Di sisi lain, sebelum Gofan bertemu dengan gadis siluman berusia ribuan tahun. Nian masih bersembunyi di luar gua. Nian masih memperhatikan Uroro dari jarak yang cukup jauh, dia melihat Uroro yang menyandarkan Yubing dan Gofan di dinding gua.
'Apa gua itu sarangnya?' Ketika sampai di depan gua, Nian mengira gua itu adalah sarang Uroro.
Nian menyimpulkan, Uroro menculik Gofan dan Yubing untuk dibawa ke sarangnya, tempat Uroro mengumpulkan persediaan makanan.
'Sepertinya ada beruang betina di dalam gua' Nian mendengar sebuah suara raungan seorang gadis datang dari dalam gua.
Suara gadis itu meraung-raung mirip Beruang Bambu, dia menyaksikan Uroro membalas raungan itu, tampak seperti mereka sedang bercengkrama.
Tidak lama setelah itu, pandangan mata Nian tiba-tiba melebar saat dia melihat sebuah cahaya hijau pekat keluar dari dalam gua dan menyelubungi tubuh Gofan, kemudian cahaya hijau itu mengendalikan tubuh Gofan bergerak memasuki gua.
'*Gawat, bocah itu akan dimakan*!!' Batin Nian.
Nian khawatir melihat Gofan yang sudah menghilang dari pandangan dan masuk ke dalam gua.
*Triiuung*
Nian menghunuskan pedangnya, langsung menyambar maju ke arah Uroro, untuk menyelamatkan Gofan dan Yubing.
'Ck...!! Andai saja aku masih punya pil hitam lagi'
Nian berdecak kesal berharap masih memiliki pil hitam untuk menguatkan mentalnya, tapi apa boleh dikata, satu-satunya pil hitam yang dia miliki sudah diberikan kepada Gofan.
Tetapi baru saja melangkah sebanyak enam langkah, tubuh Nian tiba-tiba langsung membeku di tempat. Cahaya hijau meliputi seluruh tubuhnya, membuat Nian kehilangan kendali pada tubuhnya.
'Sial... Aku... Ukh...' Batin Nian saat kesadarannya mulai menghilang.
*Gedebug*
Pandangan mata Nian mendadak menjadi gelap, dia kehilangan kesadaran, dan tubuhnya jatuh ke tanah. Tubuh Nian terbaring di tanah, dia masih hidup, hanya pingsan.
Seekor Beruang Bambu berjalan mendekat ke tubuh Nian yang jatuh pingsan. Beruang Bambu itulah yang menyerang Nian dari belakang, ketika Nian menerjang ke depan, ke arah Uroro.
Beruang Bambu itu menatap tubuh Nian, tampak seperti mengingat sesuatu, kemudian dia mengangkatnya dan berjalan mendekat ke arah Uroro.
Beruang Bambu itu memiliki tubuh yang sama besarnya dengan Uroro, ada bekas luka cakaran di mata kanan Beruang Bambu itu, sehingga hanya mata kirinya yang tampak berfungsi. Namanya Urori, dia juga salah seekor dari lima Beruang Bambu yang sebelumnya menyerang kelompok Yanse.
*Urori, Siapa yang kamu bawa itu?* Tanya Uroro dalam bahasa makhluk buas, ketika melihat Urori datang membawa Nian, Nian dijinjing di tangan kanannya.
Urori menatap ke arah belakang Uroro, melihat Yubing yang pingsan bersandar di dinding gua, dia melangkah maju dan mengabaikan Uroro, kemudian menyandarkan Nian di dinding di sebelah Yubing.
Urori menoleh ke arah Uroro dan berkata, *Aku rasa dia teman senior itu, lihat bambu-bambu di badannya!*
*Benar, aku rasa Senior yang memberi tahu mereka tentang rahasia bambu ini* Sahut Uroro saat melihat pelindung bambu di tubuh Nian.
Hanya para Beruang Bambu yang tahu rahasia itu, bahwa jika manusia atau makhluk lain menggunakan bambu-bambu di Hutan Bambu Kemarau sebagai pakaian itu bisa melindungi jiwa mereka dari kekuatan mata iblis, karena itu, Nian hanya pingsan.
*Lalu siapa manusia ini?* Tanya Urori sambil menunjuk ke arah Yubing.
*Dia juga teman Senior itu* Kata Uroro singkat, kemudian dia duduk bersandar di bagian lain dinding gua.
*Senior itu ada di dalam bersama nyonya leluhur... Kebetulan kamu di sini, aku ngantuk, aku akan tidur sebentar, kamu tolong jaga mereka, bangunkan aku kalau senior sudah keluar*
Uroro menunjuk ke arah dalam gua, memberitahu Urori bahwa Gofan ada di dalam, lalu dia menutup matanya dan langsung tertidur pulas.
Melihat Uroro yang sudah tertidur pulas, Urori hanya bisa menghela napas panjang, kemudian dia duduk di samping Uroro dan memandang jauh ke dalam gua.
Di dalam gua, saat ini, Xionan terkejut mendapati siluman yang dia ketahui semasa hidupnya, ternyata masih hidup di dalam Hutan Bambu Kemarau.
'Nannan, maksudmu kamu mengenalnya dan kalian sudah berusia ribuan tahun?' Gofan cukup terkejut mendengar yang disampaikan Xionan, bahwa gadis bercadar di depan mereka sudah berusia ribuan tahun.
Setahu Gofan hanya pendekar yang bisa menembus sembilan langit yang bisa hidup abadi, hidup selama beribu-ribu tahun.
'Bisa dibilang aku mengenalnya, tapi dia tidak mengenalku, di masa hidupku gadis ini sangat terkenal, semua orang di masa itu pasti mengenalnya' Xionan menjelaskan pada Gofan.
Saat Xionan memandang gadis siluman itu, ingatan masa lalunya terlintas lagi dipikirannya, jika dia masih hidup mungkin air mata akan menetes dari wajahnya yang kini tampak pilu mengingat masa lalu.
Dulu, 700an tahun yang lalu ketika Xionan masih hidup, dia hanyalah seorang gadis desa biasa, dia putri dari sepasang penambang batu yang tinggal di sebuah desa kecil, desa itu disebut sebagai Desa Cadas.
***
[Benua Penda - Desa Cadas, 700an Tahun Sebelumnya]
Matahari bersinar terik menyinari area penambangan batu, tampak tiga orang yang baru saja selesai menambang beberapa ratus batu, beristirahat di bawah pohon rindang yang besar di tepi aliran sungai. Mereka adalah seorang wanita paruh baya, seorang pemuda dan seorang gadis belasan tahun.
" Xioming, panggil adikmu, suruh dia berhenti, ini sudah tengah hari "
Seorang wanita paruh baya menyuruh putranya yang sedang bersandar di bawah pohon rindang untuk memanggil adik perempuannya yang asyik menangkap ikan di sungai.
" Iya bu, nanti akan ku panggil, sebentar lagi " Sahut putra wanita paruh baya tersebut yang bernama Xioming.
Xioming tampak sangat lelah, dia bersandar sambil terus mengibas-ngibaskan caping bambu miliknya untuk mengusir hawa panas.
" Ya sudah... Ibu pulang lebih dulu, ingat kamu harus mengantarkan hasil tambang ini sebelum gelap dan jangan terlambat pulang "
Wanita paruh baya itu menunjuk tumpukan batu di dalam sebuah gerobak. Wanita paruh baya itu bernama Louli, dia baru saja menghabiskan bekal makan siang bersama putra dan putrinya.
Xioming mengangguk mengiyakan perintah ibunya sambil terus mengibas-ngibaskan caping bambu miliknya.
Louli merapikan bekal makan dan beranjak pergi meninggalkan area tambang menuju ke arah timur menyusuri sebuah jalan setapak.
Beberapa hela napas kemudian Xioming bangkit dari tempatnya bersandar dan menghampiri adik perempuannya yang masih menangkap ikan di sungai.
" Nannan, ayo berangkat, kalau lebih siang lagi, kakak takut kita tidak akan bisa pulang, Ayo... ! " Ucap Xioming.
Xioming berjongkok di pinggiran sungai sambil menoleh ke arah adik perempuannya, yang setengah badannya terendam air sungai.
Adik perempuan Xioming adalah Xionan, yang saat itu masih merupakan seorang gadis berusia belasan tahun dan belum menjadi hantu yang menghantui Gofan, seperti sekarang.
" Huft... Baiklah, tapi besok, kakak harus membantuku menangkap ikan marah lebih banyak ya? "
Xionan sedikit cemberut, belum banyak ikan marah yang bisa dia tangkap tapi sudah harus berhenti, padahal Xionan suka sekali makan ikan marah yang ada di sungai di dekat area tambang itu.
Ikan yang ditangkap Xionan disebut sebagai ikan marah, karena mata ikan itu berwarna merah darah, tampak seperti sedang marah.
" Baik... Kakak akan tangkapkan yang banyak untukmu besok... Ayo, cepat... Kita harus berangkat! " Sahut Xioming.
Xioming sebenarnya cukup heran kenapa adiknya sangat suka memakan ikan marah, bagi Xioming dan kedua orang tuanya, ikan marah terasa sangat hambar bahkan cenderung tidak enak dimakan. Bahkan kebanyakan warga desa lainnya juga tidak menyukai daging ikan marah ini.
Xionan naik dari dalam sungai ke pinggiran sungai dan mengumpulkan ikan-ikan yang berhasil ditangkapnya, memasukkan mereka ke dalam sebuah dungki, keranjang bambu untuk wadah ikan.
Kemudian mereka berangkat menuju ke utara, membawa gerobak berisi batu hasil tambang ke sebuah kota, Kota Langit Cahaya.
Di tengah perjalanan, saat mereka melewati sebuah hutan, tiba-tiba Xioming berhenti menarik gerobak dan bersikap waspada,
" Kak, ada apa? Kenapa berhenti? " Tanya Xionan heran melihat kakaknya yang tiba-tiba berhenti.
Xionan memperhatikan kakaknya sedang melihat lurus ke suatu tempat di antara pepohonan besar di depan mereka.
" Ssttt...! " Xioming memberikan isyarat untuk diam. dia melihat sekilas sepasang mata berkilauan muncul di antara pepohonan besar di hutan itu.
*Auuuu*
*Auuuu*
Tiba-tiba lolongan suara serigala terdengar dari tempat sepasang mata yang dilihat Xioming sebelumnya.
'Kenapa mereka muncul sekarang? Inikan belum malam hari' Pikir Xioming, saat melihat dua ekor serigala muncul mendekat ke arah mereka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Jumatul Khair
ceritanya bagus, tapi alurnya terlalu panjang, jadi ribet
2021-09-15
0
Ut
ma lalu trll banyaaaak
2021-03-31
0
decam12620665
kok makin bertele tele aja ni ceritanya
2021-03-06
0