Akhirnya kami tiba di istana afrontis, para knight dan paladin serta para siswa mencari kami yang menghilang seharian ini, apalagi ada putra mahkota yang keamanannya adalah hal utama.
"Kami hanya tersesat lebih dalam, maaf sudah khawatir. Apakah ada yang terluka?" Tanya putra mahkota.
"Ada banyak monster yang bereproduksi tahun ini, bahkan semut pemakan daging yang hampir punah menjadi dua kali lipat dari biasanya, kalajengking pasir mengalami peningkatan jumlah di lihat dari sarangnya ada beberapa yang kami semua temui." Jelas paladin.
Semut dan kalajengking bentuknya bukan seperti semut dan kalajengking biasa, pasti ada suatu bagian tubuh yang mirip dengan hewan lain, atau tambahan tubuh yang tidak di ketahui.
Putra mahkota menyuruh kami untuk beristirahat, jujur saja kami semua sudah lelah, kami pulang pada hari kedua di sore hari.
"Apakah para medusa itu benar-benar tidak akan bisa keluar?" Prasina bertanya padaku yang tengah memakan roti.
"Mungkin, segel itu masih kuat." Ujarku tidak yakin.
"Aku akan tidur saja, aku lelah! Rasanya semua tubuhku remuk." Keluhnya dengan suara yang mengecil.
Terdengar suara dengkuran halus Prasina, aku terkekeh dan membenarkan selimutnya, lalu aku bermeditasi melihat warna putih dan hijau yang pak tua ariel berikan.
Itu kekuatan yang sangat luar biasa besar, apalagi kekuatan cahayanya lebih besar, mungkin aku bisa memahami itikad baik pak tua ariel karena ada warna hitam pada kekuatanku.
Jika warna hitam tidak di tekan oleh kekuatan yang lain, atau tidak di buat seimbang maka akan berbahaya bagi tubuh. Warna hitam bukan elemen iblis, hanya saja elemen warna hitam terlalu kuat untuk di tampung tubuh orang biasa.
Segera aku menyeimbangkan sihir cahaya dan angin yang ku dapat dengan baik, aku mengalirkan warna mereka pada pembuluh darahku, menemukan titik inti dari sihir di tubuhku.
Kadang aku sendiri sangat takut dengan kekuatanku, mana yang besar dan gumpalan kekuatan yang tak berujung seperti galaksi.
Berhasil! Aku berhasil menempatkan sihir baruku di pusat sihir dalam tubuhku, aku membuka mataku dan terkejut.
Penglihatanku terasa lebih tajam dan jelas, bahkan aku bisa melihat struktur tembok sampai sarang semut tersembunyi di kamar ini.
Tok tok tok
Aku melihat ke arah pintu dan bangkit, membuka pintu kamar dan terlihatlah teman seangkatan yang sedang tersenyum.
"Liona, pemimpin knight memanggilmu untuk menemuinya." Katanya.
"Untuk apa?" Tanyaku sambil mengernyit, bukannya masih jam istirahat, aku lelah!
"Aku tidak tahu, jika kamu ingin tahu temui saja dia." Balasnya dengan polos.
Aku menatap datar orang itu dan mengangguk, aku menutup pintu dan berjalan kearah tempat peristirahatan para knight.
"Permisi." Aku mengetuk pintu yang terbuat dari kayu cendana tersebut.
"Masuk." Suara yang dalam mengintrupsi ku, aku membuka pintu dengan hati-hati, melihat sekeliling kamar yang bisa di katakan elegan, kamar putra mahkota memang berbeda.
"Anda memanggil saya." Aku berujar dan berdiri menunggu perintah, sungguh aku ingin cepat kembali, kenapa dia memanggilku sih?
"Duduklah, dan bersikaplah seperti biasa."
Dia pikir aku bisa bersikap santai kepada putra mahkota? Are you kidding me? Maaf saja aku masih ingin melindungi kehidupan kecilku.
"Saya tidak bisa begitu." Aku menjawab dengan kepala tertunduk dan dia hanya menghela nafas.
"Duduklah." Katanya menepuk kursi yang tepat berada disisinya.
Aku menghela nafas dan duduk di depannya, tampak dia mengernyit tidak suka.
"Saya tidak bisa bersikap kurang ajar." Aku berkata dengan nada datar.
"Baiklah, kau begitu keras kepala aku tidak bisa memaksamu. Aku memanggilmu kesini karena kita tidak akan pergi ke hutan kaktus lagi, menurut knight dan paladin, meskipun reproduksi monster telah meningkat namun semuanya telah di hancurkan.
Jadi di hutan kaktus monster sudah berkurang, kami tidak membasmi semuanya karena memang mereka bersembunyi lebih dalam dan itu tidak bisa kami temukan." Jelasnya melihat kearahku.
Aku mendengarkannya dan berfikir kenapa dia harus memberitahuku? Aku ini hanya siswa dan mengikuti pemimpin untuk segalanya, jadi tidak ada alasan kenapa dia harus memberitahuku.
"Mungkin kamu berfikir kenapa aku memberitahukan ini padamu, sepanjang perjalanan kamu banyak membantu dan aku tertarik pada bakatmu.
Jadi untuk besok kita akan pergi ke daerah lembah seperti yang kaisar perintahkan." Jelasnya lagi.
Aku hanya mengangguk berbasa-basi dan jujur aku tidak terlalu peduli untuk pergi kemana, karena aku hanya ikut serta saja!
"Baiklah jika kau sudah paham, tolong kasih tahu teman-temanmu. Kita akan berangkat lusa, dan bawa ini." Kata putra mahkota sambil menyodorkan bunga Lily.
Aku menatapnya dengan aneh, kenapa dia?
"Ehem, jangan salah paham bunga ini berfungsi agar kamu tidak kelelahan, ini sudah diisi dengan sihir jadi bawalah." Katanya dengan wajah memerah malu, tampak lucu namun itu menjijikan.
Aku menerimanya dan berterima kasih, setelah pergi dari ruangan itu aku menghela nafas lega sikapnya benar-benar aneh, bukannya dalam novel putra mahkota mempunyai permusuhan dengan Liona sampai tak bisa di damaikan meskipun Liona mencintainya?
Tidak peduli, aku berniat kembali ke tempatku ingin mengistirahatkan tubuh dan otakku, namun di tengah perjalanan aku bertemu dengan Cecilia yang matanya menatap kosong.
Aku menghindarinya dan tidak ingin berurusan dengannya, namun dia tiba-tiba memegang tanganku dengan keras sampai membuatku mengernyit.
"Kenapa ya? Padahal sudah sempurna." Katanya dengan mata kosong melihat kearahku.
"Apa maksudmu?" Tanyaku sambil menepis tangannya karena menyakitkan.
"Tidak, aku hanya berbicara saja. Maafkan aku." Tanpa berkata-kata lagi dia pergi dengan langkah gontai.
Ada aura hitam yang menyelimuti dirinya seolah jiwanya tersedot sesuatu, bahkan tatapan matanya seperti tidak ada kehidupan.
"Orang aneh." Gumamku.
Aku melihat sekeliling yang sedang berbisik, mungkin aku terlihat jahat karena menepis tangannya.
"Liona!"
Aku berbalik dan memandang Arthur yang sedang membawa sup daging.
"Kenapa kau berkeliaran, ayo ikut denganku ada tempat yang sangat cantik disini." Ujarnya menarikku.
"Tapi prasina tidur."
"Dia sedang di panggil Luther, disana sudah ada Elios yang menyiapkan segalanya ayo!"
Tanpa bisa berkata-kata, aku mengikuti Arthur ke tempat yang dia maksud, padahal aku ingin tidur dan istirahat.
"Lelahmu akan hilang jika kau ikut, jika tidak kau benar-benar akan menyesalinya."
Arthur mengajakku ke sebuah loteng yang cukup sepi, disana sudah ada Elios, Luther dan Prasina yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya.
Aku duduk di sebelah Elios yang sedang menikmati coklat panas, dia menunjuk ke arah langit.
"Lihat, indah bukan?"
Aku mendongak, benar-benar indah aku sampai terpesona.
Langit malam yang begitu cerah dengan taburan bintang, aku tidak menyadarinya beberapa hari ini, tapi itu benar-benar indah.
Sangat menyesal bila tadi aku menolak, rasanya tidak bisa di gambarkan, meskipun padang pasir ini cuacanya berubah-ubah namun saat malam langit benar-benar cantik.
"Aku ingin pulang."
Chapter dua belas nanti siang atau sore aku up ya, mentok banget wkwk males mikir aku tu. Btw makasih yang udah baca, jangan lupa vote♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Nurul Nuraini
sangat menarik sekali ....
2022-02-10
0
DNK • SLOTH SINN
next up
2021-06-22
1
zilaaaaaa
kok 11nya gk ada🤔
2021-03-27
1