Segar sekali...
Sejak kemarin aku telah pulang dengan keadaan tubuh yang sangat pegal, kami pulang pada pagi hari dengan beberapa ksatria dan putra mahkota yang menjaga kami sampai pusat ibu kota.
Sebelumnya kami pergi ke akademi untuk menyerahkan surat tugas dan misi untuk mendapatkan poin nilai yang nantinya akan di tulis di rapor.
Sekarang aku sudah cukup tidur dan tubuhku kembali segar, sudah lama rasanya tidur di tempat yang empuk seperti kasur tidurku, sampai aku tidak mau bangun karena rindu.
"Adikku."
Suara yang membuatku sakit kepala berbunyi seperti bell di telingaku, ku lihat Xavier berlari dengan gembira dan memelukku erat, yah walaupun menyebalkan tetap saja aku menyayanginya walaupun aku bukan Liona yang asli.
"Betapa cemasnya aku saat dapat laporan kalau di istana afrontis ada makhluk jahat yang bisa menembus pelindung." Ujarnya sambil mencium pipiku, sungguh air liurnya menjijikan.
"Apakah kau baik-baik saja? Di akademi banyak orang yang membicarakan kehebatan berpedangmu." Alex mengusir Xavier dan memelukku sambil mengelus kepalaku dengan lembut.
Ini sangat nyaman, aku membenamkan wajahku lebih dalam ke dadanya dengan bahagia, kapan lagi aku berpelukan dengan pria tampan.
Tunggu, aku seperti orang mesum!
"Yah aku kan adik kalian dan putri ayah." Gumamku sambil menikmati elusan tangannya yang hangat di kepalaku.
"Syukurlah kau pulang lebih awal, kita bisa menikmati festival bersama." Ujar Xavier sambil membaringkan tubuhnya di kasur empukku.
"Ah ini wangi dirimu." Katanya lagi mencium bantal dan guling ku.
"Kak alex, ada festival apa?" Tanyaku pada alex yang sedang menatapku dengan tatapan memanjakan yang benar-benar ku nikmati.
"Festival bintang." Balasnya.
Memang menurut novel biasanya selalu ada festival bintang satu tahun sekali di musim panas, katanya setiap satu tahun bintang yang jatuh banyak sekali dan itu sangat cantik.
Liona sangat menyukai festival bintang, karena namanya mengandung arti bintang. Semua orang, biasa memohon kepada bintang jatuh berharap doanya terkabul.
Lalu mereka akan menyalakan lampion di tepi danau yang aman tanpa jejak monster untuk mempercantik, sebenarnya tidak ada tujuan resmi hanya tradisi saja.
Di bagian ini, Liona akan bertemu para ikan yang menyukai Cecilia, Leandro Santaloxylo dan Erick Chamagela.
Leandro adalah seorang Marquees muda yang sangat jenius sedangkan Erick adalah seorang pemimpin perdagangan terbesar di kekaisaran bisa di bilang dia orang terkaya.
Namun sayangnya kedua pria ini mati mengenaskan karena melindungi Cecilia dari bahaya, mereka rela menyerahkan nyawanya sendiri demi melindungi orang yang mereka cintai.
"Aku akan ikut." Kataku sambil melepaskan pelukan dari Alex.
"Tentu saja kamu ikut, kan biasanya juga begitu. Kau sangat menyukai festival bintang sejak kecil." Xavier berkata dengan nada sendu, aku melihat kearahnya yang seperti sedang mengenang sesuatu.
***
Perisapan festival bintang di ibukota sangat meriah, katanya tahun ini sebelum festival istana akan mengundang para bangsawan untuk pesta penyambutan.
Pemberantasan monster bulan ini juga terbilang lancar untuk yang lain, para knight dan paladin yang pergi ke lembah pun sudah kembali dengan selamat.
Aku sudah membuat janji dengan Elios di restoran nomisto, restoran yang terkenal karena makanannya yang enak dengan harga yang tinggi.
"Anna, siapkan kereta kuda yang tidak terlalu mencolok! Aku akan pergi." Ujarku yang sedang berendam dengan taburan bunga mawar.
"Baik nona."
Para pelayan lain yang melayaniku berubah menjadi memiliki rasa hormat, tidak seperti saat aku datang pertama kali ke dunia ini.
Pelayan memijatku dengan lembut, membuat otot-otot tubuhku menjadi sangat rileks, memang ya pelayan sitype bangsawan ini sangat luar biasa.
Para pelayan menyiapkan gaun cantik yang elegan, rasanya sudah lama tidak memakai gaun karena di akademi hanya di perbolehkan memakai seragam, lagi pula pas hari libur kami biasa memakai pakaian santai.
...Baju yang di pakai Liona...
"Nona anda sungguh luar biasa cantik." Ujar para pelayan dengan kerlipan di matanya.
Liona ini memang sangat cantik sekali, sampai-sampai aku jatuh hati pada wajahku sendiri.
Anna sudah memberitahukan bahwa kereta kuda telah sampai di depan gerbang kastil duke, aku pun pergi hanya di dampingi dua ksatria penjaga level tinggi dan juga Anna.
Mungkin juga ada Assasin yang mengikutiku karena ayah memang selalu mendahulukan keselamatanku lebih dulu.
Jika situasi benar-benar berbahaya, Assasin akan muncul, namun jika di rasa aku masih bisa menghadapinya mereka hanya akan mengamati dalam bayangan.
"Ayah aku akan pergi sebentar." Ujarku sambil mencium pipinya, tampak duke Asteria memerah karena malu.
"Iya, hati-hati." Balasnya.
Seperti biasa, meskipun kereta kuda ini sederhana, namun kenyamanannya sangat luar biasa memang sihir benar-benar menakjubkan.
"Nona, saya dengar kemarin di tengah ibu kota muncul monster landak berekor kucing, namun anehnya dia hanya mengamati tidak menyerang siapapun, setelah di serang pun dia hanya melihat dengan malas kemudian pergi begitu saja." Kata Anna.
"Benarkah? Kenapa bisa begitu?" Tanyaku mengernyitkan dahi.
"Tidak tahu, pihak istana sudah mulai melakukan investigasi, padahal sebentar lagi akan ada festival."
"Bukankah kekaisaran di lindungi sihir khusus yang tidak bisa di masuki monster sembarangan?" Aku bertanya lagi.
"Kata menara suci, itu monster yang memiliki energi murni bukan kegelapan, makanya mereka bisa masuk kekaisaran tanpa terhambat dengan sihir perlindungan." Jelas Anna lagi.
Aku terdiam, benarkah? Apakah ada monster yang baik hati seperti itu? Rasanya aneh.
"Baiklah, lupakan saja asal monster itu tidak mencelakai masyarakat maka akan baik-baik saja." Ujarku lalu menatap keluar jendela melihat indahnya jalanan yang di penuhi kertas origami yang berkelap-kelip.
"Nona kita sudah sampai." Ujar ksatria.
Aku turun di bantu oleh Elios yang sudah menunggu di depan restoran, penampilannya sangat tampan.
Aku memeluknya dengan riang, dia balas memelukku rasanya sudah lama tidak melihat Elios, padahal baru kemarin kita libur akademi.
"Hehe, sudah merindukanku?" Katanya dengan lembut, Elios benar-benar sosok kakak bagiku, entah itu Elios ataupun aku, kami berdua tidak memiliki rasa yang lebih dari sekedar persaudaraan, makanya Alex dan Xavier memperbolehkan ku dekat dengan Elios.
"Iya di kastil sangat membosankan, kau enak bisa diam di ibukota yang ramai ini." Entah kenapa aku menjadi begitu manja.
"Baik, mari masuk! Aku sudah memesan hotpot kesukaanmu."
"Yey, kamu yang terbaik, terimakasih." Balasku riang.
Deg
Aku memegang dadaku dengan sakit, sakit sekali seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum yang melesat jauh ke dalam jantungku.
"Liona kau kenapa, wajahmu sangat pucat Liona." Terdengar suara sayup-sayup dari Elios yang panik.
"Liona."
"Nona, anda kenapa?" Suara Anna bahkan terdengar kabur.
Sakit sekali, tubuhku menggigil tanpa bisa ku kendalikan, ingin menangis namun air mataku tidak keluar, punya mulut namun tak bisa berbicara.
"Bertahanlah."
"Aku akan membawamu kembali." Elios masih berbicara dengan khawatir dan panik.
"Tidurlah Liona." Terdengar suara asing yang membuatku nyaman, terasa kepalaku di usap dengan tangan yang dingin.
Aku tidak bisa membuka mataku, suara yang terus menerus membisikkan ku untuk tidur semakin dalam, seperti alunan lagu hujan yang menenangkan.
Seketika gelap, aku tidak bisa mendengar suara siapapun lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sisi~`~
pasti racun dingin/racun es, karena penderitanya bakal ngerasa sakit saat dia bahagia sedih ataupun emosi yang lain
mungkin tpi
2021-05-11
5
Kochengg
au yang ngak punya kakak atau orang yang bisa di anggap sebagai kakak belike: GUE IRI TAU NGAKKK
2021-04-15
10
call me ay
kalian tahu terkadang monster lebih baik daripada manusia
2021-03-22
8