Pendekar Sembilan Langit
[Benua Penda - Gurun Kalajengking Hitam]
Di bawah teriknya matahari, pasir-pasir gurun serasa menguap dalam hembusan angin panas. Terlihat sekelompok orang berbaris beriring terikat dalam rantai besi yang besar.
Terdapat sepuluh orang di dalam barisan, tampak wajah-wajah itu pucat dan kesakitan, tua dan muda, pria dan wanita, semua beriringan dalam ikatan rantai itu.
Peluh dan darah bercampur menetes dari tubuh mereka dan menguap begitu saja akibat panasnya gurun. Mereka adalah tahanan bandit yang akan dipekerjakan sebagai budak di tambang.
Di ujung rantai ada seorang pria berjubah hitam dengan gambar kepala serigala emas di dadanya, bersenjatakan pedang dan menunggangi kuda yang menarik rantai besi itu, pria ini adalah salah satu kapten bandit yang terkenal.
Samping kanan dan kiri, berjaga dua orang masing-masing bersenjatakan pedang dan berkuda di kedua sisi rantai. Kedua orang tersebut mengenakan jubah hitam bergambar kepala serigala berwarna biru kehitaman. Mereka adalah kelompok Bandit Serigala Biru.
Ketiga belas orang ini telah berjalan selama 15 hari di Gurun Kalajengking Hitam. Awalnya kelompok mereka terdiri dari 20 orang, delapan bandit dan 12 orang tahanan, namun akibat serangan makhluk buas penghuni gurun serta hambatan dalam perjalanan, kini hanya tersisa tiga bandit dan sepuluh orang tahanan.
Bandit di sisi kiri rantai tampak kesal karena kepanasan, berulang kali dia membersihkan peluh yang mengucur di wajahnya.
Saking kesalnya, ketika dia melihat para tahanan, dia meneriaki orang yang kelihatan paling lambat di tengah-tengah barisan, “Hei, bocah! Jangan manja. Cepat melangkah, jangan memperlambat barisan!”
“Ii-ya. Iya. Aku akan lebih cepat.” Sahut si Bocah laki-laki itu kesakitan, ketika mencoba mempercepat langkah kakinya. Bocah laki-laki yang diteriaki itu ketakutan.
Setelah mencoba bergerak lebih cepat pengelihatan Bocah itu berubah buram, kaki-kaki yang dipaksanya agar sedikit lebih cepat justru lemas dan akhirnya terjatuh.
*Gedebug*
*Cring Cring*
Kejadian ini membuat langkah kaki orang-orang yang dirantai berhenti. Bocah ini ada di barisan kelima, di depannya ada seorang wanita paruh baya yang juga ikut terjatuh akibat tertarik oleh rantai.
Sementara di belakang Bocah itu ada seorang pemuda yang hampir ikut terjatuh namun berhasil menahan tarikan rantai. Sebenarnya, seluruh barisan dapat ikut terjatuh, namun sebagian besar masih mampu menahan tarikan rantai besi tersebut.
Merasakan barisan terhenti, Kapten Bandit di ujung rantai menghentikan laju kudanya dan menoleh ke bandit di sebelah kiri dengan tatapan marah, “Jango. Urus dia, jika dia tidak bisa bertahan, bunuh saja dan keluarkan dari barisan!”
Dari atas kudanya, bandit di sisi kiri yang bernama Jango, menjawab dengan hormat, “Baik Kapten.”
Sambil menyeringai Jango turun dari atas kuda dan langsung menghunuskan pedang miliknya tanpa berbasa-basi.
Pedang Jango menebas ke arah Bocah laki-laki tersebut, “Mati...!”
*Zyuut*
*Trang*
Belum sempat pedang Jango menyentuh tubuh si bocah, pedang itu berbenturan dengan rantai besi dari pemuda di belakang bocah. Pemuda itu berusaha menahan tebasan pedang Jango dengan rantai besi di pergelangan tangannya.
Melihat hal itu, Jango tercengang dan marah, “Kamu!? Berani-beraninya kamu...”
Pemuda itu menyela perkataan Jango, “Apa kamu tidak mendengar kata kaptenmu?... bunuh jika dia tidak bisa bertahan, bahkan kamu tidak memeriksa keadaannya terlebih dahulu.”
Meskipun pemuda itu benar, Jango hanya ingin membunuh si bocah untuk melampiaskan kekesalannya karena kepanasan.
Merasa dirinya diremehkan, Jango semakin naik pitam. Jango menendang pemuda itu, “Rasakan ini...!”
*Duagghh*
“Ukh....” Pemuda itu menerima tendangan Jango, namun dia tidak terjatuh. Wajah pemuda itu tampak sangat marah, memandang tajam ke arah Jango.
“Apa-apaan, masih berani melotot? Mati... !” Teriak Jango dengan penuh emosi, kemudian dia mengarahkan pedangnya mencoba menebas pemuda itu.
*Zyuut*
*Trang*
Lagi-lagi tebasan Jango tidak mengenai sasaran. Kali ini, sebilah pedang menahan tebasan pedang Jango itu.
“Kamu!? Si-siapa ka...”
*Zyuut*
Belum sempat Jango menyelesaikan kata-katanya, darah menyembur dan kepalanya telah terlepas dari tubuhnya. Seorang gadis bertopeng menebas lehernya.
Gadis bertopeng ini bergerak sangat cepat, hingga mengejutkan bandit yang ada di sisi kanan, bandit ini tidak menyadari kapan dan bagaimana gadis bertopeng itu bisa ada di sana.
“Siapa kamu? Beraninya menyerang kami!, Bandit Serigala Biru!” Tanya bandit yang ada di sisi kanan.
Kemudian bandit di sisi kanan melompat dari kuda dan menghunuskan pedang miliknya ke arah gadis bertopeng.
“Siapa aku?... Aku pencabut nyawamu!” Sahut si Gadis bertopeng sembari menyerang balik.
Sekejap mata kemudian bandit di sisi kanan itu telah terbaring di tanah dengan lubang berdarah menganga di dadanya.
Melihat kedua bawahannya mati begitu saja, Kapten Bandit di ujung rantai membentak keras.
“Kurang ajar-!!”
Kapten Bandit itu geram dan langsung melompat dari kudanya, dia mengayunkan pedang ke arah gadis bertopeng.
*Zyuut*
*Trang*
Dengan cepat Kapten Bandit itu menyerang gadis bertopeng, dua kali ayunan pedang dan dua kali tebasannya berhasil ditangkis oleh si gadis bertopeng, dan membuat Kapten Bandit berjubah hitam mundur sepuluh langkah.
“Heh... Apa ini saja kemampuan Bulga si Kapten ke-13, Bandit Serigala Biru?” Gadis bertopeng tampak sudah mengetahui identitas si Kapten Bandit.
Dengan nada menghina Gadis bertopeng membalas serangan, dia mengayunkan pedangnya yang ramping ke arah Bulga, si Kapten Bandit.
“Kamu mengenalku?... Tidak heran. Aku memang cukup terkenal, ini akan menjadi yang pertama dan terakhir kali kita bertemu.” Ucap Bulga ketika menangkis serangan Gadis bertopeng.
Bulga merasa heran bagaimana gadis bertubuh kecil itu bisa memiliki tenaga yang besar, setiap tebasan pedang gadis bertopeng, membuat tangan Bulga bergetar saat menangkis serangan pedang itu.
' Dia jelas bukan gadis biasa ' Pikir Bulga.
Karena merasa penasaran, di tengah pertarungan, Bulga memperhatikan lebih dekat dan menemukan ada lambang bunga kamboja di bahu gadis itu.
' Kenapa begini? Pendekar Bunga Kamboja turun tangan untuk masalah ini... Ada urusan apa? '
Dalam benaknya, Bulga mengetahui bahwa gadis bertopeng itu adalah salah satu dari lima murid elit Lembah Bunga Kamboja. Hanya mereka yang merupakan murid elit yang akan mengenakan gaun bergambar bunga kamboja.
Tebakan Bulga memang benar, gadis itu adalah Yubing, kedua yang terkuat dari lima murid elit Lembah Bunga Kamboja.
“Untuk apa Pendekar Bunga Kamboja ikut campur masalah kami? Siapa yang mengutusmu?” Tanya Bulga sembari terus menyerang.
Setelah sepuluh kali serangan pedang, sambil mengerahkan serangan tapak, Bulga berhasil menyarangkan serangan di bahu Yubing dan memukulnya mundur.
Yubing mundur delapan langkah, dia menahan sakit di bahunya. Yubing tidak menyangka, Bulga mampu menyeimbangkan serangan tapak dan pedang.
“Tidak ada yang mengutusku. Aku hanya tidak suka dengan kalian!” Jawab Yubing, kemudian dia kembali menyerang ke arah Bulga.
Yubing menyerang dengan menggunakan jurus andalannya,
“Tebasan Ranting Berlapis Baja”
*Zyuut*
Serangan Yubing tampak rapuh seperti cabang-cabang ranting yang kapan pun bisa dengan mudah patah, tetapi di sisi lain serangan ini juga sangat keras, bagaikan sekeras baja. Teknik pedang yang sungguh indah, memadukan rapuh dan keras, lembut dan kasar bersamaan.
“Jangan melebihkan dirimu Nona!” Menghadapi serangan itu, Bulga menggunakan serangan terkuatnya untuk mengalahkan Yubing.
“Tapak Taring Serigala”
Jurus itulah yang sebelumnya memukul mundur Yubing. Serangan tapak dengan kombinasi tebasan pedang yang setajam cengkraman taring serigala.
Sementara itu di sisi lain, si Pemuda berantai yang sempat terkejut dengan kemunculan tiba-tiba gadis bertopeng, mengeluarkan napas lega.
' Untung saja aku selamat. Masih ada harapan. Aku harap gadis bertopeng ini akan mampu mengalahkan Kapten ke-13, Bandit Serigala Biru ' Pikir Si Pemuda itu, saat mengingat dirinya selamat dari maut berkat pertolongan si Gadis bertopeng.
Setahu pemuda itu, meskipun Bulga hanya berada di urutan terbawah diantara 13 Kapten Bandit Serigala Biru, tetap saja Bulga adalah seorang pendekar yang mumpuni, kekuatannya bahkan setara dengan sepuluh orang pria dewasa.
Pemuda itu membantu berdiri si Bocah dan wanita paruh baya yang terjatuh sebelumnya. Pemuda itu menginstruksikan kepada mereka dan yang lain untuk bergerak perlahan menjauh dari pertarungan.
“Kakak, terima kasih sebelumnya, kakak sudah menyelamatkan nyawaku.” Bocah laki-laki itu menyampaikan terima kasih kepada si Pemuda.
“Iya anak muda terima kasih. Aku Biung, panggil saja Bibi Biung, ini Goli, dia bocah yang bersamaku dari desa Amikara.” Kata si wanita paruh baya menimpali jawaban si Bocah itu.
Para tahanan Bandit Serigala Biru ini berasal dari berbagai tempat yang dikumpulkan untuk dibawa ke tambang, sehingga beberapa saling mengenal, beberapa lagi masih asing.
“Tidak apa-apa Bibi, tidak perlu berterima kasih. Aku Lenfan, dari Tanah Terlarang.” Sahut si pemuda bernama Lenfan itu.
Mendengar kata-kata Lenfan, dua orang di antara para tahanan lain terkejut, mereka berdua tampak saling berbisik. Mereka terkejut setelah mengetahui bahwa Lenfan, berasal dari Tanah Terlarang. Namun tidak ada di antara mereka yang mempertanyakan lebih jauh.
Di saat Lenfan dan yang lainnya mencoba menjauh, pertarungan di antara Yubing dan Bulga telah berlangsung hingga ratusan gerakan.
Serangan Yubing berhasil melukai Bulga, namun itu juga serupa pada Yubing. Serangan kombinasi tapak dan hunusan pedang Bulga, membuat jubah Yubing yang sebelumnya bagus kini bersimbah darah.
Tidak terlihat kerusakan pada jubah tersebut, hanya warnanya yang berlumuran darah. Lima gerakan kemudian Yubing merasa akan kalah jika berlarut-larut seperti itu.
' Aku tidak bisa terus-terusan begini, bagaimana pun dia adalah salah satu dari 13 Kapten Bandit, jika aku kehabisan tenaga dalam dan kalah dalam pertarungan ini, para tahanan itu... Aku harus menggunakan itu... ' Yubing akhirnya memutuskan untuk menggunakan senjata rahasia.
Yubing mengibaskan lengan jubah miliknya saat dia tengah menyerang Bulga, dari balik lengan jubah itu keluar serbuk-serbuk bunga.
Tanpa sadar Bulga sudah menghirup serbuk bunga itu, tiba-tiba dia merasa pusing dan tubuhnya melemah, aliran darahnya kacau.
Serbuk bunga itu menggumpalkan darah Bulga dan membuatnya susah bernapas.
“Ii-ini kamu meng-menggunakan Serbuk Bunga Kematian?...Ukh...” Ucap Bulga kesakitan.
*Zyuut*
*Cruaat*
Melihat lawannya melemah, Yubing menerjang dengan cepat. Membunuh Bulga dengan sekali ayunan pedang. Berkat bantuan Serbuk Bunga Kematian, mudah bagi Yubing untuk membunuh Bulga.
Efek serbuk itu mirip seperti racun, bahkan jika Yubing tidak menebas Bulga dengan pedang, Bulga tetap akan mati karena serbuk tersebut, hanya saja waktu kematiannya tidak akan secepat itu.
Melihat Bulga tewas, para tahanan itu merasa gembira, akhirnya mereka bebas, semua berkat bantuan gadis bertopeng.
Ketika pertarungan itu selesai, Lenfan yang mendengar kata-kata Bulga sebelum tewas, memikirkan kembali kata-kata yang diucapkan Bulga, ' Serbuk Bunga Kematian? rasanya aku pernah mendengar ini '
Lenfan merasa tahu mengenai serangan rahasia si Gadis bertopeng, tetapi Lenfan tidak bisa mengingatnya dengan pasti.
Lenfan berhenti mengigat-ingat hal itu, saat ini dia bersyukur gadis bertopeng itu bisa membunuh salah satu Kapten Bandit Serigala Biru, menyelamatkan nyawanya dan para tahanan lainnya. Ucapan terima kasih saja, seharusnya tidaklah cukup untuk itu.
“Nona, terima kasih telah menyelamatkanku.” Lenfan mengatupkan kedua tangannya yang masih dirantai dan menyampaikan terima kasih kepada Yubing.
“Tidak masalah, bukan apa-apa.” Sahut Yubing, tidak menanggapi lebih lanjut.
Yubing hanya menjawab singkat sebelum menyarungkan pedang dan mengatur posisi bersila.
Yubing menelan sebutir pil dan melakukan olah napas, mengatur kembali tenaga dalam untuk menyembuhkan luka-lukanya. Melihat ini, Lenfan hanya tersenyum dan membiarkan Yubing memulihkan diri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Ikut mampir ... ceritanya cukup menarik ... moga Alurnya bagus
2023-05-24
1
Abdul Aziz Muslim'kopiahMiring
mantul.....
2023-04-18
0
Andri Taufi Juanda
Hiatus
2022-10-14
0