Seminggu kemudian, rombongan itu berhasil mencapai daerah pinggiran Gurun Kalajengking Hitam, di dekat sebuah desa kecil.
Sebenarnya perjalanan bisa di tempuh dalam empat hari, apalagi dengan bantuan dari kuda-kuda dan perbekalan para bandit, namun banyak dari para mantan tahanan ini yang kesakitan dan kelelahan, sehingga Yu Bing memutuskan untuk lebih sering beristirahat.
Untungnya dengan petunjuk jalan dari Len Fan, mereka tidak perlu lagi khawatir bertemu dengan Kalajengking Hitam.
Selama perjalanan, Yu Bing semakin akrab dan semakin percaya dengan intuisi Len Fan. Yu Bing menganggap Len Fan berbakat di antara kalangan orang-orang biasa.
" Kamu sungguh memiliki intuisi yang tajam. Apakah kamu tidak berminat mempelajari bela diri? " Yu Bing bertanya pada Len Fan, saat mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak, lagi pula sedikit lagi mereka sudah bisa keluar dari gurun itu.
" Terima kasih, aku berminat, tetapi untuk saat ini aku memiliki tujuan lain. Adapun intuisi ini, hanya pengalaman hasil dari kegiatanku sebagai pemburu " Len Fan tidak menolak pujian bahwa dia berbakat, tetapi dia juga tidak melebih-lebihkan dirinya.
Dia hanya cukup berpengalaman dengan berburu dan dia memang tahu sedikit tentang dasar-dasar bela diri namun belum mengembangkannya, bisa dikatakan dia tahu bagaimana membudidayakan bela diri.
" Sungguh sayang, tahukah kamu... budidaya bela diri adalah akar awal menuju keabadian. Mereka yang memiliki budidaya bela diri tingkat tinggi akan sangat disegani dan dihormati di Benua Pengda ini, bahkan di lima benua besar lainnya "
" Mereka yang kuat selalu berkuasa, jika kamu bisa bela diri, kamu bahkan bisa menyelamatkan dirimu dari bandit-bandit itu, semakin muda kamu berbudidaya semakin baik hasilnya "
Yu Bing berusaha menjelaskan pentingnya menguasai bela diri kepada Len Fan. Yu Bing membujuk Len Fan agar dapat sesegera mungkin berlatih bela diri, semakin muda, semakin baik hasilnya.
Saat ini, Len Fan berusia 21 tahun, usia yang sudah cukup tua untuk memulai berbudidaya, tentu saja pencapaiannya akan kalah dengan mereka yang sudah belajar bela diri sejak usia dini. Sebagai keturunan orang Tanah Terlarang, dia sudah mengetahui hal-hal semacam itu.
" Di Benua Pengda ini, bela diri berasal dari dua turunan murni dari surga sembilan langit, mereka adalah suku langit cahaya keturunan Dewa Cahaya dan suku langit gelap keturunan Dewa Gelap... Merekalah leluhur budidaya bela diri di Benua Pengda... "
" Dikatakan dengan budidaya mencapai ranah suci sembilan langit, seseorang dapat terbebas dari kesengsaraan dan menjadi Abadi, menjadi Dewa "
Seperti yang dikatakan Yu Bing, memang kebanyakan orang-orang di Benua Pengda mempelajari budidaya bela diri untuk mencapai keabadian.
" Ketika alam besar terbentuk, surga menciptakan cahaya dan kegelapan, untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan di alam besar. Namun mereka justru saling bertentangan, berkompetisi untuk saling menguasai, cahaya dan kegelapan menciptakan kehidupan, Dewa Cahaya dan Dewa Gelap. Kedua Dewa itu terus menerus saling bertarung, tidak pernah damai... "
" Surga murka dan mengutuk mereka turun ke Alam kecil dan menjadi manusia. Hanya dengan budidaya yang menembus sembilan langit, mereka baru dapat kembali lagi ke alam besar dan menjadi Dewa, menjadi Abadi "
Yu Bing terus menjelaskan awal mula bela diri di Benua Pengda berharap Len Fan akan mengerti pentingnya budidaya bela diri.
Merasa sudah mengetahui sebagian besar hal itu, Len Fan menyela cerita Yu Bing, " Nona... Bolehkah aku bertanya? "
Len Fan mencoba memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu, yang mengingatkannya pada masa lalu.
" Tanyalah. Apakah ini tentang budidaya bela diri Benua Pengda, adakah yang ingin lebih kamu ketahui? Tanya saja, aku akan menjawab " Yu Bing mengira Len Fan ingin tahu lebih banyak tentang bela diri di Benua Pengda.
" Bukan. Ini berkaitan dengan pertarungan yang nona lakukan sebelumnya "
Menilai pihak lain telah salah mengira, Len Fan mengatakan secara lebih khusus arah pertanyaan yang akan dia tanyakan.
" Oh... Tentang semua pertarungan yang kulakukan sebelumnya, itu hanyalah misi tugas, aku memerlukan bangkai dan racun Kalajengking Hitam, itukah yang ingin kamu tanyakan? " Yu Bing mengira bahwa Len Fan pasti penasaran mengenai tindakannya mengumpulkan bangkai Kalajengking Hitam.
Sembari menggelengkan kepala, Len Fan menjawab, " Bukan... Bukan... Itu juga bukan yang ingin aku tanyakan "
Len Fan memang penasaran dengan tindakan Yu Bing, sebagai orang biasa mungkin bangkai makhluk buas tidak berguna. Tetapi Len Fan tahu, bangkai itu pasti memiliki manfaat bagi seorang pendekar, jadi dia tidak perlu menanyakan hal itu.
Yu Bing menganggukkan kepalanya, " Oh... Kamu pasti penasaran tentang Song Er !, Dia makhluk buas yang aku pelihara. Untuk mengeluarkan Song Er perlu sumber daya yang sangat mahal, jadi aku hanya bisa mengeluarkannya di saat paling genting... Kalau hanya untuk melawan bandit, itu akan sia-sia, itu kan? "
Sekali lagi, Len Fan menggelengkan kepalanya sambil sedikit tersedak menahan tawa, di dalam batinnya, Len Fan berpikir, ' Hehehe... Gadis ini... Dia membiarkanku bertanya, tanpa memberiku kesempatan bertanya '
Meskipun Len Fan orang biasa tanpa ilmu bela diri, dia tahu bahwa memelihara makhluk buas bukanlah perkara kecil, akan banyak sumber daya yang dibutuhkan. Contohnya daging dengan darah keemasan yang sebelumnya di makan Song Er, pastilah sumber daya yang langka. Pengetahuan Len Fan cukup banyak tentang dunia pendekar, tetapi bukan itu yang ingin dia tanyakan.
" Jika bukan itu, lalu apa?, Tanyakan saja, aku akan menjawabnya " Sekali lagi Yu Bing memberi Len Fan kesempatan bertanya, namun tiba-tiba seseorang datang mendekat.
Orang yang mendekat itu adalah pemuda yang sebelumnya kesal dengan Len Fan karena meminta Yu Bing memancing Kalajengking Hitam ke arah tempat mereka berada.
" Maafkan aku saudara Fan. Sebelumnya aku terlalu khawatir akan celaka... Kenalkan, aku Jang Jubi dari Kota Angin Putih, terima kasih atas bantuan kalian "
Len Fan tidak terlalu memikirkan tentang hal itu, bagaimana pun dia paham situasi saat itu.
" Tidak masalah. Tidak perlu dipikirkan lagi. Tentunya bukan hanya itu yang ingin kamu sampaikan bukan? "
Len Fan yakin, niat Jang Jubi bukan hanya untuk sekedar meminta maaf dan berterima kasih, jika iya, dia seharusnya sudah melakukan itu berhari-hari sebelumnya.
" Benar... Benar... Aku berniat untuk berangkat lebih dahulu dengan dua orang lainnya, bisakah kami menggunakan kuda-kuda yang ditinggalkan para bandit untuk pulang ke kota kami? "
Len Fan sudah menduga ini, menurutnya karakter Jang Jubi ini agak egois. Masih ada yang lebih lemah dan terluka yang memerlukan kuda-kuda itu, namun dia justru meminta kuda-kuda itu untuk dirinya.
" Nona, Bagaimana menurutmu? "
Menghadapi orang egois ini, Len Fan yakin, dengan jawaban dari Yu Bing dia tidak akan berani membantah apapun yang diputuskan Yu Bing.
Tidak ingin berlama-lama Yu Bing dengan tegas memberi jawaban, " Ambil dua ekor, sisakan yang lain, lagi pula kalian bertiga masih cukup kuat dan sehat "
" Ba-baik Nona. Baik... " Sedikit cemberut, Jang Jubi tidak berani membantah, lalu menghampiri dua pria lainnya yang akan melakukan perjalanan bersamanya.
" Ck... Gadis pelit !, Jelas-jelas mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki rumah dan tujuan, tinggal saja di desa sini... Untuk apa mempertahankan kuda-kuda itu, seharusnya masing-masing dari kita bisa mendapatkan seekor kuda " Pria berkepala botak yang berada di kanan Jang Jubi kesal mendengar jawaban dari Yu Bing.
" Benar, mereka seharusnya mementingkan yang memiliki tujuan dan kediaman " Pria lain di sisi kiri Jang Jubi mengangguk-angguk menyesali jawaban Yu Bing.
Meski mereka juga mantan tahanan bandit, tetapi mereka bertiga adalah kaum pedagang yang dengan sial bertemu Bandit Serigala Biru.
Sementara mantan tahanan lain, adalah korban penjarahan, kebanyakan desa tempat mereka tinggal dijarah dan dihancurkan oleh Bandit Serigala Biru.
" Sudahlah, dua ekor sudah cukup, kita ambil kuda yang ditunggangi Kapten Bandit, harusnya itu lebih kuat. Kalian berdua pilih yang lain... Kita akan pergi sekarang... Ayo.. ! "
Jang Jubi mengajak dua lainnya dan melangkah pergi, mengambil kuda-kuda yang dimaksud.
Beberapa saat setelah itu, Jang Jubi dan kedua orang lainnya, datang menghampiri Len Fan dan tujuh orang lainnya,
" Saudara Fan, Nona Bing, saudara-saudari sekalian, kami permisi, sampai jumpa " Jang Jubi dan dua orang lainnya menaiki kuda-kuda yang mereka pilih, kemudian perlahan menghilang dari pandangan semua orang.
Melihat itu, setelah membalas salam Jang Jubi, Len Fan tersenyum kecut, ' Memang orang yang egois, bahkan dia seorang diri menunggangi kuda yang lebih baik... Aku harap aku tidak akan berjumpa lagi dengan orang seperti itu '
Go Li mendekat ke arah Len Fan, " Kak, bisakah aku ikut denganmu? Desa dan rumahku sudah habis dihancurkan Bandit Serigala Biru, aku tidak ada tempat tujuan ".
Bersamaan saat itu, Yu Bing menatap Len Fan, sambil membenarkan topengnya yang agak miring, " Oh... Iya, kamu tadi mau tanya apa? "
Belum sempat menanggapi pertanyaan Go Li, Len Fan menyahut perkataan Yu Bing,
" Ah... tidak usah Nona, kurasa semua sudah terjawab "
Situasi sudah berubah dan Len Fan merasa tidak nyaman lagi menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
" Baiklah kalau begitu... " Sahut Yu Bing pelan.
Kelak, pertanyaan yang tidak jadi ditanyakan Len Fan itu, akan menjadi penyesalan kecil di dalam hidupnya, ingatannya tentang Serbuk Bunga Kematian, sesuatu yang penting dan berhubungan dengan masa lalunya.
Menoleh Go Li, Len Fan tersenyum tipis dan menjawab,
" Tentu, lagi pula aku juga tidak punya keluarga atau kawan seperjalanan, ini akan lebih baik " Go Li merasa senang mendengar jawaban bahwa dia bisa melanjutkan perjalan bersama Len Fan.
Beberapa hela napas kemudian, dua orang lain, seorang kakek tua dan seorang wanita muda berpamitan, Bibi Bing juga ikut dengan mereka, karena akrab dengan wanita muda itu, Bibi Bing memutuskan pergi bersama mereka.
" Len Fan... Bibi titip Go Li, bocah ini tidak punya siapa-siapa lagi, desa kami sudah hancur, tolong jaga dia "
" Go Li, jaga dirimu, bibi pergi "
Len Fan tersenyum tipis, " Iya bibi, aku akan menjaganya sebaik mungkin " Sahut Len Fan, sembari mengatupkan salam.
" Terima kasih bibi, aku akan menjaga diri baik-baik " Sahut Go Li menimpali. Jelas Go Li sedih berpisah dengan bibi Bing, hal ini nampak di raut wajahnya.
Yu Bing menawari kuda terakhir kepada bibi Bing dan dua orang lainnya, namun mereka bertiga kompak menolak. Setelah berterima kasih kepada Yu Bing, dan berpamitan dengan sisa mantan tahanan yang lain, bibi Bing, kakek tua serta wanita muda, mulai melangkah pergi.
Yu Bing menoleh ke arah Len Fan, " Kamu yakin tidak mau mempelajari bela diri? Aku bisa mengenalkan kamu kepada Perguruan Kelas Bintang Dua? "
Yu Bing merasa intuisi Len Fan yang tinggi akan sangat bermanfaat jika dia mempelajari ilmu bela diri. Dia tidak bisa menawari Len Fan untuk ikut berguru di Lembah Bunga Kamboja, sebab itu perguruan khusus perempuan.
" Tidak Nona. Tidak perlu. Aku sudah memiliki tujuan sendiri "
Sebenarnya Len Fan sudah menguasai dasar-dasar bela diri, tetapi dia belum mengembangkan dan mempelajari lebih jauh. Dia memiliki keinginan tinggi untuk mempelajari bela diri, hanya saja, Perguruan Kelas Bintang Dua bukan perguruan yang ingin ditujunya.
" Kalau memang begitu, aku akan permisi terlebih dahulu " Ucap Yu Bing.
*Zyuut*
Tanpa menunda lebih lama, seketika itu juga Yu Bing melesat dan menghilang dari pandangan.
Dengan itu hanya tinggal empat orang yang tersisa diantara mereka, Len Fan, Go Li, pria gempal, dan seorang pria kekar yang hanya diam saja selama perjalanan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
yes
2023-04-19
0
Uchy
Baca ulang sambil menunggu author update chapter lanjutannya...
Semoga sehat selalu thor.
2022-10-16
0
Andri Taufi Juanda
Hiatus
2022-10-14
0