Hari ini kami akan ekspedisi kembali, perlu diketahui meskipun ini Padang pasir, namun ada hutan yang sangat luas.
Memang aneh karena itu hutan yang di penuhi dengan kaktus setinggi dua meter dengan duri-duri tajam.
Kami semua akan pergi kesana, dari 70 orang hanya tersisa 67 orang karena 3 orang lainnya tewas akibat racun kalajengking.
Jadi kelompok yang beranggota 8 orang ada 4 kelompok, dan yang beranggota 7 orang ada 5 kelompok, kami akan berpisah saat mencapai hutan kaktus.
Tentu saja kita berlima tidak bisa di pisahkan, dan ada 2 ksatria kekaisaran dan paladin yang menemani kita.
"Untung kita tidak dengan wanita itu." Bisik Elios kearahku, aku hanya tersenyum dan mengangguk.
"Di hutan kaktus biasanya selalu ada ilusi, aktifkan mantra perlindungan dan berpegangan tangan, meskipun jarang sekali ada hujan namun kaktus disana tumbuh dengan baik, jadi kalian harus ekstra hati-hati." Seorang ksatria mengingatkan kita sambil membawa tongkat kayu.
"Baik." Jawab kami serempak.
"Bagus, jika sudah siap semua mari kita berangkat, tidak usah terburu-buru."
***
Setiap kelompok memasuki wilayah kaktus yang sudah di tentukan, dilihat dari jauh hutan kaktus berwarna ungu, tapi setelah mendekat itu sangat hijau dan indah.
Di tengah perjalanan putra mahkota yang menyamar berganti posisi dengan seorang ksatria yang berada di tim Liona.
"Kenapa putra mahkota disini?" Bisik Prasina kepada Liona yang membeku.
"Entahlah, jangan pedulikan dia, kita lakukan saja tugas kita." Liona balik berbisik.
Mereka semua masuk lebih dalam, tidak lupa berpegangan tangan untuk menghindari ilusi, meskipun begitu tetap saja mereka terperangkap pada ilusi.
Hanya Liona saja yang tersadar, melihat kearah teman-temannya yang berhalusinasi, Liona hanya melirik kesana kemari dengan bingung, tidak tahu harus apa.
Dia hanya memperhatikan teman-temannya yang meracau bebas atau bertarung sendiri, sungguh jika bukan sedang ekspedisi mungkin Liona akan tertawa terbahak-bahak sambil merekam aksi mereka dan mengancam teman-temannya bila mengganggunya.
"Jangan ganggu Liona, dasar kadal!" Racau Luther sambil menghunuskan pedang pada ketiadaan.
"Jangan ambil semua makananku atau aku akan memasakmu menjadi sup daging!" Arthur berteriak sambil menunjuk-nunjuk entah pada siapa.
"Syalala aku putri cantik, dududuu oh indahnya diriku, aku tercantik hulalala I will be an angel haha i'm so happy." Apalagi Prasina yang sudah berhayal dengan berlebihan.
Liona tidak memperhatikan mereka lagi, dia hanya berjalan mengamati situasi dengan teliti, yang perlu dia lakukan adalah memecahkan efek halusinasinya karena hanya dia sendiri yang tersadar.
Biasanya ada orang-orang bermental kuat yang cepat tersadar, tapi Liona tidak mau menunggu sia-sia seperti itu.
"Jika diperhatikan pola kaktus ini mirip dengan sebuah segitiga siku-siku, membentang sudut 90°. Apakah aku harus memecahkannya menggunakan rumus pitagoras? Yang benar saja." Gumamnya rancu.
"Ah aku tidak mengerti, aku harus apa? Sialan yang menciptakan ilusi disini sungguh merepotkan jika aku bertemu dengannya aku akan memukulnya menggunakan kursi." Ujar Liona sambil mengacak-acak rambutnya.
Bukk
Tanpa sengaja Liona menyenggol sebuah kaca transparan yang jika diperhatikan lagi telah mengalami retakan.
Dia melihat kearah teman-temannya, yang pertama tersadar adalah putra mahkota.
"Ah, apa yang terjadi?" Tanya putra mahkota melihat ke arah Liona yang sedang mengepalkan tinjunya dengan rambut acak-acakan.
"Kita terkena ilusi, untung aku tersadar lebih dulu dan menemukan inti dari ilusi." Liona berbohong tanpa berkedip.
Putra mahkota hanya mengangguk dan menggunakan sihir tanah untuk menghancurkan inti dari ilusi.
Segera semua orang tersadar dan teringat apa yang mereka lakukan, mereka hanya bisa berdehem malu dan berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kalian semua baik-baik saja?" Tanya putra mahkota, semuanya hanya membalas dengan anggukan.
Tim itu kembali berjalan, meskipun di penuhi dengan kaktus, namun jarak antar pohon kaktus lumayan jauh, itu memudahkan mereka untuk bergerak bebas dan berhenti untuk beristirahat.
"Kami sama sekali belum menemukan monster." Keluh seorang ksatria.
Srakk
Semua orang saling berpandangan, berdiri dan mengendap-ngendap untuk melihat suara yang berasal tidak jauh dari mereka.
"Iww apa itu?" Tanya Prasina menahan mual.
Wajah semua orang berubah menjadi pucat, bagaimanapun ada adegan menjijikan di hadapan mereka.
"Itu kikan, makhluk kegelapan. Kenapa dia berada disini?" Jelas putra mahkota.
Kikan adalah makhluk kegelapan yang gemar memakan organ dalam manusia dan hewan, kikan disebut juga sebagai makhluk terkutuk yang di benci semua makhluk hidup.
Kikan tidak mempunyai tubuh bagian perut kebawah, hanya bagian atas yang bertubuh kera dan berwajah joker.
Bagian bawahnya hanya memperlihatkan organnya yang menjijikan dan berbau busuk, kikan sebenarnya makhluk neraka namun kenapa bisa ada disini?
"Kikikik manusia, aku akan makan sepuasnya." Katanya dengan seringai lebar yang tampak menakutkan.
"Menjijikan sekali." Luther bergidik ngeri.
Kikan berlari menuju ke arah Liona yang sedang mengatur nafasnya karena mual melihat tubuh menjijikan kikan.
Liona reflek menebas tangan kikan dengan belati yang dia beli, namun segera belati berubah menjadi berkarat karena racun korosif pada tubuh kikan.
"Kikik manusia yang menarik." Kikan berkata sambil menjilati kukunya yang hitam.
Kikan menyemprotkan semacam tinta cumi-cumi yang berbau busuk, segera Luther memasang perisai sihir untuk menghindarinya.
"Bagaimana ini?" Tanya knight pada pangeran mahkota.
"Paladin, tahan dia menggunakan mantra suci menara sihir." Perintah putra mahkota pada paladin yang sedari tadi diam saja.
"Maaf komandan, namun sihir paladin disini tidak berfungsi, saya tidak tahu mengapa ini bisa terjadi." Paladin berkata dengan penuh rasa bersalah.
"Sial, perisai tidak akan bisa bertahan lama. Kita harus memikirkan strategi, Elios apakah kau punya ide?" Putra mahkota melihat ke arah Elios.
Elios tampak berfikir dan melihat ke arah Prasina yang mengigit bibirnya dengan wajah pucat.
"Bisakah kau menggunakan kemampuan banisher mu sina?" Semua orang menatap sina.
"Mu-mungkin aku bisa, namun kemampuanku masih lemah aku hanya bisa menahannya." Prasina menjelaskan dengan berani.
"Kalau begitu Liona seperti biasa alirkan manamu pada pedang dan aku akan membantumu dengan sihir angin.
Sedangkan yang lain, tahan menggunakan sihir bayangan agar tidak terlalu banyak menguras energi sina dan Luther lindungi prasina dengan perisaimu."
Saran Elios di terima semua orang, Liona bersiap dengan pedangnya dan Elios mendukungnya dari belakang.
Sedangkan Prasina mendekati kikan yang sedang terkikik dilindungi oleh perisai dari Luther.
"Θεέ με βοηθήστε, συντρίψτε αυτό το πλάσμα στη σκόνη." Prasina membaca mantra untuk melawan kikan.
(Ini menggunakan bahasa Yunani, artinya "Tuhan tolong aku, hancurkan makhluk ini menjadi debu.")
Mantranya sangat lemah hanya bisa menahan, Kikan tidak bergerak dan menggeram dengan amarah apalagi dia di ikat dengan sihir bayangan.
"MATI!" Kikan menjerit penuh amarah.
"Liona sekarang!" Teriak Elios.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ida Blado
di part ini bisa ketawa 😂😂😂
2021-11-18
0
...
Liona bilike: eh si goblok baru beli cok
2021-09-14
0
Anita Jenius
Hadir kak..
8 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..
2021-03-19
2