If My Heart Was Torn In Two (5)

Beberapa orang pria berseragam militer Korea Selatan nampak baru saja keluar dari pintu kedatangan internasional. Wajah mereka terlihat ceria, meskipun nampak ada rasa lelah. Tentu saja, lihatlah yang menyambut kedatangan mereka. Para istri, kekasih dan juga anak-anak yang berseru dengan rindu.

Pemandangan itu sangat memanjakan sepasang mata Namu. Walaupun ia tidak mengenal mereka, tapi aura kebahagiaan ya6 membuncah itu seolah memenuhi atmosfer disekitarnya.

Lihatlah pria berseragam yang langsung memberikan kecupan mesra yang dalam dan panjang pada kekasihnya itu. Lalu pria yang satunya, tanpa bisa menahan lagi ia langsung berlutut dan mendekap perut istrinya yang membuncit. Bahkan air mata bahagia terlihat bergulir pelan di pipi pria kekar itu. ' Ini ayah nak ', pasti begitu ia berbisik pada bayi dalam perut istrinya.

Sementara itu dua orang bocah yang segera berlari mendahului para ibu mereka, tertawa lepas dan langsung hinggap pada pelukan ayah-ayah mereka yang tengah berlutut menyambut. Indah sekali bukan cinta itu ? .

Lusa adalah hari Chuseok , sebuah festival panen utama dan hari libur nasional selama tiga hari di Korea Selatan yang dirayakan secara besar-besaran pada hari ke-15 bulan ke-8 kalender lunar. Seperti halnya kebanyakan festival panen lainnya di seluruh dunia, Chuseok dirayakan gugur. Tak heran jika banyak keluarga yang mulai berkumpul. Mungkin seperti hari raya Lebaran Idul Fitri di Indonesia ya, pikir Namu.

Menunggu kedatangan Cinta menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan apalagi pemandangan penuh kebahagiaan yang tersaji dihadapannya sedari tadi, sungguh membuat ia tidak menjadi bosan. Namu ikut terharu saat seorang anak kecil yang sudah sangat rindu dengan ayahnya yang bertugas sebagai tentara, menangis di gendongan pria tercinta itu. Ia bahkan juga ikut tersipu malu saat seorang gadis melompat kedalam pelukan pria kekasihnya.

Lalu sosok itu nampak berjalan dengan anggun. Kakinya yang jenjang berbalut celana panjang ketat semakin memperindah tampilan. Rambut panjang itu diikut keatas, berpadu dengan stelan atasan cantik berwarna merah hati dengan potongan acak yang indah menonjolkan kesempurnaan lekuk sang pemakai. Kulitnya seperti madu yang segar dan manis, tidak putih seperti orang-orang di tempat ini. Tapi dia sangat sempurna di mata Namu.

Benar saja, tidak hanya seorang Namu yang terpesona. Beberapa pria bahkan ikut memandang takjub pada gadis ini. Seolah tak bisa melepaskan pandangan mereka dari lekuk tubuh yang sempurna dan dan artistiknya wajah gadis ini.

' Ish.... kenapa mantelnya tidak dipakai ' , geram Namu dalam hati.

" Nona..... di luar sangat dingin. Kau pake mantel mu ".

" Kakak ... ", suara itu terdengar sangat terkejut.

Namu segera menghentikan langkah Cinta dan memberi isyarat pada gadis itu untuk segera mengenakan mantel hijau lumut yang dari tadi sudah dipersiapkannya.

" Kok kamu tahu aku ke mari ? . Pasti mama nih yang ember ini itu .... dibilangin juga ... ".

" Om Juna kok yang minta tolong jemput. Kau 'kan sembrono ..... ".

" Ish... kebiasaan deh. Ayo ....". Cinta bergegas menarik kopernya, tapi keburu disambar oleh Namu.

Langkah pria tinggi itu panjang dan tegap, untungnya Cinta juga lumayan tinggi. Sehingga ia tidak terlalu kerepotan mengikuti. Tapi tetap saja, hak sepatu lars-nya lumayan mengganggu.

" Hadeeeeh.... istrinya mau melahirkan ya pak ".

' Greb ', dan satu dekapan Cinta pada lengan Namu membuat pria itu berhenti sesaat.

" Kau pasti kangen padaku " .

" Hah ?!!! .... heeemmphhh ... hi... hi .. hi ...". Dan Cinta pun tak lagi menahan tawanya. " Iyaaa.... aku kangen omelanmu ... kangen lenganmu yang kekar ini juga ".

Dan Cinta tidak mengetahui jika kini hati seorang pria dalam gelayutnya itu tengah berkecamuk oleh badai asmara. Ia bahkan tidak menyadari kalau sepasang mata itu sudah sangat berkabut oleh rindu. Gadis ini tidak mengerti bagaimana Namu mencengkeram erat handle koper yang ditariknya, dan berusaha sekuat tenaga menjaga kewarasannya.

Namu telah begitu banyak melihat bagaimana orang saling menyongsong cinta . Ia pun sangat berharap menjadi seperti seorang pemuda yang dilihatnya tadi. Yang menyambut kepulangan sang kekasih hati dengan luapan rasa rindu.

Menyambut Cinta dengan kedua lengannya yang terbuka lebar. Lalu merasakan tubrukan di dadanya, saat Cinta berlari dan menghambur ke pelukan. Kemudian membawa tubuh gadis itu berputar beberapa kali sambil tersenyum hangat dan menyelami sepasang mata bersinar lembut. Bahkan ia tidak akan segan untuk membenamkan bibirnya pada kelembutan bibir Cinta yang merekah. Pasti sangat manis ..... aaah, Namu tiba-tiba menjadi gila sendiri dengan hayalan liarnya.

" Kaak .... kok bengong ".

" Hah ?!! .... oh, ayo ".

Namu menggelengkan kepalanya dengan kasar dan kembali melangkah keluar, masih dengan Cinta yang bergelayut manja di lengannya.

" Kita ke hotel dulu.... atau kau mau menyusul semuanya ke rumah Om Teddy ? . Tapi..... ", Namu melirik jam tangannya. "Ini sudah waktunya gladi bersih di gedung.... kita ke sana saja dulu ya ".

" Ih ... untuk apa kau tawarkan, kalau keputusan ada ditangan mu ".

Namu tertawa melihat Cinta yang mulai cemberut seperti biasanya. Keduanya lalu bergegas memanggil taxi untuk segera bisa berangkat ke gedung tempat Hyoriin dan Lee akan melangsungkan pernikahan.

" Apa yang membuat mu berubah pikiran ? ". Tanya Namu setelah keduanya duduk di dalam taxi. " Ikut menyusul kemari ? ".

" Yang jelas aku mulai sedikit rindu ".

' Deg ', Namu merasakan jantungnya seperti terpukul sesaat.

" Rindu omelan dan kritikan mu ..... ". Cinta menyambung kalimat nya dengan tawa berderai. Ia tidak tahu bagaimana pemuda di sebelahnya menata hati.

' Keterlaluan ', Namu menggeram sebal. Tapi dia bisa apa.

" Sebenarnya ..... ada pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan. Tapi sekarang sudah beres kok... besok sampai di tanah air kau akan dapat laporan selengkapnya. Jadi.... konsentrasilah untuk permasalahan yang disini ".

" Kenapa tidak kau laporkan saja sekarang ".

" Hei ....!!!! " . Cinta melirik Namu dengan tatapan yang tajam mengiris. " Kan sudah kubilang ..... konsentrasi untuk yang disini. Hyoriin dan keluarganya. Mereka lebih butuh perhatian mu. Percaya sedikit laaaah..... dengan ku dan para staff mu ".

" Hem... okay. Tapi ada yang aneh ... ".

" Apanya yang aneh ? ", Cinta cemberut.

" Ada masalah cukup berat.... tapi tidak ada telpon darimu lima hari ini.... sama sekali. Biasanya, sehari lebih dari tiga kali kau menerobos ke ruangan ku untuk bertanya ini itu ".

" Hei.... kau harusnya yang introspeksi Kak ", suara Cinta meninggi. " Tuan Namu Perkasa yang terlalu over perfeksionis.... membuat para bawahannya ketakutan mengeluarkan ide ataupun melakukan manuver kecil....... takut tidak memenuhi ekspektasi mu ".

" Ohhh ... ".

" Cuma ooh... ", Cinta mendelik kesal.

" Kau ingin apa ? .... katanya Mr. Perfeksionis ini jadi mengurangi kebebasan berkreasi kalau banyak ngomong ".

" Siapa yang bilang begitu ?. Aku tidak bilang begitu ".

" Memang tidak begitu .... tapi maknanya begitu Cinta. Ah sudahlah .... ayo kita sudah sampai ".

Tak terasa taxi yang mereka tumpangi sudah memasuki halaman sebuah gedung. Namu dan Cinta pun bergegas turun.

" Kau mau berapa lama di Korea ? ", Namu bertanya sambil mengangkat koper milik Cinta.

" Kenapa memangnya ? ", selidik Cinta.

" Bawaanmu begitu ringkas ... ini ".

" He... he... masih ada banyak hal yang harus ku selesaikan. Dan Minggu depan aku ada janji dengan mas Alend dan timnya ". Cinta berkata dengan ringan dan riang.

" Mas Alend ? .... kau memanggilnya begitu ? ".

" Dia yang minta ".

' Sudah sedekat apa kalian berdua '. Tanya yang tak tersampaikan itu seperti menambah perih dengan sayatannya. Namu pun berusaha untuk tetap tersenyum dan menutupi perih itu.

" Dia sedang ke Jepang ..... mungkin kalau longgar akan menyusul mu kemari. Begitu katanya kemarin ".

" Oh .... baiklah. Biar nanti aku telpon saja ".

Ada begitu banyak pria yang mendekati dan berusaha menggenggam hati seorang Cinta, selama ini. Tapi tidak ada satupun yang membuat rasa seperti ini di hati Namu. Mungkin karena Cinta selalu tidak memperdulikan para pria itu. Tapi kali ini sungguh berbeda. Apakah ini waktunya ? ..... dimana Namu harus kembali pada persaan yang seharusnya untuk Cinta.

' Jika memang benar kau sudah menemukan pilihan hatimu ...... maka aku akan kembali belajar melupakan mu. Tapi pasti butuh waktu yang tidak sebentar. Aku sudah terlalu menyayangimu dan begitu mendambakan mu..... selayaknya pria pada seorang wanita. Cinta ..... maafkan aku '.

........................

Pernikahan selalu menjadi saat yang terindah dan termanis bagi sebagian besar orang. Membutuhkan persiapan yang tidak sederhana untuk semuany, tidak hanya mempelai dan keluarga tapi juga untuk para tamu. Tidak terkecuali dengan rombongan Arjuna dari Indonesia. Ini adalah pernikahan dari putri sahabat mereka, tentu saja mengharuskan mereka tampil sebaik mungkin.

" Namu .... Cinta tadi balik lagi ke kamarnya. Kau berangkat dengannya 'kan ? ".

" Ya Tante.... biar aku susul sebentar. Yang lain berangkat dulu saja ".

Akhirnya Namu yang mengenakan stelan tuxedo abu-abu kini sudah berdiri di depan pintu kamar Cinta. Mengetuknya beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Ia pun memutuskan untuk memutar kenop pintu, beruntung tidak terkunci.

" Mama.... ah, kak Namu ". Wajah Cinta namoak sedikit gugup dengan semburat merah jambu di pipinya, ia tersipu.

" Kenapa ? kok lama sekali .... ". Tiba-tiba Namu mendapati sesuatu yang tidak beres.

Gadis di hadapan berdiri dengan canggung sambil terus menahan gaunnya yang berwarna lavender dengan kedua tangan di bagian dada. Cinta terlihat gelisah dan mundur perlahan-lahan.

" Mama mana kak ? ".

" Baru saja berangkat. Tinggal kita saja ..... ada apa ? ". Namu mendekat perlahan, tapi Cinta juga mundur menjauh.

" Aduuuh... gimana ya ", Cinta menggigit bibirnya cemas dan bingung.

" Berbaliklah ..... ".

Cinta menatap Namu, ia ragu untuk beberapa saat. Tapi sinar mata pria dihadapannya ini menyiratkan kesungguhan. Perlahan Cinta pun memutar tubuhnya menjadi membelakangi Namu.

Punggung itu terlihat halus dengan warna madu yang cerah. Terbuka dari bagian pundak hingga nyaris menuruni seluruh tulang ekornya. Memperlihatkan lekukan yang eksotik menawan, walaupun hanya sebagian.

Namu tak bersuara, ia hanya melangkah maju perlahan dan mulai meraih resleting yang macet sedikit diatas bagian pinggang gadis ini. Ia dapat merasakan kulit yang halus itu terasa hangat. Perlahan ia menaikkan benda seperti rel kecil itu untuk saling menyatu, menutupi pemandangan indah yang membuat jakunnya naik turun sesaat.

Pengait terakhir telah dipasarkan dan dikunci pada bagian atas gaun ini. Tapi Namu perlu perjuangan besar untuk tetap menjaga kewarasannya. Ya, ia berjuang mengendalikan dirinya sendiri dari godaan manis yang sudah berada dalam genggamannya.

" Sudah ..... ada lagi yang kau kesulitan ? ", tanya Namu dan suara nya serak oleh hasrat.

" Maaf ... bisa kau pasangkan tali penahan ini ? ada kancing di dekat punggung ".

" Ya ....". Hanya itu jawaban Namu, tapi riuh rendah di dalam kalbunya.

Manakala ia kembali harus menyentuh kulit punggung Cinta yang halus dan hangat. Terlebih lagi kini gadis itu menyibakkan rambut panjangnya dengan maksud memudahkan pekerjaan Namu. Tapi hal ini sungguh membuat pemuda ini semakin merasa kesulitan menahan gejolak perasannya.

" Sudah ..... terimakasih, ayo kita berangkat "..

Cinta kembali membalikan badannya, ia sangat cantik dengan gaun berwarna lavender yang lembut. Memperlihatkan pundak dan punggungnya yang indah, serta lehernya yang jenjang. Aksen pita lebar dengan untaian tiga kuntum mawar merah berhias mutiara asli pada pangkalnya, sebenarnya adalah tali penyangga yang tadi dipasangkan oleh Namu. Bertengger manis di bagian atas gaun itu tepatnya disebelah kiri dada bagian atas, terus menyilang hingga ke belakang, sangat indah.

" Ayo berangkat kak ... ".

' Ah ....ya...ya ", Namu tersadar dari keterpesonaannya. " Mantelmu ? ".

" Ini ...". Dan Cinta pun mengenakan mantel berwarna hijau lumut yang elegan menutupi tubuhnya yang berbalut gaun berwarna lavender.

Namu bersyukur karena kini keduanya bergegas keluar dari kamar itu. Ia tidak berani berspekulasi untuk lebih lama lagi berada di kamar itu hanya berdua dengan Cinta. Terlalu berbahaya untuk dirinya yang sudah mulai gila karena terlalu lama jadi penipu rasa. Dan juga untuk Cinta, yang bisa kapan saja menjadi korban naluri seorang pria.

" Kita belum terlambat 'kan kak ? ", tanya Cinta sesaat setelah mobil yang mereka tumpangi melaju.

" Tidak, .... masih ada cukup waktu ".

Saat itu juga suara nada dering terdengar dari dalam clutch yang di bawa Cinta. Gadis itu lalu meraih sumber suara, menekan dan menggeser perlahan ikon gambar telepon pada layarnya.

" Wa'alaikumsalam .... ya, ini sedang bersama kakak. Mas Alend sendiri, sudah di Kyoto ? "

' Deg ! ', jantung Namu tiba-tiba saja seperti berhenti berdetak. Cinta kembali menyebut nama itu dengan panggilan yang menyiratkan kedekatan. Dan kembali sebuah rasa sakit seperti menusuk perlahan, menghunjam tepat di pusat perasaan Namu sebagai seorang pria.

Apalagi kini Cinta berbincang dengan ceria, maka sempurnalah rasa sakit itu.

" Kak.... mas Alend akan menyusul kemari. Kakak masih lama 'kan d Seoul ? " .

" Ya .... mungkin masih satu Minggu lagi ", Namu menjawab penuh keengganan.

" Siiiiiiip ..... ", dan Cinta pun mengacungkan dua ibu jarinya dengan gembira.

Sementara itu Namu juga tersenyum, tapi untuk menyembunyikan perasaannya yang berkecamuk dalam badai salju. Dingin.... dan menggigil, menciptakan rasa sakit menggigit yang membekukan nalar.

' Aku tidak menyukai sorot matamu yang berpendar indah saat menyebutkan namanya

Tapi aku ini siapa ?

Lalu aku harus bagaimana ?

Cinta......

Kenapa tidak namaku saja yang keluar dari bibirmu yang indah itu ?

Lalu kenapa tidak cukup aku saja yang membuat mu bersinar indah ?

Cinta .......

Kau tahu ?

Hatiku kini terbelah menjadi dua

Aku yang waras ingin menjagamu

Dan aku yang gila ingin memilikimu

Cinta........

Ajarkan aku untuk bisa beranjak pergi saja

Atau untuk membunuh rasa yang keterlaluan ini

Ah Cinta.......

Kenapa tidak kau bungkam saja aku !!!!! '

Terpopuler

Comments

Rinisa

Rinisa

Kadang Cinta memang rumit....😍😍😍

2022-04-18

0

Zeeylaa To Zila

Zeeylaa To Zila

sabat namu

2022-01-22

0

sweet@archer

sweet@archer

aaaahhh cinta....
tak terbayangkan dunia tanpa cinta 💕 💕 💕
semangat mbak Reeennn. tetap jaga kesehatan dan selalu bahagia 😊

2021-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 Cerita Si Sulung
2 Cerita Si Sulung (2)
3 Cerita Si Sulung (3)
4 Cerita Si Sulung (4)
5 If My Heart Was Torn In Two
6 If My Heart Was Torn In Two (2)
7 If My Heart Was Torn In Two (3)
8 If My Heart Was Torn In Two (4)
9 If My Heart Was Torn In Two (5)
10 Let's Me Know That You Loved Me
11 Let's Me Know That You Loved Me (2)
12 Let's Me Know That You Loved Me (3)
13 Let's Me Know That You Loved Me (4)
14 The end of the season that I don't know if I loved you
15 The end of the season that I don't know if I loved you (2)
16 PENGUMUMAN
17 The end of the season that I don't know if I loved you (3)
18 The end of the season that I don't know if I loved you (4)
19 The end of the season that I don't know if I loved you (5)
20 The Silent White Knight
21 The Silent White Knight (2)
22 The Silent White Knight (3)
23 The Silent White Knight (4)
24 Sebuah Janji
25 Sebuah Janji (2)
26 Sebuah Janji (3)
27 Sebuah Janji (4)
28 Sebuah Janji (5)
29 Sebuah Janji (6)
30 Sebuah Janji (7)
31 Mengurai Masai, Menggenapi Janji
32 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (2)
33 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (3)
34 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (4)
35 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (5)
36 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (6)
37 Mengurai Masai, Menggenapi Janji (7)
38 Dua Pria Yang Saling Bercerita
39 Dua Pria Yang Saling Bercerita (2)
40 Dua Pria Yang Saling Bercerita (3)
41 Melukis Pelangi
42 Melukis Pelangi (2)
43 Melukis Pelangi (3)
44 Melukis Pelangi (4)
45 Melukis Pelangi (5)
46 Melukis Pelangi (6)
47 Kita Harus Bicara
48 Kita Harus Bicara (2)
49 Kita Harus Bicara (3)
50 Kita Harus Bicara (4)
51 Kita Harus Bicara (5)
52 Involved & Entangled
53 Involved & Entangled (2)
54 Involved & Entangled (3)
55 Involved & Entangled (4)
56 Envolved & Entangled (5)
57 Envolved & Entangled (6)
58 RELUNG
59 Relung (2)
60 Relung (3)
61 Relung (4)
62 Relung (5)
63 Relung (6)
64 If The Time Has Come
65 If The Time Has Come (2)
66 If The Time Has Come (3)
67 If The Time Has Come (4)
68 If The Time Has Come (5)
69 Merenda Romansa
70 Merenda Romansa (2)
71 Merenda Romansa (3)
72 Merenda Romansa (4)
73 Merenda Romansa (5)
74 Merenda Romansa (6)
75 Merenda Romansa (7)
76 Merenda Romansa (8)
77 Belantara Rasa
78 Belantara Rasa (2)
79 Belantara Rasa (3)
80 Belantara Rasa (4)
81 Belantara Rasa (5)
82 Belantara Rasa (6)
83 Belantara Rasa (7)
84 Belantara Rasa (8)
85 Belantara Rasa (9)
86 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace
87 In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (2)
88 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (3)
89 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (4)
90 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (5)
91 In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (6)
92 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (7)
93 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (8)
94 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (9)
95 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (10)
96 In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (11)
97 Bagaimana Dengan Cemburu ?
98 Bagaimana Dengan Cemburu (2)
99 Bagaiamana Dengan Cemburu (3)
100 Bagaimana Dengan Cemburu (4)
101 Bagaimana Dengan Cemburu (5)
102 Bagaimana Dengan Cemburu (6)
103 Bagaimana Dengan Cemburu (7)
104 Bagaimana Dengan Cemburu (8)
105 Cinta Itu .........
106 Cinta Itu ........... (2)
107 Cinta Itu ..... (3).
108 Cinta Itu.......... (4)
109 Cinta Itu ...... (5)
110 Cinta Itu ....... (6)
111 Cinta Itu ........ (7)
112 Cinta Itu ........ (8)
113 Merajut Pelangi Musim Gugur
114 Merajut Pelangi Musim Gugur (2)
115 Merajut Pelangi Musim Gugur (3)
116 Merajut Pelangi Musim Gugur (4)
117 Merajut Pelangi Musim Gugur (5)
118 Merajut Pelangi Musim Gugur (6)
119 Merajut Pelangi Musim Gugur (7)
120 Merangkai Rasa Menjembatani Cinta
121 Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (2)
122 Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (3)
123 Than You Look At Me (1)
124 Than You Look At Me (2)
125 Than You Look At Me (3)
126 Than You Look At Me (4)
127 Than You Look At Me (5)
128 Than You Look At Me (6)
129 Than You Look At Me (7)
130 Than You Look At Me (8)
131 Than You Look At Me (9)
132 Rentang Biru
133 Rentang Biru (2)
134 Rentang Biru (3)
135 Rentang Biru (4)
136 Rentang Biru (5)
137 Rentang Biru (5)
138 Rentang Biru (6)
139 Rentang Biru (7)
140 Rentang Biru (8)
141 Aral Yang Mengeratkan
142 Aral Yang Mengeratkan (2)
143 Aral Yang Mengeratkan (3)
144 Aral Yang Mengeratkan (4)
145 Aral Yang Mengeratkan (5)
146 Aral Yang Mengeratkan (6)
147 Aral Yang Mengeratkan (7)
148 Aral Yang Mengeratkan (8)
149 Aral Yang Mengeratkan (9)
150 Aral Yang Mengeratkan (10)
151 Aral Yang Mengeratkan (11)
152 Variable
153 Variabel (2)
154 Variabel (3)
155 Variable (4)
156 Variabel (5)
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Cerita Si Sulung
2
Cerita Si Sulung (2)
3
Cerita Si Sulung (3)
4
Cerita Si Sulung (4)
5
If My Heart Was Torn In Two
6
If My Heart Was Torn In Two (2)
7
If My Heart Was Torn In Two (3)
8
If My Heart Was Torn In Two (4)
9
If My Heart Was Torn In Two (5)
10
Let's Me Know That You Loved Me
11
Let's Me Know That You Loved Me (2)
12
Let's Me Know That You Loved Me (3)
13
Let's Me Know That You Loved Me (4)
14
The end of the season that I don't know if I loved you
15
The end of the season that I don't know if I loved you (2)
16
PENGUMUMAN
17
The end of the season that I don't know if I loved you (3)
18
The end of the season that I don't know if I loved you (4)
19
The end of the season that I don't know if I loved you (5)
20
The Silent White Knight
21
The Silent White Knight (2)
22
The Silent White Knight (3)
23
The Silent White Knight (4)
24
Sebuah Janji
25
Sebuah Janji (2)
26
Sebuah Janji (3)
27
Sebuah Janji (4)
28
Sebuah Janji (5)
29
Sebuah Janji (6)
30
Sebuah Janji (7)
31
Mengurai Masai, Menggenapi Janji
32
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (2)
33
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (3)
34
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (4)
35
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (5)
36
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (6)
37
Mengurai Masai, Menggenapi Janji (7)
38
Dua Pria Yang Saling Bercerita
39
Dua Pria Yang Saling Bercerita (2)
40
Dua Pria Yang Saling Bercerita (3)
41
Melukis Pelangi
42
Melukis Pelangi (2)
43
Melukis Pelangi (3)
44
Melukis Pelangi (4)
45
Melukis Pelangi (5)
46
Melukis Pelangi (6)
47
Kita Harus Bicara
48
Kita Harus Bicara (2)
49
Kita Harus Bicara (3)
50
Kita Harus Bicara (4)
51
Kita Harus Bicara (5)
52
Involved & Entangled
53
Involved & Entangled (2)
54
Involved & Entangled (3)
55
Involved & Entangled (4)
56
Envolved & Entangled (5)
57
Envolved & Entangled (6)
58
RELUNG
59
Relung (2)
60
Relung (3)
61
Relung (4)
62
Relung (5)
63
Relung (6)
64
If The Time Has Come
65
If The Time Has Come (2)
66
If The Time Has Come (3)
67
If The Time Has Come (4)
68
If The Time Has Come (5)
69
Merenda Romansa
70
Merenda Romansa (2)
71
Merenda Romansa (3)
72
Merenda Romansa (4)
73
Merenda Romansa (5)
74
Merenda Romansa (6)
75
Merenda Romansa (7)
76
Merenda Romansa (8)
77
Belantara Rasa
78
Belantara Rasa (2)
79
Belantara Rasa (3)
80
Belantara Rasa (4)
81
Belantara Rasa (5)
82
Belantara Rasa (6)
83
Belantara Rasa (7)
84
Belantara Rasa (8)
85
Belantara Rasa (9)
86
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace
87
In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (2)
88
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (3)
89
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (4)
90
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (5)
91
In Your Eyes I See The Missing Piece of Peace (6)
92
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (7)
93
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (8)
94
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (9)
95
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (10)
96
In Your Eyes I See The Missing Piece Of Peace (11)
97
Bagaimana Dengan Cemburu ?
98
Bagaimana Dengan Cemburu (2)
99
Bagaiamana Dengan Cemburu (3)
100
Bagaimana Dengan Cemburu (4)
101
Bagaimana Dengan Cemburu (5)
102
Bagaimana Dengan Cemburu (6)
103
Bagaimana Dengan Cemburu (7)
104
Bagaimana Dengan Cemburu (8)
105
Cinta Itu .........
106
Cinta Itu ........... (2)
107
Cinta Itu ..... (3).
108
Cinta Itu.......... (4)
109
Cinta Itu ...... (5)
110
Cinta Itu ....... (6)
111
Cinta Itu ........ (7)
112
Cinta Itu ........ (8)
113
Merajut Pelangi Musim Gugur
114
Merajut Pelangi Musim Gugur (2)
115
Merajut Pelangi Musim Gugur (3)
116
Merajut Pelangi Musim Gugur (4)
117
Merajut Pelangi Musim Gugur (5)
118
Merajut Pelangi Musim Gugur (6)
119
Merajut Pelangi Musim Gugur (7)
120
Merangkai Rasa Menjembatani Cinta
121
Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (2)
122
Merangkai Rasa Menjembatani Cinta (3)
123
Than You Look At Me (1)
124
Than You Look At Me (2)
125
Than You Look At Me (3)
126
Than You Look At Me (4)
127
Than You Look At Me (5)
128
Than You Look At Me (6)
129
Than You Look At Me (7)
130
Than You Look At Me (8)
131
Than You Look At Me (9)
132
Rentang Biru
133
Rentang Biru (2)
134
Rentang Biru (3)
135
Rentang Biru (4)
136
Rentang Biru (5)
137
Rentang Biru (5)
138
Rentang Biru (6)
139
Rentang Biru (7)
140
Rentang Biru (8)
141
Aral Yang Mengeratkan
142
Aral Yang Mengeratkan (2)
143
Aral Yang Mengeratkan (3)
144
Aral Yang Mengeratkan (4)
145
Aral Yang Mengeratkan (5)
146
Aral Yang Mengeratkan (6)
147
Aral Yang Mengeratkan (7)
148
Aral Yang Mengeratkan (8)
149
Aral Yang Mengeratkan (9)
150
Aral Yang Mengeratkan (10)
151
Aral Yang Mengeratkan (11)
152
Variable
153
Variabel (2)
154
Variabel (3)
155
Variable (4)
156
Variabel (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!