Sudah dua hari sejak Liona pingsan, healer, Alcemist, dan pendeta suci kuil berdatangan setiap waktu karena Duke Asteria yang mencari kesana kemari untuk menyelamatkan putrinya.
Setelah Liona pingsan, dia sempat kejang-kejang dengan nafas yang terputus-putus, itu membuat keluarga Duke Asteria dilanda kepanikan.
Duke sampai meminta izin cuti pada kekaisaran karena putrinya yang tidak bangun, bahkan sekarang wajah Liona pucat dan tubuhnya dingin.
"Kenapa dia tidak bangun? Apakah profesi kalian itu hanya pajangan saja?" Teriak duke marah besar.
Sebenarnya saat Liona yang asli terbaring seperti ini, Duke tidak begitu marah karena memang selalu ada kontradiksi kekuatan sihirnya, namun mereka tidak tahu saja akibat kontradiksi itu jiwanya yang asli menghilang.
"Tuan Duke, kami tidak bisa berbuat apa-apa, bukannya kami tidak mampu, namun kasus nona Liona saat ini baru pertama kali kami temui." Ujar salah satu healer yang membatu mengobati Liona.
"Hanya alasan!" Sinis Duke Asteria, Alex dan Xavier menenangkan Duke karena takut itu akan menganggu pemulihan Liona.
"Ayah, ini bukan salah mereka, mereka tidak mampu karena Liona adalah orang pertama yang mengalami situasi ini." Ujar Alex.
"Itu benar ayah, percaya saja pada kekuatan Liona, dia pasti akan segara bangun." Xavier menambahkan.
Suasana di ruangan itu begitu suram, tidak ada yang berbicara satu kata pun, Duke hanya diam termangu memandangi putri tercintanya yang tubuhnya semakin dingin.
Sedangkan dalam situasi Liona, dia sedang berhadapan dengan paus biru raksasa yang besar dan indah.
"Selamat datang jiwa berbeda." Paus biru itu berkata dengan suara yang menyenangkan.
"Kau siapa?" Tanya Liona menatap takjub pada paus biru.
Liona melihat sekeliling dengan penuh perhatian, memperhatikan setiap detail ruangan yang begitu indah ini.
Itu seperti galaksi berwarna biru dengan taburan bintang di atasnya, dan Liona berada di tengah padang rumput yang luas sedang berhadapan dengan paus berwarna biru.
"Sebut saja aku Falaina, tempat yang kamu datangi ini adalah tempat tinggalku, ini seperti galaksi bukan?" Tanya Falaina berenang-renang di angkasa.
"Iya ini seperti galaksi." Jawab Liona.
"Apa kau merasakan nafasmu berat?" Falaina bertanya dan memandang Liona yang sedang menatap takjub.
"Iya benar, rasanya tubuhku dingin."
"Itu karena, ruanganku di penuhi dengan energi ether yang sangat besar, energi di tempat yang kamu tinggali, yang memberikan sihir dan segala kekuatan di sebut ether, ether berada di luar lingkup bumi dan energi ini menyelimuti alam semesta.
Tumbuhan tidak akan tumbuh jika tidak ada ether, manusia tidak akan bisa memerangi monster kalau tidak ada ether." Jelasnya sambil membelai kepala Liona dengan siripnya.
"Lalu apakah aku ada di luar angkasa?"
"Itu benar, namun ruanganku terpisah karena ether disini sangat murni." Ikan paus itu menjelaskan dengan sabar.
"Kenapa aku bisa berada disini? Apakah kau memanggilku?"
"Iya, aku memanggilmu wahai jiwa yang di berkati dewa. Nak, meskipun jiwa aslinya sudah tidak ada lagi namun hidup ini milikmu, kamu yang mengendalikannya, jangan terpaku pada sesuatu yang kamu baca.
Kamu bisa menghindari takdir kejam asli orang ini, karena kamu adalah jiwa yang diberkati dewa agung. Nikmatilah hidupmu sendiri dan bahagialah." Ujar Falaina.
Liona hanya berfikir dan menatap paus besar tersebut, dia juga sudah berusaha untuk mengubah takdir kejam wanita yang di tempati jiwanya.
"Kemarilah, aku akan memberikanmu sesuatu." Liona menghampiri Falaina, Falaina menundukkan kepalanya hingga bersentuhan dengan kening Liona.
"Apa itu?" Liona bertanya karena dia tidak merasakan sesuatu yang khusus.
"Kau akan tahu nanti, sekarang saatnya kamu kembali karena jika kamu berlama-lama disini jiwamu hanya akan terperangkap bersamaku dan kamu tidak bisa kembali ke tubuhmu." Falaina mendorong Liona dengan siripnya sampai dia membentur sesuatu yang empuk.
***
Aku merasakan benturan empuk setelah di dorong Falaina, aku membuka mataku dan mengerjapkannya untuk menyesuaikan dengan cahaya, aku melihat sekeliling yang tampak familiar, ini di kamarku!
"Apa yang terjadi?" Gumamku, bisa dilihat suasana kamarku agak suram, padahal biasanya selalu hangat.
Seorang maid membuka pintu kamarku dengan ekspresi tertekan sambil membawa baskom air yang terlihat masih mengepul.
"Nona saya akan mengompres anda menggunakan air hangat agar tubuh anda tidak terlalu dingin." Ujarnya menatapku sambil memeras sebuah handuk.
Aku memperhatikannya yang sedang fokus membuat tubuhku menjadi lebih hangat, sangat lucu.
"Kenapa kamu melakukan ini?" Tanyaku sambil mengangkat kedua alisku.
"Tentu saja untuk membuat nona.., EH NONA?" Teriaknya kaget, sampai membuat penjaga datang melihat.
"Maria, ada apa?" Seorang pengawal melihat maria yang terkejut, lalu melihat kearahku yang sedang tersenyum datar.
"Eh nona sudah bangun? HAH NONA?" pengawal itu bereaksi dan tiba-tiba berlari ke bawah, mungkin untuk mengabari ayahku.
Benar saja, setelah beberapa saat kemudian ayah, Alex dan Xavier datang dengan ekspresi lega sekaligus khawatir.
Ayah memelukku dengan erat, ku rasakan tubuhnya bergetar hebat, mungkin dia ketakutan, ku lihat juga Alex dan Xavier yang diam-diam menghapus air matanya.
"Aku kembali." Ujarku lemah.
"Iya kau kembali, putri ayah kembali. Betapa takutnya aku saat melihatmu begitu." Kata ayah dengan suara bergetar hebat.
"Aku tidak apa-apa ayah, aku sangat sehat." Ujarku menepuk punggung ayahku yang masih tetap ketakutan.
"Kau tahu, ayah benar-benar ketakutan saat melihat tubuhmu yang mendingin, saat nafasmu terputus-putus, ayah sangat takut." Ayah memelukku erat, ku rasakan pundakku basah, ayahku menangis!
Hatiku menghangat, aku memang bukan jiwa asli dari tubuh ini namun kasih sayangku pada keluarga Liona tulus, sekarang aku akan menjadi Liona, Liona adalah aku dan aku adalah Liona.
"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi?" Ayahku menatapku setelah menghapus sisa air matanya.
Aku melirik ke arah para pelayan dan orang-orang yang mengobatiku, mereka di usir begitu saja oleh ayahku.
Hening...
"Kalau kau tidak siap aku tidak akan memaksamu untuk menceritakannya." Ayahku mengelus kepalaku dengan lembut, aku menghela nafas dan bersiap menceritakannya.
"Aku bertemu Falaina." Kurasakan tangannya yang mengelus kepalaku berhenti dengan mata membola kaget, ku lihat juga Alex dan Xavier yang mematung di tempatnya.
"Nak, a-apakah yang kau bilang Falaina adalah paus biru?" Ayahku bertanya dengan gugup.
"Iya, aku berada dalam ether yang sangat murni. Tapi ayah, Ether itu apa?" Aku memiringkan kepalaku tanpa peduli mereka yang terkejut kembali.
...Saat Liona bertemu dengan Falaina...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Amlyfau
gue jadi keinget sama pausnya di tiny tan BTS wkwkwk mirip
2021-05-03
8
🌻Star🌻
visual nya keren" thor👍
2021-04-16
3
JNS☆~
ku kira suara jodohnya ternyata paus
(ノ•̀ o •́ )ノ ~ ┻━┻
2021-03-27
59