Len Fan yang baru saja menjatuhkan tubuh Go Li ke dalam sebuah lubang di dasar sungai yang mengering. Kini bertemu dengan Beruang Bambu, yang berhasil mengejarnya.
Beruang itu berhenti dan berdiri di belakang Len Fan tepat setelah tubuh Go Li mencapai dasar lubang sungai yang mengering.
*Wus*
Sebuah cahaya hijau ditembakkan oleh Beruang Bambu ke tubuh Len Fan.
" ...Uh... Apa... Apa... ini? " Len Fan tiba-tiba merasakan sensasi dingin di sekujur tubuhnya, cahaya hijau samar-samar menyelubunginya.
Cahaya itu membuat seluruh tubuhnya kaku dan tidak dapat dikendalikannya.
Tubuhnya bergerak sendiri, memutar dan menghadap Beruang Bambu yang tepat berada di belakangnya. Kedua mata mereka saling menatap.
' Inikah Beruang Bambu? dia mengendalikan tubuhku... Uh... Apa ini?... Kenapa seperti aku ditelan oleh matanya?... ' Batin Len Fan.
Saat Len Fan menatap mata Beruang Bambu itu, jiwanya ditarik oleh sebuah energi mental dari pandangan mata Beruang Bambu, mata yang seperti mata iblis.
Rasa sakit mulai terasa, mata iblis itu melahap kesadaran Len Fan, kepalanya mulai terasa pusing, jiwanya terasa melayang, pandangannya kabur dan kemudian dia memasuki sebuah tempat yang benar-benar gelap.
' Inikah kematian?, Seperti inikah? '
Di tempat gelap itu, Len Fan merasa semua hal terhenti, dingin dan beku, jiwanya mulai membeku, es muncul dan merambat, mulai dari bawah ke atas jiwa Len Fan, membekukan jiwanya.
' Kenapa hidupku sesingkat ini?,...Ayah, Ibu, Paman,.....Go Li maaf, jika bukan karena aku... '
Len Fan menyesali beberapa hal yang belum bisa diselesaikannya, termasuk kematian Go Li. Dia menyesal mengikutsertakan Go Li dalam perjalanannya ini.
Sebelum es menutupi seluruh jiwa Len Fan, bayangan Ayah dan Ibunya muncul sembari tersenyum padanya, ' Ayah... Ibu... '
Bayangan Ayah dan Ibunya berubah menjadi cahaya merah keemasan yang hangat, kemudian menyelimuti seluruh jiwa Len Fan. Kehangatan dari cahaya merah keemasan itu mencairkan es.
Setelah terbebas dari kurungan es, perlahan jiwa Len Fan, juga ikut berubah menjadi cahaya dan menyatu dengan cahaya merah keemasan.
[Benua Pengda - Kota Kimora]
Sekelompok pendekar muda berjalan menuju sebuah restoran, ada lima di antara mereka. Dua orang gadis dan tiga orang pemuda.
" Pendekar Yan Sen. Apakah mereka akan datang dan ikut dalam rencana ini? " Tanya seorang pemuda berbadan kurus namun yang paling tinggi di antara mereka berlima, namanya Han Bo.
Han Bo berasal dari Perguruan Kelas Bintang Dua, Perguruan Tongkat Besi, salah satu murid berbakat di perguruan tersebut.
" Kita lihat saja dulu, aku yakin mereka akan tertarik dengan kabar ini " Sahut seorang pendekar muda yang bernama Yan Sen.
Yan Sen merupakan seorang murid elit dari Perguruan Kelas Bintang Tiga, Perguruan Bambu Giok.
Tiga hari sebelumnya, Yan Sen mengundang beberapa orang pendekar muda untuk berkumpul di sebuah restoran, di Kota Kimora. Yan Sen mengundang kelompok pendekar muda itu untuk mengajak mereka bekerja sama, mencari pertemuan beruntung.
Pertemuan beruntung itu, pertama kali diketahui oleh seorang Penatua Perguruan Bambu Giok. Penatua itu, menemukan sebuah peta di reruntuhan bekas perguruan bela diri yang terkenal.
Namun, karena menurut peta itu, lokasi pertemuan beruntung ada di Hutan Bambu Kemarau, Penatua itu memutuskan menyerahkan peta pada seorang murid di perguruan. Dia tahu betapa berbahayanya hutan itu, mengingat usia dan budidayanya, dia menyerah.
Pertemuan beruntung, biasanya berupa harta karun kuno, artefak kuno, senjata kuno, harta rahasia kuno, kitab jurus, ramuan obat, dan masih banyak hal lain yang dapat meningkatkan budidaya bela diri seseorang jika memperolehnya.
Banyak pendekar yang budidaya bela dirinya meningkat setelah menemukan pertemuan beruntung, terutama mereka yang menemukan harta karun dari era kejatuhan para dewa.
Murid itu tentu saja adalah Yan Sen. Setelah dia menerima peta, Yan Sen menyebarkan undangan dan mengumpulkan pendekar muda untuk berjuang bersama mencari pertemuan beruntung itu, bagaimana pun, lebih banyak tangan lebih baik. Apalagi tempat itu adalah Hutan Bambu Kemarau, tempat hidup Beruang Bambu melahap jiwa.
" Sekarang, kita masuk dulu ke restoran, takutnya yang lain sudah sampai lebih dulu " Ucap Yan Sen.
Yan Sen telah mengatur pertemuan di sebuah restoran. Dia mengumpulkan pendekar muda berbakat dari Perguruan-perguruan Kelas Bintang Dua dan Tiga.
" Baik. Ayo... ! " Sahut Han Bo dan juga tiga orang pendekar muda lainnya.
Mereka masuk ke sebuah restoran bertingkat empat, restoran ini adalah restoran terbesar di Kota Kimora. Bangunan restoran ini besar dan megah, di pintu masuk terpampang nama restoran dengan ukiran tinta emas, bertuliskan nama restoran itu yaitu Restoran Lumbung Para.
Mereka langsung naik ke lantai tiga restoran. Setiap lantai di restoran memiliki peran khusus dan sudah menjadi pengetahuan umum bagi rakyat Benua Pengda.
Lantai satu, akan menjadi tempat bagi orang-orang biasa tanpa bela diri. Lantai dua disediakan untuk kaum pedagang dan bangsawan tanpa bela diri.
Lantai tiga adalah tempat bagi para pendekar bela diri dan Lantai empat adalah lantai khusus bagi pendekar tingkat tinggi, pendekar bangsawan, dan petinggi perguruan bela diri.
" Salam pendekar Yan Sen... Kami pikir acara ini akan ditunda, ternyata pendekar datang tepat waktu " Seorang pendekar muda dengan rambut ikal panjang terurai menyapa Yan Sen dan rombongannya dengan sedikit nada sindiran ketika tiba di tempat pertemuan, lantai tiga restoran.
" Maaf membuat kalian sedikit menunggu, aku masih harus mengurus sesuatu sebelum kemari, jadi agak terlambat " Sahut Yan Sen.
Yan Sen membalas dengan tenang kepada para pendekar yang telah berkumpul sebelumnya.
Sebelum Yan Sen dan rombongannya tiba, di lantai tiga telah menunggu empat orang lainnya. Tiga pemuda dan seorang gadis bertopeng.
Pemuda berambut ikal yang sebelumnya menyapa Yan Sen, bernama Mo Li. Dia adalah murid elit dari Perguruan Tombak Naga, Perguruan Kelas Bintang Tiga.
" Pendekar Mo Li, sepertinya budidaya milikmu sudah meningkat lagi? Hanya dalam satu tahun, kamu sudah mencapai ranah Great Master. Selamat... Selamat... "
Yan Sen memuji peningkatan budidaya bela diri Mo Li, sembari memperhatikan tiga orang lainnya.
Dua pemuda lain adalah junior Mo Li dari Perguruan Tombak Naga, jadi Yan Sen tidak terlalu memperhatikan mereka, Yan Sen hanya sedikit penasaran dengan seorang gadis bertopeng yang ada di antara mereka.
" Terima kasih pendekar Yan Sen, tapi budidayaku masih kalah darimu, tidak sebanding... Bisakah kita mulai mengenai pertemuan beruntung yang kamu sebutkan dalam undangan? " Ucap Mo Li.
Tidak ingin memperpanjang pembicaraan, Mo Li langsung ke inti pertemuan, yaitu rencana untuk mencari pertemuan beruntung bersama.
" Tentu. Aku juga tidak ingin menunda lama " Sebenarnya Yan Sen juga ingin secepatnya tiba di tempat pertemuan beruntung itu, dia tidak ingin sampai di sana saat hari sudah gelap.
" Pertama aku ingin menanyakan apakah kalian sudah mempersiapkan senjata dan harta rahasia untuk membantu mengatasi makhluk yang menjaga tempat itu? " Tanya Yan Sen.
Yan Sen menatap pada kedelapan orang yang hadir di sana, mempertanyakan kesiapan mereka.
" Iya tentu sudah " Sahut kedelapan orang tersebut, namun tidak menunjukkan senjata dan harta rahasia mereka.
" Kedua. Ini adalah peta dan petunjuk yang saya miliki... " Setelah mendiskusikan beberapa hal dan membahasnya bersama, akhirnya mereka sepakat berangkat.
" Baik. Ayo segera berangkat...! " Ajak Yan Sen, setelah melihat kedelapan orang lainnya sudah yakin dengan persiapan mereka.
" Tunggu... Para Pendekar. Mohon tunggu sebentar lagi, saudari senior... " Gadis bertopeng itu, meminta waktu untuk menunggu saudari seniornya tiba.
Namun belum selesai dia bicara, seorang gadis bertopeng lainnya muncul.
" Salam para pendekar, maaf saya sedikit terlambat " Gadis bertopeng yang baru saja tiba memberi salam kepada sembilan orang lainnya.
Gadis ini adalah Yu Bing, yang sebelumnya berpisah dari kelompok mantan tahanan bandit.
" Salam senior " Sahut junior Yu Bing.
" Ni Len. Ternyata kamu yang keluar sekarang. Apakah ada saudari yang lain, yang ikut bersamamu ? " Ucap Yu Bing sembari bertanya.
Junior itu bernama Ni Len, dia berusia sama dengan Yu Bing, namun karena budidayanya lebih rendah dia tetap memanggil Yu Bing dengan sebutan senior.
Ni Len menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Yu Bing. Yu Bing tersenyum tipis di balik topengnya.
' Ternyata gadis bertopeng ini dari Lembah Bunga Kamboja ' Pikir Yan Sen.
Yan Sen yang sebelumnya penasaran dengan identitas gadis bertopeng, kini tahu bahwa dia adalah junior dari Lembah Bunga Kamboja.
Yan Sen tahu bahwa gadis bertopeng di depannya adalah murid elit Lembah Bunga Kamboja, nampak dari jubah khusus yang dikenakannya, jika tidak melihat jubah khusus itu, Yan Sen tidak akan mengenalinya.
' Seniornya masih begitu muda tapi sudah mencapai ranah Great Master tahap akhir, selangkah lebih kuat dariku ' Pikir Yan Sen setelah memperhatikan lebih dekat.
" Salam pendekar, sangat beruntung salah satu Pendekar Bunga Kamboja ikut serta dalan perjalanan ini, kalau tidak lancang, siapakah nama pendekar? " Tanya Yan Sen.
Meskipun Yan Sen bisa menebak asal Yu Bing, tapi dia tidak bisa mengetahui identitas yang bersembunyi di balik topeng itu.
" Saya Yu Bing. Senang bisa bergabung " Dengan rendah hati Yu Bing membalas.
Selepas itu, Yan Sen, Yu Bing dan lainnya segera menuju ke tempat pertemuan beruntung yang dimaksud sebelumnya, mereka berangkat menuju Hutan Bambu Kemarau.
[Hutan Bambu Kemarau]
Tiga hari kemudian, mereka tiba di luar Hutan Bambu Kemarau.
" Pendekar Yan Sen. Sepertinya ada orang yang mengunjungi hutan ini, lihat kuda-kuda itu.. ! " Ucap Mo Li.
Mo Li menunjuk ke selatan, ada tiga ekor kuda, dan sesuatu yang terikat di antara kuda-kuda itu.
" Itu... Itu bukannya orang? sepertinya dia diikat dengan sengaja di sana? apa dia penjahat? " Imbuh Mo Li. Setelah melihat lebih jelas, Mo Li menyadari sesuatu yang terikat itu adalah orang.
Yan Sen mengelus dagunya sembari memperhatikan ke arah yang ditunjuk Mo Li.
Yu Bing ikut melihat ke arah yang ditunjuk Mo Li. Dia mengenal orang dan kuda-kuda itu, " Bukan... Dia bukan penjahat, aku mungkin mengenalnya "
" Kamu kenal? Ayo kita ke sana dan cari tahu, apa yang terjadi padanya ! " Ucap Yan Sen.
Sebelumnya Yan Sen sempat berpikir itu mungkin jebakan atau hal lain yang berbahaya. Tetapi setelah mendengar perkataan Yu Bing, dia menepis pikiran itu. Mereka pun berjalan menghampiri orang yang terikat dan kuda-kuda itu.
Dari jauh, Yu Bing hanya tahu bahwa kuda-kuda itu adalah kuda-kuda para Bandit Serigala Biru. Yub Bing belum bisa memastikan identitas orang yang terikat itu. Setelah melihat lebih dekat, ternyata orang yang terikat adalah Jang Jubi.
"Jang Jubi... Saudara Jang... Kamu bisa mendengar suaraku? " Tanya Yu Bing.
Kurang lebih sudah hampir empat hari Jang Jubi terikat. Tentu saja sebagai orang biasa dia sudah hampir mati lemas. Ketika Yu Bing membebaskannya, Jang Jubi tidak bisa menjawab pertanyaan Yu Bing.
" Pendekar Yu Bing. Dia kenalan kamu? Dia hanya orang biasa. Apa tidak salah? " Tanya Mo Li.
Sangat jarang melihat seorang pendekar akrab dengan orang biasa. Di mata para pendekar, orang biasa hanya semut, bahkan tidak layak dipandang, karena itu Mo Li bertanya kepada Yu Bing.
Yu Bing mengangguk menjawab pertanyaan Mo Li, sembari mengalirkan tenaga dalam miliknya ke tubuh Jang Jubi.
" Pendekar Yu Bing, karena nampaknya kamu benar-benar ingin menolong orang ini, silahkan gunakan pil ini " Ucap Yan Sen.
Yan Sen memberikan sebutir pil kepada Yu Bing. Pil itu disebut sebagai Pil Putih, karena warnanya yang putih. Digunakan oleh para pendekar saat mereka kekurangan nutrisi dan makanan. Bagi pendekar efeknya tidak terlalu bagus, tetapi bagi orang biasa, pil itu bisa menyelamatkan mereka dari kelaparan.
" Terima kasih Pendekar Yan Sen. Aku berhutang satu padamu " Yu Bing menerima pil itu dan memberikannya kepada Jang Jubi.
" Tidak apa-apa. Bukan masalah. Tidak perlu dipikirkan " Sahut Yan Sen.
Sebagai seseorang yang sudah mencapai ranah Great Master tingkat pertengahan, Yan Sen sudah tidak memerlukan pil semacam itu lagi. Daripada membuangnya percuma, lebih baik untuk mendapatkan manfaat dari situasi itu.
Dua puluh napas kemudian, Jang Jubi sadar dengan semangat. Jang Jubi sudah sehat kembali seperti sebelumnya, bahkan lebih. Dia merasa sangat bertenaga.
" Jang Jubi. Apa yang terjadi? Bukankah kamu hendak pulang ke Kotamu? " Tanya Yu Bing heran setelah Jang Jubi terlihat membaik.
" Sebelumnya terima kasih sekali lagi sudah menyelamatkan nyawaku Nona. Begini... Hari itu, ketika aku berpisah dengan kalian...... " Jang Jubi menceritakan tentang Cang Gu yang tiba-tiba muncul dan membunuh rekan-rekannya.
".....Dia membiarkan saya hidup untuk dijual sebagai budak " Jang Jubi tidak jujur mengenai peta pertemuan beruntung di Pulau Api.
Jang Jubi berpikir Cang Gu pasti sudah mati di dalam hutan, dan dia memiliki peluang untuk mengambil kembali peta miliknya.
Tiga hari yang lalu, Jang Jubi tersadar dan mendapati dirinya diikat di luar Hutan Bambu Kemarau. Jang Jubi tersadar karena mendengar raungan suara Beruang Bambu yang mengamuk. Ketika Jang Jubi menyadari Cang Gu tidak juga keluar dari hutan setelah suara beruang itu terdengar, Jang Jubi menjadi yakin bahwa Cang Gu sudah mati.
" Senior. Aku rasa dia tidak sendiri. Di sini ada tiga ekor kuda " Ucap Ni Len.
Mendengar cerita itu, Ni Len memperkirakan bahwa masih ada orang lain lagi selain Cang Gu, melihat ada tiga kuda terikat di sana.
' Ini kuda terakhir yang masih ada bersama Len Fan, jangan-jangan?... Aku harus memastikannya ke dalam hutan ' Batin Yu Bing.
Di antara ketiga kuda tersebut, Yu Bing melihat kuda terakhir yang dia tinggalkan saat Len Fan masih bersama Goli, Cangu, dan satu orang lainnya.
" Benar. Dia tidak sendiri. Ayo masuk dan memastikan " Sahut Yu Bing pada Ni Len. Dia khawatir terjadi sesuatu pada Len Fan dan Go Li.
" Tunggu sebentar... Pendekar Yu Bing. Biar kami memeriksa dahulu, kondisi di dalam hutan" Ucap Yan Sen.
Yan Sen menoleh ke arah Han Bo dan memberi isyarat kepadanya.
Han Bo mengangguk, kemudian dia mengeluarkan sebuah cermin besi dan membentuk sebuah segel tangan.
" Harta rahasia. Delapan penjuru terpantul, cahaya menunjukkan, dengan darah dalam perjanjian, tunjukkan kekuatanmu ! " Teriak Han Bo.
*Splash*
Sebuah kilatan cahaya muncul memantulkan cahaya matahari siang itu, sebuah gambar muncul dari kumpulan-kumpulan cahaya itu.
Sekarang tampak bagaimana keadaan 1000 kaki di dalam hutan. Yan Sen, Yu Bing dan Pendekar muda lainnya mulai melihat dan memperhatikan titik-titik tertentu di area hutan itu dari gambar yang ditunjukkan Harta Rahasia milik Han Bo.
Harta Rahasia adalah benda bertuah yang muncul setelah Era Dewa Jatuh, benda langka peninggalan para Dewa.
" Itu gua. Di bagian barat. Jika mengikuti peta, pertemuan beruntung itu gua, itu lokasinya ! " Mata Yan Sen berbinar memastikan lokasi pertemuan beruntung yang menjadi tujuan mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
anake ibuk
sayang sekali, aku berfikir goli mendampinginya kelak, ternyata tokoh yang mati di awal
2023-03-06
1
herry bjb
untuk pemakaian istilah masih ada yang kurang cocok dengan keadaan di novel ini..contoh kata restoran...belum ada listrik dan juga mobil jadi penggunaan istilah restoran kurang tepat..sebaiknya penggunaan istilah full pakai bahasa indo aja karena pembaca karya ini dan pengantar kata menggunakan bahasa indo.
2022-10-20
0
uchiha madara
alurnya gak bisa di tangkap....
2022-03-21
0