Kami semua mulai memperhatikan sotong yang menatap kami layaknya pemburu yang menatap mangsanya.
Delapan tangannya bergerak seperti memerintahkan sotong-sotong lain untuk menyerang kami.
Murid yang memanggil knight kembali dengan cepat, mengatakan hanya tersisa seperempat knight dan paladin, karena yang lainnya sudah berangkat menuju lembah.
"Manusia benar-benar naif." Sotong berbicara dengan suara berat yang membuat kami semua terkejut.
Perlu di ketahui saja, monster meskipun ada yang mempunyai kecerdasan itu tidak bisa berbicara seperti manusia pada umumnya, jika ada mungkin itu adalah monster tingkat paling tinggi, bahkan knight dan paladin yang baru saja datang sangat terkejut.
"Sotong ini sudah di jadikan eksperimen." Ujarku melihat lebih detail, bukan apa-apa hanya saja energi hitamnya sudah di campur dengan bahan kimia berbahaya, aku bisa merasakannya karena aku cukup sensitif dan mataku telah mengalami peningkatan dalam penglihatan.
"Maksudnya dia bisa berbicara karena sudah di eksperimen?" Tanya putra mahkota menatapku, aku hanya mengangguk mengiyakan.
"Sial, dark mage menjadi semakin kuat." Beberapa orang mengumpat.
"Dasar manusia, kalian benar-benar naif sekali ya." Sotong itu berkata dengan nada bangga, setelahnya benar-benar menyuruh sotong kecil menyerang kami.
Tentakelnya yang berlendir sangat menjijikan, Monster bertentakel selalu mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat cepat.
Jadi percuma saja kami semua memotong tentakel atau kedelapan tangannya karena mereka terus-menerus beregenerasi dengan cepat dan itu hanya menghabiskan waktu serta tenaga.
"Kita tidak bisa terus menerus seperti ini, hanya bisa langsung memotong tengah tubuhnya, kelemahan sotong adalah bagian paling halus." Elios berteriak.
"Gunakan saja bahan peledak kimia, masukan ke dalam tubuhnya!" Ujar Arthur yang masih melawan sotong kecil.
"Tidak bisa! Itu akan mempengaruhi ikan yang ada di sungai, rakitan bom tadi tidak menggunakan bahan kimia, makanya ledakannya berskala kecil." Aku membalas sambil menebas sotong.
"Kalau begitu gunakan lagi itu!" Murid-murid berteriak, membuatku pusing.
"Diam! Aku hanya punya satu, kalian pikir membuat bom itu mudah?"
Mereka tidak lagi membantah dan fokus untuk menebas bagian tengah tubuh dari sotong, memang banyak terbunuh, namun sotong-sotong lain terus bermunculan.
"Jika kalian ingin membunuh semua sotong dalam satu waktu, bunuh induknya terlebih dahalu, sotong kecil ini hanyalah perantara yang utama adalah sotong besar yang sedang mengamati disana." Tiba-tiba seorang pria berambut hitam dengan mata rubby cerah datang dengan seringai di bibirnya.
Dia tiba-tiba, menuju ke arah Sotong besar yang terdiam kaku tidak bereaksi, kami semua seketika menjadi pucat karena tekanan yang menguar dari dalam tubuh pria itu.
Sotong di potong begitu saja tanpa hambatan, aura pedang berwarna emas tampak indah saat di terpa sinar matahari, pria itu berbalik dengan darah di sudut matanya, tampak sangat mempesona.
"Bom mu sungguh menarik nona." Ujarnya menghampiriku dengan seringai yang tampak berbahaya.
"Jika kita bertemu lagi ku harap kau memberikan itu padaku." Lanjutnya sambil mencium ujung rambutmu.
Tanpa berbasa-basi lagi dia menghilang dengan cepat seolah tidak pernah ada disana, semua orang masih sangat terkejut dengan penampilannya yang sangat mempesona.
"Ini gila, dia tampan sekali." Jerit seorang wanita tiba-tiba dan menyadarkan kami semua.
Ku lihat semua sotong kecil benar-benar mati, para pria mengangkut sotong dari sungai ke darat kemudian membakarnya.
Aku juga melihat Cecilia yang sudah terdiam melihat kepergian pria tadi dengan mata berapi-api.
"Menurutmu siapa pria tadi? Tampak berbahaya, lagi pula meskipun dia kuat namun tidak sopan! Bisa-bisanya dia mencium rambut seorang lady yang baru dia temui." Elios menyentuh rambutku dan membersihkannya menggunakan sapu tangan.
"Penampilannya suram, aku merasa ada energi jahat yang membuatku tidak bisa berkutik." Luther yang masih pucat menimpali.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku melihat Luther dan mengambil tangannya untuk memeriksa denyut nadinya.
"Iya aku baik, hanya saja tekanan dia begitu besar padaku yang mempunyai sedikit darah iblis." Balas Luther.
Aku menggunakan kemampuan healer ku untuk membuat Luther membaik, aku membaca doa dan seketika wajah Luther menjadi segar seperti sedia kala.
"Memang ya yang jenius sangat berbeda, terimakasih." Ujar Luther, aku hanya mengangguk saja dan mengajak mereka untuk kembali ke tenda.
***
Hari sudah mulai malam, semua orang beristirahat, namun ada juga yang memanggang sesuatu seperti Liona dan teman-temannya.
"Meskipun tidak pas satu bulan, namun pengalaman kita benar-benar menakjubkan ya walaupun ada yang meninggal akibat racun." Ujar Arthur sambil memakan jagungnya.
"Ya kau benar, orang yang meninggal tidak bisa menyalahkan kita karena mereka lemah dan tidak berhati-hati." Luther menimpali.
Semua orang mengobrol, menikmati suasana malam yang dingin dengan alunan merdu suara jangkrik dihiasi dengan sinar lampu kunang-kunang.
"Mari tidur, besok kita akan kembali ke akademi lalu pulang ke rumah." Liona berkata dengan bersemangat, tampak terlihat jelas dia merindukan keluarganya.
"Enak sekali, aku malah harus kembali ke guild informasi." Elios berkata.
Elios juga menjadi ahli strategi di guild informasi, dia tidak tinggal dengan kakeknya, meskipun terkadang pulang namun itu jarang.
Keluarga Elios sebenarnya cukup rumit, meskipun mempunyai kemampuan firasat yang selalu akurat namun dalamnya benar-benar seperti keluarga yang lain.
Memperjuangkan hak waris, menjatuhkan setiap keluarga, persaingan yang ketat dan itu membuat Elios muak dan bergabung dengan Guild informasi, makanya dia lebih banyak tahu tentang ciri khas para monster.
"Pulang dan temui kakekmu." Ujar Liona menepuk punggung Elios.
Meskipun Elios kuat dan tampak dingin, sebenarnya dia orang yang hangat dan penuh pengertian, sikap dinginnya merupakan bentuk pertahanan agar dia tidak terluka.
Elios bisa sangat menyayangi Liona karena hanya Liona yang tulus dan memperhatikan dirinya, meskipun teman yang lain sama namun Liona mempunyai tempat khusus di hatinya.
Liona yang benar-benar menggerakkan hatinya yang rapuh, yang memperlakukan dia seperti kakak sendiri, Elios yang haus akan kasih sayang menerima ketulusan Liona dan bertekad untuk selalu melindunginya.
**Karakter
Liona
2. Prasina
3. Elios
**4. Luther
5. Arthur
6. Alex dan Xavier
Pria misterius yang muncul tiba-tiba**
Sumber: Pinterest**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
شيشي هدى
wah semuanya sesuai ama kriterianya
2022-12-01
0
Rina
pria misterius ku tebak dari klan utara.. katanya yang paling kuat kan di utara 🙂
2022-07-21
1
IZUMI-Vsinger
Sotong nya mix sma Gurita
2022-06-27
0