Perjalanan di lanjutkan, kami tidak membahas hal yang terjadi kemarin, karena mungkin akan menimbulkan sensasi yang berlebihan terlebih lagi Kuchisake onna makhluk yang baru pertama kali terlihat.
Kami benar-benar menganggapnya seperti tidak ada yang terjadi kemarin, meskipun masih shock kita masih bisa bersikap biasa.
"Kemarin kau kemana? Aku mencarimu?" Tanya Cecilia yang mulai mendekatiku lagi.
"Ah aku ke pasar." Jawabku seadanya, karena di tegur knight untuk tidak mengobrol, Cecilia kembali ke posisinya dan aku bernafas lega.
"Dia masih tidak menyerah padamu." Luther berbisik kearahku.
Elios menatap Cecilia dengan tajam, aku tidak tahu kenapa tapi ada aura kebencian yang Elios simpan untuk Cecilia.
"Kau kenapa?" Tanyaku, Elios tersadar dan menatapku dengan kaget.
"Aku tidak tahu, aku merasa bahwa aku sangat membencinya tapi dia tidak pernah melakukan apapun padaku." Elios menatapku dengan serius.
"Akhir-akhir ini kau sangat sensitif." Aku menatap Elios dengan khawatir.
Bisa di bilang Elios seperti kakakku sendiri, dia selalu menemaniku dan menjagaku, dia juga menganggapku seperti adiknya sendiri.
Kami sangat dekat sejak awal masuk kelas, karena kami merasa nyaman satu sama lain dan sejalur.
"Yah mungkin karena kelelahan dan kurang tidur." Ujar Elios.
Kami tidak mengobrol lagi dan mulai melanjutkan perjalanan, langkah kaki kuda pun menjadi lebih cepat.
Kita beristirahat dan makan di atas kuda, kemudian melanjutkan perjalanan seperti itu terus sampai empat hari kemudian.
Kami sampai di daerah timur, cuacanya sangat panas namun awan mendung, katanya disini tidak pernah hujan, dan sering terjadi badai pasir.
"Hati-hati, biasanya banyak monster kalajengking yang berbahaya, apalagi selalu ada badai pasir." Paladin memperingati kita.
Karena udara yang sangat panas dan pengap, para defender melindungi kita dengan perisainya yang di bantu dengan sihir air agar lebih sejuk.
Benar saja, udara terasa lebih ringan dan tidak terlalu panas, aku mencairkan sihir esku dan membagikan nya kepada teman-temanku.
Tanah bergetar dan semua orang menjadi waspada, benar saja kalajengking raksasa muncul.
Ada sekitar 7 kalajengking, setiap sepuluh orang melawan 7 kalajengking, sebanarnya kami sudah lelah namun nyawa di pertaruhkan jadi Kita harus melawan.
"Hati-hati dengan ekornya, namun jika ekornya terpotong kalajengking tidak akan terlalu kuat." Knight memberi tahu kita.
Semua orang mengangguk dan mulai bekerja sama, aku pun sibuk berurusan dengan kalajengking yang ku lawan.
Ternyata aku sekelompok dengan para pemeran utama, Cecilia menggunakan sihir cahaya yang sangat langka.
Semua orang menatap Cecilia dengan terkejut, memang sihir sage sangat suci kalajengking pun sedikit bergetar ketakutan.
Tapi aku tidak peduli hanya bekerja sama dengan para knight dan paladin mendekati ekornya untuk di potong.
"Para sniper serang bagian depan tubuh kalajengking, para ahli pedang cari kesempatan untuk menyerang ekor kalajengking!" Teriak paladin.
Para mage yang hanya tahu mantra mereka di tempatkan di belakang melindungi para ahli senjata dengan sihir.
Cecilia juga menggunakan panah karena dia seorang Archer, aku menggunakan pedangku di lindungi perisai Luther.
Luther di lindungi para mage, kekompakan yang luar biasa.
Ekor kalajengking terus-menerus bergerak cepat tak tentu arah.
"Arghh."
Jeritan seorang wanita mengalihkan perhatianku, dia tersengat ekor kalajengking yang beracun dan tubuhnya berubah menjadi batu kemudian terpecah.
Mengerikan!
"Hati-hati ini sangat kuat, jangan tersengat!" Putra mahkota berteriak.
Sebisa mungkin kami menghindari ekornya, ekor kalajengking bisa menembus perisai, untuk memotong ekornya sangat minim.
Cecilia mengecoh kalajengking dengan sihir cahayanya, itu berefek membuat kalajengking sedikit lebih waspada.
"Manaku hampir habis, menggunakan sihir cahaya membutuhkan mana yang besar." Ujar Cecilia di Bantu dengan rohnya, dia juga menggunakan panahnya untuk menyerang.
Sudah ada sekitar 3 siswa yang jadi korban dan berubah menjadi batu, semua orang sangat panik.
"Jangan panik, para healer obati orang-orang yang sudah kehabisan mana, yang masih ada mana lindungi yang sedang di obati.
Kemudian mage yang tidak bisa menggunakan senjata tolong kecoh kalajengking untuk fokus pada serangan kalian.
Untuk ahli pedang kalian dekatlah dengan ekor kalajengking, aktifkan mantra perlindungan dan para defender meskipun ekor kalajengking bisa menembus perisai namun kecepatannya lambat jadi pakai itu.
Para mage angin, kalian bantu para ahli pedang untuk bisa memotong ekornya, lalu archer dan guardian serang bagian ekor agar tidak mengenai ahli pedang. Mengerti?"
Elios berteriak dan strateginya sangat bagus, kami berada di posisi masing-masing, sesuai yang di perintahkan untuk menyerang kalajengking.
Aku memegang pedangku dengan erat, keringat bercucuran karena hawa panas dan pengap padang pasir.
Perisai di aktifkan, aku bersiap-siap menunggu perintah untuk menyerang.
"Serang!" Ujar putra mahkota yang menyamar menjadi pemimpin knight.
Aku berlari, kalajengking terlihat sangat kebingungan dan marah karena semuanya menyerang bersama.
Elios membantu diriku dengan sihir anginnya seperti biasa, para ksatria dan murid lain pun melakukan hal yang sama.
Mereka bergantian menyerang dan menghindar untuk mencapai ekor kalajengking.
Panah yang tidak di ketahui mengarah ke arahku, sekali lihat bisa di pastikan bahwa panah tersebut telah di olesi racun.
"Liona hati-hati!" Teriak Elios, aku mengangguk dan menghindari panah dengan mudah.
Aku tidak bisa berfikir siapa yang mengirim panah itu karena aku harus fokus untuk membunuh kalajengking.
Ngingg
Suara nyaring yang sangat memekakkan telinga membuat para kalajengking berlari, menghilang tanpa jejak.
Semua orang terlihat kebingungan, pasir terlihat menggumpal dengan aura yang sangat panas.
S*al!
Badai pasir telah di mulai, terlihat para kalajengking berputar di dalam badai pasir.
Semua murid dan ksatria mendekat satu sama lain, membuat perisai yang di padukan dengan sihir tanah putra mahkota.
Melindungi diri kita dari badai pasir yang tampak mengerikan, suara angin ribut dan pekikan yang memekakkan telinga terdengar di luar.
Kami semua terdiam, menunggu badai pasir yang sangat panas itu.
Di dalam perisai para healer membantu mengobati orang-orang yang terluka, kalajengking pun terbunuh oleh badai pasir.
Beberapa jam setelah itu, perisai di non aktifkan, melihat debu yang masih berterbangan dan tubuh kalajengking yang terpotong.
Aku mengumpulkan racunnya, untuk di teliti bersama profesor.
"Sungguh luar biasa." Sorak seorang murid.
Karena lelah kami mendirikan tenda disana, di lindungi sejenis array dari paladin, para Assasin pun keluar dari kegelapan dan ikut bergabung.
Semua orang lelah, aku benar-benar ingin mandi karena berkeringat banyak setelah bertarung.
"Tadi siapa yang mengarahkan panah padamu?" Tanya Elios.
Tentu saja aku tahu, aku hanya tersenyum dan mengarahkan tatapanku pada Cecilia, kenapa dia mencelakai ku?
Aku tidak mengerti, aku hanya menghindarinya saja karena tidak nyaman selebihnya aku tidak pernah bermacam-macam.
Jika bukan karena keterampilan tubuhku mungkin aku sudah terbaring karena keracunan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Frando Kanan
gw dh duga Cecilia ini punya niat buruk....muka 2
2021-12-28
0
DNK • SLOTH SINN
🆙🆙🆙🆙
2021-06-22
0
Kamaludin Romadhon
Lotus Putih
2021-05-10
4