Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek

Hari sungguh terik, tidak terasa saatnya

makan siang tiba. Ku parkirkan kendaraanku

di tempat biasa di pangkalan angkot.

Ku edarkan pandanganku pada tiap-tiap

orang yang berlalu lalang, sambil mencari

orang-orang yang sudah biasa menemaniku

makan siang.

...----------------...

Kulihat bapak-bapak seprofesi denganku

melambaikan tangannya, tanda menyapa

dari jauh.

Beginilah hidup di jalanan mencari

nafkah, kami tidak menganggap supir lain

adalah saingan, tapi adalah teman berbagi rasa

dan lelah.

Ku masuki sebuah warung makan

langganan, dan ternyata tepat sekali,

mereka sudah ada disana.

"Woiiii.....Mj sini kamu, malah celingak

celinguk disana," teriak seseorang

memanggilku.

"Yaelah, udah disini aja bang!, pantesan

dicariin diluar tadi kagak ada, udah nemplok

disini rupanya," ku balas teriakan pria tadi.

"Eh artis angkot kita dateng nih," celetuk

seorang pria di sebelahnya lagi.

Aku hanya terkekeh mendengar mereka

memanggilku. Mereka sengaja memanggil

Mj ( eitss...ini bukan Michael Jackson penyanyi

legendaris ya, tapi namaku Malik Jayadi...he )

ataupun artis angkot.

Wajahku yang tidak kalah tampan dengan

model majalah cover boys, dan satu lagi disini

mereka selalu saja berkata kalau aku mirip

dengan Reski Aditya, artis sinetron yang

terkenal itu, hanya saja nasib kita yang

berbeda.

Kuhampiri meja mereka sambil tersenyum

lebar.

"Kalian ini ya kalau gak godain aku

sehariiiii.... aja gak bisa kayaknya, aku kan

pengennya di godain cewek bukan di godain

pak-bapak kayak kalian," sungut ku sebal yang

hanya berpura pura saja.

"Artis kita lagi kenapa nih, kurang kasih

sayang ya mas," gurau mas Yanto sambil

tergelak.

"Lagi PMS kali," celetuk yang lain sambil

tertawa.

Serentak kami tertawa lepas bersama. Kalau

sudah ngumpul begini, beban pikiran yang

menumpuk, sejenak bisa berkurang.

Merekalah teman-temanku di pangkalan yang

selalu menghibur, banyolan mereka tiada

duanya. Apalagi hanya aku yang selalu jadi

bahan candaan buat mereka, maklumlah

mereka semua sudah menikah dan punya

anak, sementara aku kan sudah jadi orangtua

tunggal alias duda tapi duda keren lohhh.

"Kita-kita udah pada mesen makan lho, Mj

pesen aja makan, nanti bayar sendiri ya!! mas

Yanto berceloteh lagi.

"Sekali-kali mbok ya dibayarin gituhhh, gak

kasian ya sama aku yang sendirian tanpa

istri??."

Aku berusaha sok memelas.

"Cup..cup....cup... nanti abang traktir ya!, abang

beliin permen deh biar diem," timpal bang Udin

yang satu majikan denganku.

"Aishh.....kalian ini selalu anggap aku anak

kecil, mentang mentang udah bangkotan,"

gurauku sambil meledek mereka.

"Ni anak kayaknya harus dikasih pelajaran

woii, masak kita di katain bangkotan, asem

sekali , ketek ku aja kagak asem lho." Balas

mas Rudi tak terima dengan tampang yang di

buat-buat sangar.

"Kalau kalian udah ngumpul, warung ku pasti

rame, bukannya rame pelanggan, ramenya

tuh gegara kalian, ngoceeeeehhhhhh terus

gak kelar-kelar." Mbok lastri pemilik warung

menimpali ocehan kami sambil membawa

nampan berisi minuman pesanan

kami semua.

"Artis kita nih mbok, udah macem-macem

sama seniornya!," imbuh Mas Memet, supir

angkot kampung sebelah.

"Ha...ha..ha..kok ya bisa ngatain Malik artis,

udah jelas gantengan nak Malik lah." Mbok

Lastri membelaku sambil tersenyum.

Aku yang jadi bahan obrolan mereka, hanya

bisa sumringah saja.

"Udah mbok tawarin anak bungsu si mbok

sama nak Malik, eh nak Malik malah nolak

mentah-mentah, anak si mbok kan gadis

yang manis dan baik," ucap mbok Lastri

murung sebelum pergi meninggalkan

meja kami.

Ku gapai lengan rentanya sambil tersenyum

"Mbok, bukan karena fisik aku menolak Retno,

dia kan masih muda, dia pantas mendapatkan

pria yang lebih layak daripada aku."

"Iya nak, si mbok tau, ya sudahlah bentar lagi

makanan kalian udah siap, di tunggu aja,

Retno yang kemari nanti." Sambil berjalan

meninggalkan kami.

Suasana yang terasa canggung karena

ucapan mbok Lastri tadi, akhirnya sudah

mulai mereda.

Tiba-tiba......

Braakkkkk......

Terdengar suara meja yang di gebrak oleh

seseorang. Kami semua terkejut dan serentak

menoleh ke arah sumber suara.

"Kamu nih, ngagetin saja, untung manusia

disini pada kuat jantungnya, kalo gak

bisa-bisa ada yang stroke mendadak." Mas

Yanto menoyor kepala bang Memet yang

di teriakin huuuuuu sama teman-teman

yang lain.

"Lagian kaku amat sih, tegang amat kayak

lagi jalan di kuburan, makanya kugebrak

ajah mejanya biar rame, biar seru juga sih

....he he...peace," sambil membentuk jari

telunjuk dan tengah membentuk huruf V.

"Makanan kita dah dateng tuh." Tunjuk mas

Yanto kearah Retno yang membawa nampan

berisi makanan.

"Gara-gara Mj nih kita kelaperan, nunggu

dia tuh bentar tapi berasa lama," cibir

bang Udin.

Tak kutanggapi ucapannya, karena aku tau

dia hanya bercanda. Retno hanya tersenyum

pada kami, tidak ada sepatah katapun yang

keluar dari mulut mungilnya.

Kami makan dengan santai, warung

makan ini memang berbeda dari yang lain,

rasanya enak dan porsi yang di tawarkan

lumayan banyak. Harganya juga sama

seperti warung lainnya.

Itulah yang membuat geng kami

betah makan di tempat ini dan tidak bisa

pindah ke warung lain.

...----------------...

Kami sudah mulai beroperasi lagi ( narik

angkot ya maksudnya 😁). Melangkah

ke arah kendaraan masing masing

dan mulai melanjutkan pekerjaan

yang tertunda.

Ku telusuri jalanan kampung lagi, berharap

masih ada orang-orang yang mau pergi ke kota

ataupun pergi ke kampung lainnya.

Satu persatu kendaraanku yang kosong

mulai terisi penumpang, ya walaupun

tak penuh, setidaknya kan lumayan bisa

menambah kebutuhan dapur.

Terdengar bisik-bisik di bagian belakang.

"Eh... itu mas supirnya ganteng ya, lumayan

kan bisa cuci mata," seorang gadis berkata.

"Beneran deh, kalo di permak penampilannya,

pasti kalah tuh artis ibu kota," timpal gadis

lainnya.

"Kalian kalo ada cowok bening, kebiasaan

banget ya, nyerocos gak ada henti-hentinya,"

sungut yang lain.

"Huuuuuuu.......," seru mereka bersamaan.

Aku yang jadi bahan obrolan mereka,

hanya bisa tersenyum sambil

menggelengkan kepala perlahan.

"Remaja sekarang memang beda,

terang-terangan sekali kalo ngebahas

cowok," batinku.

Hari mulai beranjak senja, ku kendarai

motor butut kesayanganku menuju rumah

setelah memulangkan kembali angkot dan

membayar uang setoran seperti biasa.

"Tumben tadi Fatma gak keluar menyapaku?

apa mungkin dia sudah punya pria yang di

sukainya? ya semoga saja begitu, itu lebih

baik baginya," batinku.

Jalanan senja ini entah kenapa terasa

lengang, ku kendarai motorku dengan pelan.

Terlihat di samping jalan ada seorang wanita,

membawa bungkusan plastik dan tas

punggung yang besar.

Sepertinya aku mengenal wanita tadi, otakku

berkelana, ketika aku melintas disampingnya

perasaanku mulai tak karuan. Kulihat dia dari

kaca spion motor. Benar saja, dia.......

Wanita itu.

Terpopuler

Comments

Sutikno 23

Sutikno 23

lanjut thor

2022-09-30

0

Noe Aink

Noe Aink

kurang asik ceritanya gk greget..

2022-08-29

0

🎐Tsubaki

🎐Tsubaki

siapakah wanita itu?

2022-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 PROLOG
2 Bab 2. Montir baru
3 Bab 3. Dialah Fatma.
4 Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5 Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6 Bab 6. Penyesalan
7 Bab 7. kejutan
8 Bab 8. Kesempatan
9 Bab 9. Tidak mau tahu.
10 Bab 10. Membujuk
11 Bab 11. Tak dihiraukan
12 Bab 12. Menghindar.
13 Bab 13. Berkenalan
14 Bab 14. Rumah sakit
15 Bab 15. Terungkap
16 Pengumuman......cuplikan sekilas
17 Bab 16. Cemburu
18 Bab 17. Perasaan
19 Bab 18. Sakit Hati
20 Bab 19. Kenyamanan semu
21 Bab 20. Insiden kecil
22 Bab 21. Lancang
23 Bab 22. Khawatir
24 Bab 23. Lelucon kecil
25 Bab 24. Mainan baru.
26 Bab 25. Kecurigaan
27 Bab 26. Tertangkap
28 Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29 Bab 28. Awal mula
30 Bab 29. Keputusan Zainab.
31 Bab 30. Menuju awal baru
32 Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33 Bab 32. Memikirkan
34 Bab 33. Tergiur
35 Bab 34. Sudah ketagihan.
36 Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37 36. Bertemu pria tak dikenal.
38 Bab 37. Harus bertahan
39 Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40 Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41 Bab 40. Keinginan
42 Bab 41. Awal kekecewaan
43 Bab 42. Elisa dimasa lalu
44 Bab 43. Kesalahan pertama kami
45 Bab 44. Marshella
46 Bab 45. Rahasia Marshella
47 Bab 46. Kisah singkat Marshella
48 Bab 47. Amarah Elisa
49 Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50 Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51 Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52 Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53 Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54 Bab 53. Lingkungan kosan
55 Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56 Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57 Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58 Bab 57. Berkelanjutan
59 Bab 58. Rencana jebakan
60 Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61 Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62 Bab 61. Pertolongan Elisa
63 Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64 Bab 63. Sudah sadar kembali
65 Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66 Bab 65. Penyitaan hak milik
67 Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68 Bab 67. Sembuh total.
69 Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70 Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71 Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72 Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73 Bab 72. Sarapan bersama Shella
74 Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75 Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76 Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77 Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78 Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79 Bab 78. Rexy yang khawatir
80 Bab 79. Alexandra yang cemburu
81 Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82 Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83 Bab 82. Malik bersedih
84 Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85 Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86 Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87 Bab 86.
88 Bab 87. Tawaran Evans
89 Bab 88. Cipto punya rencana lain
90 Bab 89.
91 Bab 90. Kegundahan Shella
92 Bab 91. Evans yang sedang galau.
93 Bab 92. Area permainan
94 Bab 93. Tak sengaja bertemu
95 Bab 94. Keputusan Cipto
96 Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97 Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98 Bab 97. Pulang kampung
99 Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100 Bab 99. Kesialan Sandra
101 Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102 Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103 Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104 Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105 Bab 104. Pengintaian Rexy
106 Bab 105.
107 Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108 Bab 107. Menyerah atau bertindak
109 Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110 Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111 Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112 Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113 Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114 Bab 113. Masih berencana
115 Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116 Bab 115. Patah hati
117 Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118 Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119 Bab 118. Jebakan
120 Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121 Bab 120. Mendekati anakmu
122 Bab 121. Meyakinkan Annisa
123 Bab 122. Rencana pernikahan
124 Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125 Bab 124. Janji suci pernikahan
126 Bab 125. Honeymoon
127 Pengumuman bonus chapter
128 B. C Setahun Kemudian.
129 B.C Part 2.
130 B.C Part 3
131 B. C Part 4
132 Bonchap End
133 PENGUMUMAN NOVEL BARU
134 Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 PROLOG
2
Bab 2. Montir baru
3
Bab 3. Dialah Fatma.
4
Bab 4. PSG -- Persatuan supir gesrek
5
Bab 5. Sekelebat bayangan masalalu.
6
Bab 6. Penyesalan
7
Bab 7. kejutan
8
Bab 8. Kesempatan
9
Bab 9. Tidak mau tahu.
10
Bab 10. Membujuk
11
Bab 11. Tak dihiraukan
12
Bab 12. Menghindar.
13
Bab 13. Berkenalan
14
Bab 14. Rumah sakit
15
Bab 15. Terungkap
16
Pengumuman......cuplikan sekilas
17
Bab 16. Cemburu
18
Bab 17. Perasaan
19
Bab 18. Sakit Hati
20
Bab 19. Kenyamanan semu
21
Bab 20. Insiden kecil
22
Bab 21. Lancang
23
Bab 22. Khawatir
24
Bab 23. Lelucon kecil
25
Bab 24. Mainan baru.
26
Bab 25. Kecurigaan
27
Bab 26. Tertangkap
28
Bab 27. Musibah keluarga Wiguna
29
Bab 28. Awal mula
30
Bab 29. Keputusan Zainab.
31
Bab 30. Menuju awal baru
32
Bab 31. Sebuah pengalaman baru
33
Bab 32. Memikirkan
34
Bab 33. Tergiur
35
Bab 34. Sudah ketagihan.
36
Bab 35. Naik turunnya kehidupan
37
36. Bertemu pria tak dikenal.
38
Bab 37. Harus bertahan
39
Bab 38. Sepenggal kisah Elisa
40
Bab 39. Kemanakah aku harus pergi
41
Bab 40. Keinginan
42
Bab 41. Awal kekecewaan
43
Bab 42. Elisa dimasa lalu
44
Bab 43. Kesalahan pertama kami
45
Bab 44. Marshella
46
Bab 45. Rahasia Marshella
47
Bab 46. Kisah singkat Marshella
48
Bab 47. Amarah Elisa
49
Bab 48. Pencarian Fatma menemukan titik terang.
50
Bab 49. Sumiyati bernafas dengan lega.
51
Bab 50. Dendi dan keluarganya.
52
Bab 51. Kebahagiaanku kembali perlahan
53
Bab 52. Kisah singkat Cipto Cahyono
54
Bab 53. Lingkungan kosan
55
Bab 54. Kenyamanan Fatma.
56
Bab 55. Pertengkaran ibu dan anak tiri
57
Bab 56. Rencana yang telah disusun.
58
Bab 57. Berkelanjutan
59
Bab 58. Rencana jebakan
60
Bab 59. Visual Supir untuk sang nyonya
61
Bab 60. Menjalankan rencana jebakan.
62
Bab 61. Pertolongan Elisa
63
Bab 62. Bertemu di rumahsakit.
64
Bab 63. Sudah sadar kembali
65
Bab 64. Kekecewaan yang mendalam
66
Bab 65. Penyitaan hak milik
67
Bab 66. Kecemburuan Alexandra Cahyono.
68
Bab 67. Sembuh total.
69
Bab 68. Ujian datang tanpa henti
70
Bab 69. 2nd Male lead muncul kepermukaan
71
Bab 70. Menjalankan keinginan Sandra
72
Bab 71. Fatma yang berusaha move on
73
Bab 72. Sarapan bersama Shella
74
Bab 73. Berkenalan dengan Evans Anderson
75
Bab 74. Usaha Rexy kembali pada Sandra.
76
Bab 75. Pertemuan pertama Malik dengan Rexy
77
Bab 76. Cipto yang mulai berbicara
78
Bab 77. Kesalahan terbesar dalam hidup
79
Bab 78. Rexy yang khawatir
80
Bab 79. Alexandra yang cemburu
81
Bab 80. Marshella yang sudah tidak ketakutan
82
Bab 81. Kabar yang mengejutkan
83
Bab 82. Malik bersedih
84
Bab 83. Rencana licik kedua Sandra
85
Bab 84. Kecurigaan Marwah terbukti.
86
Bab 85. Cipto yang mulai terpancing
87
Bab 86.
88
Bab 87. Tawaran Evans
89
Bab 88. Cipto punya rencana lain
90
Bab 89.
91
Bab 90. Kegundahan Shella
92
Bab 91. Evans yang sedang galau.
93
Bab 92. Area permainan
94
Bab 93. Tak sengaja bertemu
95
Bab 94. Keputusan Cipto
96
Bab 95. Kehilangan kesempatan dan pekerjaan
97
Bab 96. Tak ada lagi kesempatan
98
Bab 97. Pulang kampung
99
Bab 98. Bertemu dengannya lagi
100
Bab 99. Kesialan Sandra
101
Bab 100. Pertemuan kembali dengan Malik
102
Bab 101. Kesedihan Elisa yang berlanjut
103
Bab 102. Rencana Jessy selanjutnya
104
Bab 103. Mulai melangkah tanpa mu
105
Bab 104. Pengintaian Rexy
106
Bab 105.
107
Bab 106. Rahasia bunda Marwah
108
Bab 107. Menyerah atau bertindak
109
Bab 108. Acara peresmian apotek baru
110
Bab 109. Kesedihan Elisa yang terulang
111
Bab 110. Takdir yang menentukan segalanya
112
Bab 111. Kehidupan yang mulai berubah
113
Bab 112. Kebahagiaan Elisa
114
Bab 113. Masih berencana
115
Bab 114. Rencana Evans yang berhasil
116
Bab 115. Patah hati
117
Bab 116. Cerita dibalik kedatangan Elisa
118
Bab 117. Cerita dibalik kedatangan Elisa part2
119
Bab 118. Jebakan
120
Bab 119. Akhirnya tertangkap.
121
Bab 120. Mendekati anakmu
122
Bab 121. Meyakinkan Annisa
123
Bab 122. Rencana pernikahan
124
Bab 123. Fatma dan Evans telah halal.
125
Bab 124. Janji suci pernikahan
126
Bab 125. Honeymoon
127
Pengumuman bonus chapter
128
B. C Setahun Kemudian.
129
B.C Part 2.
130
B.C Part 3
131
B. C Part 4
132
Bonchap End
133
PENGUMUMAN NOVEL BARU
134
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!