Aku mendekati pria tua itu, dia tersenyum dan menyuruhku untuk duduk di bangku yang terbuat dari bambu.
"Ternyata kamu jiwa yang berbeda." Ujar pria tua itu yang melihatku sambil tersenyum.
"A-apa maksudmu?" Tanyaku gugup dengan gempa pupil yang tak bisa kuhindari.
"Hehe jangan cemas, aku di kurung disini karena bisa melihat masa lalu orang lain. Dan aku tahu kamu bukanlah bagian dari dunia ini, hanya saja aku tidak bisa melihat jauh ke dalam jiwamu hanya tahu bahwa kau bukan jiwa asli tubuh ini." Katanya tersenyum getir.
Entah kenapa aku merasa simpati pada pria tua itu, dia terlihat sangat kesepian, tubuhnya yang renta dan tatapan matanya yang sayu terlihat sangat menyedihkan.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya pria tua itu.
"Tidak, kakek anda terlihat sangat menyedihkan." Ujarku dengan jujur.
"Kamu bocah bau, aku tidak perlu rasa kasihanmu hanya saja memang aku sedikit kesepian."
"Lagi pula kakek, kau mempunyai kemampuan untuk melihat masa lalu orang lain bukan salah mu sendiri, salahkan dewa kenapa dia memberimu kemampuan itu." Aku berkata dengan datar.
Pria tua itu menatapku dengan shock kemudian tertawa terbahak-bahak sambil menangis.
"Haha kau gadis yang menarik, baru kali ini aku bertemu orang yang menyalahkan dewa, tapi kau benar terkadang ada saja manusia iri yang dengan kejamnya menyalahkan takdir seseorang padahal itu sudah di atur Tuhan."
"Siapa yang mengurung kakek disini?" Tanyaku penasaran, karena sudah lebih nyaman berbicara dengan orang tua itu.
"Itu orang-orang dari menara suci, paladin disana tidak bisa menggunakan kekuatan menara sucinya karena aku membenci mereka, meskipun aku terkurung namun kekuatanku masih kuat, aku bisa mengendalikan hutan kaktus ini." Jelasnya.
Aku terkejut, bukankah menara suci adalah tempat khusus orang-orang tanpa keserakahan duniawi? Mereka di rumorkan hanya tertarik dengan sihir suci.
Bisa di katakan jika orang-orang menara suci, sama dengan orang-orang di kuil yang mengagungkan dewa dan tidak peduli urusan duniawi.
"Kau pasti berfikir tidak mungkin orang-orang yang mengaku suci itu melakukan hal tercela seperti ini kan?" Tanyanya dengan nada positif.
Aku mengangguk dan tidak berniat berbohong, lagipula aku ingin tahu!
"Nak, setiap hati orang lain tidak bisa di tebak, ada yang tulus dan ada yang tidak. Terkadang ada banyak orang yang berpura-pura baik, namun dia menyembunyikan sisi gelapnya dengan sempurna. Semua orang tidak bisa di percaya, kau hanya bisa percaya pada dirimu sendiri, yang bisa diandalkan adalah diri kita sendiri." Katanya dengan senyuman.
Itu benar, jangan berfikir jauh, lihatlah ke cermin kadang kita juga bisa menjadi munafik, menyembunyikan sifat asli kita dengan tersenyum dihadapan orang lain.
"Terimakasih, saya akan mengingat itu." Ucapku penuh syukur.
"Tidak apa-apa, kemari aku akan memberikanmu sesuatu." Katanya, aku mendekat kearahnya dan menunduk.
Dia merapalkan kata-kata aneh dan seberkas sinar masuk ke dalam tubuhku, rasanya hangat dan nyaman aku tidak tahu apa itu.
Ku lihat di dalam tubuhku ada kekuatan yang mengalir berwarna putih dan hijau, sepertinya yang seperti itu tidak ada.
"Jangan bingung, kamu seorang elementalist. Potensimu tinggi apalagi mana dirimu yang tidak ada habisnya, kekuatanmu belum terbangun seluruhnya berusalah dengan keras, aku memberikan sihir angin dan cahayaku menggunakan teknik terlarang.
Setelah ini aku akan menghilang, aku tidak menyesal memberikannya padamu, kamu orang yang baik, ku harap kita akan bertemu lagi namun waktu ku hampir habis. Senang bertemu dengan mu, sampai jumpa."
Pria tua itu perlahan menghilang seperti gumpalan cahaya, menatapku sambil tersenyum ramah.
"Kakek siapa namamu?" Tanyaku buru-buru.
"Ariel Isycha." Jawabnya dengan suara memudar, entah kenapa aku merasa sesak.
Perlahan pelindung sihir terbuka, dan aku bisa melihat teman-temanku menatapku dengan khawatir.
Prasina datang dan memelukku sambil menangis, tubuhnya bergetar aku hanya tersenyum dan menenangkannya.
"Kau tahu betapa paniknya aku saat kamu menghilang." Katanya sambil menangis.
"Jangan menangis, aku baik-baik saja." Balasku menepuk punggungnya, Prasina melepaskan pekukanku dan menatapku dengan serius.
"Apa yang terjadi?" Tanya Luther melihat sekeliling.
"Mana pria tua tadi?" Putra mahkota memandangku.
"Pria tua tadi sudah pergi ke alam lain, dia adalah pria yang hebat. Mungkin perlindungan sihir ini akan menghilang kalau pria tua tadi juga menghilang." Jelasku seadanya.
"Kalau begitu mari kita lihat kuil peninggalan dewi Athena ini lebih dalam." Ujar putra mahkota, tidak ada yang membantah karena kita juga penasaran.
Seperti peninggalan lainnya, interiornya khas zaman kuno, ada banyak patung malaikat yang terbuat dari emas memegang panah atau suling.
Lantainya bersih dan ada altar yang agung di depan, di sisinya ada patung dewi Athena yang sangat cantik.
Menurut legenda dewi Athena adalah putri kesayangan dari dewa zeus yaitu dewa terkuat di kayangan.
Athena adalah seorang dewi perang, terlihat dari berbagai lukisan yang identik dengan perang dan senjata.
"Benar-benar indah." Ucap paladin sambil memegang sesuatu dekat patung yang seperti sebuah tombol.
"Jangan di pegang." Teriak Elios.
Namun terlambat, lantai marmer yang megah tiba-tiba berubah menjadi retakan dan kami semua tanpa bisa bereaksi telah jatuh ke bawah tanah.
Semua orang terjatuh dengan rapi, tidak memalukan! Melihat sekeliling itu seperti tempat altar yang berada di atas.
Shhh
"Itu manusia."
"Kenapa manusia ada disini."
"Aku tidak mau memakan manusia, dagingnya sangat menjijikan."
Diskusi itu menarin perhatian kami yang telah berjalan mendekat satu sama lain, aku berpegangan tangan dengan Luther.
"I-itu Medusa." Bisikku.
"Bukankah medusa sudah punah?" Tanya knight.
"Sialan manusia, kami tidak punah hanya bersembunyi saja. Gara-gara Athena yang mengubah wanita cantik seperti kita menjadi seperti ini, kami di buru dan di bunuh." Kata salah satu medusa dengan mata berwarna merah.
Memang benar, dalam buku Athena mengubah wanita cantik menjadi seseorang yang memiliki ekor ular.
"Apakah kalian pengikut Athena?" Tanya medusa.
"Bukan, kami hanya tersesat dan tak sengaja menekan tombol lalu terjatuh kesini." Ujarku dengan nada serius.
Medusa itu hanya mengangguk percaya, dan menunjukkan jalan keluar begitu saja, semua orang memandangku yang berbohong, aku hanya memberi kode kepada mereka untuk diam.
"Kami di segel Athena disini, tidak bisa keluar sampai mati. Kami akan mengantar kalian sampai sini, semoga beruntung." Medusa itu mempersilahkan kita pergi dengan baik.
"Terimakasih." Ujar kami terburu-buru karena takut para medusa membatalkan niat baiknya.
Meskipun terlihat lemah dan di segel, namun kekuatan medusa sangat besar kami semua masih tidak bisa mengalahkannya.
Jadi sebaiknya kita semua pergi, lagipula medusa tidak akan bisa keluar sampai akhir hidupnya karena segel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Suardi Suardi
awal baca bingung sendiri,tp terus baca krn menarik jdi suka aplagi umur dah tua bgini masih suka cerita zaman2 yunani,semangat buat author💪💪👍
2023-08-27
0
Vanda Saderyana
keren novelnya....aku suka.
2022-01-07
0
l am fine
ceritanya seru, semangat Thor
2021-08-27
1