Setelah Yanse dan ketujuh pendekar lainnya, menyelesaikan pelindung dari bambu, mereka memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan ke barat, menuju ke gua pertemuan beruntung.
Sekarang ada 12 orang dan satu roh yang sedang berjalan menuju ke arah barat Hutan Bambu Kemarau. Sebelas orang diantara mereka mengenakan pelindung yang terbuat dari bambu, hanya satu orang yang tidak mengenakan pelindung bambu itu.
" Adik Gofan, Apa yang kamu lakukan sebelumnya pada Beruang Bambu? Mengapa mereka tidak menyerangmu? Mereka pergi begitu kamu mengatakan sesuatu yang tidak bisa aku mengerti? " Tanya Lingzi.
Di tengah perjalanan Lingzi bertanya kepada Gofan, dari awal dia sudah penasaran kenapa Beruang Bambu yang tidak menyerang Gofan, bahkan terlihat seperti berteman.
Ketujuh orang lainnya juga penasaran, apalagi setelah mereka tahu bahwa pelindung bambu itu merupakan saran dari Gofan.
'Siapa bocah ini? ' Banyak yang penasaran, tentang identitas Gofan, tapi tidak ada yang bertanya, hingga akhirnya Lingzi mengajukan pertanyaan.
Di mata semua orang, Gofan, terlihat sama seperti anak usia 12 tahun pada umumnya, tubuh dan tingginya juga tidak ada yang berbeda, namun aura yang terpancar dari diri Gofan terlihat seperti orang dewasa, tampak gagah dan berani, serta terkadang muncul cahaya berbinar di kedua mata Gofan.
Bahkan Yubing merasakan ada perubahan pada Goli. Sebelumnya saat pertama bertemu, tidak ada hal spesial dari Goli, namun setelah melihatnya bangkit dari lubang di dasar sungai yang mengering, Goli seperti menjadi pribadi yang berbeda, kadang terlintas aura yang dipancarkan Goli memiliki kemiripan dengan aura yang dipancarkan Lenfan.
Lenfan seperti itu, memancarkan aura hangat, gagah dan berani, selalu nampak semangat di wajah Lenfan, kadang seperti ada amarah di dalamnya.
Kini setelah menjadi Gofan, Yubing merasa Goli dan Lenfan seperti menyatu, raut wajah Goli nampak seperti raut wajah Lenfan saat itu, penuh semangat dan amarah. Meski wajah Goli tidak setampan wajah Lenfan, setidaknya itu karena dia masih muda, mungkin beberapa tahun lagi, saat dia seumuran Lenfan, Goli akan lebih tampan dari Lenfan.
Melihat kemiripan ini, membuat Yubing sedih dan menyayangkan kematian Lenfan.
'Seandainya Lenfan, masih hidup, dia akan bangga melihat Goli yang kini mirip sepertinya' Pikir Yubing saat mendengar pertanyaan Lingzi.
" Mungkin karena mereka mengira aku adalah teman mereka, aku hanya berbicara kepada mereka, aku fasih berbahasa mereka, jadi jelas kakak Lingzi tidak mengerti " Jawab Gofan jujur.
Sekarang Gofan adalah setengah Beruang Bambu. Apa yang bisa dilakukan Beruang Bambu maka Gofan juga bisa, hanya saja masih perlu dilatih lagi.
Mendengar jawaban itu semua orang terkejut, kecuali Xionan, yang sudah tahu semua tentang Gofan.
Yubing, Nian, dan Jangbi juga ikut terkejut, hanya saja mereka telah menarik kesimpulan bahwa ini semua adalah hasil dari mengatasi mata iblis.
'Seberapa kuat anak ini saat benar-benar menguasai mata iblis?' Pikir Nian, mengingat bagaimana Gofan telah berhasil mengatasi mata iblis.
Sebelum Yubing dan kawan-kawan bertemu dengan rombongan Yanse, Yubing telah mengingatkan kepada Nian dan Jangbi untuk tidak mengungkit masalah yang terjadi sebelumnya, terutama tentang Gofan yang berhasil mengatasi mata iblis.
Lebih tepatnya, selain mengatasi mata iblis, Gofan telah memiliki mata iblis. Tidak ada satu pun pendekar di Benua Penda yang berpikir untuk memiliki kekuatan mata iblis, bahkan pendekar tingkat tinggi dengan kekuatan mental yang besar sekali pun belum tentu mau berurusan dengan Beruang Bambu. Gofan beruntung, secara tidak sengaja memilikinya.
Mereka terlalu takut dengan kekuatan Beruang Bambu, hingga tidak berani menyerang untuk mendapatkan mata iblis.
Lain halnya jika yang memiliki mata iblis adalah anak berusia 12 tahun, tentu mereka akan menyerang tanpa ampun untuk mengambil mata iblis itu, oleh karena itu Yubing merahasiakan ini, dia tidak ingin nyawa Gofan berada dalam bahaya.
" Adik Gofan, dari perguruan manakah dirimu? Apakah kamu berasal dari Perguruan Dewa Binatang? " Lingzi kembali bertanya.
Lingzi mengira Gofan adalah murid Perguruan Dewa Binatang, sebab di Benua Penda, hanya Perguruan Dewa Binatang yang memiliki kemampuan mengendalikan makhluk buas.
" Pendekar Lingzi, mohon tidak menyusahkan adik Gofan, dia ini hanya anak seorang pemburu, bukan murid perguruan bela diri, tentu dia bisa mengerti bahasa binatang atau pun Makhluk buas " Sahut Yubing menyela pertanyaan Lingzi.
Yubing tidak ingin Lingzi terus menerus menanyakan jati diri Gofan, akan sangat berbahaya jika akhirnya salah satu dari mereka ada yang tahu tentang Mata Iblis.
' Senior benar-benar melindunginya, menganggap Gofan ini sudah menjadi harta karun berjalan, tapi itulah kenyataannya ' Batin Nian.
Nian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memikirkan hal yang telah dilakukan Yubing.
Tetapi itulah kenyataannya, siapa pun pendekar yang ingin meningkatkan kekuatan mental mereka, mereka tentu tergiur dengan kekuatan mata iblis.
" Benarkah begitu, Gofan? " Lingzi hanya mengangguk sekilas pada Yubing sebelum memastikan sendiri pada Gofan.
" Benar kakak Lingzi, bagi seorang pemburu itu bukan apa-apa " Sahut Gofan mengikuti kata-kata Yubing.
" Baik... Kalau memang begitu, sebagai rasa terima kasihku, ambil ini... adik Gofan, kapan pun saat kamu memerlukan informasi datanglah ke perguruan kami, aku akan membantumu " Ucap Lingzi.
Lingzi memberikan sebuah token berbentuk persegi panjang kecil berwarna hitam yang terbuat dari kayu, bertuliskan kata-kata Mata Langit.
Gofan menerima token itu dan menyimpannya, " Terima kasih kakak Lingzi "
Setelah sekian lama berjalan, Nian terlihat seperti kebingungan menoleh ke kanan dan ke kiri.
'Kenapa orang itu lama sekali?, Katanya mau buang air sebentar. Kenapa selama ini?' Nian sedang bingung mencari Jangbi yang tidak kunjung kembali.
Sebelumnya, beberapa saat setelah mereka memulai perjalanan, Jangbi meminta izin pada Nian, untuk buang air dan tidak perlu menunggunya, sebab dia akan menyusul.
Awalnya Nian tidak khawatir karena Jangbi sudah mengenakan pelindung bambu, jadi dia mengizinkannya pergi asalkan dia segera menyusul agar tidak tertinggal jauh, tapi hingga kini Jangbi tidak muncul juga, ini membuat Nian khawatir.
" Nian. Kamu kenapa? " Tanya Yubing pada Nian ketika dia melihatnya kebingungan.
" Mm... Senior, si Jangbi itu, dia tadi izin untuk buang air, tapi sampai sekarang belum kembali " Sahut Nian, sambil merasa agak bersalah karena membiarkan Jangbi pergi sendirian.
" Sejak kapan ? " Tanya Yubing memastikan kembali.
" Sejak awal kita berangkat bersama rombongan ini " Nian melirik Yubing, menanti keputusan apa yang harus dilakukan.
" Aku akan menyusulnya, kamu tetap di sini bersama Gofan dan yang lain " Ucap Yubing.
Yubing hendak berangkat pergi mencari Jangbi. Namun dari rerumpunan pohon bambu nampak Jangbi berlari kencang mendekat ke rombongan.
" Tolong...! Tolong...!! Nona Nian tolong !! " Jangbi berteriak minta tolong sambil terus berlari, jauh di belakang Jangbi terlihat beberapa ekor anak Beruang Bambu yang berlari mengejar dirinya.
" Kenapa kamu berlari itu han... " Nian ingin mengatakan bahwa yang mengejarnya hanya anak Beruang Bambu, bahkan yang dewasa saja menghindari mereka karena pelindung bambu, apalagi yang anak-anak.
Tapi kata-katanya terhenti ketika dia melihat telapak tangan kiri Jangbi putus, Nian bingung dengan apa yang terjadi dan menoleh ke arah Gofan.
" Celaka... !! Apa yang dia lakukan? " Kata Gofan, ketika menyadari tatapan Nian dan melihat Jangbi berlari mendekat karena dikejar oleh beberapa anak Beruang Bambu.
Kemudian Gofan menoleh ke arah Moyo dan berkata, " Pendekar Moyo, mohon buat pelindung dari harta rahasiamu, cepat...! Sebelum terlambat "
Seusai mengatakan itu, Gofan berlari menuju ke arah Jangbi.
" Apa maksudnya...? " Moyo, Yanse, dan yang lain masih bingung, mereka merasa aman dengan memakai pelindung bambu, sebab selama perjalanan ini, meskipun melewati teritorial beberapa Beruang Bambu, Beruang Bambu tidak menyerang bahkan mengabaikan rombongan mereka.
" Kamu... Kenapa diam? Cepat lakukan... Lihat tangannya !! " Seru Nian.
Nian menunjuk ke arah Jangbi, yang kini berlari dengan sebelah telapak tangan yang sudah hilang.
Yubing telah menyadari itu, namun dia bingung akan membantu Gofan atau berlindung bersama yang lain.
Yubing terdiam sesaat, namun karena dia percaya pada Gofan, dia meminta Moyo untuk mengikuti kata-kata Gofan, " Pendekar Moyo, tolong segera buat formasi pelindung, nanti kita akan meminta penjelasan Gofan, sekarang tolong cepat...! "
Setelah melihat telapak tangan Jangbi yang hilang, Moyo langsung mengeluarkan Cakram Kubah Langit dan membentuk segel tangan.
" Harta rahasia, bersama perjanjian darah, jadilah dinding, jadilah pelindung, menjadi kubah langit !!! " Teriak Moyo.
Formasi pelindung pun terbentuk dan mereka berlindung di dalam formasi.
" Nona Yubing, apa yang sebenarnya terjadi?, kenapa orang itu malah memancing anak-anak Beruang Bambu kemari? " Tanya Yanse.
Yanse berpikir tidak mungkin anak Beruang Bambu akan mengejar jika tidak Jangbi yang mengusik mereka terlebih dahulu.
Yubing menoleh sejenak ke arah Nian dan menggelengkan kepalanya, " Aku sendiri belum tahu, tadinya dia hanya permisi buang air tapi ternyata malah hal ini yang terjadi " Sahut Yubing.
'Bukankah kami aman dari yang dewasa, kenapa Gofan itu menyuruh kami berlindung? apa yang kecil lebih berbahaya dari yang dewasa?' Pikir Hanbo, merasa hal ini tidak masuk akal, saat menatap ke arah Gofan.
Saat ini Gofan sudah sampai di depan Jangbi,
" Kakak Jangbi, diam..!! jangan berteriak lagi, cepat pergi ke formasi dan obati lukamu, ingat jangan bersuara...! "
Jangbi tidak menyangka, yang akan datang menolongnya justru Gofan, tapi dia tidak bisa berkomentar saat ini. Jangbi mengangguk dan pergi menuju ke formasi pelindung.
Gofan segera berlari menuju ke arah anak-anak Beruang Bambu yang mengejar Jangbi.
" Fanfan, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menghampiri mereka? " Kata Xionan.
Xionan melayang-layang mengikuti Gofan yang tengah berlari mendekati anak-anak Beruang Bambu,
" Sekali mereka mencium aroma darah, mereka akan mengejarnya kemanapun itu, dan mereka jauh lebih berbahaya dari yang dewasa " Sahut Gofan.
Xionan mengernyitkan alisnya tanpa berkomentar lebih lanjut.
" Nannan, tolong beritahu nona Yubing untuk menghapus semua jejak darah Jangbi sejauh mungkin dari formasi dan suruh mereka diam tanpa suara !! " Pinta Gofan kepada Xionan sambil terus berlari.
" Tapi... Kamu?... Kamu akan menghadapi mereka sendirian? Kamu kan belum melatih bela diri? " Jawab Xionan, khawatir pada Gofan.
" Tidak apa-apa, aku hanya akan memancing mereka menjauh, bukan melawan mereka " Kemudian Gofan mengeluarkan sebuah belati kecil dari kantongnya dan menyayat telapak tangannya hingga berdarah.
Xionan pergi untuk menyampaikan pesan dari Gofan.
Gofan memancarkan cahaya hijau dari kedua matanya dan mengarahkannya pada darah yang menetes di tangannya,
'Meskipun ini, pertama kalinya aku mencoba, aku harus berhasil...' Batin Gofan.
Menggunakan ingatan dari Beruang Bambu, Gofan mulai mempelajari cara mengendalikan kekuatan Mata Iblis.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Ut
next
2021-03-31
0
Aji Rustam
609 Up
2020-09-21
0
Heni Ermayanti
lanjut
2020-02-22
6