Supir Untuk Sang Nyonya

Supir Untuk Sang Nyonya

Bab 1 PROLOG

Aku Malik Jayadi, tinggal di sebuah kampung

Telongsari yang berada di kota M di Jawa timur.

Aku lahir dari keluarga tak berada. Bapakku

hanyalah seorang petani yang tidak punya

lahan, jadi beliau harus selalu mencari orang

yang lahannya mau di garap.

Ibuku seorang buruh cuci di kampung, yang

berkeliling dari rumah ke rumah menawarkan

jasanya. Aku tiga bersaudara, dua kakakku

perempuan dan mereka sudah menikah serta

ikut suami masing masing ke kota lain.

Kini tinggal aku, si bungsu yang selalu

disayang dari kecil, bahkan sampai sekarang

yang usiaku sudah menginjak 26 tahun, dan

mempunyai seorang putri kecil berusia 3

tahun.

Keseharianku yang hanyalah seorang sopir

angkot, harus selalu berjuang untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

Aku berkeliling dari jalanan kampung satu ke

kampung lainnya agar dapat menambah

penumpang. Bahkan kalau lagi sepi

penumpang, aku harus bertahan berkeliling

jalanan kampung sampai malam menjelang,

supaya aku bisa membayar uang setoran

harian ke pak Ahmad, pemilik angkot yang

tinggal di kampungku.

...----------------...

Pagi hari setelah aku tiba di rumah bos angkot.

"Lik, nanti servis kan angkot mu itu ya!

Sepertinya ada yang bermasalah. Coba kamu

dengarkan suaranya! Ada dengungan setiap

kali menyalakan mesin." Terang pak Ahmad.

"Iya pak, nanti setelah pulang narik, saya bawa ke bengkel. Apa mau saya yang bawa pulang

setelah selesai dari bengkel?" Tawarku pada

pak Ahmad.

"Tidak usah Lik, biar Toni saja yang bawa

pulang, lagian sore nanti dia gak ada kegiatan,"

tolak pak Ahmad.

"Baiklah pak, kalau begitu saya pamit narik

dulu, Assalamualaikum," sambil memasuki

tempat kemudi. Aku tersenyum dan pamit pada

pak Ahmad.

"Waalaikumsalam, hati hati nak," balas pak

Ahmad sambil tersenyum tipis.

Terlihat pak Ahmad melihat angkot yang berlalu

di depannya. Beliau menghela napasnya pelan

sambil berkata lirih. Entah apa perkataan beliau, aku hanya bisa melihat mulutnya seperti sedang berkomat-kamit seorang diri.

...---------------...

Siang menjelang sore.

"Alhamdulillah, hari ini bisa setoran dan masih

ada sisa buat beli bahan-bahan dapur," aku

berucap sambil tersenyum senang.

Beginilah keadaan dan kehidupanku sehari hari

yang disibukkan dengan pekerjaan sopir dan

harus memikirkan kebutuhan anakku yang

sebentar lagi masuk sekolah dini.

Tidak banyak yang bisa aku kerjakan selain

menjadi sopir, aku hanyalah seorang lulusan

SMP negeri di kampung, tak ada keahlian

khusus. Menyetir pun aku harus bersusah payah belajar. Untunglah ada Mas Toni. Anak

sulung pak Ahmad yang mau mengajariku menyetir. Semenjak SMP aku bergaul dengan

mas Toni. Walaupun usia kami selisih 2 tahun

tapi kami merasa seperti sahabat dekat.

Bahkan mas Toni menganggapku sebagai adik

lelakinya. Mungkin karena dia cuma punya adik

perempuan.

Urusan cinta, jangan ditanya.

Aku sudah menjalani kehidupan rumah tangga

selama 2 tahun dan berakhir dikhianati.

Di usia Annisa Beranjak satu tahun. Istriku

mulai berubah. Dia cenderung mengabaikan

tugasnya sebagai seorang istri dan ibu.

Gelagatnya yang berubah, membuatku curiga.

Tragedi itu pun terjadi, dia meninggalkan aku

dan anaknya yg masih menyusui demi lelaki

lain, dia menghilang dari kehidupan kami dan

sudah tidak ada kabar lagi darinya hingga

sekarang Annisa sudah berusia 3 tahun.

Annissa Sari. Putri kecilku satu-satunya.

Putriku tumbuh menjadi anak yang ceria, yang

mampu membuat kami geleng-geleng kepala

akan tingkah dan ulahnya.

Dialah penyemangatku untuk saat ini. Demi

dialah aku berjuang dan bertahan di kampung

ini. Dialah putriku yang berharga.

Aku sungguh beruntung masih punya orangtua

yang lengkap. Ditambah lagi putri kecil yang

manis dan ceria walaupun di sisiku masih

tidak ada seorang wanita spesial yang mengisi

hari-hariku.

Sebenarnya, bukan tidak ada perempuan yang

mendekati. Walaupun aku hanyalah seorang

sopir. Tapi tampangku yang lumayan tampan

dan rupawan bisa menaklukkan hati para

perempuan di kampung ini. Hanya saja aku

belum mau memulai sebuah hubungan baru.

Saat ini prioritasku adalah anakku. Putri kecilku Annisa. Aku harus menemaninya tumbuh dan

berkembang. Membangun mental yang kuat

untuknya agar dia tidak berkecil hati walaupun

dia tidak mempunyai seorang ibu yang

merawat dan mendidiknya.

Annisa tidak haus akan kasih sayang.

Orangtuaku selalu memberikan perhatiannya

dan memantau perkembangannya selalu.

Apalagi ada Fatma. Anak bungsu pak Ahmad

yang sering datang kerumah membawakannya

mainan dan peralatan menggambar.

Annisa selalu bersemangat ketika Fatma

berkunjung ke rumah. Dia selalu berlari dan

langsung memeluk Fatma yang ada di

depannya. Senyumnya selalu merekah didepan

Fatma, dia berceloteh khas anak kecil yang

menggemaskan.

Dari raut wajahnya, aku tau dia menyimpan

rasa kepadaku.

Perhatiannya selama ini tak lain dan

tak bukan untuk mengambil rasa simpatiku.

Bukannya aku tidak mau menikah lagi tapi

kenangan masalalu selalu saja terbayang

ketika aku dekat dengan seorang perempuan.

Apalagi dia seorang Fatma. Anak dari juragan

angkotku. Keluarganya banyak membantu

kami. Mereka tidak pernah menyinggung

tentang statusku. Tapi aku yang seorang

orangtua tunggal ini sadar diri.

Dia bisa mendapatkan laki laki yang lebih

segalanya daripada aku yang hanyalah

seorang sopir. Selama ini aku hanya menganggap Fatma sebagai teman dan

seorang adik saja.

Perasaanku masih tertutup rapat bagi

perempuan lain. Mungkin suatu saat akan tiba

waktunya aku menemukan cinta sejatiku.

Sekarang. Biarlah aku menjalani hidupku yang

sederhana. Biarlah aku mencoba bangkit

dengan keadaan. Aku harus berusaha lebih

agar hidupku, anak serta kedua orangtuaku

berubah menjadi lebih baik.

Di kampung inilah aku harus bertahan. Aku

enggan berpisah dengan anak dan kedua

orangtuaku. Sudah banyak yang menyuruhku

untuk mencari peruntungan di ibu kota.

menurut mereka keadaan perekonomian

kampung sekarang tidak stabil. Sudah banyak

orang yang merantau ke kota lain demi menuju

kehidupan yang lebih baik.

Tapi, tidak sedikit dari mereka lupa akan siapa mereka dahulu.

Ya....mereka berubah menjadi lebih sombong

karena sudah merasa memiliki segalanya.

***

"Kasian sekali Malik, dia seorang lelaki yang

baik. Sopan dan ramah tapi, begitu saja

ditinggal istrinya demi lelaki lain." Gumam pak Ahmad ketika Malik sudah berlalu dari rumahnya setelah berhasil membawa uang setoran angkot.

Pak Ahmad berlalu dari tempatnya berdiri,

memasuki rumahnya yang ternyata di

belakangnya, ada anak bungsu tercinta.

"Eh....bapak, bapak sudah disini ya," kata si

anak sambil cengengesan.

"Ngapain kamu disini? pasti ngeliat Malik lagi,

iya kan?" Tanya pak Ahmad bertubi-tubi pada

Fatma.

"Eeemmm ... itu ... iya ... pak," jawab Fatma

sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu harus mengerti Malik itu siapa, bapak

tidak melarang kamu suka sama siapa, tapi

ingatlah satu hal, Malik memang anak baik.

Tapi dia seorang duda. Duda beranak satu," pak

Ahmad berkata panjang lebar menasehati

anaknya.

"Fatma mengerti pak, Ibu sudah menunggu di dapur, Mari kita menunggu makan malam sambil nonton TV bersama!"

Mereka berdua melangkah beriringan menuju

ruang keluarga dan melanjutkan aktifitas sore menjelang malam.

Terpopuler

Comments

ossy Novica

ossy Novica

permulaan yg cukup baik

2023-01-12

0

Sutikno 23

Sutikno 23

ternyata duda anak satu perempuan

2022-09-30

0

Oh Dewi

Oh Dewi

keren novelnya, rapi penulisannya...
Sekalian kasih rekomen novel yang rapi juga, judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, wajib pakek tanda kurung ya nyarinya

2022-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!