't know if I loved you
15 The end of the season that I don't know if I loved you (2)
16 PENGUMUMAN
17 The end of the season that I don't know if I loved you (3)
18 The end of the season that I don't know if I loved you (4)
19 The end of the season that I don't know if I loved you (5)
20 The Silent White Knight
21 The Silent White Knight (2)
22 The Silent White Knight (3)
23 The Silent White Knight (4)
24 Sebuah Janji
25 Sebuah Janji (2)
26 Sebuah Janji (3)
27 Sebuah Janji (4)
28 Sebuah Janji (5)
29 Sebuah Janji (6)
30 Sebuah Janji (7)
31 Mengurai Masai, Menggenapi Janji
32 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (2)
33 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (3)
34 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (4)
35 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (5)
36 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (6)
37 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (7)
38 Dua Pria Yang Saling Bercerita
39 Dua Pria Yang Saling Bercerita (2)
40 Dua Pria Yang Saling Bercerita (3)
41 Melukis Pelangi
42 Melukis Pelangi (2)
43 Melukis Pelangi (3)
44 Melukis Pelangi (4)
45 Melukis Pelangi (5)
46 Melukis Pelangi (6)
47 Kita Harus Bicara
48 Kita Harus Bicara (2)
49 Kita Harus Bicara (3)
50 Kita Harus Bicara (4)
51 Kita Harus Bicara (5)
52 Involved & Entangled
53 Involved & Entangled (2)
54 Involved & Entangled (3)
55 Involved & Entangled (4)
56 Envolved & Entangled (5)
57 Envolved & Entangled (6)
58 RELUNG
59 Relung (2)
60 Relung (3)
61 Relung (4)
62 Relung (5)
63 Relung (6)
64 If The Time Has Come
65 If The Time Has Come (2)
66 If The Time Has Come (3)
67 If The Time Has Come (4)
68 If The Time Has Come (5)
69 Merenda Romansa
70 Merenda Romansa (2)
71 Merenda Romansa (3)
72 Merenda Romansa (4)
73 Merenda Romansa (5)
74 Merenda Romansa (6)
75 Merenda Romansa (7)
76 Merenda Romansa (8)
77 Belantara Rasa
78 Belantara Rasa (2)
79 Belantara Rasa (3)
80 Belantara Rasa (4)
81 Belantara Rasa (5)
82 Belantara Rasa (6)
83 Belantara Rasa (7)
84 Belantara Rasa (8)
85 Belantara Rasa (9)
86 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace
87 In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (2)
88 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (3)
89 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (4)
90 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (5)
91 In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (6)
92 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (7)
93 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (8)
94 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (9)
95 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (10)
96 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (11)
97 Bagaimana Dengan Cemburu ?
98 Bagaimana Dengan Cemburu (2)
99 Bagaiamana Dengan Cemburu (3)
100 Bagaimana Dengan Cemburu (4)
101 Bagaimana Dengan Cemburu (5)
102 Bagaimana Dengan Cemburu (6)
103 Bagaimana Dengan Cemburu (7)
104 Bagaimana Dengan Cemburu (8)
105 Cinta Itu .........
106 Cinta Itu ........... (2)
107 Cinta Itu ..... (3).
108 Cinta Itu.......... (4)
109 Cinta Itu ...... (5)
110 Cinta Itu ....... (6)
111 Cinta Itu ........ (7)
112 Cinta Itu ........ (8)
113 Merajut Pelangi Musim Gugur
114 Merajut Pelangi Musim Gugur (2)
115 Merajut Pelangi Musim Gugur (3)
116 Merajut Pelangi Musim Gugur (4)
117 Merajut Pelangi Musim Gugur (5)
118 Merajut Pelangi Musim Gugur (6)
119 Merajut Pelangi Musim Gugur (7)
120 Merangkai Rasa Menjembatani Cinta
121 Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (2)
122 Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (3)
123 Than You Look At Me (1)
124 Than You Look At Me (2)
125 Than You Look At Me (3)
126 Than You Look At Me (4)
127 Than You Look At Me (5)
128 Than You Look At Me (6)
129 Than You Look At Me (7)
130 Than You Look At Me (8)
131 Than You Look At Me (9)
132 Rentang Biru
133 Rentang Biru (2)
134 Rentang Biru (3)
135 Rentang Biru (4)
136 Rentang Biru (5)
137 Rentang Biru (5)
138 Rentang Biru (6)
139 Rentang Biru (7)
140 Rentang Biru (8)
141 Aral Yang Mengeratkan
142 Aral Yang Mengeratkan (2)
143 Aral Yang Mengeratkan (3)
144 Aral Yang Mengeratkan (4)
145 Aral Yang Mengeratkan (5)
146 Aral Yang Mengeratkan (6)
147 Aral Yang Mengeratkan (7)
148 Aral Yang Mengeratkan (8)
149 Aral Yang Mengeratkan (9)
150 Aral Yang Mengeratkan (10)
151 Aral Yang Mengeratkan (11)
152 Variable
153 Variabel (2)
154 Variabel (3)
155 Variable (4)
156 Variabel (5)
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Cerita Si Sulung
2
Cerita Si Sulung (2)
3
Cerita Si Sulung (3)
4
Cerita Si Sulung (4)
5
If My Heart Was Torn In Two
6
If My Heart Was Torn In Two (2)
7
If My Heart Was Torn In Two (3)
8
If My Heart Was Torn In Two (4)
9
If My Heart Was Torn In Two (5)
10
Let's Me Know That You Loved Me
11
Let's Me Know That You Loved Me (2)
12
Let's Me Know That You Loved Me (3)
13
Let's Me Know That You Loved Me (4)
14
The end of the season that I don't know if I loved you
15
The end of the season that I don't know if I loved you (2)
16
PENGUMUMAN
17
The end of the season that I don't know if I loved you (3)
18
The end of the season that I don't know if I loved you (4)
19
The end of the season that I don't know if I loved you (5)
20
The Silent White Knight
21
The Silent White Knight (2)
22
The Silent White Knight (3)
23
The Silent White Knight (4)
24
Sebuah Janji
25
Sebuah Janji (2)
26
Sebuah Janji (3)
27
Sebuah Janji (4)
28
Sebuah Janji (5)
29
Sebuah Janji (6)
30
Sebuah Janji (7)
31
Mengurai Masai, Menggenapi Janji
32
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (2)
33
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (3)
34
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (4)
35
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (5)
36
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (6)
37
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (7)
38
Dua Pria Yang Saling Bercerita
39
Dua Pria Yang Saling Bercerita (2)
40
Dua Pria Yang Saling Bercerita (3)
41
Melukis Pelangi
42
Melukis Pelangi (2)
43
Melukis Pelangi (3)
44
Melukis Pelangi (4)
45
Melukis Pelangi (5)
46
Melukis Pelangi (6)
47
Kita Harus Bicara
48
Kita Harus Bicara (2)
49
Kita Harus Bicara (3)
50
Kita Harus Bicara (4)
51
Kita Harus Bicara (5)
52
Involved & Entangled
53
Involved & Entangled (2)
54
Involved & Entangled (3)
55
Involved & Entangled (4)
56
Envolved & Entangled (5)
57
Envolved & Entangled (6)
58
RELUNG
59
Relung (2)
60
Relung (3)
61
Relung (4)
62
Relung (5)
63
Relung (6)
64
If The Time Has Come
65
If The Time Has Come (2)
66
If The Time Has Come (3)
67
If The Time Has Come (4)
68
If The Time Has Come (5)
69
Merenda Romansa
70
Merenda Romansa (2)
71
Merenda Romansa (3)
72
Merenda Romansa (4)
73
Merenda Romansa (5)
74
Merenda Romansa (6)
75
Merenda Romansa (7)
76
Merenda Romansa (8)
77
Belantara Rasa
78
Belantara Rasa (2)
79
Belantara Rasa (3)
80
Belantara Rasa (4)
81
Belantara Rasa (5)
82
Belantara Rasa (6)
83
Belantara Rasa (7)
84
Belantara Rasa (8)
85
Belantara Rasa (9)
86
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace
87
In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (2)
88
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (3)
89
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (4)
90
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (5)
91
In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (6)
92
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (7)
93
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (8)
94
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (9)
95
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (10)
96
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (11)
97
Bagaimana Dengan Cemburu ?
98
Bagaimana Dengan Cemburu (2)
99
Bagaiamana Dengan Cemburu (3)
100
Bagaimana Dengan Cemburu (4)
101
Bagaimana Dengan Cemburu (5)
102
Bagaimana Dengan Cemburu (6)
103
Bagaimana Dengan Cemburu (7)
104
Bagaimana Dengan Cemburu (8)
105
Cinta Itu .........
106
Cinta Itu ........... (2)
107
Cinta Itu ..... (3).
108
Cinta Itu.......... (4)
109
Cinta Itu ...... (5)
110
Cinta Itu ....... (6)
111
Cinta Itu ........ (7)
112
Cinta Itu ........ (8)
113
Merajut Pelangi Musim Gugur
114
Merajut Pelangi Musim Gugur (2)
115
Merajut Pelangi Musim Gugur (3)
116
Merajut Pelangi Musim Gugur (4)
117
Merajut Pelangi Musim Gugur (5)
118
Merajut Pelangi Musim Gugur (6)
119
Merajut Pelangi Musim Gugur (7)
120
Merangkai Rasa Menjembatani Cinta
121
Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (2)
122
Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (3)
123
Than You Look At Me (1)
124
Than You Look At Me (2)
125
Than You Look At Me (3)
126
Than You Look At Me (4)
127
Than You Look At Me (5)
128
Than You Look At Me (6)
129
Than You Look At Me (7)
130
Than You Look At Me (8)
131
Than You Look At Me (9)
132
Rentang Biru
133
Rentang Biru (2)
134
Rentang Biru (3)
135
Rentang Biru (4)
136
Rentang Biru (5)
137
Rentang Biru (5)
138
Rentang Biru (6)
139
Rentang Biru (7)
140
Rentang Biru (8)
141
Aral Yang Mengeratkan
142
Aral Yang Mengeratkan (2)
143
Aral Yang Mengeratkan (3)
144
Aral Yang Mengeratkan (4)
145
Aral Yang Mengeratkan (5)
146
Aral Yang Mengeratkan (6)
147
Aral Yang Mengeratkan (7)
148
Aral Yang Mengeratkan (8)
149
Aral Yang Mengeratkan (9)
150
Aral Yang Mengeratkan (10)
151
Aral Yang Mengeratkan (11)
152
Variable
153
Variabel (2)
154
Variabel (3)
155
Variable (4)
156
Variabel (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!