[Di sebuah pondok di dekat Tambang Batu Darah]
Upacara pemakaman Bulga baru saja selesai, tetapi berita tentang kematiannya sudah menyebar luas bahkan sebelum upacara itu diadakan, berita ini terutama terdengar di kalangan sekutu para bandit.
Banyak sekutu bandit yang berasal dari pihak pengelola tambang, rumah pelacuran, dan pasar gelap, merasa kejadian itu akan menurunkan sedikit pendapatan mereka.
Bagaimanapun, sebelumnya ada 13 kapten bandit yang mensuplai keperluan mereka, kini hanya tersisa 12, tentu saja akan berdampak pada kinerja usaha-usaha mereka.
Sementara itu, markas pusat bandit tidak banyak melakukan pergerakan untuk menanggapi masalah ini, karena di dalam markas pusat bandit itu sendiri, selalu terjadi persaingan di antara para kapten, jadi kalau jumlah kapten berkurang tentu mereka tidak akan ambil pusing, mereka menyerahkan semua masalah ini kepada Zawugi dan Mukene.
"Kak, bagaimana ini?, Markas pusat hanya akan memberikan bantuan informasi tentang pergerakan Lembah Bunga Kamboja, mereka menyerahkan sisanya kepada kita"
Kata Mukene setelah membaca sebuah surat yang mengabarkan hasil keputusan dari markas pusat Bandit Serigala Biru.
Zawugi duduk di sebuah kursi kayu di sebuah halaman, pada saat Mukene datang menghampirinya dengan membawa kabar dari markas pusat.
"Aku sudah menduga semua ini, Sudahlah...! Lagi pula ini hanya seorang gadis, kita hanya perlu menghabisinya sebelum dia kembali ke Lembah Bunga Kamboja"
Zawugi telah mendapatkan informasi yang lengkap tentang siapa pembunuh Bulga.
Pembunuhnya tentu saja adalah Yubing, mereka mengetahui semua ini dari tahanan yang berhasil ditangkap kembali.
Dari penjelasan yang diceritakan tahanan itu, diketahui bahwa Yubing adalah seorang gadis bertopeng dengan gaun merah muda bergambar bunga kamboja di kedua sisi bahunya.
Zawugi dan Mukene langsung mengetahui bahwa Yubing adalah salah satu murid elit Lembah Bunga Kamboja setelah mendengar penjelasan itu.
"Apa sudah ada kabar dimana gadis itu sekarang?"
Zawugi bertanya sambil menyesap teh yang ada di atas meja di sebelah tempat dia duduk
Mukene kemudian duduk di sebuah kursi kayu di sebelah Zawugi, dia meletakkan surat itu di atas meja dan menjawab,
"Dari informasi yang ku dapat, terakhir kali dia terlihat di Restoran Lumbung Parta, dia bepergian bersama beberapa pendekar muda"
"Kamu tahu apa yang dia lakukan bersama para pendekar muda itu?"
Tanya Zawugi penasaran.
"Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, tapi setahuku mereka pergi ke arah Hutan Bambu Kemarau, kemungkinan besar dia ada di sana"
Sahut Mukene sembari menyesap teh yang ada di meja.
Zawugi mengangguk dan terlihat puas dengan kabar yang didengarnya dari Mukene.
Bagi Zawugi, selama Yubing belum menginjakkan kakinya di Lembah Bunga Kamboja, akan mudah untuk menghabisinya.
"Adik ke-11, Panggil Jingwu kemari, kita perlu dia dan anggotanya untuk pergi ke Hutan Bambu Kemarau,"
Suruh Zawugi kepada Mukene untuk memanggil orang kepercayaannya.
Jingwu ini adalah orang kepercayaan Zawugi, bisa dibilang dia itu tangan kanannya. Kemampuan Jingwu cukup tinggi, dia dikenal sebagai Pendekar Pahit Lidah, seandainya Bulga tidak menjadi kapten ke-13 saat itu, mungkin dialah yang akan menjadi kapten ke-13.
Satu hal yang pasti dan membuat Zawugi memilih Jingwu untuk pergi ke Hutan Bambu Kemarau adalah karena kemampuannya, dia memiliki kekuatan mental yang tinggi.
"Baik Kak...,"
Sahut Mukene yang kemudian melambaikan tangannya ke seorang anak buah bandit yang sedang berdiri di sisi luar halaman, memanggil anak buah itu untuk datang menghadapnya.
Anak buah bandit itu tiba dan segera bergegas pergi setelah mendengar perintah dari Mukene untuk memanggil Jingwu.
[Di sisi timur, Hutan Bambu Kemarau]
*Uroro, mengapa kamu kemari? Dan siapa dua manusia yang kamu gendong itu?*
Suara seorang gadis yang berkata menggunakan bahasa makhluk buas, terdengar dari dalam gua setelah si Beruang Bambu sampai di depan gua.
Sekarang ini, si Beruang Bambu yang bernama Uroro itu sedang berdiri tepat di depan mulut gua, dia menggendong Gofan dan Yubing seperti memikul dua buah karung beras, Gofan dipikul di bahu kiri dan Yubing dipikul di bahu kanan.
Setelah mendengar suara gadis dari dalam gua itu, Uroro meletakkan Gofan dan Yubing, masing-masing disandarkannya di dinding gua.
*Salam leluhur, yang laki-laki ini adalah Senior saya yang sudah menjadi manusia dan yang perempuan ini, temannya*
Sahut Uroro penuh hormat pada suara yang terdengar dari dalam gua.
Sebelumnya saat Uroro berlari terus lurus ke timur setelah menggendong Gofan dan Yubing, di tengah jalan dia tiba-tiba teringat bahwa dia belum menanyakan arah tujuan Gofan, sehingga dia memanggil-manggil Gofan, namun Gofan sudah pingsan.
Jadi, karena tidak menemukan jawaban, dia memutuskan sendiri untuk membawa Gofan ke sebuah gua yang kebetulan sejalur dengan arah larinya, maka tibalah dia bersama Gofan dan Yubing di depan gua itu.
*Maksudmu dia adalah Beruang Bambu yang sudah mencapai tingkat jiwa raja?*
Tanya suara gadis dari dalam gua, suara gadis itu terdengar ragu dengan kata-kata Uroro.
*Iya leluhur, Dia berhasil menjadi manusia*
Sahut Uroro menegaskan kembali jawabannya.
Seekor Beruang Bambu yang sudah menerapkan Ilmu Raja Siluman hingga ke tingkat jiwa raja akan mendapatkan pembaptisan surga dan mampu mengubah wujudnya, terlahir kembali sebagai manusia. kaum makhluk buas yang berhasil berubah wujud menjadi manusia disebut sebagai kaum siluman.
*Biar aku memastikannya dulu... !!*
Kata suara gadis dari dalam gua.
*Zyuut*
Sebuah cahaya hijau pekat keluar dari dalam gua dan menyelimuti tubuh Gofan yang tersandar di dinding gua, saat cahaya hijau itu mulai mengambil alih tubuh Gofan, tubuh Gofan bergetar, seperti kejang sesaat, setelah itu tubuh Gofan bergerak melangkah seperti mayat hidup masuk ke dalam gua.
'Fanfan bangun.!.Hei..berhenti tidur, bangun!!'
Melalui pikirannya, Xionan berusaha membangunkan kesadaran Gofan yang tengah tertidur di alam bawah sadarnya.
Xionan tersadar ketika energi cahaya hijau merasuki tubuh Gofan, saat tubuh Gofan bergetar dan tampak seperti kejang, itu sebenarnya saat dimana Xionan terlempar keluar dari tubuh Gofan. Tentu saja tidak ada yang menyadari semua itu, tidak ada yang bisa melihatnya.
Setelah berada di luar tubuh Gofan, Xionan menyadari energi yang menyadarkannya adalah energi mental dari kekuatan mata iblis yang sangat kuat.
Saat melihat Gofan berjalan dalam kendali kekuatan mata iblis itu, dia khawatir Gofan dalam bahaya, apalagi ketika dia keluar dari tubuh Gofan dia melihat Uroro berdiri di depan mulut gua. jadi, Xionan berusaha membangunkannya.
'Fanfan bangun.!.Hei..berhenti tidur, bahaya!'
'Fanfan bangun...!!'
Berkali-kali Xionan berusaha membangunkan Gofan, namun Gofan masih saja pingsan.
'Apa yang harus aku lakukan?'
Xionan memikirkan cara untuk menyadarkan Gofan, saat Gofan terus berjalan maju masuk lebih dalam ke dalam gua.
'Mungkin ini akan melukai sedikit jiwanya, tapi aku... Ah sudahlah, cuma ini kemungkinan terbaik saat ini'
Pikir Xionan.
Xionan membentuk segel tangan dan cahaya putih terang di ujung jarinya membentuk sebuah anak panah yang kemudian melesat maju menuju tubuh Gofan.
*Zyuut*
*Jleeb*
Cahaya anak panah itu masuk dan menembus jiwa Gofan, melukai jiwanya.
Anak panah dari cahaya putih itu adalah sebagian dari kekuatan jiwa Xionan, dia menggunakannya untuk menyerang jiwa Gofan, agar Gofan bisa tersadar, meskipun hal itu pasti akan melukai jiwa Gofan, itu lebih baik daripada tertidur panjang tanpa tahu kapan akan tersadar.
Bahkan Xionan sendiri tidak tahu kapan akan tersadar, jika bukan karena kekuatan mata iblis itu, mungkin dia dan Gofan akan tertidur untuk waktu yang panjang.
Gofan tersadar, matanya terbuka lebar memancarkan cahaya hijau, dan dia berteriak kesakitan,
"Aarggghhh... !!!"
Cahaya hijau yang sebelumnya menyelimuti tubuh Gofan tiba-tiba pecah dan buyar, ketika Gofan tersadar jiwanya yang kesakitan langsung mengaktifkan kekuatan mata iblis dan mengambil kembali kendali tubuhnya.
Gofan terjatuh, dengan satu lutut menyentuh tanah, dia tampak masih terengah-engah setelah berteriak kesakitan, cahaya hijau di matanya masih belum memudar.
'Ada apa ini? Siapa yang menyerangku?'
Gofan masih terkejut dan berada dalam kondisi waspada, setelah jiwanya dilukai, dia tidak bisa tenang dan merasa sedang berada di dalam bahaya.
*Hyuung*
Xionan melayang-layang di depan Gofan.
'Fanfan tenang, itu aku, aku yang menyerangmu untuk membangunkanmu, tenang, sudah tidak apa-apa'
Xionan berusaha menenangkan Gofan, saat dia melihat mata Gofan masih bercahaya hijau dia sadar Gofan sedang dalam keadaan waspada merasa dirinya sedang dalam bahaya.
Gofan melihat dan mendengar Xionan, perlahan cahaya hijau di matanya memudar, dia kembali tenang dan napasnya kembali teratur.
"Nannan... Ukh... Hueft"
Baru saja Gofan kembali tenang dan hendak berdiri, tiba-tiba dia memuntahkan segumpal darah, ini adalah bukti dari jiwa Gofan yang terluka.
Xionan terkejut melihat ini, dia tidak menyangka serangannya akan melukai Gofan hingga muntah darah,
'Fanfan maaf, aku...aku...tidak bermaksud melukaimu, ini...'
'Sudahlah, tidak apa-apa, terima kasih sudah menyadarkanku, dimana kita?'
Gofan menyela perkataan Xionan, tidak ingin Xionan merasa berasalah akan apa yang terjadi, Gofan bangun dan mengusap noda darah di bibirnya.
Belum sempat Xionan menjawab, seorang gadis bercadar putih tiba-tiba muncul, berjalan mendekat dan menghampiri Gofan.
"Oh... Kamu sudah sadar? Hebat juga kamu bisa menghancurkan kekuatan mata iblisku, bicara dengan siapa kamu? siapa Nannan?"
Tanya seorang gadis bercadar kepada Gofan.
Gadis bercadar inilah yang sebelumnya berbicara lewat suara dengan Uroro. Sesaat setelah kendalinya atas tubuh Gofan terputus, gadis bercadar itu memutuskan untuk menghampiri Gofan.
Ketika dia berjalan perlahan ke arah Gofan, dia melihat Gofan muntah darah, dan menyebutkan nama Nannan, kemudian dia melihat Gofan berbicara sendiri.
'Siapa gadis ini? Nannan, kamu tahu siapa dia?'
Tanya Gofan melalui pikirannya pada Xionan,
Gadis bercadar ini tampak seperti seumuran dengan Yubing. Rambut gadis bercadar itu tampak unik, dari jauh seperti dua telinga namun kenyataannya itu adalah rambut yang dikepang dan digulung mirip sanggul. Dia mengenakan gaun hijau tua, kulitnya putih bersih dan kedua matanya tampak sangat indah.
'Dia?! Siluman ini masih hidup?'
Xionan terkejut, dia mengenali siapa sosok gadis becadar putih itu,
'Fanfan dia bukan gadis biasa, dia siluman, tapi aku tidak tahu pasti, sudah berapa ribu tahun dia hidup'
Lanjut Xionan menjawab pertanyaan Gofan.
'Apa..!? Gadis ini siluman berusia ribuan tahun?'
Gofan terkejut mendengar jawaban Xionan, yang mengatakan bahwa gadis bercadar di hadapannya adalah seorang gadis siluman ribuan tahun.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
عبد الوهاب دوى
mengalir....💪💪💪
2021-08-17
0
Ut
hmmm next
2021-03-31
0
Gugun Dteo
siip
2020-12-18
0