*POV Kadir
Aku tengah bersantai diruang kerja.
Sambil memperhatikan karyawanku di
balik kaca ruangan. Mobil yang kukenal
terparkir sempurna didepan bengkel.
Kupikir pemiliknya yang datang.
Malik keluar dari mobilnya. Aku langsung
tergopoh mendekati. Aku tak mau terjadi
sesuatu dengannya. Apalagi ini menyangkut
masalalu terburuk dalam hidupnya.
Aku tidak bisa menyembunyikan raut
wajah gusarku. Susah rasanya ketika tau
sesuatu tapi seakan-akan tak tau apa-apa.
"Kenapa sih mas? ada setan ngikutin ya?
kok celingak celinguk gak jelas gitu?" ujarnya
terkekeh.
"Jiah....kamu gitu amat ya. Bentar lagi
maghrib Lik. Mulutmu jangan iseng,
shuuuutttt.....," Aku menyuruhnya diam.
Memang kusadari tanpa sengaja tadi. Aku
celingak-celinguk mencari keberadaan Andi.
"Udahlah gak usah dibahas lagi. Kamu
ngapain kemari?" tanyaku tanpa basa-basi.
"Kalau kemari kan, pasti ada yang gak beres
sama kendaraan mas. Masa aku gak beres
mau di servis disini sih. Ogah kali...bau
oli...he..he," Cengir Malik.
"Jadi, mobil Toni onderdilnya ada yang harus di servis Lik? kenapa dia gak kesini sendiri?" tanyaku bertubi-tubi.
"Biasa...orang sibuk. Mana sempet dia
kemari mas. Kerjaannya tuh dia bilang
selalu numpuk. Makanya aku yang disuruh
bawa ini mobil kemari," jawab Malik sambil
menepuk badan mobil.
"Ya udah siniin kuncinya. Biar aku aja yang
bawa masuk," tawarku padanya.
Diberikannya kunci mobil Toni padaku.
Terlihat Malik mencari keberadaan
seseorang. Pandangannya mengitari seluruh isi
bengkel.
Jraaaasssshhhh......
Tiba-tiba terdengar suara ban mobil kempes.
Ya, aku melihatnya disana. Andi
menaik-turunkan dongkrak mengganti ban
mobil di sebelah mobil Honda civic.
Terdengar suara gumaman Malik sambil
tersenyum. Sebenarnya aku tau dia
bergumam apa. Tapi, aku pura-pura saja tak
dengar.
"Kamu ngomong apa Lik? kesambet apa ya!"
aku berkata sambil mengusap pucuk
kepala Malik.
"Hush....bener-bener deh mas kadir nih.
Amit-amit mas, jangan sampe kesambet.
Itu lho mas... si Andi, aku tadi nyariin dia
ada dimana. Eh... malah nongol mendadak,"
terang Malik panjang lebar.
"Oh.. Andi? emang kamu kenal dimana
Andi Lik?" tanyaku penasaran.
"Kapan ya Malik kenal sama Andi? perasaan
aku gak pernah ngenalin mereka berdua," aku
berpikir sambil berkata dalam hati.
"Kenal disini mas. Emang kenal dimana
lagi sih?" kernyit Malik heran sambil
menatapku.
"Oh ya. Aku ingat sekarang. Waktu itu dia
ambil angkot malem-malem. Aku nyuruh
Andi yang nungguin Malik," batinku.
"Ooo...kirain dari dulu kalian udah saling kenal,
pantesan kamu biasa ajah sama dia,"
lanjutku lagi.
"Aku biasa ajah ama Andi? maksudnya mas
Kadir tuh apa? aku gak ngerti nih," tanya
Malik heran padaku.
Aku menghela nafas. Berpikir sejenak.
Apa yang harus kukatakan pada Malik?
aku bingung sekali, padahal sudah jelas
kemarin sore Rosyanti kemari menemui
Andi. Dan aku juga baru tau bahwa Andilah
yang membawa Ros kabur dari Malik.
"Hadeuh...bener bener aku gak tega melihat
orang baik di depanku ini. Udah ah
kuceritain ajah." Kataku dalam hati.
"Jadi kemaren tuh..." Aku mulai bercerita.
-----Flash back-----
Sore itu aku keluar hendak pulang. Karena
sudah waktunya aku beristirahat di rumah.
Aku melihat seorang perempuan di parkiran
bengkel. Dia seperti mencari-cari seseorang.
Sudah lama aku tidak melihatnya.
Ya ...sudah 2 tahun dia pergi dan menghilang tanpa kabar dari kampung ini.
Dia melihatku dan menghampiriku.
Sambil tersenyum dia menjulurkan
tangannya. Tanda ingin berjabat tangan.
"Mas kadir apa kabar? lama kita gak ketemu,"
dia berkata sambil melepaskan jabatan tangannya.
"Alhamdulillah baik. Kamu....kenapa kamu
bisa disini? ada perlu apa emangnya Ros?"
aku bertanya-tanya. Reaksi itu, reaksi raut
wajah terkejut akan pertanyaanku.
"Oh....itu....aku...aku mau ketemu sama Aan
mas," jawabnya sambil menundukkan wajah.
"Aan? siapa Aan...?" kernyitku bingung.
Setahuku gak ada karyawanku yang
bernama Aan disini.
"Itu dia mas, orangnya...," tunjuk Rosyanti
padaku.
Aku melihat Andi menghampiri kami.
"Ada apa dengan mereka? kenapa Rosyanti bisa kenal dengan Andi?" batinku bertanya-tanya.
Aku terperanjak memikirkan keterkaitan
mereka berdua. Ternyata...Aan yang
dimaksud Ros itu si Andi. Montir baruku
sekaligus teman dari adikku.
"Andi?... jadi kamu sama Andi....?" tanpa
melanjutkan pertanyaanku. Raut wajah
Rosyanti di depanku seakan-akan sudah
menjawab pertanyaanku yang belum
selesai.
"Ngapain kamu kemari Ti. Bukankah sudah
kubilang jangan kembali ke kampung ini?
apalagi kamu sampai berada di tempat ini.
Ayo kita pulang!" seru Andi pada Rosyanti
sambil menarik lengannya kasar.
Pemandangan di depanku sungguh tak
biasa. Mungkin ini karma yang harus
di terima Ros karena sudah menyia-nyiakan
suami dan anaknya.
Andi bersikap kasar padanya.
"Maaf sebelumnya mas Kadir. Aku pamit
sebentar ya! mau nganterin Yanti pulang mas,"
wajahnya tampak tak enak hati.
"Daripada mereka nanti berantem disini.
mending aku langsung iyakan aja deh.
Bisa-bisa jadi tontonan orang-orang
di bengkel ini," batinku.
"Iya....iya....lagian kan Imran udah dateng.
sementara kerjaanmu tinggal ajah sebentar.
kalian pulanglah dulu," ku ijinkan mereka
secepatnya untuk meninggalkan bengkel ini.
"Makasih mas pengertiannya. Kami pamit,
Assalamualaikum." Ucap Andi sambil
menyeret Ros keluar.
"Waalaikumsalam," jawabku sambil
memperhatikan tingkah mereka berdua.
"Ternyata Aan itu Andi? dan Ros itu Yanti?
sepertinya Ros kesulitan dengan sikap Andi
yang tempramen. Dia kasar sekali pada Ros.
Kuikuti arah pandangku pada mereka berdua.
Di tempat parkir motor. Aku melihat Mereka
berdua mendebatkan sesuatu. Sepertinya itu
membuat Andi naik pitam pada Rosyanti.
Kuhembuskan nafasku perlahan. Tuhan
memang maha adil. Dia memang membalas
orang-orang yang berbuat dzalim di dunia ini.
Salah satu contoh adalah pasangan
di depanku ini.
"Sudahlah mereka bukan urusanku.
Sekarang aku harus pulang dan
memperhatikan anak-anakku dirumah."
Ku melangkah ketempat mobilku berada dan masuk ke dalamnya.
Kuarahkan mobil menuju jalan pulang.
------- Flashback Off-----
Malik mendengar ceritaku. Reaksinya
berlebihan sambil memegang dadanya.
Pandangannyaa menyiratkan sebuah kebencian yang dia pendam.
Sekarang dia sudah tahu. Pria yang sudah
membawa istrinya kabur dari rumah.
Dan aku tak menyangka. Bahwa Andi itu
adalah Aan yang pernah dicari Malik dulu
waktu istrinya baru meninggalkan rumah.
Waktu itu Malik pergi ke rumah pria di
kampung sebelah dan ternyata hasilnya nihil.
Dua tahun berlalu. Pria itu sudah ada di depan
matanya dan mereka saling kenal tanpa tau
masalalu mereka yang saling terkait.
Malik pamit dan langsung pergi meninggalkan
ku seorang diri.
Aku tau pikirannya berkecemuk kali ini.
Mungkin sekarang dia mendapat
shock terapi dari kejadian ini.
Dia berjalan seorang diri menuju rumah
majikannya. Pak Ahmad, sang bos angkot
satu-satunya di kampung ini.
"Lebih baik dia sama Fatma aja. Diakan
gadis manis, pintar dan baik hati." Batinku
sambil berlalu pergi menuju kendaraanku
yang terparkir rapi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JGN LO MAU BALIKN SAMA ISTRI YG UDH KHIANATI LO. APALAGI SDH DIPAKE SI ANDI.. KCUALI LO LKI2 GOBLOK & TK BSA MOVE ON..
2023-04-26
0
🎐Tsubaki
aduh aduh om Kadir..
untung aja bang MJ ga punya penyakit jantung, om..
2022-01-10
1
Qirana
NICE QUEEN
2021-09-26
0