[Di bagian barat, Hutan Bambu Kemarau]
Kelompok delapan orang yang mencari gua pertemuan beruntung, berhasil sampai di sebuah tempat yang aman di sebelah barat hutan meski belum mencapai gua yang mereka tuju.
" Kita berhenti di sini, hari mulai gelap, akan berbahaya kalau kita memaksakan bergerak di kegelapan " Ucap Yanse.
Yanse memilih beristirahat karena hari sudah mulai malam, dia memilih salah satu tempat yang dilihatnya aman
" Pendekar Yanse, sebaiknya kita lanjutkan saja perjalanan, semakin lama di sini, aku semakin merasa tidak aman " Salah seorang gadis di kelompok itu tampak ketakutan melihat keadaan Hutan Bambu Kemarau yang menyeramkan.
" Haha, pendekar Lingzi tenang saja, Aku... Moyo... akan menjagamu... aku akan membuat formasi pelindung untuk kita bermalam di sini "
Di tangan Moyo tampak sebuah piringan berupa cakram bundar, dia meneteskan sedikit darahnya dan membentuk segel tangan.
" Harta rahasia, bersama perjanjian darah, jadilah dinding, jadilah pelindung, menjadi kubah langit !! " Teriak Moyo.
Piringan itu kemudian melayang di atas Moyo dan lainnya, berputar-putar lalu mengeluarkan kabut asap dan mulai membentuk kubah menyelubungi mereka berdelapan.
Gadis bernama Lingzi itu menjadi lebih tenang setelah menyaksikan sebuah kubah formasi pelindung terbentuk.
" Terima kasih pendekar Moyo." Ucap Lingzi.
" Hebat. Inikah harta rahasia Cakram Kubah Langit?... Sangat bagus... " Puji Hanbo setelah melihat cakram yang berputar terus menerus di atas mereka membentuk formasi pelindung.
" Haha... Bukan apa-apa, ini tidak jauh beda dengan harta rahasia Cermin Delapan Penjuru milik pendekar Hanbo, jika bukan karena itu, bagaimana kita akan sampai dengan aman di sini..hahaha "
Moyo tertawa puas membalas pujian Hanbo, sambil dia juga menyanjung harta rahasia milik Hanbo. Hanbo tersenyum sambil mengangguk.
" Terima kasih pendekar Moyo, berkat bantuan pelindung ini, kita jauh lebih aman " Yanse mengatupkan tangan mengucapkan terima kasih pada Moyo.
Kemudian Yanse menoleh ke arah Lingzi,
" Pendekar Lingzi, aku mohon bantuanmu "
Lingzi segera mengerti maksud Yanse, dia mengangguk dan mengeluarkan sebuah boneka burung yang terbuat dari kayu, lalu menyerahkannya kepada Yanse.
" Ini silahkan diterima Pendekar Yanse " Ucap Lingzi.
Boneka burung itu adalah benda ajaib, benda ajaib khusus sebagai alat pengantar pesan.
Lingzi adalah murid dari Perguruan Mata Langit, salah satu Perguruan Kelas Bintang Dua.
Perguruan Lingzi sangat terkenal dengan kemampuannya menyebarkan informasi dan melacak keberadaan seseorang. Undangan yang diterima oleh para pendekar muda ini dikirimkan dengan boneka burung kayu itu.
" Terima kasih pendekar Lingzi " Sahut Yanse saat menerima boneka tersebut.
Yanse mengalirkan tenaga dalam ke boneka burung itu, seketika itu boneka burung di tangan Yanse tampak bergerak-gerak seakan-akan hidup, kemudian Yanse melepaskannya terbang.
" Pendekar Yanse. Apa yang kamu lakukan? " Tanya Moyo.
" Aku mengirim pesan untuk pendekar Yubing, semoga saja dia bisa tiba tepat sebelum kita memasuki gua, aku yakin dia akan sangat membantu di sana "
Burung kayu itu terbang pelan menuju ke timur, tempat Yubing dan lainnya berada.
Boneka burung itu terbang beberapa ratus kaki, kemudian mendarat di bahu seorang gadis, di bahu Nian.
Nian baru saja naik ke permukaan bersama dengan Yubing dan Jangbi, tiba-tiba sebuah boneka burung hinggap di bahunya.
" Senior, pendekar Yanse mengirim pesan " Nian memberikan boneka burung itu kepada Yubing.
Yubing menggenggam boneka burung itu dan menyerap tenaga dalam dari boneka burung.
" Mereka bermalam di sebelah bukit rumpun bambu itu, rencananya besok pagi akan melanjutkan ke gua di arah barat " Ucap Yubing.
Setelah Yubing mengetahui isi pesan Yanse, boneka burung di tangannya mendadak hancur menjadi debu.
" Senior, haruskah kita menyusul sekarang? " Nian menatap Yubing sambil melirik ke dalam lubang, dia nampak sedikit khawatir dengan Goli.
" Tunggu dulu, kita tunggu Goli dulu " Yubing yakin Goli akan berhasil mengatasi mata iblis, dia yakin sumber suara itu pasti akan membantunya.
" Benar, aku juga berharap dia bisa, aku tidak ingin dia menjadi monster " Jangbi masih mengira, Goli akan berubah menjadi monster seperti Beruang Bambu.
Ketika Jangbi melihat mayat Beruang Bambu itu, dia sudah ketakutan dan lupa niatnya untuk mengambil peta.
*Petak*
Nian memukul pelan kepala Jangbi, " Mana mungkin hal semacam itu terjadi, dan pergi sana !!, Jangan berdiri di belakangku "
Sambil mengelus-elus kepalanya yang sakit, Jangbi langsung menjauh dari Nian, " Aduh... Oh... nona Nian, nona Yubing, bagaimana rencana pemakaman ini? "
Jangbi menunjuk ke arah jasad Lenfan, yang sudah terbungkus rapi oleh kasa.
" Benar... Mari kita mulai persiapan pemakamannya... Ayo...! " Ucap Yubing.
***
Di atas permukaan, Jangbi, Yubing, dan Nian sedang bersiap untuk mengubur Lenfan.
Namun mereka berhenti melakukan penguburan, ketika mendengar suara langkah kaki mendekat.
Mereka menoleh ke arah sumber suara langkah kaki. Mereka melihat Lenfan yang baru saja keluar dari lubang dan berjalan menghampiri mereka.
" Goli... Selamat, kamu berhasil mengatasi Mata Iblis " Yubing mendekat menghampiri Lenfan, ketika melihat dia telah pulih dan dengan keadaan yang terlihat sangat baik.
Nian tetap berdiri di pinggir kuburan, sementara Jangbi bersembunyi di belakang Nian.
" Terima kasih kak, terima kasih untuk bantuan kalian " Lenfan membungkuk dan mengatupkan kedua tangan kepada Yubing.
" Kamu benar tidak apa-apa? " Nian bertanya.
Nian masih penasaran dengan keadaan Goli, dia sangat penasaran dengan suara yang tiba-tiba terdengar di dalam pikirannya saat kejadian sebelumnya terjadi.
" Tentu saja, aku bahkan merasa sangat bertenaga berkat pil-pil itu " Sahut Lenfan dengan penuh semangat.
" Apa pemilik suara itu yang membantumu? Aku mendengar suara, siapa itu? apa yang terjadi dengan mata iblis itu? " Nian kembali mengajukan pertanyaan karena dia masih cukup penasaran.
" Mmm... Itu... "
Lenfan masih berpikir bagaimana harusnya menjelaskan hal itu, sekaligus tidak membuka semua rahasia miliknya.
" Sudah-sudah... Hari sudah mulai pagi, kita makamkan dulu Lenfan, nanti saja diceritakan " Ucap Yubing.
Yubing menghentikan pertanyaan Nian, meski dia juga sedikit penasaran dengan mata iblis dan suara aneh itu, tapi saat ini dia ingin segera memakamkan Lenfan, dan memanjatkan doa, agar Lenfan tenang di alam sana.
Lenfan menoleh jasadnya, seperti yang dikatakan Xionan, tubuh Lenfan, terbelah dua dari pinggang, andai saja ini tidak terjadi, mungkin dia masih bisa hidup di dalam tubuhnya sendiri.
Lenfan menghela napas pelan, melihat kenyataan bahwa kini dia hidup di dalam tubuh Goli.
Pemakaman akhirnya selesai, mereka berempat membungkuk di makam Lenfan memberi penghormatan terakhir.
'Hehe... Nannan, kalau yang dimakamkan itu tubuhku dan jiwaku hidup dengan tubuh Goli, aku ini siapa? Lenfan atau Goli?' Ucap Lenfan melalui pikirannya.
Menurut Lenfan kejadian ini sangat aneh, dia memakamkan dirinya, membungkuk, dan memanjatkan doa terakhir untuk jiwanya, sementara dia sendiri masih hidup meski di tubuh orang lain.
" Hihihi... Benar, ini sangat lucu, lihat dia !, Dia menangisimu dan mendoakanmu selamat sampai di surga hihihi, padahal jelas-jelas kamu di sebelahnya " Sahut Xionan.
Xionan menunjuk Yubing, meski ditutupi topeng Xionan bisa melihat bahwa Yubing sedang menangis.
" Aku punya ide, tapi terserah kamu mau atau tidak " Ucap Xionan.
'Ide? Maksudmu?' Tanya Lenfan.
Saat Xionan memberikan ide ini, Xionan tersenyum nakal, " Kamu hidup saja dengan identitas baru, hidup sebagai Lenfan sekaligus Goli "
Xionan hanya ingin mengerjai Lenfan. Hidup sebagai siapa pun, Lenfan tetaplah Lenfan, tidak ada yang bisa menyangkal hal itu.
Sambil membungkuk di depan makam, Lenfan tiba-tiba berteriak dengan nada sedih, dia menangis histeris.
" Kakak Lenfan... Huhuhu... Aku Goli, sangat bersyukur, kamu rela memberikan kesempatan kedua bagiku untuk hidup, kamu menyelamatkanku, maka... untuk mengenang jasa baikmu, aku akan merubah namaku... "
" Mulai sekarang aku Gofan ! Aku bersumpah akan menjaga baik-baik kesempatan ini untukmu ! " Ucap Lenfan dengan diiringi isak tangis.
" Eh.... Apa... ??? " Yubing, Nian, Jangbi, dan Xionan serempak terkejut. Mereka menoleh dan heran mendengar ucapan Goli tersebut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
mario karta
🍧🍨🍩🍪🎂🎂🎂🎂🍰🍰🍰🍰☕☕🥛🍹🍸
2022-06-17
0
edi hartono
wkkk namanya Gojek atau Gofood aja kali
2021-08-07
0
Ut
lanjuut
2021-03-31
0