Hanya butuh tujuh helaan napas bagi Wukong untuk menyusul Zuena dan dua Serigala Mata Biru. Kini dia berlari berdampingan dengan Zuena.
" Zuena, apa yang kamu lakukan pada kedua makhluk itu? "
Wukong bertanya dengan ekspresi penasaran, dia sungguh ingin tahu kenapa dua serigala itu begitu tertarik pada Zuena.
Wukong bahkan terkejut, ketika dirinya mengejar dan mendahului kedua serigala itu sampai di sebelah Zuena, keduanya benar-benar mengabaikannya.
" Ingin tahu? Ambil ini dan terus lari! "
Zuena melempar dungki, memberikannya kepada Wukong, lalu berhenti berlari dan berdiri di tempat terakhir dia menghentikan langkahnya.
*Tap*
Wukong menangkap dungki yang diberikan Zuena.
" Apa ini ? " Tanya Wukong sambil menoleh ke belakang ke arah Zuena yang menghentikan langkahnya.
"Lari saja yang jauh, buang semua isi dungki itu !" Seru Zuena dari belakang, yang kini semakin jauh dari Wukong dan dua serigala.
Saat menoleh ke belakang, Wukong mendapati dua ekor serigala itu, kini hanya mengejar dirinya dan mengabaikan Zuena yang jelas-jelas baru saja mereka lewati.
Wukong terkejut mendapati hal itu, membuatnya menjadi sangat penasaran dengan isi dungki, dia pun memutuskan untuk melihat isi dungki yang sekarang dibawanya.
' Ikan apa ini?' Batin Wukong.
Sambil berlari Wukong membuka dungki dan melihat beberapa ekor ikan marah di dalam dungki. Dia benar-benar belum pernah melihat ikan seperti itu selama hidupnya.
Melihat Wukong dan duo serigala itu menghilang di kejauhan, Zuena tersenyum dan berbalik menuju ke tempat Xionan, dia sudah cukup puas dengan jawaban yang diperolehnya, jadi sisanya dia serahkan untuk diselesaikan Wukong.
Zuena sudah melihat isi dungki sesaat sebelum mengikat dungki itu di pinggangnya, dia yakin, ikan itu bukan ikan biasa, sampai bisa membuat makhlus buas seperti Serigala Mata Biru menjadi tergila-gila, ' Ikan apa itu? Aku harus menanyai gadis itu '
Wukong terus berlari ke arah yang sebelumnya dilalui oleh Xionan, di tengah pelariannya dia berpapasan dengan Xioming yang berlari pelan sambil menahan sakit.
' Sepertinya pria itu kakaknya, syukurlah dia selamat ' Pikir Wukong sambil terus memancing Duo Serigala menjauh.
Wukong sebelumnya sudah mendengar permintaan tolong Xionan, untuk menyelamatkan dirinya dan kakaknya, dia menebak bahwa pria yang membawa golok itu adalah kakak Xionan.
Xioming bingung mendapati dua ekor serigala yang sebelumnya bertarung dengannya kini mengejar seorang pria lain.
' Ada apa dengan dua serigala itu? mereka mengabaikanku lagi?... Celaka, Xionan, aku harus memastikan dia baik-baik saja ' Xioming kembali berlari pelan menyusuri jalan menuju ke luar hutan.
Hampir di sisi luar hutan di bawah sebuah pohon besar, Xionan menunggu dengan cemas, matanya yang masih sedikit sembab tidak pernah beralih dari memandang ke dalam hutan, ' Aku harap mereka berhasil, semoga kakak selamat '
Xionan yang terus memandang ke dalam hutan, mendapati Zuena berjalan pelan ke arahnya sambil tersenyum tenang.
Melihat itu, Xionan merasa sedikit lega, 'Tampaknya dia berhasil '
" Pendekar, bagaimana? Apa serigala-serigala itu sudah mati? Sekarang tolong ikut saya, tolong selamatkan kakak saya "
Xionan segera menghampiri Zuena yang jaraknya sudah agak dekat dengannya, dia masih mengkhawatirkan Xioming.
" Tenang dulu nona, percayalah, kakakmu pasti selamat "
Zuena berkata dengan senyum tipis, dia percaya, kakak Xionan pasti akan baik-baik saja, sebab dari awal yang diincar oleh duo serigala itu adalah ikan di dalam dungki, bukan mereka.
Zuena meletakkan tangan kirinya di belakang punggungnya dan mengeluarkan sebuah kipas lipat dengan tangan kanan, lalu mengibas-ngibaskan kipas sambil menatap tenang ke arah dalam hutan.
Sementara Xionan tetap tidak bisa tenang, dia melihat Zuena yang dengan tenang bermain kipas di sebelahnya, Xionan mengernyit dan berkata sekali lagi,
" Pendekar, tolong, saya masih belum bisa tenang, kakak sa... "
*Treep*
Zuena berhenti mengibas-ngibaskan kipas dan menutup kipas lipat itu, menyela perkataan Xionan.
Lalu Zuena menunjuk ke arah dalam hutan dengan tangan kanannya yang masih memegang kipas lipat, " Lihat. Apa ku bilang! "
Xionan menoleh ke arah yang di tunjuk Zuena, matanya melihat Xioming yang berlari pelan menuju ke arahnya. Xionan sangat senang, dia merasa lega, kakaknya masih hidup dan selamat.
" Kakak... Kakak... huhu " Xionan berlari menghampiri Xioming, memeluknya dan menangis di dalam pelukan Xioming.
" Auw... Nannan... Jangan kencang-kencang, ini masih sakit "
Xioming senang adiknya selamat, namun pelukan adiknya yang kencang itu membuat luka-luka cakaran di tubuhnya menjadi terasa perih.
Mendengar kakaknya sedikit kesakitan, Xionan melepas pelukannya dan mengusap air mata di matanya, " Maaf Kak, aku tidak sengaja, aku senang kakak selamat, hiks "
" Tidak apa-apa, yang penting kita berdua selamat " Xioming mengusap-usap kepala Xionan, sambil tersenyum.
" Nannan. Siapa pria itu? " Tunjuk Xioming ke arah Zuena yang masih dengan tenang bermain kipas lipat miliknya.
" Dia pendekar yang menolongku, tadinya mereka berdua, tapi pria yang satu lagi belum kembali dari dalam hutan " Jawab Xionan, sambil membersihkan sisa air mata di wajahnya.
" Pria yang satu lagi?... Nannan, apa pria yang satu lagi, yang kamu maksud itu memakai tongkat? "
Xioming menebak bahwa orang yang berpapasan dengannya adalah orang yang dimaksud Xionan.
" Iya Kak benar, Oh... Itu dia "
Saat Xionan menjawab pertanyaan Xioming, dia berseru dan menunjuk ke arah Wukong yang baru saja keluar dari hutan. Wukong baru saja kembali dari memancing dua Serigala Mata Biru pergi menjauh.
' Kenapa gadis itu menunjukku? ' Pikir Wukong.
Wukong melihat Xionan menunjuk ke arah dirinya. Melihat itu, dia bergegas ke arah Xionan dan Xioming berada.
" Nona, Ada apa? " Ketika tiba di hadapan Xionan, Wukong bertanya.
Wukong mengira ada sesuatu yang ingin disampaikan Xionan hingga dia menunjuk ke arahnya.
" Begini pendekar, saya tadi bertanya pada adik saya tentang siapa yang menyelamatkan kami, terima kasih karena telah menyelamatkan kami " Xioming menyela sambil menjawab pertanyaan Wukong.
" Saya Xioming dan ini adik saya Xionan, kami penambang batu dari Desa Cadas " Imbuh Xioming, setelah mengucapkan terima kasihnya kepada Wukong.
" Tidak apa-apa, bukan masalah, bukan hanya aku, temanku di sana itu juga telah membantu " Wukong melirik ke arah Zuena yang masih mengibas-ngibaskan kipasnya di bawah pohon besar.
" Aku Wukong, murid Perguruan Tunjung Putih dan temanku itu bernama Zuena, murid Perguruan Bulan Kuning "
Sahut Wukong sambil tersenyum ramah menbalas ucapan terima kasih Xioming.
Kemudian Wukong mengembalikan dungki kepada Xionan, " Nona, aku rasa ini milikmu, salah seekor ikannya tidak sengaja jatuh dan di makan serigala itu, sisanya masih utuh "
' Apa?!' Mendengar perkataan itu, Zuena terkejut dan bergegas menghampiri Wukong.
Sesampainya di sebelah Wukong, Zuena berkata, " Wukong, bukannya aku menyuruhmu membuang semua ikan itu, dan mengalihkan perhatian dua serigala itu, atau jangan-jangan kamu membunuh mereka ya? "
Zuena berkata dengan nada sedikit panik, ketika Zuena mengetahui bahwa ikan di dalam dungki masih utuh. Dia khawatir Wukong akan membunuh dua serigala itu.
Kekhawatiran Zuena memang benar, Wukong memang telah membunuh kedua serigala itu.
Setelah berpapasan dengan Xioming, tidak sengaja seekor ikan marah jatuh dari dungki, akibat Wukong lupa menutup kembali dungki yang dibawanya, kemudian dia berhenti dan melihat seekor di antara dua serigala itu memakan ikan yang jatuh itu.
Berselang dua hela napas, serigala yang memakan ikan itu tampak tumbuh sedikit lebih besar dan luka akibat golok di tubuhnya sembuh tanpa bekas, hal ini membuat Wukong terkejut.
' Pantas saja mereka tergila-gila pada ikan-ikan ini, bisa gawat kalau mereka memakan semua ikan di dungki ini, seberapa kuat mereka nantinya... Aku harus membunuh mereka '
Begitulah akhirnya, Wukong menutup dungki dan mengikatnya dengan erat di pinggangnya, dia mulai menyiapkan kuda-kuda dan langsung menerjang, menyerang dua serigala itu.
*Tuoing*
*Kaiing Kaiing*
Tongkat Wukong mengenai serigala yang tidak memakan ikan, serigala itu lengah, karena ketika Wukong menyerang, serigala itu sedang iri menatap rekannya yang asyik menyantap ikan marah.
Serigala yang baru saja selesai makan, terkesiap melihat serangan mendadak Wukong yang telah melempar mundur rekannya cukup jauh.
*Auuuu*
*Zyuut*
Serigala itu menerjang dan menyerang ke arah Wukong. Namun karena Wukong sangat lincah, berkali-kali serangan serigala itu hanya mencakar udara.
Wukong tidak tinggal diam, dia mengalirkan tenaga dalamnya ke tongkat yang ada di genggamnya dan tongkat itu menyala seakan-akan mengeluarkan api.
" Rasakan ini... Serigala kudis!! " Teriak Wukong menghina si serigala, sembari menyerang dengan menggunakan sebuah jurus.
"Pukulan Api Penakluk Iblis"
Lebih dari enam ayunan tongkat api memukul badan si serigala yang tidak memiliki kesempatan untuk menangkis atau pun menghindar.
Serangan tongkat Wukong sungguh cepat dan kejam, jurus itu memukul musuh berkali-kali dengan keras dan berpindah-pindah sisi serangan, dengan setiap serangan yang membakar, memberi rasa sakit dan rasa terbakar pada musuh.
Dua puluh ayunan tongkat kemudian, si serigala terbakar hidup-hidup dan mati di tempat. Sementara serigala yang terlempar mundur sebelumnya, telah berlari menjauh, mencoba kabur dari Wukong.
" Kamu pikir, bisa pergi seenakmu!! "
*Zyuut*
Wukong menyerang, menyusul si serigala yang kabur itu. Wukong menyerang dengan jurus yang sama. Hanya saja, kali ini dia hanya perlu mengayunkan tongkatnya sebanyak lima kali sebelum membakar hidup-hidup serigala itu.
Akhirnya Wukong kembali dan mengembalikan dungki yang masih terisi ikan kepada Xionan.
Sekarang, Wukong mengangguk menjawab pertanyaan Zuena. Dia tidak mengerti kenapa Zuena panik hanya karena dia sudah membunuh dua ekor Serigala Mata Biru.
" Celaka! Kita harus segera pergi, Ratu Siluman Serigala akan segera datang!! " Ucap Zuena setelah mendapat jawaban dari Wukong.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Ahmad Zen
semangat thor mannntap
2022-05-11
0
Charles J. Molle
700...😊🍾🍺
2021-03-17
0
decam12620665
skip aja
2021-03-06
0